• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Deskriptif Data Hasil Pengamatan Efek atau

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa MIS Irsyadul Khair Jakarta kelas V sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas V, peneliti dapat meyimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran PKn di kelas V diantaranya adalah kondisi kelas yang gaduh mengurangi daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa siswa yang tidur dan ngobrol, siswa menganggap pelajaran PKn terlalu banyak

hafalan dan membingungkan sehingga mereka kurang berminat dan berakibat hasil bealajar siswa menjadi rendah. Selain itu guru kurang memotivasi siswa dan memusatkan perhatian siswa. RPP yang monoton baik dari segi model pembelajaran, media pembelajaran maupun kondisi kelas.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata pelajaran PKn, yakni model CTL (Contextual Teaching Learning). CTL (Contextual Teaching Learning) disebut juga pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi sehari-hari siswa, sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Disamping itu siswa dapat belajar melalui mengalami bukan menghafal, karena pengetahuan buaka suatu perangkat fakta dan konsep yang siap diterima akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan model pembelajaran seperti ini siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan serius tapi menggembirakan serta tidak ada siswa yang jenuh dan tidur pada saat pembelajaran karena dalam pembelajaran ini semua siswa turut aktif berperan serta dalam penugasan.

Oleh sebab itu objek penelitian ini adalah model CTL (Contextual Teaching Learning), hasil belajar PKn, serta aktifitas dan minat siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

Pada tahap perencanaan, peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran PKn dan meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa, menyiapkan instrument (tes hasil belajar PKn, lembar observasi aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar wawancara), dan melakukan uji instrument.

Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan tindakan, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan proses pembelajaran PKn. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dalam satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan.

Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan melaksanakan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengan jumlah konsep yang akan dipelajari, setelah kelompok terbentuk guru kemudian menempelkan kertas sesuai dengan tugas kelompok masing-masing, kemudian guru menyiapkan potongan-potongan jawaban yang telah diacak, kemudian membrikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk memikirkan jawabannya atas tugas yang ditempelkan oleh guru dipapan tulis. Setelah semuanya mendapat giliran untuk mencari dan menempelkan jawabannya dipapan tulis guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir).

Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Learning) sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa setelah dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yang mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan bserver menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, apakah tindakan yang telah direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melalui refleksi, berbagai kendala yang muncul di kelas pada saat tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu

pembelajaran PKn. Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran diantaranya beberapa siswa masih ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ketika siswa mendapat giliran untuk maju dan mencari jawaban yang telah disediakan dalam potongan kertas masih terlihat ragu dan kurang percaya diri dalam menempelkan jawabannya, siswa yang pasif masih malu dalam mengungkapkan kesulitan belajarnya sehingga mengalami hambatan dalam memahami materi yang sedang dipelajarinya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian pada siklus I, peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan pada siklus II karena dirasa belum berhasil menerapkan model CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata pelajaran PKn. Selain itu hasil belajar siswapun masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, sebagian siswa terlihat senang dan antusias ketika belajar PKn dengan model CTL (Contextual Teaching Learning).

Pada siklus II, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus I.

Tahap awal adalah perencanaan, dimana peneliti dan guru mata pelajaran yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran PKn membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agak sedikit berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus I. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari guru mata pelajaran PKn, tujuannya adalah agar siswa tidak merasa bosan belajar PKn dan agar lebih semangat serta antusias dalam belajar. Jadi, pada siklus II ini proses pembelajaran diawali dengan pre test selama 30 menit, tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang disesuaikan dengn jumlah konsep yang akan dipelajari. Setelah kelompok terbentuk guru kemudian menyiapkan kertas yang sudah berisi tugas untuk masing-masing kelompok yang harus

dikerjakan bersama dengan anggota kelompok sesuai dengan tugas kelompok masing-masing, masing-masing anggota kelompok mendapat bagian untuk menjawab tugas dari guru tersebut, kemudian memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk memikirkan jawaban atas tugas yang diberikan. Setelah semuanya selesai menjawab masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kelompoknya didepan kelas bersama dengan anggota kelompoknya, dan masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang diberikan bila ada pertanyaan dari kelompok lain, bila mengalami kesulitan akan dibantu dengan teman kelompoknya. Setelah semua kelompok mempresentasekanhasilnya, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, hal seperti ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan hingga diakhiri dengan post test (tes akhir).

Pada tahap observasi guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran model CTL (Contextual Teaching Leearning) sekaligus mengamati aktifitas siswa dan aktifitas guru selaku pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa poto-poto dan catatan lapangan serta menilai hasil belajar siswa dilakukan pre test dan post test. Hal ini dilakukan sesuai dengan fungsi observasi yaitu mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Pada tahap analisis dan refleksi dimana peneliti bersama guru mata pelajaran yang bertugas sebagai kolaborator dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus II, apakah tindakan yang telah direncanakan diawal. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indicator keberhasilan. Tahap refleksi ini dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan diberikan pada siklus berikutnya. Melaluui refleksi berbagai kendala yang muncul dikelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan untuk dicari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran PKn. Pada siklus I dari hasil refleksi ditemukan beberap macam kendala yang muncul pada saat pembelajaran diantaranya (a) masih ada siswa kurang perhatian, (b) guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (c) penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih rendah, (d) belum optimalnya tampil mengerjakan soal latihan.

Pada siklus II ini kegiatan belajar mengajar meningkat dan semangat siswapun bertambah, ditunjukan dengan aktifnya mereka bertanya dan memberikan jawaban, dan masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas yang telah diberikan, kepercayaan pada diri merekapun meningkat.

Dokumen terkait