• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosa Keperawatan

Dalam dokumen ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POS (Halaman 58-82)

TINJAUAN TEORITIS

2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC.

2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka post op 3. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi penyakit

5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot

6. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan vasospasme dan peningkatan tekanan darah

7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi 8. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

9. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan ibu.

10.Resiko terhadap perubahan menjadi orang tua b/d kurangnya dukungan dari orang terdekat, tidak tersedianya model peran.

11.Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri atau ketidaknyamanan, proses persalinan dan kelahiran melelahkan.

( doegoes marylin, 2001 )(

Post Sc

Post Anastesi Spinal Luka Post Operasi Nifas

Penurunansaraf Penurunansaraf Jaringan Jaringan Uterus Laktasi Psikologi

Ekstremitasbawah Otonom terputus terbuka

Progesterone dan Perubahanpsikologi

Esterogenmenurun

Kelumpuhan Penurunansaraf Merangsang area Proteksi Kontraksi uterus

Vegetative sensorikmotorik kurang Prolaktinmeningkat PenambahanAnggotabaru

MK:Cemas Perubahankelenjer

Penurunanperistaltic MK:Nyeri Invasi Afektif TidakAdekuat susuterangsang KebutuhanMeningkat

MK:Mobilitas Usus Bakteri

PengelupasanAtonia Isapanbayi MK:Perubahan proses keluarga

desidu Uteri

MK: MK: gangguan MK:Restiinfeksi Lochea Perdarahan oksitosin

Konstipasi pola tidur hipovolemik Anemi ejeksi ASI

Hb02 adekuattdkadekuat

Metabolismeanaerob ASI keluar ASI tdkkeluar MK: ketidakefektifan Asamlaktatmningkat efektif Inefektik pemberian ASI

Suplai o2 kejaringan MK:IntoleransiLaktasi Laktasi

menurun aktifitas

Nekrose Mk :kurangpengethuan

45

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post op SC. Tujuan : melaporkan nyeri hilang Kriteria Hasil : - Klien tampak rileks - Klien tampak mampu istirahat

1. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaaknyamanan. Perhatikan isyarat verbal dan non verbal seperti meringis, kaku dan

gerakan melindungi atau terbatas.

2. Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab ketidaknyamanan dan intervensi

1. Klien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan

ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik khusus dari nyeri membantu membedakan nyeri pasca operasi daari terjadinya komplikasi.

2. Meningkatkan pemecahan masalah, membantu mengurangi nyeri berkenaan dengan ansietas dan ketakutan karena ketidaktahuan dan

46 3. Evaluasi tekanan darah

(TD) dan nadi: perhatikan

perubahan prilaku (bedakan antara kegelisahan karena kehilangan darah berlebihan dan arena nyeri)

4. Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya/ karakteristik nyeri penyerta: perhatikan infuse oksitosin pasca operasi.

menyebabkan gelisah serta TD dan nadi meningkat. Analgesic dapat menurunkan Tekanan Darah

4. Selama 12 jam pertama pascapartum, kontrafksi uterus kuat dn teratur, dan ini berlanjut selama 2-3 hari

berikutnya, meskipun frekuensi dan intensitasnya dikurangi. Factor-factor yang memperberat nyeri penyerta meliputi mulitipara, overdistensi uterus, menyusui, dan pemberian

47 5. Ubah posisi klien, kurangi

rangsangan yang berbahaya, dan berikan gosokan punggung. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi dan distraksi. Seperti dipelajari pada kelas melahirkan anak . anjurkan

5. Merilekskan otot, dan mengalihkan perhatian dari sensasi nyeri.

Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan distraksi tidak

menyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera.

6. Nafas dalam meningkatkan upaya pernapasan. Pembebatan menurunkan regangan dan ketegangan area insisi dan mengurangi nyeri dan

48 6. Lakukan latihan nafas dalam dan

batuk dengan menggunakan prosedur-prosedur pembebatan dengan tepat, 30 menit setelah pemberian analgesic

Kolaborasi

7. Berikan analgesic setiap 3-4 jam, berlanjut dari rute IV /

intramuslular sampai ke rute oral.

terdengar.

7. Meningkatkan kenyamanan yang memperbaiki status psikologis dan meningkatkan mobilitas. Penggunaan obat yang bijaksana memungkinkan ibu yang menyusui menikmati dalam memberikan makan tanpa efek-efek samping pada bayi.

8. Analgesia yang di kontrol pasien memberikan penghilangan nyeri cepat tanpa efek samping/oversedasi.

49 menyusui.

8. Tinjau ulang / pantau penggunan analgesia yang dikontrol pasien (PCA) sesuai indikasi.

2. Resiko infeksi

berhubungan dengan trauma jaringan / luka post op

Tujuan : tidak terjadinya infeksi

Kriteria hasil:

1. Kaji tanda tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan )

1. Menetapkan data dasar klien,

terjadinya peradangan dapat diketahui dari penyimpangan tanda – tanda vital terutama peningkatan suhu tubuh

50 rubor, calor, dubor, tumor,

kerusakan fungsi jaringan)

3. Dorong masukan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin c, dan besi.

4. Anjurkan dan gunakan teknik

– tanda infeksi

3. Mencegah dehidrasi memaksimalkan volume sirkulasi dan aliran urin. Protein dan vitamin c diperlukan untuk pembentukan kolagen : besi

diperlukan untuk sintesis Hb

4. Membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi

51 kotoran, pembalut erineal, dan

linen terkontaminasi dengan tepat. Diskusikan dengan klien pentingnya kelanjutan tindakan-tindakan ini setelah pulang.

5. Lakukan perawatan luka dan ganti balutan

6. Anjurkan klien untuk tetap menjaga luka tetap kering dan bersih

5. Perawatan luka dapat mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi resiko infeksi

6. Dengan keadaan luka yang kering dan bersih dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi

52 proses infeksi yang teridentifikasi.

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi

Tujuan: melaporkan bahwa ansietas sudah menurun

Kriteria hasil:

-klien rileks, dapat tidur / istirahat dengan benar.

1. Dorong keberadaan / partisipasi dari pasangan

2. Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari asalah. Mendorong

klien pasangaan untuk

mengungkapkan kebutuhan dan harapan yang tidak terpenuhi. Memberikan informasi sehubungan dengan normalnya perasaan tersebut.

1. memberikan dukungan emosional: dapat mendorong pengungkapan masalah.

2. Kelahiran sesar mungkin dipandang sebagai suau kegagalan daam hidup oleh klien / pasangan dan hal tersebut dapat memiliki dampak negative dalam proses ikatan / menjadi orang tua .

53 yang lazim dn perkembangan

strategi koping baru jikadibutuhkan. 4. Berikan informasi yang akurat tentang keadaan klien / bayi

5. Mulai kontak antara klien / pasangan dengan bayi sesegera mungkin, jika bayi dibawa ke neonatal intensive care unit ( NICU ). Bentuk jalur komunikasi antara staf perawatan dan klien / pasangan.

4. Khayalan yang disebabkan oleh

kurangnya informasi atau

kesalahpahaman dapat meningkatkan tingkat ansietas.

5. Mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan dengan penanganan bayi, takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui, dan menganggap hal yang buruk berkenaan dengan keadaan bayi.

54 tidak mengena sumber

informasi penyakit

dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan

penyuluhan diberikan untuk membantu

mengembangkan pertumbuhan

ibu,maturasi, dan komperensi. Namun, klien membutuhkan waktu untuk

bergerak dari fase “mengambil” sampai fase “ menahan” yang penerimaan dan kesiapannya ditingkatkan dan ia secara emosi dan fisik siap untuk memepelajari informasi baru untuk mempelajari informasi baru untuk memudahkan penguasaan peran barunya. Pada hari ke 2 atau ke 3 pascapartum, klien biasanya

55 2. Berikan rencana penyuluhan

tertulis dengan menggunakan format

yang standarisasi atau

ceklis,dokumentasi informasi yang diberikan dan respon klien.

informasi yang diterima orangtua dari staf dan menurunkan konfusi klien yang disebabkan oleh diseminasi nasihat atau informasi yang menimbulkan konflik.

3. Membantu klien mengenali perubahan normal dari respon-respon abnormal yang mungkin memerlukan tindakan-tindakan. Status emosionallien mungkin kadang-kadang labil pada waktu ini dan sering dipengaruhi oleh kesejahteraan fisik. Antisipasi perubahan ini dapat

56 fisiologis dan psikologis yang

normal berkenaan dengan kelahiran sesar dan kebutuhan berkenaan dengan periode pascapartum

pembelajaran peran baru dan pelaksanaan tanggung jawab baru. 4. Klien yang telah menjalani kelahiran sesarea memerlukan bantuan lebih banyak bila pertama kali dirumah daripada klien yang mengalami kelahiran per vagina. Tangga dan penggunaan ayunan rendah atau keranjang dapat menyebabkan kesulitan untuk klien pasca operasi.

5. Evakuasi pascapartum untuk klien yang telah menjalani kelahiran sesarea

57 membantu pekerjaan rumah, susunan

fisik rumah,pengaturan tidur bayi.

5. Berikan atau kuatkan informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan pascapartum lanjutan.

peningkatan resiko infeksi.

5. Konstipasi

berhubungan dengan

Tujuan : Eliminasi Klien

1. Auskultasi terhadap adanya bising usus pada keempat kuadran setiap 4

1. Menentukan kesiapan terhadap pemberian makan per oral, dan

58 - Bising usus

kembali normal - Pola komunikasi

kembali normal

2. Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan

3. Anjurkan cairan oral yang adekuat bila masukan oral sudah mulai kembali. Anjurkan peningkatan diet makanan kasar daan buah-buahan

terdengar pada hari pertama setelah prosedur pembedahan, terdengar samar pada hari ke 2 dan aktif pada hari ketiga. 2. Menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus paralitik

3. Makanan kasar dan meningkatkan cairan yang menghasilkan bulk, merangsang eliminasi dan mencegah konstipasi defekasi.

59 pengencangan abdominal, tingkatkan

ambulasi dini

5. Identifikasi aktifitas-aktifitas

dimana klien dapat

menggunakannnya dirumah untuk merangsang kerja usus.

6. KolaborasiBerikan analgesic 30

abdomen. Ambulasi progresif setelh 24 jam meningkatkan peristaltic dan pengeluaran gas, dan menghilangkan atau mncegah nyeri karena gas.

5. Membantu dalam menciptakan kembali pola evakuasi normal dan meningkatkan kemandirian.

6. Memudahkan kemampuan

untukambulasi : namun, narkotik, bila digunakan, dapat menurunkan aktifitas usus.

60 7. Beikan pelunak feses atau katartik

ringan.

6. Resiko terjadinya cidera berhubungan

dengan fungsi

biokimia atau regulasi

Tujuan:menurunkan faktor-faktorresiko dan perlindungan diri kriteria hasil:

-klien bebas dari komplikasi

1.Tinjau ulang catan prenatal daan intra partal terhadap faktor-faktor yang mempredisposisikan klien pada komplikasi.catat kadar HB dan kehilangan darah operatif.

1. Adanya faktor-faktor resiko seperti kelelahan miometrial, distensi uterus berlebihan, stimulasi oksitosin lam, atau tromboflebitis prenatal memungkinkan klien lebih rentan terhadap komplikasi pascaoperasi.

2. Tekanan darah yang tinggi dapat menandakan terjadinya atau berlanjutnya

61 halus : perubahan prilaku :

pelambatan pengisian kapiler : atau sianosis.

hipersensitif lain.

Hipotensi dan tacikardi dapat

menunjukan dehidrasi dan hipovolemi tetapi mungkin tidak terjadi sampai volume darah sirkulasi telah menurun sampai 35%-50%, dimana tanda

vasokontriksi mungkin terlihatLuka beah pireksia dapat menandakan infeksi. 3. Luka bedah dengan drain dapat membasahi balutan : namun rembesan biasanya tidak terlihat dan dapat menunjukan terjadinya komplikasi.

62 pendarahan berlebihan. Catat tanggal

drainase pada balutan beritahu dokter bila rembesan berlanjut.

4. Perhatikan karakter dan jumlah aliran lokhea dan konsistgensi fundus.

atau mengandung bekuan : fundus harus tetap berkontraksi dengan kuat pada umbiliku. Tonjolan uterus

mengakibatkan peningkatan aliran dan kehilangan darah.

5. Fungsi ginjal adalah indek kunci dari volume darah sirkulasi. Bila haluaran menurun berat jenis meningkat dan sebaliknya. Urin

6. Meningkatkan aliran balik vena, mencegah stasis/ penumpukan pada ekremitas bawah, menurunkan resiko

63 warna, konsistensi dan berat jenis

urin.

6. Anjurkan latihan kaki/pergelangan kaki dan ambulasi dini.

7. Proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi Tujuan : tidak terjadinya infeksi Kriteria hasil: -bebas dari infeksi

1. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan pembuangan pengalas kotoran, pembalut erineal, dan linen terkontaminasi dengan tepat. Diskusikan dengan klien pentingnya kelanjutan tindakan-tindakan ini

1. Membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi

64 perhatikan adanya kondisi yang

mempredisposisikan klien pada infeksi pasca operasi

3. Dorong masukan caian oral dan diet tinggi protein, vitamin c, dan besi.

4.Kaji suhu, nadi dan jumah sel darah putih

lama sebelum kelahiran sesar meningkatkan resiko infeksi dan pelambatan penyembuhan.

3.Mencegah dehidrasi memaksimalkan volume sirkulasi dan aliran urin. Protein dan vitamin c diperlukan untuk

pembentukan kolagen : besi diperlukan untuk sintesis Hb

4.Demam setelah pasca operasi hari ketiga., leukositosis dan tacikardia menunjukan infeksi peningkatan suhu sampai mengindikasikan infeksi.

65 5. Berikan perawatan perineal dan

kateter dan penggantian pengalas sering.

6. Dapatkan kultur darah, vagina, dan

infeksi, peningkatan sampai 380C pada hari kedua dalam 10 hari pertama pasca partum adalah bermakna.

5. Membantu menghilangkan media pertumbuhan bakteri : meningkatkan hygine

6. Bakterimia lebih sering pada klien yang mengalami pecah ketuban selam 6 jam atau lebih lama dari pada klien yang ketubannya tetap utuh sebelum kelahiran sesarea.

Dalam dokumen ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN POS (Halaman 58-82)

Dokumen terkait