TINJAUAN KASUS
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan ( Doenges, 2000 : 10 ).
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan dan keadaan pasien.
4.4Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan rencana tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan indikasi preeklamsi berat, hal ini tidaklah mudah. Terlebih dahulu penulis mengatur strategi agar tindakan keperawatan dapat terlaksana, yang dimulai dengan melakukan pendekatan pada klien agar nantinya klien mau melaksanakan apa yang perawat anjurkan, sehingga seluruh rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.
Dalam melakukan rencana tindakan, penulis tida menemukan kesulitan yang berarti, hal ini disebabkan karena :
a. Adanya faktor perencanaan yang baik dan sistematik sehingga memudahkan untuk melakukan tindakan keperawatan
b. Pendekatan yang dilakukan pada klien dan keluarga dengan baik sehingga klien merasa percaya pada penulis dan mudah dalam pemberian serta pelaksanaan tindakan keperawatan
c. Adanya kerja sama yang baik dengan petugas ruangan, sehingga penulis mendapat bantuan dalam melalaksanakan tindakan keperawatan.
4.5Evaluasi
Dari 3 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan, kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya.
Penulis tidak dapat melihat perkembangan selama 3 hari berturut-turut karena pada hari kedua pasien sudah dibolehkan pulang.
1. Pada diagnosa 1 yaitu gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan trauma pembedahan post sc dianggap masalah sudah teratasi sebagian karena nyeri klien sudah berkurang dan skala nyeri 3.
2. Pada diagnosa 2 yaitu infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/ luka post op diangaap masalah sudah teratasi sebagian karena tidak ada tampak tanda-tanda infeksi lagi hanya luka masih belum kering sepenuhnya.
3. Pada diagnosa 3 yaitu cemas berhubungan dengan krisis situasi dianggap masalah sudah teratasi karena klien sudah mulai tenang, tidak cemas dan lebih rileks, tekanan darah sudah kembali normal 120/80 mmHg.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia adalah Masa setelah proses pengeluaran janin yang dapat hidup di luar kandungan dari dalam uterus ke dunia luar dengan menggunakan insisi pada perut dan karena adanya hipertensi, edema, dan proteinuria.
Dari uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan :
1.1.1 Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam mengumpulkan data.
1.1.2 Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 dapat dirumuskan 3 diagnosa pada tinjauan kasus.
1.1.3 Pada perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2015 semua perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
1.1.4 Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 hampir semua dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh perawat ruangan tersebut.
1.1.5 Evaluasi pada pasien dengan sectio caesarea diruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2015 dapat dilakukan dan dari 3 diagnosa hampir semua masalah teratasi dan klien boleh pulang.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat mencari informasi dan memperluas wawasan mengenai Post Op SC dengan indikasi preeklamsi beratkarena dengan adanya pengetahuan dan wawasan yang luas mahasiswa akan mampu mengembangkan diri dalam masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat mengenai SC dengan indikasi preeklamsi, dan fakor –faktor pencetusnya serta bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
5.1.2 Bagi Rumah Sakit
Untuk mencegah meningkatnya preeklamsi beratsebaiknya pasien di beri informasi yang memadai mengenai preeklamsiitu sendiri dan
aspeknya. Dengan diperolehnya informasi yang cukup maka pencegahan pun dapat dilakukan dengan segera. Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami atau menderita post op sc dengan indikasi preeklamsi, maka harus segera dilakukan perawatan yang intensif, agar tidak terjadi infeksi pada luka post op.
5.1.3 Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus agar dapat menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
Doengoes, M E. 2000, RencanaAsuhanKeperawatanPedomanUntukPerencanaan Dan PendokumentasianPerawatanPasien. Jakarta : EGC
Doengoes , M .2001. RencanaPerawatanMaternitas / Bayi .Jakarta : EGC F. Gary Cunningham .2005 Obstrerti Williamsalihbahasa: Huriawati Hartono.
Jakarta. EGC
Hidayat, Asri. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika Hollingworth, Tony. 2011. Diagnosis Banding Dalam Obstetri Dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
http://andhrey.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawaatan-sc.html
https://wayanpuja.wordpress.com/2011/06/25/askep-pasien-dengan-post-operasi-seksio-sesaria/
Norwitz, Errol. 2007. At A Glace Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta : Erlangga
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo
Nama pasien : Ny. A
No MR : 413484
Dx medis : Post Op Sectio Caesarea + Pre Eklamsi Berat
Tanggal masuk : 21 Juni 2015
Tanggal keluar : 24 Juni 2015
1. Menjelaskan kepada klien tentang minum obat yang benar,
( dosis obat, nama obat, fungsi obat )
Nama obat Fungsi obat Dosis obat
Cefixim
Antalgin
Vit C
Untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka post operasi.
Menghilangkan rasa nyeri
Obat untuk menambah vitamin dan daya tahan dalam tubuh
2 x 1 tablet
2 x 1 tablet
Setelah klien pulang dari rumah sakit anjurkan 1 minggu setelah ia pulang kontrol ke poli kebidanan, atau bisa control ke puskesmas atau bidan terdekat.
3. Menjelaskan pada klien tentang cara mencegah infeksi
- Anjurkan pada klien untuk melakukan aktifitas ringan di rumah
- Anjurkan pada klien agar menjaga kebersihan agar luka tidak terjadi infeksi
- Jangan memegang luka dengan tangan yang tidak bersih
- Menjelaskan pada klien agar minum obat secara teratur
4. Menganjurkan mengosumsi makanan yang mengandung protein tinggi
- Anjurkan klien untuk makan makanan yang mengandung protein tinggi seperti (daging dan telur)
Nama ; RETNO TRIWAHYUNI Tempat / TanggalLahir ; Bukittinggi / 04 Agustus 1994
Agama ;Islam
JumlahBersaudara ;4 Orang
AnakKe ; 3( Tiga )
Alamat ; Jln. Pinggir Irigasi RT 01 RW 02 Kel. Muaro Payakumbuh Utara
Nama Orang Tua
Ayah ; Wahendrik
Ibu ; Elmi
RiwayatPendidikan
1. TkRaudhatul Athfal Talawi Sawahlunto : 1999 - 2000 2. SDN 13 Nankodok Payakumbuh : 2000 - 2006
3. SMP N 2 Payakumbuh : 2006 - 2009
4. SMA N 3 Payakumbuh : 2009 - 2012