A. Deskripsi Data
2. Deskripsi Varaibel Penelitian
Penelitian ini mengambil satu variabel bebas (X) yaitu Peranan Guru yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat (Y) yaitu kenakalan siswa di SMP Dwi Putra Ciputat. Penelitian ini mendeskripsikan dan menguji hubungan dari variabel bebas dan terikat. Pada bagian ini disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dilapangan.
Penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sample menggunakan simple random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana). Adapun peneliti dalam teknik ini hanya mengambil 48 % dari populasi yang terjangkau yakni 38 siswa/i dengan menggunakan angket yang masing-masing variabel terdiri dari 30 item pertanyaan dalam bentuk 4 pilihan jawaban dengan menggunakan skala likert.
Data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk deskripsi dari data masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis data yang dimaksud untuk menyajikan data tersebut meliputi Mean
(M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD). Tabel distribusi frekuensi dan histogram dari frekuensi untuk setiap variabel ikut disajikan pula.
Deskripsi dari masing-masing variabel dapat dilihat secara rinci dalam uraian berikut:
a. Variabel Peranan Guru
Guru merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pendidikan, sehingga peranan guru bukan hanya mengajar atau mentransfer ilmu kepada siswa/i saja tetapi juga berperan dalam pembentukan kepribadian siswa/i. Peranan guru dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan pendapat responden yang berhubungan dengan peranan guru sebagai fasilitator, demonstrator, mediator, motivator dan evaluator
Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan komputer program SPSS 20 untuk variabel Peranan Guru, data yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian sebanyak 26 item pertanyaan yang secara rinci akan dibahas pada uji validitas, hasil angket (lampiran 2).
Skor terendah yang dicapai adalah 57 dan skor tertinggi 104. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh rata-rata (Mean) 84,55, nilai tengah (Median) 85,00, standar deviasi 10,487, range sebesar 47 dan
varian sebesar 109,984.
Menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus Sturges 1 + 3,3 Log n, dimana n adalah jumlah subyek penelitian. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa n = 38 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 Log 38 = 5,79 dibulatkan menjadi 6 kelas interval. Range data sebesar 104 – 57 = 47 ,dengan diketahuinya rentang data maka range dibagi banyak kelas interval yaitu 47:6 =7,83 dapat diperoleh kelas interval masing-masing kelompok yaitu 7,83 dibulatkan menjadi 8.
Distribusi frekuensi variabel Peranan Guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Kelas Interval Peranan Guru
Interval F Mid Point Nilai nyata F. Kum
57 – 64 2 60,5 56,5 – 64,5 2 65 – 72 2 69,5 64,5 – 72,5 4 73 – 80 6 76,5 72,5 – 80,5 10 81 – 88 14 84,5 80,5 – 88,5 24 89 – 96 10 92,5 88,5 – 96,5 34 97 - 104 4 100,5 96,5 – 104,5 38 38
Untuk menentukan tingkat peranan guru dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur dengan rumus:
X < (μ - 1.0 α) Rendah
(μ - 1.0 α) ≤X < (μ + 1.0 α) Sedang (μ + 1.0 α) ≤ X Tinggi
Di mana:
X = skor total tiap-tiap item μ = mean teoritisnya
α = standar deviasi
Dengan rumus tersebut di atas maka siswa dapat digolongkan ke dalam:
Tabel 4.4
Penggolongan Tingkat Peranan Guru
X < {84,55- 1.0 (10,487)} Rendah X < 74 {84,55 - 1.0 (10,487)}≤ X < {84,55+
1.0 (10,487)}
Sedang 75 ≤ X < 95
{84,55 + 1.0 (10,487)} ≤ X Tinggi 96 ≤ X
Hasil dari penggolongan tingkat peranan guru, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Skor Skala Peranan Guru
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Rendah 0 – 74 5 13%
Tinggi 96 – 104 4 11%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan skor antara 0 sampai dengan 74 sebanyak 5 siswa dengan prosentase sebesar 13% dan termasuk dalam kategori rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor antara 75 sampai dengan 95 sebanyak 29 siswa dengan prosentase sebesar 76% dan termasuk dalam kategori sedang, serta siswa yang mendapat skor antara 96 sampai dengan 104 sebanyak 4 siswa dengan prosentase sebesar 11% dan termasuk dalam kategori tinggi.
b. Variabel Kenakalan Siswa
Juvenile delinquency atau kenakalan siswa merupakan prilaku atau
tindakan negatif yang terjadi pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang secara garis besar yang dapat di kelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal, faktor internal yaitu diri sendiri dan keluarga sedangkan faktor eksternal meliputi, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan komputer program SPSS 20 untuk variabel kenakalan siswa, data yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian sebanyak 25 item pertanyaan yang secara rinci akan dibahas pada uji validitas, skor terendah yang dicapai adalah 25 dan skor tertinggi 76. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh rata-rata (Mean) 39,66, nilai tengah (Median) 38,00, standar deviasi 10,856, range sebesar 51 dan varian sebesar 117,853. hasil angket
(lampiran 3).
Menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus Sturges 1 + 3,3 Log n, dimana n adalah jumlah subyek penelitian. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa n = 38 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3,3 Log 38 = 5,79 dibulatkan menjadi 6 kelas interval. Range data sebesar 76 – 25 =51 ,dengan diketahuinya rentang data maka range dibagi banyak
kelas interval yaitu 51:6 =8,5 dapat diperoleh kelas interval masing-masing kelompok yaitu 8,5 dibulatkan menjadi 9.
Distribusi frekuensi variabel kenakalan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Kelas Interval Kenakalan Siswa
Interval F Mid Point Nilai nyata F. Kum
25 – 33 13 29 24,5 – 33,5 13 34 – 42 12 38 33,5 – 41,5 25 43 – 51 7 47 42,5 – 51,5 32 52 – 60 5 56 51,5 – 60,5 37 61 – 69 - 65 60,5 – 69,5 - 70 – 78 1 74 69,5 – 78,5 38 38
Untuk menentukan tingkat kenakalan siswa dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah peneliti menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal) yaitu menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Pengukuran ini sama halnya dengan pengukuran pada data peranan guru tersebut di atas.
Tabel 4.7
Penggolongan Tingkat Kenakalan Siswa
X < {39,66- 1.0 (10,856)} Rendah X < 29 {39,66 - 1.0 (10,856)}≤ X < {39,66+
1.0 (10,856)}
Sedang 30 ≤ X < 51
Hasil dari penggolongan tingkat peranan guru, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8
Skor Skala Kenakalan Siswa
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Rendah 0 – 29 7 18%
Sedang 30 – 51 25 66%
Tinggi 52 – 76 6 16%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan skor antara 0 sampai dengan 29 sebanyak 7 siswa dengan prosentase sebesar 18% dan termasuk dalam kategori rendah, sedangkan siswa yang mendapat skor antara 30 sampai dengan 51 sebanyak 25 siswa dengan prosentase sebesar 66% dan termasuk dalam kategori sedang, serta siswa yang mendapat skor antara 52 sampai dengan 76 sebanyak 5 siswa dengan prosentase sebesar 16% dan termasuk dalam kategori tinggi.