• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI DATA, DAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

3. Deskripsi Tindakan Siklus II

Siklus ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan/observasi, tahap observasi dan analisis, dan tahap refleksi. Adapun tahapan penelitian pada siklus II akan dideskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan diisi dengan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Mempersiapkan bahan ajar berbasis konstruktivisme untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berikut tahapan yang dilakukan dalam mempersiapkan bahan ajar tersebut :

a. Membuat bahan ajar sesuai dengan kriteria pendekatan konstruktivisme (pengaktifan pengetahuan sebagai pengalaman, pemerolehan pengetahuan baru dengan mengkonsep, pemahaman konsep, mempraktekan pengetahuan, dan melakukan refleksi) dan sesuai dengan pengalaman yang telah dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I.

b. Mendiskusikan bahan ajar tersebut kepada dosen pembimbing I dan II. c. Melakukan revisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen

pembimbing I dan II.

d. Melakukan validasi bahan ajar kepada pakar. Adapun komentar dan saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

83

Konten : bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang mampu meningkatkan kemampuan siswa tanpa bantuan bahan ajar lain atau buku penunjang lainnya.

Desain : pada setiap materi atau pertemuan usahakan memiliki ciri yang membedakan.

Soal : Baik.

e. Melakukan revisi hasil validasi serta saran yang diberikan oleh pakar tersebut.

f. Melakukan validasi bahan ajar kepada guru mata pelajaran. Adapun hasil saran yang diberikan :

Perbaikan kalimat dalam bahan ajar dan kurangi soal yang terdapat dalam bahan ajar agar dapat membahas soal yang ada dalam sumber lain.

g. Melakukan revisi hasil validasi bahan ajar oleh guru.

3. Mempersiapkan lembar observasi, alat dokumentasi serta soal tes siklus II untuk kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

4. Kemudian peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan RPP yang akan digunakan pada saat tindakan.

b. Pelaksanaan tindakan

Proses pembelajaran pada siklus II dimulai tanggal 15 November 2013 sampai 3 Desember 2013 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit (2 jam pembelajaran). Sesuai dengan rencana, pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari 5 pertemuan. Pertemuan pertama sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme. Pada pertemuan ke-5 peneliti memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematik, berikut uraian pada siklus II :

1) Pertemuan ke-6 (Jumat, 15 November 2013)

Kegiatan pembelajaran ke-6 berlangsung selama 2 x 45 menit. Pembelajaran dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Peneliti mengucap salam

dan menanyakan kabar kepada siswa sambil membagikan bahan ajar yang akan digunakan pada pembelajaran kali ini. Seperti telah terbiasa siswa mulai membolak-balik bahan ajar dan memahami sedikit demi sedikit dari bahan ajar tersebut.

Peneliti mulai mengarahkan siswa untuk membaca petunjuk bahan ajar mengenai materi persamaan garis singgung yang gradiennya diketahui. kemudian peneliti menjelaskan cara mengerjakan bahan ajar yang pada umumnya sama dengan bahan ajar yang dibagikan pada siklus I. Peneliti membacakan indikator yang akan dicapai pada hari ini yaitu menentukan dan memecahkan permasalahan mengenai persamaan garis singgung yang gradiennya diketahui dan memiliki spesifikasi materi yang akan dibaha pada hari ini yaitu persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran

Pada bahan ajar terdapat materi mengenai gradien, hal ini dimaksudkan sebagai pengaktifan pengalaman awal yang dimiliki siswa sebelum melakukan perumusan. Beberapa siswa meminta tuntunan dikarenakan lupa dengan materi gradien. Setelah sampai pada pengertian gradien yang ditentukan oleh siswa dari beberapa hal yang diketahui. kemudian dari beberapa siswa membacakan pengertian tersebut didepan kelas.

Pengaktifan pengalaman pembelajaran ini dimaksudkan agar siswa mampu mengingat kembali hal yang berkaitan dengan materi hari ini. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mulai pembelajaran dengan merumuskan persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran sesuai dengan tuntunan yang terdapat dalam bahan ajar. Perumusan ini tidak banyak mengalami kesulitan karena siswa sudah mulai terbiasa merumuskan konsep sebuah materi yang dilakukan pada siklus I. Berikut perumusan yang dilakukan oleh beberapa siswa :

85

Gambar 4.11

Contoh Jawaban Kegiatan Perumusan Konsep Siswa

Hampir semua siswa mampu merumuskan dengan baik, maka peneliti meneruskan pembelajaran sesuai dengan arahan bahan ajar, yaitu memahami konsep yang telah dirumuskan. Hal ini diharapkan siswa memahami apa yang telah dirumuskan agar mampu mengaplikasikannya kedalam soal latihan atau bahkan soal pemecahan masalah. Pada bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme, siswa memahami konsep dengan mengerjakan contoh soal dengan petunjuk yang telah disediakan dalam bahan ajar tersebut. Saat mengerjakan contoh soal siswa tidak mengalami kesulitan, karena petunjuk yang terdapat dalam bahan ajar sudah cukup jelas dan mudah dipahami. Pengerjaan contoh soal ini memberikan inisiatif seorang siswa untuk mengerjakan didepan kelas.

Berikut kegiatan memahami konsep pada bahan ajar :

Gambar 4.12

Contoh Jawaban Kegiatan Pemahaman Konsep Siswa

Terlihat dari gambar di atas bahwa siswa mampu memahami konsep dengan baik, dan mengerjakan pemahaman konsep sesuai dengan arahan dalam bahan ajar. Setelah merumuskan persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran , peneliti mengarahkan siswa untuk mempraktekannya pada latihan soal yang tersedia pada bahan ajar. Dalam mengerjakan latihan soal ini peserta didik serius mengerjakannya sendiri-sendiri walaupun sesekali bertanya kepada teman sebayanya. Peneliti memastikan semua siswa memahami materi ini dengan menunjuk salah seorang siswa untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas. Latihan ini diperuntukan kepada semua siswa agar mereka terlatih mengerjakan soal terutama soal pemecahan masalah. Berikut kegiatan latihan soal salah satu siswa :

87

1. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari dengan gradien . 2. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari dan sejajar garis

.

3. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran dari dan tegak lurus garis .

4. Grafik fungsi kuadrat menyinggung garis . Nilai b yang memenuhi adalah =....

Gambar 4.13

Contoh Jawaban Kegiatan Mempraktikan Latihan Soal Siswa

Beberapa saat setelah siswa selesai menyelesaikan beberapa latihan soal, penelti meminta siswa menyimpulkan materi pada hari ini sebelum pembelajaran berakhir. Kesimpulan tersebut tidak hanya dibacakan tetapi juga dituliskan dalam bahan ajar. Sebelum pembelajaran berakhir peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Setelah dirasa semua siswa tidak ada pertanyaan peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah bersama dan salam.

2) Pertemuan ke-7 (Selasa, 19 November 2013)

Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan membaca al-Qur’an yang biasa dilakukan pada jam pertama. Pembacaan ini dipimpin oleh guru agama islam di SMA Negeri 90 Jakarta dan semua siswa mengikuti dengan hikmat. Setelah

pembacaan selesai siswa memberikan salam dan mempersiapkan diri menerima pembelajaran. Peneliti memulai dengan membagikan bahan ajar yang akan digunakan sebagai bahan kegiatan kali ini.

Melanjutkan materi pertemuan kemarin yaitu mengenai persamaan garis singgung dengan gradiennya diketahui. pertemuan kali ini membahan tentang persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran . Sesuai dengan arahan pada bahan ajar peserta didik diminta mengingat kembali mengenai sifat-sifat gradien, karena gradien akan digunakan untuk merumuskan konsep pada pertemuan kali ini. Peneliti mengarahkan siswa untuk mengerjakan pengaktifan pengalaman awal sesuai dengan arahan pada kegiatan 6.1. Siswa diharuskan menjawab bagian kosong pada bahan ajar tersebut.

Setelah mengetahui sifat-sifat gradien peneliti meminta siswa untuk mengikuti kegiatan 6.2. siswa membentuk kelompok bebas sebanyak 5 orang dalam satu kelompok. Masing-masing kelompok tersebut akan membahas tentang bagaimana cara menentukan persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran .

Berikut kegiatan berdiskusi siswa:

Gambar 4.14

89

Pada gambar di atas siswa merumuskan persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran bersama-sama dengan kelompoknya. Kemudian siswa berlomba-lomba untuk menyelesaikan rumus tersebut dan mempresentasikannya didepan kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa bersemangat merumuskan persamaan tersebut. Sesekali peneliti menghampiri setiap kelompok untuk memastikan merumuskan pesamaannya sesuai dengan arahan dalam bahan ajar dan melayani pertanyaan setiap kelompok. Seorang siswa bertanya kepada peneliti “Bu, kalo caranya sama, berarti hasilnya nanti hampir sama dong sama rumus yang kemarin?” peneliti menjawab “iya hampir sama, makanya kerjakan sesuai dengan arahan bahan ajar”.

Peneliti memanggil perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas setelah beberapa kelompok menyelesaikan rumus tersebut. Presentasi ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri untuk menjelaskan kepada teman-temannya dan peserta didik memiliki keberanian mengungkapkan pendapat yang dimilikinya, sekaligus pertanyaan yang ingin diajukan kepada guru, karena biasanya siswa segan untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Berikut gambar kegiatan presentasi tersebut.

Gambar 4.15

Aktivitas Presentasi Siswa

Pada gambar di atas tidak hanya perwakilan kelompok yang antusias tetapi juga terlihat hampir semua siswa antusias mengikuti pembelajaran yang berpusat

pada kegiatan siswa. Setelah siswa melakukan presentasi, masih dengan cara berkelompok siswa mengerjakan contoh soal yang terdapat dalam bahan ajar. Contoh soal tersebut dimaksudkan agar siswa memahami lebih dalam konsep yang telah dirumuskan bersama-sama dengan kelompoknya.

Tanpa diminta peneliti terdapat beberapa siswa yang mengajukan diri untuk mengerjakan contoh soal didepan kelas. Peneliti mempersilahkan 2 orang untuk mengerjakan sekaligus mempresentasikannya. Pembelajaran kali ini memancing antusias siswa cukup tinggi dari biasanya karena siswa jadi terpacu untuk mendapatkan kemampuan yang sedang diarahkan oleh peneliti. Setelah contoh soal selesai dikerjakan, peneliti meminta siswa mengerjakan latihan soal yang telah disediakan dalam bahan ajar.

Bel tanda berakhir pembelajaran sudah berbunyi, peneliti meminta siswa melanjutkan latihan soal dirumah masing-masing ditambah dengan latihan yang terdapat pada buku paket yang mereka miliki. Sebelum keluar kelas peneliti menyempatkan menyimpulkan pembelajaran pada hari ini dan terakhir mengucapkan hamdalah serta salam.

3) Pertemuan ke-8 (Jum’at, 22 November 2013)

Kegiatan pembelajaran kali ini dilakukan hanya 1 x 45 menit, karena jam kedua akan dipergunakan siswa untuk ulangan harian pada materi trigonometri. Pembelajaran dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh ketua kelas, dan peneliti mulai membagikan bahan ajar yang akan digunakan. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami bahan ajar sebelum pengerjaan dilakukan.

Pertemuan kali ini memiliki indikator yang sama dengan dua pertemuan sebelumnya yaitu menentukan persamaan garis singgung dengan gradien yang diketahui, materi terfokus pada persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran . Pengaktifan pengalaman yang dimiliki siswa hanya menuliskan kembali dua rumus persamaan garis singgung sebelumnya dan juga menuliskan kembali keempat sifat gradien yang telah diketahui. Pada saat pengaktifan pengalaman awal siswa tidak mengalami

91

kesulitan karena pembelajaran tersebut baru dilakukan beberapa hari sebelum pertemuan kali ini.

Merumuskan persamaan garis singgung dengan gradien m terhadap lingkaran tidak berbeda dengan kedua rumus sebelumnya, hal ini dapat dilakukan sama persis tetapi dengan hasil yang cukup berbeda. Siswa telah bersiap-siap mengerjakan rumus dengan cara berkelompok sesuai arahan bahan ajar. Perumusan dimulai tanpa tuntunan yang berarti, setiap kelompok merumuskan degan cukup tertib. Sesekali peneliti mengkontrol pengerjaan siswa dengan berkeliling di dalam kelas sambil memastikan semua anggota dalam masing-masing kelompok bekerja atau minimal menuangkan ide yang mereka miliki.

Waktu yang disediakan dirasa cukup, peneliti meminta salah seorang siswa untuk membacakan hasil perumusan dengan keras. Perumusan dilanjutkan dengan memahami rumus yang telah didiskusikan dengan mengerjakan contoh soal. Siswa tetap pada keadaan berkelompok agar mereka bisa berdiskusi hal yang belum mereka pahami.

Gambar 4.16

Contoh Jawaban Kegiatan Pengerjaan Contoh Soal Siswa

Pengerjaan contoh soal berakhir ditandai dengan bel selesai pelajaran telah berbunyi, latihan soal yang terdapat dalam bahan ajar menjadi tugas rumah. Sebelum pembelajaran berakhir peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini dan menuliskannya kedalam kotak yang telah disediakan pada bahan ajar, serta menuliskan hal-hal yang belum dipahami. Hal ini dimaksudkan agar siswa dan peneliti dapat berdiskusi mengenai pembelajaran di luar jam sekolah. Pembelajaran ditutup dengan hamdalah, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan ulangan harian materi trigonometri dan peneliti membantu mengawas jalannya ulangan.

4) Pertemuan ke-9 (Selasa, 26 November 2013)

Setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, seperti biasa seluruh siswa yang beragama islam membaca al-Quran yang akan dipimpin oleh guru agama islam dan siswa yag beragama non islam berdoa di tempat yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Pembelajaran ini dimulai dengan salam oleh peneliti sekaligus menjelaskan mengenai indikator dan tujuan yaitu menentukan dan memecahkan permasalahan mengenai persamaan garis singgung kutub (polar) didengarkan secara seksama sebelum bahan ajar dibagikan. Peneliti melihat keadaan kelas yang cukup kotor dan berantakan. Sambil membagikan bahan ajar peneliti

93

meminta siswa untuk membuang sampah yang berserakan dan merapikan kelas beberapa menit sebelum masuk pada inti pembelajaran kali ini.

Pembelajaranpun dimulai setelah dirasa siswa sudah cukup nyaman dengan kelas yang telah dibersihkan. Siswa membaca bahan ajar sebentar sebelum memulai mengerjakan perintah yang terdapat dalm bahan ajar. Sebagai pengaktifan pengalaman awal yang terkait dengan materi pertemuan ini, dalam bahan ajar meminta siswa menuliskan kembali mengenai persamaan garis singgung di titik pada lingkaran . Disamping itu dalam pengantar sebelum merumuskan materi pada bahan ajar terdapat perintah yang mengharuskan siswa mengetahui arti dari garis kutub yang akan kita pelajari.

Siswa diminta untuk menuliskan simbol-simbol yang ada dalam suatu lingkaran yang telah disediakan dalam bahan ajar. Kemudian dengan mengetahui simbol-simbol tersebut, siswa juga dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan garis singgung kutub.

Berikut pengantar untuk siswa merumuskan konsep persamaan garis singgung :

Gambar 4.17

Pengantar perumusan dilaksanakan dengan baik, siswa melanjutkan dengan merumuskan persamaan garis kutub. Perumusan ini menggunakan gambar yang menjadi pengantar dalam materi persamaan garis singgung. Pada pertemuan kali ini siswa terlihat kurang antusias. Peneliti mencoba untuk memberikan video yang menampilkan kegigihan beberapa orag dalam berjuang menghadapi segala tantangan. Video motivasi ini diharapkan mampu membuat siswa kembali bersemangat untuk melaksanakan pembelajaran. Walaupun tidak semua siswa terlihat bersemangat tetapi peneliti harus kembali memulai pembelajaran.

Perumusan dilakukan sesuai dengan arahan yang tersedia dalam bahan ajar, agar pembelajaran lebih diminati peneliti membuat perlombaan kecil, yaitu siswa yang cepat merumuskan persamaan garis kutub akan diberikan beberapa cindera mata yang memang sengaja dipersiapkan sebagai pembangkit antusiasme siswa. Dari situ semua siswa terlihat bersemangat mengerjakan apa yang diperintahkan. Setelah beberapa saat seorang siswa menyampaikan pendapat paling pertama mendapatkan cindera mata dan tepuk tangan dari siswa lain. Hal ini terus berulang sampai 5 dari 40 siswa mengungkapkan perumusannya. Berikut hasil perumusan siswa :

Gambar 4.18

95

Perumusan yang dirasa cukup membangkitkan semangat dipergunakan langsung oleh peneliti sebagai alat untuk meminta siswa memahami konsep tersebut melalui contoh soal yang tersedia dalam bahan ajar. Siswa masih terlihat antusias mengerjakan contoh soal karena menurut beberapa siswa contoh soal jauh lebih mudah dikerjakan dan dipahami daripada merumuskan konsep. Seperti biasa beberapa siswa mengajukan diri untuk mengerjakannya di depan kelas dan mempresentasikannya. Saat seorang siswa maju dan menuliskan jawaban yang sedikit keliru semua siswa di belakangnya memberitahu dan mengkoreksi kekeliruan tersebut. Ini dapat diartikan bahwa semua siswa mampu fokus walaupun yang mengerjakan atau mempresentasikan ke depan adalah teman sebayanya.

Berikut pengerjaan contoh soal siswa:

Gambar 4.19

Peneliti memastikan semua siswa memahami konsep kali ini dengan bertanya ke seluruh siswa apa yang belum dipahami. Setelah pemahaman konsep tersebut selesai, pembelajaran dilakukan dengan mempraktekan konsep yang telah dipelajari yaitu persamaan garis kutub polar. Praktik ini dilakukan dengan mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam bahan ajar sekaligus mengerjakan latihan soal yang terdapat pada buku paket yang dipergunakan di kelas XI IPA-3. Beberapa soal sempat dikerjakan tetapi waktu pembelajaran hampir habis. Peneliti meminta siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menunjuk salah satu siswa.

Setelah penyimpulan peneliti meminta siswa menuliskan kesimpulan pada bahan ajar, hal apa saja yang kurang dipahami agar dapat didiskusikan kembali serta menuliskan kesan dan pesan terhadap bahan ajar, pembelajaran juga guru yang mengajar. pembelajaran kali ini diakhiri dengan hamdalah dan ucapan terima kasih karena siswa telah membantu peneliti melakukan penelitian di kelas XI IPA -3.

5) Pertemuan ke-10 (Selasa, 3 desember 2013)

Pada pertemuan ke-10 dilaksanakan tes siklus II terhadap kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa dari pembelajaran yang dilakukan pada empat pertemuan sebelumnya. Tes tersebut memiliki 6 butir soal yang mewakili masing-masing indikator kemampuan pemecahan masalah. Soal yang diujikan telah didiskusikan oleh kedua dosen pembimbing dan soal tersebut layak dijadikan acuan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.

Tes ini berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit dengan dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 40 orang. Setelah doa pagi selesai dan siswa dirasakan siap melaksanakan tes, peneliti membagikan soal tes tersebut kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan. Tes ini berlangsung cukup lancar dan tenang.

97

Berikut adalah gambar yang diambil saat tes siklus II berlangsung.

Gambar 4.20 Pelaksanaan Tes Siklus II

Pelaksanaan tes siklus II telah selesai, peneliti melakukan wawancara dengan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme. Serta mengumpulkan dan mendiskusikan hasil lembar observasi yang telah diisi oleh observer I (guru kelas) dan observer II.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang sekaligus sebagai pelaksana tindakan, dan dua orang observer pertama guru mata pelajaran matematika serta seorang seorang mahasiswa yang ikut mengamati jalannya penelitian mengenai penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan terdiri dari dua tipe yaitu lisan dan non lisan. Pengamatan lisan dilakukan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dalam menggunakan bahan ajar. Selain itu, pengamatan juga dilakukan melalui hasil observasi dan hasil wawancara kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme.

1) Aktivitas Belajar Siswa

Pada lembar observasi aktivitas belajar siswa guru mata pelajaran yang hal ini sebagai observer, mengamati tingkah laku siswa dari mulai mendengarkan, mengerjakan bahan ajar, merespon pertanyaan/jawaban, mengerjakan tugas, sampai pada memecahkan masalah pada soal. Pengamatan dilakukan saat pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme berlangsung.

Hasil pengamatan tersebut adalah hasil pengamatan pada lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Persentase Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa Siklus II

No. Aspek yang diamati Pertemuan (%) Rata-rata

(%)

I II III IV

1. Mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru/teman 82.5 92.5 80 87.5 85.62 2. Mengerjakan Bahan Ajar

a. Mengingat pelajaran sebelumnya yang berkaitan

77 75 87.5 90 81.87

b. Merumuskan Konsep dan

memahami konsep 87.5 90 95 97.5 92.50 c. Mempraktekan dan

menyimpulkan materi 55 62.5 75 80 68.12 3. Merespon atau menjawab

pertanyaan 75 75 77.5 90 79.37

4. Mengerjakan Tugas 37.5 45 57.5 65 51.25 5. Memecahkan atau menjawab

pertanyaan/soal 37.5 45 57.5 65 51.25

99

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa persentase aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika siklus II sebesar 72.86%. hal ini mengalami peningkatan dari aktivitas siklus I yaitu 64.45%. Dalam siklus II ini keaktifan siswa didominasi pada aspek mengerjakan bahan ajar : merumuskan dan memahami konsep yaitu sebesar 92.50% . Hampir seluruh siswa merumuskan dan memahami konsep pada bahan ajar yang telah memiliki petunjuk-petunjuk pengerjaan. Pada aspek lain yaitu merespon atau menjawab pertanyaan serta mendengarkan penjelasan guru hanya ada pada kisaran 79%. Pada aspek mengerjakan tugas meningkat menjadi 51.25% dari siswa, hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai mendapatkan pengetahuan baru dengan merumuskan dan memahami konsep pada suatu materi dibandingkan mendengarkan atau bahkan mengerjakan tugas.

Pada saat mengerjakan tugas tidak semua siswa melaksanakan hal tersebut, dikarenakan beberapa siswa masih memahami contoh-contoh soal yang diberikan pada bahan ajar. Aspek menyimpulkan meningkat menjadi 51.25% saja, hal ini dikarenakan siswa sudah menyimpulkannya pada saat merumuskan konsep tersebut dan menganggap bahwa kesimpulan lain tidak perlu dilakukan. Dari data tersebut peneliti akan menjadikannya sebagai bahan refleksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas siswa dalam menggunakan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik.

2) Observasi Penggunaan Bahan Ajar

Penggunaan bahan ajar berbasis konstruktivisme ini juga membutuhkan tanggapan langsung dari penggunanya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam bahan ajar dan mengetahui tanggapan atau respon siswa secara umum mengenai bahan ajar.

a. Observasi Penggunaan Bahan Ajar

Hasil kemampuan pemecahan masalah lisan juga dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer kedua. Berikut hasil observasi penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan konstruktivisme yang dilakukan

oleh siswa. Perilaku siswa saat menggunakan bahan ajar pada siklus II, siswa sudah mampu beradaptasi dengan baik, penelitipun sudah mulai bisa mengajak siswa untuk belajar berkelompok dan melakukan presentasi.

Pertanyaan yang muncul seputar bahan ajar sudah berkurang, siswa

Dokumen terkait