ABSTRAK
HUBUNGAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN PERILAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI
BORO
Christina Dyah Kusumanardani Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini adalah untum menganalisis hubungan amses media sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilamu monsumsi anam muda di Paromi Boro KulonProgo.
Penelitian ini merupaman penelitian desmriptif emsplanatif yang dilamsanaman pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anam muda Paromi Boro yang berjumlah 89 orang. Pengambilan sampel dilamuman secara randomnsamplingndengan jumlah 47 orang muda. Data dimumpulman dengan alat bantu muesioner. Uji instrument berupa uji validitas dan reliabilitas yang digunaman pada variable amses media sosial, minat baca, intensitas menonton televisi, perilamu monsumsi. Temnim analisis data menggunaman SpearmannRank.
Hasil penelitian ini menunjumman bahna: (1) terdapat hubungan yang signifiman positif antara amses media sosial dan minat baca anam muda di Paromi Boro (ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) terdapat hubungan yang signifiman positif amses media sosial dan intensitas menonton televisi muda di Paromi Boro (ρ = 0,003 < = 0,05;dan (3) terdapat hubungan yang signifiman positif amses media sosial dan perilamu monsumsi anam muda di Paromi Boro (ρ = 0,000 < = 0,05).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL MEDIA ACCESSMENT AND
THE INTEREST OF READING, THE INTENSITY OF WATCHING TELEVISION, AND THE ATTITUDE OF YOUTH’S CONSUMPTION
AT BORO PARISH Christina Dyah Kusumanardani
Sanata Dharma University 2015
The goal of this study is to identify the relationship betneen social media accessment, the interest of reading, the intensity of natching television, and the attitude of youth’s consumption at Boro Parish.
This study is a descriptive explanatory. This study nas carried out at Boro Parish, Kulon Progo in March 2015. The population of this study nere 89 adults at Boro Parish. The samples nere 47 young adults. The technique of taming samples nas random sampling. The data nere collected by using questionnaires. To test the instrument, validation and reliability nere applied. They nere applied to test social media accessment, the interest of reading, the intensity of natching television, and the attitude of consumption. The technique of analyzing the data nas
SpearmannRank.
The result of this research indicates that: (1) there is a positive and significant relationship betneen the interest of reading and the social media accessment of the adults at Boro Parish (ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) there is a positive and significant relationship betneen the intensity of natching television and the social media accessment of the adults at Boro Parish (ρ = 0,003 <
= 0,05); (3) there is a positive and significant relationship betneen the adults consumption and the social media accessment at Boro Parish (ρ = 0,000 < = 0,05).
HUBUNGAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN MINAT
BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN
PERILAKU KONSUMSI ANAK MUDA DI PAROKI BORO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Christina Dyah Kusumawardani NIM: 101324007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Diriku sendiri
Orang Tuaku Yulius Suwanto dan Paulina
Maruwati untuk doa, dukungan dan kasihnya
yang tiada henti
Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi
MOTTO
ABSTRAK
HUBUNGAN AKSES MEDIA SOSIAL DENGAN MINAT BACA, INTENSITAS MENONTON TELEVISI, DAN PERILAKU KONSUMSI
ANAK MUDA DI PAROKI BORO
Christina Dyah Kusumawardani Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan akses media sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Boro KulonProgo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplanatif yang dilaksanakan pada bulan Maret 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak muda Paroki Boro yang berjumlah 89 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah 47 orang muda. Data dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner. Uji instrument berupa uji validitas dan reliabilitas yang digunakan pada variable akses media sosial, minat baca, intensitas menonton televisi, perilaku konsumsi. Teknik analisis data menggunakan Spearman Rank.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan positif antara akses media sosial dan minat baca anak muda di Paroki Boro (ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) terdapat hubungan yang signifikan positif akses media sosial dan intensitas menonton televisi muda di Paroki Boro (ρ = 0,003 < = 0,05;dan (3) terdapat hubungan yang signifikan positif akses media sosial dan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Boro (ρ = 0,000 < = 0,05).
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL MEDIA ACCESSMENT AND THE INTEREST OF READING, THE INTENSITY OF WATCHING TELEVISION, AND THE ATTITUDE OF YOUTH’S CONSUMPTION
AT BORO PARISH
Christina Dyah Kusumawardani Sanata Dharma University
2015
The goal of this study is to identify the relationship between social media accessment, the interest of reading, the intensity of watching television, and the attitude of youth’s consumption at Boro Parish.
This study is a descriptive explanatory. This study was carried out at Boro Parish, Kulon Progo in March 2015. The population of this study were 89 adults at Boro Parish. The samples were 47 young adults. The technique of taking samples was random sampling. The data were collected by using questionnaires. To test the instrument, validation and reliability were applied. They were applied to test social media accessment, the interest of reading, the intensity of watching television, and the attitude of consumption. The technique of analyzing the data was Spearman Rank.
The result of this research indicates that: (1) there is a positive and significant relationship between the interest of reading and the social media accessment of the adults at Boro Parish (ρ = 0,032 < α = 0,05); (2) there is a positive and significant relationship between the intensity of watching television and the social media accessment of the adults at Boro Parish (ρ = 0,003 < = 0,05); (3) there is a positive and significant relationship between the adults consumption and the social media accessment at Boro Parish (ρ = 0,000 < = 0,05).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih, atas semua berkat-Nya
yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dengan judul “Hubungan Akses Media Sosial Berdasarkan Minat Baca, Intensitas Menonton Televisi, Dan Perilaku Konsumsi Anak Muda Di Paroki Boro” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan skipsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah
memberikan bantuan moril, materi, dukungan, bimbingan maupun kerja sama
penulis, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang Tua Penulis Bapak Yulius Suwanto dan Ibu Paulina Maruwati
untuk semua dukungan dan doa.
2. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. C.Teguh Dalyono, M. S. selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Indra Darmawan, S.E ., M.Si. Dosen Pembimbing II
5. Ibu Kurnia Martika Sari, S.Pd.,M.Sc yang telah membantu, memberi
dukungan, motivasi untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi.
7. Ibu Christina Kristiani selaku Tenaga Administrasi Program Studi
membantu melayani dengan baik dalam hal administrasi juga Bapak
sekretaris MPK USD yang membantu kelancaran Bimbingan.
8. Romo Billi yang telah memberikan izin penelitian di Paroki Boro sehingga
penelitian ini berjalan lancar.
9. Para responden yaitu Orang Muda Katolik (OMK) Paroki yang bersedia
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner.
10.Kakakku Hermawan Candra Putratama yang memberi semangat.
11.Kakek, nenek, pakde, bude, om, tante, sepupu-sepupuku dan keluarga
besar yang memberikan motivasi dan dukungan dalam penyelesaian
skripsi.
12.Ennovia Lintang Kinasih sepupu yang sangat setia menemani, member
motivasi dan dukungan dalam mengerjakan skipsi.
13.Teman Seperjuangan Martinus Fuji Haryoko yang telah menjadi teman
yang baik dalam pengerjaan skripsi dan teman dalam untung dan malang
yang ngehits dan kekinian.
14.Sahabat-sabahatku Pendidikan Ekonomi 2010 Martinus Fuji Haryoko,
Anna Prisma, Christina Puspitaningtyas Hapsarini, Jeni Mawar, Andreas
Adi S.N, Yasin firmansyah R.A, Fx. Deni Wantri H, Yohanes Setya
Nugroho, Alexander Adi, Romi Agus Pratomo, Yohanes wien, Veronika
Wahyu Andriyani, Dwi Handayani, Milia Rizky N.A, Romawati dan
semua teman-teman Pendidikan Ekonomi 2010 yang selalu memberi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang Masalah ... 1
Batasan Masalah ... 4
Rumusan Masalah ... 4
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ... 4
Media Sosial ... 18
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
G. Instrument Penelitian ... 35
H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 37
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data ... 48
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 49
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 50
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ... 50
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Perkerjaan Ayah ... 51
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah ... 51
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Kepemilikan Gawai ... 51
B. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 53
1. Deskripsi Akses Media Sosial Responden ... 53
2. Deskripsi Minat Baca Responden ... 54
3. Deskripsi Menonton Televisi Responden ... 55
4. Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 57
C. Analisis Data ... 58
1. Hasil Analisis Korelasi Speraman Rank ... 58
D. Pembahasan ... 61
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Keterbatasan ... 72
C. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Kisi-kisi Akses Media Sosial ... 36
Tabel III.2 Kisi-kisi Minat Baca ... 36
Tabel III.3 Kisi-kisi Menonton Televisi ... 36
Tabel III.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian ... 38
Tabel III.5 Hasil Pengujian Reliabelitas Variabel Penelitian... 39
Tabel V.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Gender ... 48
Tabel V.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 49
Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 50
Tabel V.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50
Tabel V.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ayah ... 51
Tabel V.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ayah . 52 Tabel V.7 Deskripsi Penilaian Akses Media Sosial Responden ... 53
Tabel V.8 Deskriptive Statistics ... 54
Tabel V.9 Deskripsi Minat Baca Responden ... 54
Tabel V.10 Deskriptive Statistics ... 55
Tabel V.11 Deskripsi Menonton Televisi Responden ... 56
Tabel V.12 Deskriptive Statistics ... 57
Tabel V.13 Deskripsi Perilaku Konsumsi Responden ... 57
Tabel V.14 Deskriptive Statistics ... 58
Tabel V.15 Hasil Analisis korelasi Spearman Rank Akses Media sosial Dengan Minat Baca ... 59
Tabel V.16 Hasil Analisis korelasi Spearman Rank Akses Media sosial Dengan Menonton Televisi ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ... 75
Lampiran 2 Data Identitas Responden ... 76
Lampiran 3 Hasil Deskripsi Responden ... 77
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 80
Lampiran 5 Hasil Statistika Deskripsi ... 83
Lampiran 6 Hasil Kategorial ... 85
Lampiran 7 Hasil Uji Nonparametric Correlation ... 86
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi merupakan suatu hal yang terlihat dari perkembangan secara
globalisasi. Kemajuan teknologi dan komunikasi pada masa sekarang ini mempermudah
setiap orang terutama di kalangan pelajar untuk kehidupannya. Globalisasi merupakan suatu
proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya dalam menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak dan media sosial (elektronik), globalisasi terbentuk oleh
adanya kemajuandi bidang komunikasi dunia. Perkembangan teknologi informasi dan
komukasi memang sudah dirasakan oleh setiap masyarakat. Perkembangan tekonologi yang
serba digital membawa orang ke dunia bisnis yang revolusioner karena dirasakan lebih
mudah, murah, praktis dan dinamis berkomunikasi dan memperoleh informasi. Akibatnya
terhadap perubahan gaya hidup manusia yang semakin kompleks dan ingin segala
sesuatunya instan, karena sifatnya sebagai Mobile Human yang dinamis. Artinya bahwa manusia jaman modern ini dapat mengikuti perkembangan jaman dan menggunakan segala
fasilitas untuk kepentingan hidupnya. Salah satu tekhnologi yang canggih dan fleksibel ialah gawai (gadget). Remaja di kota maupun di desa mengenal dan menggunakan gawai. Seperti yang kita ketahui dari dulu gadget sudah ada, tetapi dengan semakin berkembangnya teknologi di dunia maka gawai diperbarui menjadi lebih mudah digunakan dan mempunyai
Di jaman era globalisasi yang sedang berlangsung sekarang ini banyak orang di sekitar
kita khususnya anak remaja memiliki gawai dengan melihat keunggulan gawai yang dipilih.
Maksudnya gawai tidak hanya memiliki fungsi untuk berbicara tanpa bertatap muka tetapi
juga memiliki fungsi untuk mengakses internet agar mereka dapat memaksimalkan
pemanfaatkan akses media sosial. Jenis media sosial yang sering di akses oleh remaja jaman
sekarang adalah BBM (Blackberry Masanger),WhatsApp, Twitter, Facebook, Line, Path, Instagram dan Bee Talk.Situs jejaring sosial di kalangan remaja telah berkembang pesat terbukti hampir semua anak muda memiliki lebih dari 1 media sosial. Penggunaan jejaring
sosial mempunyai dampak positif dan dampak negatif khususnya di kalangan remaja, karena
kalangan remaja mudah dipengaruhi. Tidak hanya permasalahan sosial saja yang muncul
dengan adanya jejaring sosial, tetapi munculnya permasalah pendidikan yaitu pelajar
cenderung mengabaikan tugas sebagai pelajar akibat terlalu asik mengakses jejaring sosial
yang mereka miliki. Anak muda cenderung lupa akan tugasnnya untuk mengerjakan tugas
dan membaca buku yang berkaitan dengan akademiknya untuk bermain game dan membuka
situs jejaring sosial.
Minat membaca bagi sesorang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena selain
menambah pengetahuan maupun informasi, membaca sebagai salah satu bentuk cara
penyadaran bagi sesorang untuk lebih berpikir analitis dan kreatif. Aplikasi media sosial
yang mereka miliki lebih menarik perhatian pelajar termasuk orang muda katolik di Paroki
Boro, sehingga minat baca mereka menurun. Biasanya pelajar lebih tertarik membaca buku
non pelajaran daripada buku pelajaran yang menurut para pelajar membosankan karena
lebih menarik para pelajar lebih tertarik untuk mengakses jejaring sosial yang mereka miliki
pada gawai yang mereka punya.
Keberadaan televisi membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat, khususnya
anak-anak dan remaja. Tidak dapat dipungkiri semakin banyaknya acara televisi dengan berbagai
program dan acara yang menarik membawa akibat bagi remaja karena acara program televisi
yang mudah dikonsumsi anak seusia mereka. Bagi remaja khususnya pelajar menonton
televisi bisa dijadikan sebagai sarana belajar, bermain dan juga sebagai pengisi waktu luang.
Tapi disisi lain, seharusnya anak bisa memilih program televisi yang tepat, lamanya waktu
yang digunakan menonton televisi secara tepat dan juga membatasi jumlah menonton
televisi. Namun dalam kenyataannya acara televisi akan mempengaruhi anak dalam minat
membaca buku, dengan demikian kalau anak sering menonton televisi maka sangat mungkin
minat membaca buku akan sangat minim karena sebagian waktu digunakan untuk menonton
televisi.
Akhir-akhir ini banyak media sosial yang muncul dan sudah merajalela di kalangan
remaja khususnya orang muda Katolik Paroki Boro berlomba-lomba untuk memiliki gawai
yang mempunyai semua aplikasi yang mereka inginkan. Status sosial ekonomi orang tua
dapat dijadikan ukuran memilih gawai yang akan mereka miliki, serta semakin
berkembangnya media sosial semakin mengedepankan lifestyle dan persaingan dengan teman sebaya yang telah lebih dulu menggunakan jejaring sosial. Semakin anak muda
mengedepankan lifestyle berarti mereka memiliki tingkat konsumsi yang tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
B. Batasan Masalah
Orang muda katolik Paroki St. Theresia Lisieux Boro adalah remaja yang selalu
mengikuti perkembangan jaman dan perkembangan teknologi. Salah satu contohnya adalah
mengakses media sosial dengan memanfaatkan gawai yang mereka miliki. Dalam setiap
aktifitas mereka meluangkan waktu untuk mengakses media sosial. Dari situ peneliti ingin
meneliti aktivitas anak muda katolik di ParokiBoro berkaitan dengan hubungan akses media
sosial dengan minat baca, intensitas menonton televisi dan perilaku konsumsi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan akses media sosial dengan minat baca anak muda di paroki
Boro?
2. Apakah ada hubungan akses media sosial dengan intensitas menonton televisi anak
muda di paroki Boro?
3. Apakah ada hubungan akses media sosial dengan perilaku konsumsi anak muda di
paroki Boro?
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Akses media sosialadalah frekuensi dan durasi pemanfaatan media sosial. Indikator
dari variabel pemanfaatan gadget terdiri atas:
- Frekuensi pemanfaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan
- Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan
atau mengakses media sosial dalam jangka waktu 1 kali akses.
- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses adalah banyaknya aplikasi media sosial
yang dimiliki.
2. Minat baca adalah kegemaran siswa membaca buku (novel, fiksi dan komik).
Indikator dari variabel minat baca terdiri atas:
- Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam
jangka waktu satu hari.
- Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam
jangka waktu satu hari.
- Jenis buku yang dibaca
- Jumlah buku yang dibaca per bulan
3. Intensitas menonton televisi adalah tingkat keseringan melihat siaran televisi sebagai
media audio visual dengan tingkat perhatian tertentu. Indikator dari variabel intensitas
menonton televisi terdiri atas:
- Frekuensi atau tingkat keseringan menonton televisi adalah berapa kali responden
menonton program acara televisi dalam jangka waktu satu hari.
- Durasi menonton televisi dalam sehari adalah total waktu rata-rata yang
dihabiskan responden untuk menonton televisi dalam jangka waktu satu hari.
- Jenis acara televisi yang ditonton adalah pilihan program acara yang ditonton
4. Perilaku konsumsi adalah tindakan siswa dalam mengkonsumsi atau membeli suatu
baranguntuk memuaskan kebutuhan mereka. Indikator untuk mengukur variabel
perilaku konsumsi terdiri atas:
- Perilaku siswa dalam memilih tempat perbelanjaan
- Perilaku siswa dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
- Perilaku siswa dalam menggunakan uang saku
- Perilaku siswa dalam mengisi waktu luang
- Perilaku siswa dalam memilih barang-barang branded
E. Tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara akses media sosial dengan minat
baca OMK St. Theresia Lisieux Boro .
2. Untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara akses media sosial dengan
intensitas menonton televisi OMK St. Theresia Lisieux Boro.
3. Untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara akses media sosial dengan perilaku
konsumsi OMK St. Theresia Lisieux Boro.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoretis
Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan serta dapat digunakan
2. Secara praktis
a. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan yang berguna untuk
acuan penlitian tentang penggunaan gadget.
b. Bagi pembaca
Diharapkan dengan penelitia ini pembaca dapat menggunakan dan memafaatkan
jejaring sosial denga baik.
c. Bagi peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Penelitian mengenai media sosial pada umumnya mengacu dalam hal pengaruh sosial
dan komunikasi dalam kehidupan. Media sosial sedikit demi sedikit membawa pengaruh
masyarakat mengubah pola pikir serta budaya perilaku masyarakat. Keberadaan media sosial
dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa
pengaruh penetapan pola hidup masyarakat. Perubahan pola tingkah laku yang diakibatkan
oleh media sosial dapat terjadi di lingkungan, keluarga, sekolah dan dalam kehidupan
bermasyarakat. Wujud perubahan pola tingkah laku lainnya yaitu gaya hidup, perubahan
gaya hidup dalam hal peniruan atau imitasi secara berlebihan terhadap seorang figuran yang
sedang diidolakan berdasarkan informasi yang diperoleh dari media sosial.
Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus
berkonsumsi. Konsumsi telah menjadi budaya, yaitu budaya konsumsi. Bagi masyarakat
konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari
serbuan berbagai informasi yang berurusan dengan kegiatan konsumsi. Di rumah, kantor, di
sekolah ataupun tempat-tempat lain masyarakat tidak henti-hentinya disajikan berbagai
informasi yang menstimulasi konsumsi melalui iklan di tv, koran, ataupun
majalah. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yang telah melanda sebagian besar
wilayah dunia, saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat Indonesia, baik masyarakat
Teori yang akan mendukung penelitian ini dan variabel yang menghubungkannya
sebagai berikut :
1. Perilaku konsumen
a. Pengertian perilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis yang mencakup perilaku
individual, kelompok dan anggota masyarakat yang secara terus menerus
mengalami perubahan. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), agar dapat
memahami perilaku konsumen secara tepat dengan memperhatikan tindakan
langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan
beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal yang
mempengaruhinya.
Hawkins dan Mothersbaugh (Suryani, 2013:6) menyatakan:
“Consumer behavior is the study if individuals, group or organizations, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impacts that these processes have on the consumer and society.”
Merujuk pada pendapat Hawkins dan Mothersbaugh, perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses
yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan memperhatikan
produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya
terhadap konsumen dan masyarakat.
Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa
keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang
dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu yang
berhubungan dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan,
menggunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis serta dapat dipengaruhi oleh
lingkungan.
Seorang ekonom yang bernama James S. Dusenberry (Andersson, 2006)
menyebutkan bahwa konsumsi seseorang banyak dipengaruhi oleh konsumsi
orang lain dalam hubungan sosialnya. Duesenberry menyebutnya sebagai konsep
Demonstration Effect. Demonstration Effects yang dimaksud di sini adalah efek peniruan oleh masyarakat dalam mengkonsumsi barang karena terpengaruh oleh
pola konsumsi kelompok masyarakat lain yang lebih kaya atau berpenghasilan
tinggi. Tak jarang masyarakat juga meniru pola konsumsi para bintang dunia.
Bagaimana para bintang dunia itu berpenampilan, baik pakaian, sepatu, tas dan
assesoris lainnya, kemudian kendaraan apa yang digunakan para bintang tersebut,
akan ditiru oleh masyarakat. (Sumber: www.anneahira.com/teori-konsumsi.htm)
b. Macam-macam perilaku konsumen
Setiap konsumen mempunyai selera yang berbeda satu dengan yang lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga selera akan mempengaruhi tingkat
barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan
perilaku konsumen irasional.
1) Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
(a) Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagikonsumen
(b) Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen
(c) Mutu barang terjamin
(d) Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
2) Perilaku Konsumen Irasional
Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika
konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih
dahulu, contohya yaitu :
(a) Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik
(b) Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen
(c) Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon
(d) Prestise atau gengsi
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2006:159), faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi dan
faktor psikologis.
Faktor kebudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dan mendalam
pada perilaku konsumen.
a) Budaya
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang atau
faktor penentu paling pokok dari keinginan seseorang.
b) Sub Budaya
Tiap budaya mempunyai sub budaya yang lebih kecil, atau kelompok
orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
hidup yang sama, yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang
lebih spesifik untuk anggota mereka.
c) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian yang relatif permanen dan berjenjang
dalam masyarakat di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku
yang sama.
2) Faktor sosial
a) Kelompok Referensi
Perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil yang
mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku orang tersebut.
b) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat.Anggota keluarga pembeli dapat memberi pengaruh
c) Peran dan Status
Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, keluarga, klub maupun
organisasi.Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat ditentukan
dalam segi peran dan status.
3) Faktor pribadi
a) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Daur hidup orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli
sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang akan
berubah sesuai dengan bertambahnya usia.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan
dibeli.
c) Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk yang
akan dibeli.
d) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya.
e) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik kecenderungan merespon individu
melintasi situasi yang serupa atau mirip. Setiap orang akan mempunyai
karakteristik pribadi yang menyebabkan perilaku pembeliannya.
menyebabkan respon yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeliannya)
4) Fakor psikologis
a) Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang enerjik yang menggerakan perilaku
dan memberi tujuan dan arah pada perilaku.
b) Persepsi
Persepsi yaitu proses yang digunakan oleh individu untuk memilih dan
mengorganisasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran yang
mempunyai arti.
c) Pembelajaran
Pembelajaran dapat mendorong perubahan dalam perilaku kita yang
timbul dari pengalaman.
d) Kepercayaan dan Sikap
Melalui pembelajaran, seseorang akan mendapatkan suatu kepercayaan
dan sikap. Pada akhirnya, kepercayaan dan sikap ini mempengaruhi
perilaku pembelian seseorang.
d. Tipe perilaku pembelian konsumen
Menurut Kotler (2006:177) bahwa ada 4 (empat) tipe perilaku pembelian
konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di
Antara merek sebagai berikut:
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang ditentukan oleh
keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan perbedaan yang
dianggap signifikan antar merek. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu
membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, berisiko dan dapat
mencerminkan pembelinya, seperti mobil, televisi, jam tangan, komputer
pribadi, pakaian, dan lain-lain.
2) Perilaku pembelian pengurangan disonansi/ ketidak cocokan (Dissonance Reducing Buying Behaviour)
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang mempunyai karakter
keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit anggapan perbedaan antar merek.
Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang mahal, tidak sering
dilakukan, berisiko, dan membeli secara relative cepat karena perbedaan merek
tidak terlihat misalnya karpet, pipa PVC, keramik, dan lain-lain. Pembeli
biasanya mempunyai respon terhadap harga atau yang memberikan
kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi
keputusan pembelian.
3) Perilaku pembelian kebiasaan (Habitual Buying Behaviour)
Perilaku pembelian dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan
konsumen rendah dan anggapan perbedaan merek sedikit. Konsumen memilih
produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena konsumen
tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut.
Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk seperti gula, air mineral
4) Perilaku pembelian mencari keragaman (Variety Seeking Buying Behaviour) Perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan
konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang
signifikan. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan
bukan kepuasan. Jadi dalam perilaku ini, merek bukan merupakan suatu yang
mutlak. Perilaku pembeli yang mencari keragaman biasanya terjadi pada
produk-produk yang sering dibeli, harganya murah dan konsumen sering
mencoba merek-merek baru.
2. Komunikasi
Teori Komunikasi pada dasarnya sangat dibutuhkan dalam menerapkan suatu
komunikasi baik komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, ataupun
komunikasi massa karena kegunaan dari teori komunikasi sebagai penjelas dan pemberi
suatu informasi terhadap objek-objek komunikasi dan agar supaya para komunikan bisa
menyerap dengan sangat apa yang disampaikan oleh komunikator adapun yang sangat
dibutuhkan dalam komuikasi termasuk dalam menerapkan teori komunikasi adalah
komunikator, media, pesan, pemirsa dan umpan balik. Dan dari kesekian element
komunikasi yang paling banyak mempunyai peran penting dalam proses berkomunikasi
adalah seorang komunikator jika seorang komunikator handal maka umpan baliknya
akan tercapai dengan sangat baik. Dan yang paling penting dalam teori komunikasi
adalah bagaimana kita bias membangun komunikasi tersebut dengan baik dan jelas.
Teori komunikasi banyak yang menjelaskan dari berbagai kalangan terutama dari
bias menyimpulkan bahwa teori komunikasi adalah relasi dari berbagai konsep-konsep
komunikasi yang ada dan diterapkan secara keseluruhan atau sebagian oleh para
komunikator yang ada kaitannya dengan proses komunikasi.
3. Media Massa
Media Massa (Mass Media) –sering disingkat jadi “media” saja adalah channel, media, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa,
yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.
Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah “sarana penyampai pesan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, dan surat
kabar”. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara.
Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan.
Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang
digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978:38).
Jenis-jenis media masa adalah:
Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran
kertas.Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci
meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b)
tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto),
(d) buku (1/2 majalah), (e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8),
dan (f) buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa
Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya
disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan
teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang dapat kita
temukan di internet (situs web). Misalnya Path, Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp, LINE dan BeeTalk.
4. Media Sosial
Layanan jejaring sosial adalah layanan dalam jaringan, platform, atau situs yang bertujuan memfasilitasi pembangunan jaringan sosial atau hubungan sosial di antara
orang-orang yang memiliki ketertarikan, aktivitas, latar belakang, atau hubungan dunia
nyata yang sama. Suatu layanan jejaring sosial terdiri dari perwakilan masing-masing
pengguna (biasanya berupa profil), hubungan sosialnya, dan berbagai layanan
tambahan. Kebanyakan layanan ini berbasis web dan penggunanya berinteraksi melalui
Internet, seperti surat elektronik dan pesan instan. Layanan komunitas dalam jaringan
kadang dianggap sebagai layanan jejaring sosial, meski dalam artian yang lebih luas
layanan jejaring sosial bersifat terpusat pada individu, sementara layanan komunitas
daring bersifat terpusat pada grup. Situs-situs jejaring sosial memungkinkan pengguna
berbagi ide, aktivitas, acara, dan ketertarikan di dalam jaringan individunya
masing-masing.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
forum dan dunia virtual.Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
5. Televisi
a. Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom
(hitam-putih) maupun berwarna.Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele ("jauh")
dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi
dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.” (http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi)
Dalam Ensiklopedi Indonesia, televisi dimaksudkan sebagai sistem
pengambilan, registrasi, penyimpanan, dan penyuguhan kembali gambar melalui
tenaga listrik. Gambar ditangkap dengan kamera televisi diubah menjadi sinyal
listrik dan dikirim langsung lewat kawat kepada pesawat penerima. Lazimnya
penyampaian gambar sekarang menggunakan gelombang elektromagnetis yang
disiarkan statsiun pemancar televisi, pesawat penerima mengubah gelombang
elektromagnetis menjadi gambar dan suara.
b. Intensitas Menonton Televisi
Pengertian intensitas dalam kehidupan sehari-hari dapat diapahami sebagai
ukuran atau tingkat. Dalam kamus bahasa Inggris, intensitas diistilahkan dengan
sebagai suatu kekuatan untuk mendukung suatu pendapat atau suatu sikap (Chaplin,
2006).
Intesitas juga dapat diartikan sebagai sebuah istilah yang terkait dengan
“pengeluaran energi” atau banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam waktu tertentu. Intensitas dapat diukur berdasarkan sejauhmana kedalaman
informasi yang dapat dipahami oleh responden. Kebanyakan aktivitas menonton
berawal dari sebuah kebutuhan akan informasi yang kemudian berpola dan menjadi
semacam ritual keseharian. Aktivitas menonton televise adalah suatu proses yang
rmit, terjadi dalam praktik domestic, yang hanya dapat dipahami dalam konteks
kehidupan sehari-hari (Triwardani & Wicandra, 2007). Menonton adalah:
a) Menonton merupakan perilaku pasif. Ketika televise menyala, pikiran penonton
berhenti, interaksi personal terhenti dan tubuh pun tidak berpindah-pindah. Hal
ini akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, karena beberapa penyakit
kronis berasal dari kegiatan pasif
b) Menonton acara yang disajikan televise berarti individu yang menonton akan
mengalami proses observational learning (modeling) yang akan mempengaruhi berbagai segi kehidupan manusia karena salah satu cara manusia belajar adalah
dengan mengobservasi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas intensitas berarti kualitas dari tingkat
kedalaman yang meliputi kemampuan, daya konsentrasi terhadap sesuatu, tingkat
keseringan dan kedalaman cara dan sikap seseorang pada objek tertentu. Jadi,
intensitas menonton televise dapat dipahami sebagai tingkat keseringan (frekuensi),
c. Aspek-aspek intensitas menonton televisi
Sebagai media masa, televisi akan member dampak tertentu bagi pemirsanya
baik secara positif ataupun negatif. Pengaruh media televise akan berbeda-beda
bagi masing-masing individu sebagai pemirsanya, hal ini diakibatkan seberapa
besar ikatan emosional yan terjalin diantara televise dan permirsanya. Tinggi
rendahnya ikatan emosional ini dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantarnya
adalah intensitas menonton televisi. Terdapat tiga hal yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk mengidentifikasi perilaku anak dan remaja dalam menonton
televisi, yaitu:
a) Total waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menyaksikan televise per hari.
b) Pilihan program acara yang ditonton dalam sehari dan program acara yang
paling disukai.
c) Frekuensi menonton televise program acara tertentu.
6. Minat Baca
Minat merupakan gambaran sifat dan ingin memiliki kecenderungan tertentu. Minat
juga diartikan suatu momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif pada suatu
tujuan atau objek yang dianggap penting .Objek yang menarik perhatian dapat dapat
membentuk minat karena adanya dorongan dan kecenderungan untuk mengetahui,
memperoleh, atau menggali dan mencapainya.
Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang
mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh
merupakan produk belajar menurut Sudarman dalam http://indiharsono.blogspot (2008).
Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :
a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan
inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.
b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat sebagai
hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian
tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat
menurut Sugono dalam http://indiharsono.blogspot(2009). Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap kemampuan membaca. Umumnya kemampuan membaca
dimaksud, ditujukan oleh pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan
tingkat kecepatan yang dimiliki. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam
membaca antara lain :
a. Tingkat inteligensi
b. Kemampuan berbahasa
c. Sikap, minat, emosi
d. Keadaan membaca
e. Kebiasaan membaca
f. Pengetahuan tentang cara membaca
g. Latar belakang sosial ekonomi dan budaya Pengetahuan
Membaca adalah suatu kebiasaan yang harus ditanamkan, harus dipupuk, harus
dibina, harus dididik. Pembinaan itu tidak hanya terbatas kepada penguasaan teknik
secara cepat dan tepat menentukan apakah bahan bacaan yang dia hadapi itu ada nilai
untuk dibaca atau tidak.
Faktor – faktor yang menghambat pembinaan minat baca :
a. Tidak adanya atau kurangnya kegemaran membaca buku yang baik yang
dicontohkan oleh orang-orang tua termasuk guru-guru.
b. Tidak adanya atau kurangnya bahan-bahan bacaan yang baik yang dapat
memuaskan dahaga anak-anak akan bacaan.
c. Tidak adanya pendidikan dan pembinaan membaca, termasuk pendidikan teknik
membaca disekolah.
d. Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian
e. Daya beli bacaan masih sangat kurang
Minat baca usia remaja sering didominasi berbagai hal yang sifatnya
menghibur pilihan jenis buku yang sering mereka konsumsi adalah cerita-cerita
hiburan, kemajuan teknologi pun juga tidak kalah pentingnya dalam dominasi
penghambat minat baca remaja akibat teknologi yang lebih canggih dan menarik
perhatian dan waktu luang mereka.
B. Kerangka Teoritik
1. Hubungan akses media sosial dengan minat baca
Minat baca adalah merupakan hasrat seseorang atau OMK terhadap bacaan,
yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh
mereka konsumsi adalah cerita-cerita hiburan, kemajuan teknologi pun juga tidak
kalah pentingnya dalam dominasi penghambat minat baca remaja akibat teknologi
yang lebih canggih dan menarik perhatian dan waktu luang mereka.
2. Hubungan akses media sosial dengan menonton televisi
Hubungan antara menonton televisi dengan akses media sosial pada remaja
adalah dengan menonton televisi remaja akan terpengaruh dengan iklan atau tawaran
yang disediakan oleh televisi yang berkaitan dengan akses media sosial, misalnya
tayangan televise tentang aplikasi media sosial yang baru dan menarik.
3. Hubungan akses media sosial dengan perilaku konsumsi
Akses media sosial memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi. Dengan
mengakses media sosial maka mereka melakukan tindakan langsung dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku yang
dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen,
situasi dan kondisi eksternal yang mempengaruhinya.
Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan model penelitian sebagai berikut :
Gambar II.1 Kerangka Teoritik
MINAT BACA
AKSES MEDIA SOSIAL
MENONTON TELEVISI
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dan landasan teori di atas
maka dalam penelitian ini hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada hubungan akses media sosial anak muda di Paroki Boro dengan minat baca.
2. Ada hubungan akses media sosial anak muda di Paroki Boro dengan intensitas
menonton televisi
3. Ada hubungan akses media sosial anak muda di Paroki Boro dengan perilaku
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksplanatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang
belum diketahui. Penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji hubungan antar variable
yang dihipotesiskan.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah OMK di Paroki Boro. Adapun alasan memilih subjek
penelitian tersebut yaitu anak muda sebagai bagian dari masyarakat yang terbesar
merupakan sasaran penggunakan gawai untuk pemenuhan konsumsi dan gaya hidup
masyarakat modern. Masyarakat yang paling setia mengikuti trend perkembangan jaman
adalah anak muda baik di kota maupun di desa. Dengan alasan karena gawai merupakan
alat komunikasi maupun alat pencari informasi yang paling mudah, praktis dan cepat.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah akses media sosial dalam hubungannya dengan minat
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Orang Muda Katolik
(OMK) paroki Boro. Berdasarkan Ardaskas (Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang)
OMK adalah orang muda yang berumur 15-35 tahun dan yang berjumlah 89 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010). Cara menentukan ukuran sampel yang diambil dari populasi
diketahui, maka rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = error level 10% (tingkat kesalahan sebesar 10%)
maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar:
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh hasil jumlah sampel yang diperlukan
D. Data yang Dicari
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam penelitian
ini responden berasal dari OMK St. Theresia Lisieux Boro melalui daftar pertanyaan
atau kuesioner mengenai:
a. Akses media sosial
b. Minat baca
c. Intensitas menonton televisi
d. Perilaku konsumtif
2. Data Sekunder
Data sekunder diperlukan bagi peneliti sebagai pendukung kelengkapan teori
terhadap hasil penelitian. Sumber data ini diperoleh dari OMK St. Theresia Lisieux
Boro mengenai:
a. Keadaan geografis
b. Keadaan demografis
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Menurut Noor (2010), variable merupakan suatu sebutan yang dapat diberi nilai
angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel penelitian pada dasarnya
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah akses media social
ditinjau dari minat baca, menonton televisi dan perilaku konsumsi.
2. Definisi Operasional
a. Akses Media sosial
Akses media sosial adalah Frekuensi dan durasi penggunaan media sosial. Indikator
untuk mengukur variable pemanfaatan media social adalah:
- Frekuensi pemanfaatan media sosial
Frekuensi pemafaatan media sosial adalah berapa kali responden menggunakan
atau mengakses media social dalam jangka waktu satu (1) hari. Hal ini dapat
dilihat melalui:
(1) 5 kali atau lebih aplikasi diberi skor 5
(2) 3-4 kali diberi skor 4
(3) 1-2 kali diberi skor 2
(4) Tidak pernah diberi skor 1
- Durasi penggunaan media sosial
Durasi penggunaan media sosial adalah berapa lama responden menggunakan
atau mengakses media sosial dalam satu (1) kali akses. Hal ini dapat dilihat
melalui:
(1) 1 jam atau lebih diberi skor 5
(3) 30 menit diberi skor 2
(4) Kurang dari 15 menit diberi skor 1
- Jumlah aplikasi media sosial yang diakses
Jumlah aplikasi media sosial adalah banyaknya aplikasi media sosial yang
dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) 5 aplikasi atau lebih diberi skor 5
(2) 3 aplikasi diberi skor 4
(3) 2 aplikasi diberi skor 2
(4) 1 aplikasi diberi skor 1
b. Minat Baca
Minat baca adalah kegemaran OMK membaca buku. Indikator untuk mengukur
variable minat baca adalah:
- Frekuensi membaca buku
Frekuensi membaca buku adalah berapa kali responden membaca buku dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat dari:
(1) > 5 kali atau lebih diberi skor 4
(2) 4 kali diberi skor 3
(3) 3 kali diberi skor 2
- Durasi membaca buku
Durasi membaca buku adalah berapa lama responden membaca buku dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 4 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) < 1 jam diberi skor 1
- Jenis buku yang dibaca
Jenis buku yang dibaca adalah macam atau ragam buku yang dibaca per bulan.
Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) Buku pelajaran diberi skor 5
(2) Majalah atau koran diberi skor 4
(3) Novel diberi skor 2
(4) Komik diberi skor 1
- Jumlah buku yang dibaca
Jumlah buku yang dibaca adalah banyaknya buku yang dibaca perbulan. Hal ini
dapat dilihat melalui:
(1) > 5 diberi skor 5
(2) 4 diberi skor 4
(3) 3 diberi skor 2
c. Intensitas menonton televisi
Intesitas menonton televisi adalah aktifitas melihat siaran televisi sebagai media audio
visual tingkat perhatian tertentu. Indikator untuk mengukur variable menonton
televisi adalah:
- Frekuensi menonton televisi
Frekuensi menonton televisi adalah berapa kali responden menonton televisi
dalam jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 kali diberi skor 5
(2) 4 kali diberi skor 4
(3) 3 kali diberi skor 2
(4) <2 kali diberi skor 1
- Durasi menontontelevisi dalam sehari
Durasi menonton televisi adalah berapa lama responden menonton televisi dalam
jangka waktu 1 hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(1) 5 jam diberi skor 5
(2) 3 jam diberi skor 4
(3) 2 jam diberi skor 2
(4) 1 jam diberi skor 1
- Jenis acara televisi yang ditonton
Jenis acara televisi yang ditoton adalah macam atau ragam acara televisi yang
ditonton per hari. Hal ini dapat dilihat melalui:
(2) Berita diberi skor 4
(3) Talk show diberi skor 2
(4) Pertandingan sepak bola diberi skor 1
d. Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi adalah tindakan OMK dalam mengkonsumsi atau membeli suatu
barang (pakaian, tas, sepatu, makanan, minuman, dan lain-lain) untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan mereka. Indikator untuk mengukur variabel perilaku
konsumsi adalah:
- Perilaku OMK dalam memilih tempat perbelanjaan
- Perilaku OMK dalam mengkonsumsi makanan dan minuman
- Perilaku OMK dalam menggunakan uang saku
- Perilaku OMK dalam mengisi waktu luang
- Perilaku OMK dalam memilih barang-barang branded
Kategori perilaku konsumsi siswa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Perilaku konsumsi rasional
Perilaku konsumsi rasional dalam penelitian ini berarti siswa membeli
atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan. OMK yang mempunyai
sifat yang rasional, yaitu OMK membeli barang yang benar-benar dibutuhkan,
OMK tidak memiliki kebiasaan berbelanja di mall atau department store, mutu atau kualitas barang baik atau dengan kata lain OMK tidak terlalu mementingkan
merk pada barang tersebut, OMK membelidengan harga yang sesuai kemampuan
konsumsi yang didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan dapat mengontrol
pengeluarannya.
2) Perilaku konsumsi cukup rasional
Perilaku konsumsi cukup rasional dalam penelitian ini berarti OMK
membeli atau mengkonsumsi suatu barang atas dasar kebutuhan dan keinginan.
OMK yang memiliki perilaku konsumsi cukup rasional, yaitu OMK terkadang
membeli barang karena kebutuhannya namun terkadang membeli karena ada
bursa obral, diskon, atau bonus-bonus. OMK tidak selalu berbelanja di mall atau
department store, OMK mengisi waktu luangnya untuk belajar dan mengunjungi pusat keramaian, OMK tidak harus selalu makan dengan harga yang mahal. Dapat
disimpulkan bahwa perilaku konsumsi cukup rasional ini OMK tidak selalu
bertindak rasional tetapi juga terkadang bertindak irasional.
3) Perilaku konsumsi kurang rasional
Perilaku konsumsi kurang rasional dalam penelitian ini berarti OMK
tersebut mengkonsumsi atau membeli barang tanpa memikirkan kegunaanya
terlebih dahulu. Perilaku konsumsi ini hanya memuaskan kepuasan atau keinginan
semata, seperti OMK cenderung boros dalam menggunakan uangnya, OMK
memiliki kebiasaan berbelanja di mall, OMK mengisi waktu luangnya dengan
berkunjung ketempat hiburan (mall, game center, cafe, dll), OMK membeli barang-barang branded padahal tidak terlalu membutuhkannya, OMK membeli barang yang kurang dapat memberikan kegunaan optimal. Oleh karena itu, OMK
didasarkan oleh kebutuhan yang rasional dan kurang dapat mengontrol
pengeluarannya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
menjawab rumusan masalah. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner
atau angket kepada responden dan dokumentasi.
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data hubungan akses media
sosial dengan minat baca, menonton televisi dan perilaku konsumsi OMK paroki St.
Theresia Lusieux Boro.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menyalin data yang
relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh adalah data tentang gambaran umum
yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari dokumentasi ini akan diperoleh data
mengenai jumlah umat, letak geografis dan keadaan umat.
G. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan suatu
metode. Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah :
Lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu
angket yang dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberikan
jawaban pada pilihan jawaban yang telah tersedia. Skala pengukuran angket pada
variabel akses media sosial menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban
yaitu Selalu (S), Sering (SR), Jarang (J) dan tidak pernah (TP), dengan masing-masing
skor 5,4,2,1 untuk penyataan positif dan 1,2,4,5 untuk pernyataan negatif.
Kisi-kisi instrumen penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel III.1
Kisi kisi akses media sosial
No. Data yang dicari Jumlah
item
No.Item Kuesioner
Frekuensi akses media sosial 1 1
Durasi akases media sosial 1 2
Frekuensi menonton televisi 1 9
Durasi menonton televisi 2 10,11
H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Kevalidan alat ukur dengan menggunakan metode analisis butir dengan menguji
apakah item telah mengungkapkan faktor yang ingin diselidiki. Uji validitas dapat
dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus (Arikuntoro,2000:225).
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang di kemukakan oleh Arikuntoro (1998) :
r = n∑XY –(∑X)( ∑Y)
√[N∑X2–(∑X2] [N∑Y2–(∑Y2)2
Keterangan :
r = Keofisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
n = Banyak sampel
X= Skor tiap item
Y= Skor total variabel
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukan tinggi
rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya nilai koefisien korelasi
ini dibandingkan dengan harga r korelasi Product Moment pada tabel dengan dk = n – 2 dan taraf signifikasi 5%. Jika nanti r hitung lebih besar dari pada r tabel maka butir
Tabel III.4
Hasil Pengujian Validitas Variabel Penelitian
Variabel No. Item r hitung r tabel Kesimpulan
Sumber: Data Primer, diolah 2015
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur
tersebut mampu memberikan hasil yang tetap meskipun digunakan kapanpun.
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
TabelIII.5
HasilPengujianReliabilitas Variable Penelitian Dimensi Nilai Cronbach’s
Alpha Keterangan
Akses media sosial 0,783 Reliabel
Minta baca 0,700 Reliabel
Menonton televisi 0,632 Reliabel
Perilaku konsumsi 0,798 Reliabel
Sumber : Data primer, diolah 2015
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat dilihat bahwa
koefisien Cronbach’s Alpha semua variabel di atas 0,6. Sehingga dapat
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa angket sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian.
3. UjiNormalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan program SPSS.
Dengan menggunakan rumusKolmogorov-Smirnov dengan rumus : D = ( F0 (x) – Sn (x) )
Keterangan :
D = Deviasi Maksimum
F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif
Sn = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai asymp.sig. (2 tailed) > 0,05, maka distribusi data dikatakan
normal.
I. Teknik Analisis Data
1. Spearman Rank
Spearman rank merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang
dapat digunakan pada kondisi satu atau kedua variabel. Pada penilitian ini
menonton telisi dan perilaku konsumsi.Rumus separman rank adalah sebagai berikut :
Dimana:
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank
di = beda antara dua pengamatan berpasangan
N = total pengamatan
Pada analisis data ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam
penelitian. Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:
a. Formulasi uji hipotesis
H0 : 1 ≠ 2
H1 : 1 = 2
H0 : Tidak ada hubungan antara akses media sosial dengan minat baca OMK St.
Theresia Lisieux Boro
H1 : Ada hubungan antara akses media sosial dengan minat baca OMK St.
H0 : Tidak ada hubungan antara akses media sosial dengan menonton televisi
OMK St. Theresia Lisieux Boro
H1 : Ada hubungan antara akses media sosial dengan menonton televisi OMK St.
Theresia Lisieux Boro
H0 : Tidak ada hubungan antara akses media sosial dengan peilaku konsumsi
OMK St. Theresia Lisieux Boro
H1 : Ada hubungan antara akses media sosial dengan perilaku konsumsi OMK St.
Thereresia Lisieux Boro
b. Tingkat Signifikansi yang digunakan 5%
c. Kriteria pengujian hipotesis
- Jika nilai thitung< ttabel maka H0 diterima
BAB IV
GAMBARAN UMUM PAROKI THERESIA LISIEUX BORO
A. DeskripsiLokasi
Paroki Santa Theresia Lisieux Boro merupakan bagian dari Kabupaten Kulon Progo,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meliputi dua Kecamatan yaitu Kecamatan
Kalibawang yang terdiri dari atas 4 (empat) desa dan Kecamatan Samigaluh yang terdiri atas
(tujuh) desa dengan batas-batas sebelah barat pegunugan menorah, sebelah utara Paroki
Promasan, sebelah timur paroki Kelpu dan sebelah selatan Paroki Nanggulan. Paroki St.
Theresia Luxieux masuk rayon KulonProgo, kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Keuskupan Agung Semarang. Paroki St. Theresia Luxieux dikategorikan sebagai wilayah
desa karena lokasi gereja berada di daerah pedesaan dan jauh dari kota.
Penduduk wilayah sekitar Boro terdiri atas umat beragama Islam dan Kristen, Umat
Katolik tersebar di sembilan (9) wilayah paroki dengan 81 lingkungan. Wilayah I terdiri dari
3 lingkungan yaitu lingkungan St. IgnatiusBorosuci yang memiliki jumlah umat sebanyak
111 umat, lingkungan St. Ignatius Tiban yang memiliki jumlah umat sebanyak 53 umat dan
lingkungan St. Ignatius Ngaren yang jumlah umat sebanyak 33 umat. Wilayah II terdiri dari
3 lingkungan yaitu lingkungan ST. Theresia Jetis Kulon yang memiliki jumlah umat
sebanyak 95 umat, lingkungan St. Mateus Borokullon yang memiliki jumlah umat sebanyak
327 umat dan lingkungan St. Petrus Jurang Depok yang memiliki jumlah umat 142 umat.
Wilayah III terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. Lukas Kalisoka yang memilki
jumlah umat sebanyak 148 umat, lingkungan St. Lukas Jurugan yang memiliki jumlah umat