• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Keberhasilan Berwirausaha

Lim (2000) menyatakan bahwa makna sukses atau berhasil

bersifat mudah dimengerti dan mudah dicapai. Setiap orang bisa meraih

sukses atau berhasil dalam hidupnya selama ia mau, mempunyai cita-cita,

mau berjuang, merealisasikannya, dan bisa menikmati hasil

pencapaiannya tersebut. Sukses atau keberhasilan besar adalah akumulasi

dari sukses-sukses kecil, tujuan jangka panjang tercapai, melalui

pencapaian tujuan jangka menengah dan pendek.

Menurut Gie (1996) sukses merupakan suatu gejala dalam

kehidupan manusia yang cukup rumit. Harus dibedakan

sekurang-kurangnya tiga aspek agar pengertian sukses itu menjadi lebih jelas.

Pertama ialah wujud atau halnya sukses itu sendiri. Kedua ialah prestasi

atau apa yang dicapai dalam sukses itu dan ketiga ialah efek atau aneka

imbalan yang diperoleh dari sukses itu. Jadi, untuk memperoleh

pemahaman yang baik terhadap sukses hendaknya dimengerti secara

jelas ketiga segi sukses, yaitu entitas atau wujud sukses sebagai

pengalaman seseorang yang mencapai sesuatu tujuan, objek sukses

berupa prestasi tertentu yang dapat diwujudkan, dan efek sukses dalam

Definisi wirausaha sesuai dengan Lokakarya Sistem Pendidikan

dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia tahun 1978 (Herawaty,

1998) yaitu wirausaha didefinisikan sebagai pejuang kemajuan yang

mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan (edukasi)

dan bertekad dengan kemampuan sendiri sebagai rangkaian kiat

kewirausahaan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang

makin meningkat, memperluas lapangan kerja, turut berdaya upaya

mengakhiri ketergantungan pada luar negeri, dan di dalam fungsi-fungsi

tersebut selalu tunduk tertib hukum lingkungannya.

Wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian

menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi

dari tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan

menciptakan suatu organisasi, Schumpeter (1934) dalam

(http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-kewirausahaan-menurut-ahli/).

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kesuksesan

wirausaha adalah keberhasilan atau keberuntungan seseorang dalam

mewujudkan tujuan yang berasal dari cita-cita atau impian karena adanya

kemampuan untuk memanfaatkan, mengoptimalkan, dan

memperjuangkan potensi-potensi yang dimiliki, dengan bekerja keras,

berani mengambil resiko, berperilaku memimpin, kreatif dan inovatif,

memiliki rasa percaya diri, mampu bersikap positif terhadap diri dan

2. Faktor-faktor Pendorong Keberhasilan

Chandra (2005) menyatakan bahwa keberhasilan wirausahawan

tidak datang begitu saja, seorang wirausahawan berhasil dalam usahanya

karena keberanian yang dimiliki. Keberanian dalam merealisasikan

visi-visinya, keberanian untuk menangkap peluang-peluang yang ada,

keberanian dalam mencoba segala tantangan dan rintangan yang ada,

keberanian untuk mempertaruhkan apa yang dimilikinya, keberanian

untuk menanggung resiko gagal dari setiap usahanya, keberanian untuk

terus belajar, dan mendapatkan lebih dari apa yang telah didapatkan dan

dimilikinya.

Bob Sadino seorang pengusaha sukses yang memulai usahanya

dari nol menyatakan bahwa kesuksesan didapatkannya karena

keberaniannya dalam melangkah, artinya dengan melangkah maka ada

kemungkinan untuk sukses di samping kemungkinan untuk gagal, namun

dengan tak melangkah maka tidak akan pernah sukses (Chandra, 2005).

Sukses tidak datang dengan sendirinya. Ada berbagai faktor

yang mempengaruhi kesuksesan seseorang. Menurut Griessman

(Hamzah, 1994) faktor-faktor yang mendukung kesuksesan seseorang

tersebut diantaranya:

a. Mendapat suatu pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian

yang dimiliki

Orang yang sukses membicarakan pekerjaannya sama seperti orang

melakukan pekerjaannya mereka menemukan sesuatu yang mereka

suka sehingga mereka dapat meraih sukses seperti yang mereka

inginkan.

b. Adanya suatu kemampuan kecakapan yang dimiliki

Tidak ada sukses jangka panjang tanpa mengembangkan perhatian

atau kekhususan menjadi suatu kecakapan. Kecakapan diperoleh

apabila seseorang mencintai pekerjaannya, memiliki semangat dalam

bekerja, menguasai pengetahuan dan keterampilan, bekerja terus,

dan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya

c. Mempunyai waktu luang

Pada abad 20 ini, waktu mempunyai nilai yang penting. Mereka

yang tidak dapat menghargai waktu dan tidak mengatur waktu akan

mengalami kesulitan. Orang yang sukses menjalankan strategi kecil

untuk menyimpan waktu sehingga mereka dapat menghabiskan

waktu untuk kegiatan yang mereka sukai.

d. Ketekunan dan kegigihan

Orang yang sukses tidak mudah dihentikan jika mereka merasa

bahwa mereka di jalan yang benar. Beberapa orang dari mereka

memilih gigih untuk mempertahankan gagasan-gagasan mereka

sampai pekerjaan mereka beres atau bahkan ada argumen untuk

e. Menyalurkan kebutuhan dan keinginan dalam bekerja

Orang-orang yang dapat menyalurkan keinginannya yang keras

dalam usaha yang terfokus, berdasarkan informasi dan terus-menerus

seringkali mencapai tujuan yang berarti. Keinginan untuk

mendapatkan pengakuan merupakan tenaga pendorong bagi orang

yang sukses. Perasaan rendah diri atau rasa takut akan kegagalan jika

tidak terlalu banyak bisa mendorong untuk melakukan usaha yang

besar. Bagi mereka kehidupan tidak akan lengkap tanpa pekerjaan.

Karena mereka menyalurkan tenaga ke dalam pekerjaannya.

f. Fokus

Prioritas menjadi sedemikian penting karena hal itu membuat

faktor-faktor lainnya menjadi berarti dan dapat dikerjakan.

g. Tempat yang tepat pada waktu yang tepat

h. Mengetahui dan memanfaatkan kesempatan orang yang sukses

terbuka terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka

Mereka selalu berjalan karena mereka ingin tahu dan mengajukan

pertanyaan terhadap orang-orang disekitarnya. Mereka menatap

cakrawala untuk mendapatkan informasi dan mereka mendapatkan

informasi tersebut. Apa yang mereka temukan dimanfaatkan secara

kreatif, mereka menerima kritikan karena itu merupakan umpan

balik baginya. Selain itu mereka berani mengambil resiko dan tidak

sebagian orang meraih kesuksesannya dari kegagalan yang

dialaminya.

Harefa (2002) menyebutkan faktor pendukung kesuksesan sebagai

berikut:

a. Impian dan ide-ide cemerlang

Sebab suksesnya seseorang adalah ide cemerlang dan impian untuk

mandiri yang membuat mereka rela untuk bekerja keras.

b. Kreativitas

Seseorang yang sukses selalu kreatif dan inovatif.

c. Keberanian

Seseorang yang sukses bertindak sesuai dengan nuraninya,

memegang teguh prinsip, hukum-hukum moral, dan nilai-nilai etis

yang dipercayainya dengan demikian ia akan berbuat yang terbaik

untuk hari ini dan berani menghadapi kemungkinan yang akan

terjadi dimasa depan.

d. Hoki atau keuntungan

Keberhasilan ditunjang oleh hoki dengan adanya usaha untuk

mendayagunakan segenap bakat dan bekerja keras secara konsisten.

e. Peluang

Masalah yang muncul dalam berbagai kehidupan melahirkan

peluang, hal ini dikarenakan masalah memerlukan solusi yang dapat

memberikan nilai ekonomi bagi mereka yang mampu

f. Hobi atau minat

Bagi orang sukses pekerjaan adalah aktivitas yang menyenangkan

karena pekerjaan adalah hobi atau minatnya

g. Pengalaman

Orang yang sukses suka berpetualang untuk mendapatkan

pengalaman baru.

h. Kegagalan

Pada dasarnya kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Kegagalan sebagai pelajaran berharga dan tolak ukur.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua

faktor yang mendukung kesuksesan seseorang dalam berwirausaha yaitu:

1) Faktor intern, antara lain: program dan tujuan yang jelas, idealisme,

kreativitas, bakat, kecakapan atau potensi, minat dan keahlian,

ketekunan, kegigihan, keberanian, kemandirian, kepercayaan diri,

kewibawaan serta kejujuran, motivasi untuk hidup dan berprestasi,

disiplin diri termasuk didalamnya disiplin waktu. 2) Faktor ekstern, yaitu:

peluang atau kesempatan, pengalaman, hoki atau keberuntungan,

keadaan pasar, latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin, nilai-nilai,

dan budaya.

3. Karakteristik Wirausaha Sukses

Menurut Suryana (2010) karakteristik wirausahawan adalah

a. Keinginan untuk berprestasi

Penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalah

kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai

n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan

dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian

tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetisi

individu.

b. Keinginan untuk bertanggung jawab

Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi

pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya

sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan

tanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai

c. Prevensi kepada resiko-resiko menengah

Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan

tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu

tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi

yang dipercaya bisa mereka penuhi.

d. Persepsi pada kemungkinan berhasil

Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah

kualitas kepribadian wirausahawan yang sangat penting. Mereka

mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika

percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas

tersebut.

e. Rangsangan oleh umpan balik

Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka

kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka

dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan

mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

f. Aktivitas enerjik

Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi

dibandingkan rata-rata seseorang. Mereka bersifat aktif dan

mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengajarkan tugas

dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu.

Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam

pada pekerjaan yang mereka lakukan.

g. Orientasi ke masa depan

Wirausahawan melakukan perencanaan dan berfikir ke depan.

Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh

di masa depan.

h. Ketrampilan dalam pengorganisasian

Wirausaha menunjukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja

dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat objektif

memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa

dilakukan dengan efisien.

i. Sikap terhadap uang

Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting

dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai

lambang konkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian

bagi kompetisi mereka.

Lim (2000) menyatakan bahwa setiap orang yang sukses dan

menonjol dalam bidangnya mempunyai karakteristik umum yang sama.

Untuk dapat memperoleh apa saja yang diinginkan, diperlukan tiga

aturan untuk sukses, yakni tiga HGD :

a. Have Great Dreams (memiliki tujuan atau mimpi besar)

Hal pertama yang dibutuhkan agar memperoleh apa yang diinginkan

adalah dengan cara mengetahui apa yang diinginkan, karena apa

yang diinginkan adalah target hidup. Alasan utama mengapa

kebanyakan orang tidak berhasil mencapai sukses dalam hidup

karena mereka itu tidak memiliki tujuan hidup yang terfokus.

b. Have Great Deeds (memiliki perbuatan atau aksi besar)

Mimpi besar saja tidak cukup, karena mimpi besar juga harus

disertai dengan perbuatan yang besar. Langkah-langkah yang harus

dilakukan untuk merealisasikan mimpi besar yaitu goal setting dan

c. Have great drive (memiliki komitmen dan motivasi besar)

Yang menjadi permasalahan dalam pencapaian tujuan bukanlah

waktu menetapkan komitmen dan program tindakan, melainkan

usaha untuk terus menjamin berlangsungnya tindakan secara

konsisten. Semuanya menjadi luntur karena timbulnya

tekanan-tekanan dari lingkungan psikologis. Benturan dan sandungan yang

menghambat pencapaian tersebut atau karena mengalami disorientasi

yang membuat kembali pada kebiasaan lama dalam taraf kualitas

kehidupan yang biasa-biasa saja. Untuk itu diperlukan motivasi yang

besar untuk stick on dreams, work hard and work smart, kekuatan

pikiran, kekuatan kemauan adalah kunci sukses, dan ketahanan hati.

Bob Sadino (Anindya, 2013) mengemukakan beberapa

karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil,

meliputi:

a. Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas

b. Bersedia menanggung resiko, waktu, dan uang

c. Berencana dan mengorganisir

d. Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya

e. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik wirausahawan adalah adanya keinginan untuk berprestasi,

adanya keinginan untuk bertanggung jawab, mempunyai prevensi kepada

berhasil, memperhitungkan rangsangan oleh umpan balik dari apa yang

mereka kerjakan, mempunyai aktivitas enerjik, berorientasi ke masa

depan, dan mempunyai ketrampilan dalam pengorganisasian.

4. Peluang usaha

Untuk menjadi seorang wirausaha tidak hanya dibutuhkan

motivasi dan jiwa kewirausahaan, tetapi juga harus ada peluang usaha

yang akan dijalaninya. Apa gunanya mempunyai motivasi dan jiwa

kewirausahaan jika tidak ada peluang usaha sebagai tempat menyalurkan

keinginan untuk menjadi seorang wirausaha khususnya wirausaha sukses.

Menurut Herawaty (1998) peluang usaha diartikan sebagai

kesempatan usaha. Seiring dengan perubahan manusia yang selalu

berubah ke arah kesempurnaan. Dengan berubahnya dan berkembangnya

masyarakat berarti menurut kebutuhan-kebutuhan baru yang

implikasinya berarti membuka peluang usaha baru. Sebab,

kebutuhan-kebutuhan baru tersebut perlu dipenuhi dan pemenuhannya dilakukan

oleh masyarakat dalam hal ini oleh masyarakat bisnis.

Dalam kaitan ini karenanya pengertian peluang bisnis dapat

dirumuskan sebagai kesempatan yang selalu terbuka seiring dengan

berkembangnya kebutuhan-kebutuhan baru, implikasi dari

berkembangnya masyarakat akibat semakin tingginya tingkat pendidikan,

pendapatan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Secara umum peluang diartikan sebagai kesempatan, namun

dimasuki atau dengan usaha mengambil kesempatan kearah kemajuan

dan pengembangan usaha. Peluang usaha dapat timbul dari suatu ide, hal

ini sesuai dengan pendapat Suryana (2003) yang menyatakan bahwa ide

akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi

terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu

yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses

secara mendalam dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Untuk memperoleh peluang usaha harus memiliki berbagai kemampuan

dan pengetahuan seperti kemampuan menghasilkan produk atau jasa

baru, melakukan teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peluang

usaha adalah kesempatan untuk membuka suatu usaha yang dapat timbul

dari suatu masalah yang dicari jalan keluarnya atau timbul dari ide yang

dievaluasi secara terus menerus.

5. Berbagai Macam Profil Wirausaha

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008), jika diperhatikan

entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini, maka dijumpai

berbagai macam profil, yaitu:

a. Young Entrepreneur

Orang-orang muda mengambil bagian dalam memulai bisnis.

Didorong kekecewaan akan prospek pada perusahaan pemerintah

sendiri, banyak generasi muda lebih memilih kewirausahaan sebagai

jalur karir mereka.

b. Women Enterpreneur

Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka

menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain

ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi

keluarga, frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya, dan sebagainya.

c. Minority Entrepreneur

Kaum minoritas di Negara kita Indonesia kurang memiliki

kesempatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya

warga Negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha

menekuni kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian

pula para perantau dari daerah tertentu yang menjadi kelompok

minoritas pada suatu daerah, mereka juga berniat mengembangkan

bisnis. Kegiatan bisnis ini semakin lama semakin maju dan arena

mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

d. Immigrant Entrepreneur

Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk

memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa

terjun dalam pekerjaan yang bersikap non formal yang dimulai dari

berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan

e. Part Time Entrepreneur

Memulai bisnis dalam mengisi waktu luang merupakan pintu

gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja paruh

waktu tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya

seorang pegawai pada sebuah kantor bermaksud mengembangkan

hobinya untuk berdagang atau mengembangkan hobi yang menarik.

Hobi ini akhirnya mendapat keuntungan yang lumayan. Ada kalanya

orang ini beralih profesi dan berhenti menjadi pegawai kemudian

beralih bisnis yang merupakan hobinya.

f. Home-Based Entrepreneur

Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya

dari rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan

aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko eceran ditempatnya.

Akhirnya usaha makin lama makin maju. Usaha katering banyak

dimulai dari rumah tangga yang bisa masak, kemudian usaha ini

berkembang melayani pesanan untuk pesta.

g. Family-Owned Busineess

Sebuah keluarga dapat membuka berbagai jenis cabang dan usaha.

Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dahulu oleh Bapak,

setelah usaha Bapak ini maju dibuka cabang baru dan dikelola Ibu.

Kedua perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain

mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda.

anak-anak mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan pekerjaan pada saat

ini maka kegiatan ini perlu dikembangkan.

h. Corpreneurs

Pasangan wirausaha yang bekerja sama-sama sebagai pemilik

bersama dari usaha mereka. Corpreneurs dibuat dengan cara

menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian

masing-masing orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi

penanggung jawab divisi tertentu dari bisnis-bisnis yang sudah ada.

6. Wirausahawan Wanita (Women Entrepreneur )

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008), meskipun telah

diperjuangkan selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap

mengalami diskriminasi di tempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil

telah menjadi pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi

baik kewirausahaan maupun pekerjaan. Dikatakan bahwa

“kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans, di mana di sini perempuan dapat mengembangkan impian maupun harapan terbesarnya”.

Semakin banyak perempuan yang menyadari bahwa menjadi

wirausaha adalah cara terbaik untuk menembus dominasi laki-laki yang

menghambat peningkatan karir waktu ke puncak organisasi melalui

bisnis mereka sendiri. Faktanya, perempuan yang membuka bisnis 2,4

kali lebih banyak daripada laki-laki.

Meskipun bisnis yang dibuka oleh perempuan cenderung lebih

kecil. Perusahaan–perusahaan yang dimiliki perempuan memperkerjakan lebih dari 15,5 juta karyawan atau 35 persen lebih banyak dari semua

karyawan fortune 500 di seluruh dunia. Perempuan memiliki 36 persen

dari semua bisnis. Meskipun bisnis mereka cenderung tumbuh lebih

lambat daripada perusahaan yang dimiliki laki-laki, perempuan pemilik

bisnis memiliki daya hidup lebih tinggi daripada keseluruhan bisnis.

Meskipun 72 persen bisnis yang dimiliki perempuan terpusat dalam

bidang eceran dan jasa, wirausahawan perempuan berkembang dalam

industri yang sebelumnya dikuasai oleh laki-laki, seperti pabrik,

konstruksi, transportasi, dan pertanian.

7. Faktor–faktor yang Mendorong Perempuan Berwirausaha a. Faktor kemandirian

Sebagai seorang perempuan, ada kalanya perempuan ini dapat

berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini karena perempuan

ingin menunjukkan jika tanpa laki-laki dia dapat bertahan hidup

dengan keahlian yang dia punya yang direalisasikan menjadi suatu

usaha yang dapat menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan

hidupnya. Walaupun tidak memungkiri keahlian laki-laki dalam

bekerja, tetapi perempuan juga ingin menunjukkan bahwa mereka

dapat mengerjakan apapun yang dikerjakan oleh laki-laki.

b. Faktor modal

Dalam pembuatan usaha maka perempuan biasanya melihat berapa

semakin banyak modal yang mereka miliki untuk pembuatan suatu

usaha maka semakin terencana dan matanglah pemikiran untuk

rencana pembuatan usaha ini.

c. Faktor emosional

Faktor emosional yang dimiliki perempuan, dapat mempengaruhi

dirinya untuk melakukan sesuatu yang berguna baginya maupun

keluarga. Hal ini karena dalam diri seorang perempuan memiliki

keinginan untuk dapat berdiri sendiri maupun untuk bisa

mempraktekkan teori-teori yang diikutinya melalui pendidikan

formal maupun informal yang diinginkannya. Selain itu perempuan

juga mempunyai keinginan untuk membantu keuangan keluarga

yaitu dengan membuka usaha.

d. Faktor pendidikan

Faktor pendidikan dapat menjadi salah satu faktor yang memotivasi

perempuan untuk berwirausaha karena banyak perempuan yang tidak

dapat melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi tetapi

mengikuti pendidikan informal seperti kursus-kursus yang dapat

mengasah keterampilan mereka, sehingga ilmu yang mereka dapat di

pendidikan informal dapat mereka jadikan modal untuk membuat

suatu usaha. Begitu bagi perempuan yang memiliki pendidikan

tinggi, mereka akan berpikir kembali untuk menggunakan ijazah

perguruan tinggi mereka unutk bekerja di kantor-kantor yang

hingga jam lima sore, ini dikarenakan mereka juga nantinya harus

mengurusi rumah tangga dan anak-anak mereka, yang tidak dapat

mereka lakukan jika mereka bekerja di kantor-kantor dari pagi

hingga sore.

8. Pedagang

Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan

menjual barang kembali tanpa merubah bentuk dan bertanggung jawab

sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan

(http://www.dikmenum.go.id).

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan,

memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri untuk

memperoleh suatu keuntungan. (http://www.id.wikipedia.org/pedagang).

Pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan berdagang,

yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang

untuk memperoleh keuntungan (http://www.kbbi.web.id)

Menurut sektor perpajakan, pedagang adalah orang yang

melakukan kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara

terus-menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan

disertai imbalan atau kompensasi (www.pajak.go.id) dalam (Efnita,

2007).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang adalah

orang yang melakukan kegiatan jual beli barang atau jasa dengan disertai

9. Karakteristik Perempuan dalam Berdagang

Dokumen terkait