BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Penelitian
2. Deskriptif Data Penelitian
a. Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif dan Prokrastinasi Pasif
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berdasarkan perhitungan komputerisasi menggunakan SPSS versi 16 sehingga perlu menyajikan data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum dan minimum, dan standar deviasi.
Berikut hasil analisis deskriptif prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif : Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif Prokrastinasi Pasif N Valid 300 300 Missing 0 0 Mean 111.68 134.82 Median 113.00 132.00 Mode 103a 132 Std. Deviation 21.623 40.690 Minimum 58 39 Maximum 156 236 Sum 33505 40445
40
Berdasarkan mean hasil analisis deskriptif, diperoleh data mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritik adalah rata-rata skor alat penelitian. Mean teoritik diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian.
Tabel 4.6
Mean Empiris dan Mean Teoritis
Statistik Xmax Xmin Mean
Prokrastinasi Aktif Empiris 156 58 111,68 Teoretis 168 24 96 Prokrastinasi Pasif Empiris 236 39 134,82 Teoretis 266 38 152 Tabel 4.7
Uji t Mean Teoritik dan Mean Empiris Prokrastinasi Aktif One-Sample Test Prokrastinasi Aktif
Test Value = 96
T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Proaktif 12.563 299 .000 15.683 13.23 18.14
Tabel 4.8
Uji t Mean Teoritik dan Mean Empiris Prokrastinasi Pasif
One-Sample Test Prokrastinasi Pasif
Test Value = 152
T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Prokrastinasi aktif memiliki mean empiris sebesar 111,68 dan
mean teoritis sebesar 96. Mean empiris pada prokrastinasi aktif lebih besar
dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara
mean empiris dan mean teoretis yang berarti tingkat prokrastinasi aktif
dalam penelitian cenderung tinggi.
Prokrastinasi pasif memiliki mean empiris sebesar 134,82 dan
mean teoretis sebesar 152. Mean empiris pada prokrastinasi pasif lebih
besar dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis yang berarti tingkat prokrastinasi pasif dalam penelitian cenderung rendah.
42
b. Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif dan Prokrastinasi Pasif Berdasarkan Angkatan
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Berdasarkan Angkatan Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Aktif2015 75 58 144 113.72 23.756 Aktif2014 75 58 147 108.47 21.114 Aktif2013 80 62 156 115.04 18.474 Aktif2012 70 59 141 109.11 22.724 Pasif2015 75 50 220 139.81 39.330 Pasif2014 75 51 221 133.29 38.949 Pasif2013 80 39 236 130.22 41.733 Pasif2012 70 58 230 136.34 42.873 Valid N (listwise) 70
Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris prokrastinasi aktif angkatan 2015 sebesar 113,72; angkatan 2014 sebesar 108,47; angkatan 2013 sebesar 115,04; angkatan 2012 sebesar 109,11 masing-masing lebih besar dari mean teoritis prokrastinasi aktif sebesar 96. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan
mean teoritis yang berarti tingkat prokrastinasi aktif dalam penelitian
berdasarkan angkatan cenderung tinggi.
Mean empiris prokrastinasi pasif angkatan 2015 (139,81), angkatan
2014 (133,29), angkatan 2013 (130,22), angkatan 2012 (136,34) lebih kecil dari mean teoritis prokrastinasi pasif (152). Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan ada
perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis yang berarti tingkat prokrastinasi pasif dalam penelitian berdasarkan angkatan cenderung rendah.
Tabel 4.10
Data Deskriptif Mean Prokrastinasi Berdasarkan Angkatan Statistik Angkatan Data X max X min Mean Prokrastinasi Aktif 2015 Empiris 144 58 113,72 Teoritis 168 24 96 2014 Empiris 147 58 108,47 Teoritis 168 24 96 2013 Empiris 156 62 115,04 Teoritis 168 24 96 2012 Empiris 141 59 109,11 Teoritis 168 24 96 Prokrastinasi Pasif 2015 Empiris 220 50 139,81 Teoritis 266 38 152 2014 Empiris 221 51 133,29 Teoritis 266 38 152 2013 Empiris 236 39 130,22 Teoritis 266 38 152 2012 Empiris 230 38 136,34 Teoritis 266 38 152
Berdasarkan data tersebut, prokrastinasi aktif pada semua angkatan memiliki mean empiris lebih besar dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Tingkat prokrastinasi aktif pada semua angkatan tinggi.
44
Berdasarkan data tersebut, prokrastinasi pasif pada semua angkatan memiliki mean empiris lebih kecil dari mean teoritis. Berdasarkan uji t, nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Tingkat prokrastinasi pasif pada semua angkatan rendah.
Pemaparan antara mean empiris dan mean teoritis prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif terlihat bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih kuat melakukan prokrastinasi aktif. Namun, diperlukan perhitungan lebih lanjut apakah benar-benar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih banyak melakukan prokrastinasi aktif dibanding prokrastinasi pasif. Di lihat berdasarkan cacah item antara prokrastinasi aktif dan pasif berbeda.
Item pada prokrastinasi aktif sebanyak 24 item dan prokrastinasi pasif sebanyak 38 item. Item pada prokrastinasi pasif lebih banyak dibanding prokrastinasi aktif. Peneliti melakukan pehitungan statistik secara manual untuk standarisasi antara mean empiris prokrastinasi aktif. Berikut perhitungan statistik yang dilakukan secara manual :
Melalui perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11
Standarisasi Mean Empiris
Prokrastinasi Angkatan Mean Empiris Prokrastinasi Aktif 2015 180,05 2014 171,74 2013 182,14 2012 172,75 Prokrastinasi Pasif 2015 139,81 2014 133,29 2013 130,22 2012 136,34
Data di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan mean empiris prokrastinasi aktif lebih besar dibanding mean empiris prokrastinasi pasif. Hal ini berarti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lebih tinggi melakukan prokrastinasi aktif dibanding prokrastinasi pasif.
c. Statistik Deskriptif Prokrastinasi Aktif dan Prokrastinasi Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.12
Mean Prokrastinasi Aktif dan Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin
Prokrastinasi Aktif Prokrastinasi Pasif Empiris Teoritis Empiris Teoritis
Laki-laki 93,72 96 151,59 152
Perempuan 120,94 96 126,18 152
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada prokrastinasi aktif jenis kelamin laki-laki, mean empiris kecil dibandingkan dengan mean teoritis (93,72<96). Pada jenis kelamin perempuan, mean
46
empiris lebih besar dibandingkan mean teoritis (120,94>96). Pada prokrastinasi pasif jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki mean empiris lebih kecil dibandingkan mean teoritis (151,59 dan . 126,18 < 152). Berdasarkan uji t diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Artinya, terdapat perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis prokrastinasi aktif dan pasif berdasarkan jenis kelamin. Hasil ini menunjukkan bahwa prokrastinasi aktif cenderung tinggi dilakukan oleh jenis kelamin perempuan (mean empiris > mean teoritis).
Peneliti melakukan uji beda terhadap prokrastinasi aktif dan pasif berdasarkan jenis kelamin. Berikut adalah perhitungan uji t :
Tabel 4.13
Uji t Prokrastinasi Aktif Berdasarkan Jenis Kelamin
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Proaktif Equal variances assumed .341 .560 -12.860 298 .000 -27.224 2.117 -31.390 -23.058 Equal variances not assumed -13.248 221.433 .000 -27.224 2.055 -31.274 -23.174
Tabel 4.14
Uji t Prokrastinasi Pasif Berdasarkan Jenis Kelamin
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Propasif Equal variances assumed 2.144 .144 5.356 298 .000 25.411 4.744 16.075 34.748 Equal variances not assumed 5.199 188.255 .000 25.411 4.888 15.770 35.053
Tebl 4.13 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi aktif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000. Tabel 4.14 juga menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan prokrastinasi pasif dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,005 yaitu 0,000.