• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.6. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3. 2 Diagram Alir Penelitian Data Primer:

1. Observasi lapangan 2. Wawancara

3. Brainstorming

Data Sekunder:

1. .RAB (Rencana Anggaran Biaya), 2. Daftar Harga Material

3. Laporan harian 4. As Built Drawing Analisa Waste

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Pengolahan data

1. Identifikasi Material yang Berbiaya Besar dan Berpotensi Menimbulkan Waste

2. Menghitung Volume Material Terpasang 3. Menghitung Volume Pembelian Material 4. Menghitung Volume dan Biaya Sisa Material 5. Mengitung Waste Material Dominan

Menggunakan Analisis Pareto

6. Identifikasi Penyebab Waste Material Dominan Menggunakan Fishbone Diagram

Kesimpulan dan saran Analisis dan pembahasan

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Proyek

penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan kantor kejaksaan negeri kotatebing tinggi. Berikut informasi administrasi mengenai proyek rehabilitasi berat tersebut :

Nama pekerjaan :Pembangunan gedung kantor kejaksaan negeri Kota Tebing Tinggi

Lokasi pekerjaan : Jl.Kol.Yos Sudarso, Kota Tebing Tinggi Nilai pekerjaaan : Rp.3.436.317.121,40

Sumber dana : APBD Kota Tebing Tinggi Nama pelaksana : PT.Afifa Jaya Perkasa

4.2. Identifikasi Cosumble Material yang Berpotensi Menimbulkan Waste Material

Identifikasi Cosumble Material dilakukan dengan mengumpulkan data dari observasi langsung, RAB dan gambar kerja proyek.

Berikut ini adalah data cosumble material yang ada di proyek pembangunan kantor kejaksaan tinggi negeri Kota Tebing Tinggi.

Tabel 4. 1 Data Cosumble Material

No Material Satuan

4.3. Menghitung Volume Material Terpasang

Volume material terpasang didapatkan dengan menghitung dari gambar yang terdapat pada as built drawing. As built drawing akan dilampirkan,Berikut hasil perhitungannya :

a. Batu bata

Menghitung volume batu bata dilakukan dengan cara menjumlahkan luas bagian- bagian pada bangunan yang menggunakan batu bata ,setelah itu dikalikan dengan kofisien pasangan dinding yang dipakai pada proyek.

Pada proyek ini bagian – bagian yang menggunakan batu bata ialah , pasangan dinding bata lantai1 , pasangan dinding bata lantai 2, pasangan dinding bata lantai atap , luas tastram,dan luas bekisting pile cap.

Dari , as built drawing di dapat luas sebagai berikut:

Luas pasangan dinding bata lt.1 = 770,01 m2 Luas pasangan dinding bata lt.2 = 833,3 m2 Luas pasangan dinding bata lt.atap = 170,74 m2

Luas tastram = 288,25 m2

Luas bekistig pile cap = 77,44 m2 Luas jendela dan pintu lt. 1 = 78,85 m2 Luas jendela dan pintu lt. 2 = 63,39 m2

Volume pasangan batu bata = Luas pasangan dinding lt.1 dan lt.2 + Luas pasangan dinding lt.atap + Tastram + Bekisting pile cap - (Luas jendela & pintu lt.1 + Luas jendela & pintu lt.2)

= (770,01 + 833,3 + 170,74 + 288,25 + 77,44 ) - (78,85 + 63,39)

= 1991,55 m2

Setelah didapat luasnya , selanjutnya dikalikan dengan koefisien satuan yang dipakai di proyek.

Pada proyek ini koefisien satuan pekerjaan pemasangan 1 m² dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu campuran 1SP :4PP adalah :

- Batu Bata = 70 buah/m2

- Semen = 11,5 kg/m2 - Pasir = 0,043 m2/m2 Sehingga didapat,

- Batu bata = 139.408,5 buah - Semen =22.902,85 kg - Pasir = 5,64 m³ 4.4. Semen dan pasir

Volume semen dan pasir dihitung dengan cara menjumlah kan bagian bagian pekerjaan yang menggunakan pasir .Untuk semen dan pasir ada 2 pekerjaan yaitu pasangan batu bata dan pekerjaan plasteran ,sedangkan untuk pasir sendiri ada pekerjaan pekerjaan urugan tanah ,urugan pondasi menerus dan urugan plat lantai .

Volume = ( Luas pas.dinding bata lt.1 + Luas pas.dinding bata lt.2 + Luas pas.dinding bata L.atap) – (Luas jendela & pintu L1 + Luas jendela & pintu L2 )

= (770,01 + 833,3 + 170,74 ) – (78,85 + 63,39)

= 1625,86 m²

Angka koefisien perhitungan satuan pekerjaan plasteran pada Proyek Kantor Kejaksaan Negeri Kota Tebing Tinggi untuk 1 m² dinding batu bata merah spesi 1 PC : 4 PP adalah sebagai berikut :

- Semen = 6,24 kg/m2

- Pasir = 0,024 m3/m2

Jadi , material yang digunakan untuk plasteran adalah - Semen =10.145,37 kg

- Pasir =39,02 m3

Untuk pekerjaan urugan tanah, urugan pondasi menerus dan urugan plat lantai di dapat volumenya sebagai berikut:

- Urugan tanah = 9,42 m3 - Urugan pondasi menerus = 8,52 m3 - Urugan plat lantai = 46,2 m3

Berikut adalah rekapitulasi volume material semen dan pasir:

Tabel 4. 2 Rekapitulasi Volume Semen

Pekerjaan Volume

(kg) Pasangan dinding lantai 1& 2 22902,83

Plasteran 10145,37

Total 33048,19

Tabel 4. 3 Rekapitulas Volume Pasir

Pekerajaan Volume

(m³) Pasir Urugan Tanah 9,42 Pasir Urug Pondasi Menerus 8,52 Pasir Urug Plat Lantai 46,2 Pasangan Dinding Lantai 1& 2 85,64

Plesteran 39,02

Total 188,797

b. Besi beton

Besi beton dihitung dengan cara mencari berat dari seluruh bagian pekerjaan yang menggunakan besi beton yang terdapat pada proyek dan dimensi didapatkan dari gambar detail penulangan as build drawing.

1. Pondasi

Perhitungan pembesian pada Pondasi yaitu dengan membuat tabulasi dari diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi (m), jumlah besi, Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

- Diameter

Diameter di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu: D14 &

D14 - Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus

Dimana : d = diameter

Bj = berat jenis besi Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D14 = 1,208 Kg/m - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan rumus

P besi =P - sbeton x 2 + P pengait x 2 Dimana : P = panjang panjang pile cap

S beton = selimut beton

P pengait = panjang besi yang di bengkokan - Jumlah besi

Jumlah besi di dapatkan dengan rumus

Dimana : P = panjang pile cap S beton = selimut beton - Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi - Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus : Volume besi = p total x berat besi

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Tulangan Pondasi Pondasi setempat Panjang Berat

tulangan/m Jumlah Volume ( )

P1 (14D-125) 67,44 1,208 34 2769,44

P2 (14D-125) 67,44 1,208 9 733,09

P3 (14D-125) 44,96 1,208 9 488,72

P3' (14D-125) 67,44 1,208 3 162,91

2. Kolom

Perhitungan pembesian pada kolom yaitu dengan membuat tabulasi dari, diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi dari as ke as (m), jumlah besi, Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

- Diameter

Diameter tulungan di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu: besi D16 , D13 , D12 , D8, D6

- Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus

Dimana : d = diameter

Bj = berat jenis besi = 3,14

Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D16 = 1,578 Kg/m Berat besi D13 = 1,041 Kg/m

Sumber : Perhitungan

Berat besi D12 = 0,887 Kg/m Berat besi D8 = 0,394 Kg/m Berat besi D6 = 0,222 Kg/m - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan melihat tinggi bangunan pada as built drawing dari as ke as

- Jumlah besi

Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail balok dan denah balok pada as built drawing. Perhitungannya yaitu dengan cara menghitung jumlah besi disetiap tipe lalu dikalikan dengan jumlah kolom.

- Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus :

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi - Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus :

Volume besi = p total x berat besi - Panjang dan jumlah sengkang

Panjang sengkang di dapatkan dengan rumus :

Psengkang = H- 2x S beton n besi + (B- 2x S beton n besi ) Dimana : H = tinggi beton

B = lebar beton S beton = selimut beton - Jumlah sengkang

Jumlah sengkang didapat dengan rumus

x n kolom dimana : n sengkang = jumlah sengkang

L = panjang bentang

l1 = jarak antar sengkang di tumpuan l1 = jarak antar sengkang lapangan n kolom = jumlah kolom

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan volume besi kolom:

Tabel 4. 5 Rekapitulasi Tulangan Kolom

Kolom Tipe Jumlah

Tulangan utama Sengkang

Panjang

Perhitungan pembesian pada balok dan yaitu dengan membuat tabulasi dari, diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi dari as ke as (m), jumlah besi, Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

- Diameter

Diameter tulungan di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu : besi D19 , D16 ,D10, D8

- Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus :

Sumber : Perhitungan

Dimana :d = diameter

Bj = berat jenis besi = 3,14

Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D19 = 2,225 Kg/m Berat besi D16 = 1,578 Kg/m Berat besi D10 = 0,616 Kg/m Berat besi D8 = 0,394 Kg/m - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan melihat tinggi bangunan pada as built drawing dari as ke as

- Jumlah besi

Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail balok dan denah balok pada as built drawing. Perhitungannya yaitu dengan cara menghitung jumlah besi disetiap tipe (a,) lalu dikalikan dengan jumlah kolom.

- Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus:

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi - Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus : Volume besi = p total x berat besi - Panjang dan jumlah sengkang

Panjang sengkang di dapatkan dengan rumus

Psengkang = H- 2x S beton n besi + (B- 2x S beton n besi ) Dimana : H = tinggi beton

B = lebar beton

S beton = selimut beton - Jumlah sengkang

Jumlah sengkang didapat dengan rumus

x n kolom dimana : n sengkang = jumlah sengkang

L = panjang bentang

l1 = jarak antar sengkang di tumpuan l1 = jarak antar sengkang lapangan n kolom = jumlah kolom

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Tulangan Balok

Balok Tipe

tulangan utama Sengkang Diameter Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

- Diameter

Sumber : Perhitungan

Diameter tulungan di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu : besi D16 & D8

- Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus

Dimana :d = diameter

Bj = berat jenis besi = 3,14

Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D16 = 1,578 Kg/m Berat besi D8 = 0,394 Kg/m - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan melihat tinggi bangunan pada as built drawing dari as ke as

- Jumlah besi

Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail balok dan denah balok pada as built drawing. Perhitungannya yaitu dengan cara menghitung jumlah besi disetiap tipe (a,) lalu dikalikan dengan jumlah kolom.

- Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi

- Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus : Volume besi = p total x berat besi - Panjang dan jumlah sengkang

Panjang sengkang di dapatkan dengan rumus :

Psengkang = H- 2x S beton n besi + (B- 2x S beton n besi ) Dimana : H = tinggi beton

B = lebar beton S beton = selimut beton - Jumlah sengkang

Jumlah sengkang didapat dengan rumus :

x n kolom dimana : n sengkang = jumlah sengkang

L = panjang bentang

l1 = jarak antar sengkang di tumpuan l1 = jarak antar sengkang lapangan n kolom = jumlah kolom

Tabel 4. 7 Rekapitulasi Tulangan Sloof

Sloff

Tipe Panjang (m)

Tulangan utama Sengkang Diameter

Perhitungan pembesian pada tangga yaitu dengan membuat tabulasi dari, diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi dari as ke as (m), jumlah besi, Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

- Diameter

Diameter di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu: D14 &

D10 - Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus

Sumber : Perhitungan

Dimana :d = diameter

Bj = berat jenis besi Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D14 = 1,208 Berat besi D10 = 0,616 - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan meghitung dimensi yang tertera pada as built drawing

- Jumlah besi

Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail balok dan denah balok pada as built drawing. Perhitungannya yaitu dengan cara menghitung jumlah besi disetiap tipe (a,) lalu dikalikan dengan jumlah kolom.

- Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi - Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus : Volume besi = p total x berat besi

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Tulangan Tangga

Tangga

Perhitungan pembesian pada Plat lantai yaitu dengan membuat tabulasi dari tipe tulangan, diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi (m), jumlah besi, Panjang Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).

Sumber : Perhitungan

- Diameter

Diameter di dapat dari gambar detail pada as built drawing yaitu: D14 &

D10 - Berat besi

Untuk berat besi di hitung dengan rumus

Dimana :d = diameter

Bj = berat jenis besi Maka dari rumus di dapat:

Berat besi D14 = 1,578 - Panjang besi

Panjang besi didapat dengan meghitung dimensi yang tertera pada as built drawing

- Jumlah besi

Jumlah besi dihitung dengan rumus :

Dimana : P = panjang as ke as

- Panjang total

Panjang total di dapat dengan rumus

p (total) = p x n dimana : p = panjang besi

n = jumlah besi - Volume besi

Volume besi didapat dengan rumus : Volume besi = p total x berat besi

Dari hasil perhitungan di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Rekapitulasi Tulangan Plat Lantai

Plat lantai Diameter Volume

L 2 10 8277,72

L atap 10 1807,21

Berikut adalah rekapitulasi dari perhitungan volume besi : Tabel 4. 10 Rekapitulasi Volume Besi

Tipe Volume

Untuk menghitung volume beton dilakukan dengan cara menghitung pekerjaan pekerjaan yang menggunakan beton dan dihitung dengan rumus :

Volume = Panjang x Lebar x Tinggi

Berikut ini adalah rekapitulasi dari perhitungan volume pada setiap pekerjaan . Tabel 4. 11 Rekapitulasi Pekerjaan Beton

Pekerjaan Volume (m³)

d. Atap genteng metal

Atap genteng metal dicari volumenya dengan cara mengkalikan panjang lebar serta kemiringan nya , pada bangunan atap di hitung menjadi 3 bagian luas, setelah itu baru di jumlah kan ke tiga nya ,berikut hasil perhitungannya :

L1= Panjang x Lebar x Cos 20˚

Tabel 4. 12 Rekapitulasi Volume Pipa PVC berbagai ukuran Pipa PVC Volume

Rekapitulasi dari semua perhitungan volume material terpasang dapat di lihat pada tabel 4.13 .

Tabel 4. 13 Rekapitulasi Perhitungan Volume Seluruh Material Terpasang

No Material Sat Volume Terpasang

1 Batu bata Bh 139408,500

4.5. Menghitung Volume dan Biaya Waste Consumable Material contoh perhitungan volume dan biaya waste cosumble material jenis material = Batu bata

volume terpasang = 13.9408,500 Bh volume terpasang = 14300,000 Kg harga satuan = Rp700

a) Menghitung volume waste material = volume terpasang - volume terpasang = 14300,000 - 13.9408,500

= 3591,500 Bh

b) Menghitung biaya waste material = Waste material * Harga material

= 3591,500 x 700 = Rp 2.514.050

Perhitungan volume dan biaya sisa consumable material dapat dilihat pada tabel 4.14 :

Tabel 4. 14 Perhitungan Volume dan Biaya Waste Consumable Material

No Material Satauan

1. Volume terpasang adalah data yang dihitung dari as built drawing.

2. Volume tersedia adalah jumlah yang tersedia pada proyek didapat dari laporan harian.

3. Harga satuan meupakan harga satuan yang di gunakan pada proyek.

4.6. Menghitung Waste Material Dominan Menggunakan Diagram Pareto Waste material dominan pada proyek ini dicari menggunakan Analisa Pareto. Sebelum melakukan perhitungan pertama kali diurutkan dari biaya Waste material terbesar hingga terkecil. Dicari persentase volume waste dengan rumus :

( )

Setelah dicari persentasenya , lanjut dicari persentase kumulatifnya untuk mendapatkan 80% nilai kumulutaif yang akan menjadi material paling dominan.

Contoh perhitungan persentase volume waste : Jenis material = semen

Waste cost = Rp6.677.713 Total waste = Rp33.471.106

( )

( )

( )

Hasil dari analisis data menggunakan analisis pareto dapat dilihat pada tabel 4.15:

Tabel 4. 15 Analisis pareto

No. Material Waste cost Persentase Percent Cumulative

1 Besi D16 Rp3.034.788 16,55% 16,55%

2 Besi D13 Rp2.755.746 15,03% 31,58%

3 Batu bata Rp2.514.050 13,71% 45,30%

4 Besi D14 Rp2.428.281 13,25% 58,54%

5 Besi D6 Rp2.339.752 12,76% 71,30%

6 Besi D12 Rp1.416.112 7,72% 79,03%

7 Semen Rp827.713 4,52% 83,54%

8 Besi D10 Rp740.307 4,04% 87,58%

9 Pasir Rp595.664 3,25% 90,83%

10 Besi D8 Rp452.691 2,47% 93,30%

11 Besi D19 Rp377.065 2,06% 95,36%

12 Beton K250 Rp294.426 1,61% 96,96%

13 Atap genteng metal Rp231.378 1,26% 98,22%

14 Pipa pvc Ø1/2" Rp120.800 0,66% 98,88%

15 Pipa pvc Ø1" Rp102.300 0,56% 99,44%

16 Pipa pvc Ø3" Rp38.550 0,21% 99,65%

17 Pipa pvc Ø2" Rp26.900 0,15% 99,80%

18 Pipa pvc Ø1 1/4" Rp22.650 0,12% 99,92%

19 Pipa pvc Ø4" Rp14.725 0,08% 100,00%

20 Pipa pvc Ø6" Rp0 0,00% 100,00%

Total Rp18.333.898 100,00%

Gambar 4. 1 Diagram Pareto

Pada Gambar 4.1, axis sebelah kanan menunjukkan persentase kumulatif (percent cumulative), axis sebelah kiri menunjukkan biaya sisa material dan axis sebelah bawah adalah jenis bahan material yang menimbulkan sisa material. Sisa material konstruksi dominan didapatkan dengan menarik garis lurus pada axis 80% hingga memotong garis kurva, kemudian titik perpotogan tersebut ditarik kebawah. Sisa material dominan yang masuk dalam analisa pareto adalah nilainya yang masuk dalam kumulatif 80%.

Maka, didapatlah waste material konstruksi dominan pada proyek ini berturut, yakni,Besi D16,Besi D13,Batu bata, Besi D14,Besi 6,dan Besi 12

4.7. Analisis Faktor – Faktor Penyebab Waste Material Dominan

Faktor-faktor penyebab sisa material didapatkan dari studi literatur berbagai sumber seperti buku dan jurnal. Dalam menganalisis penyebab sisa material proyek pembangunan kantor kejaksaan tinggi negeri kota Tebing Tinggi diawali dengan menyepakati kategori-kategori permasalahan sisa material konstruksi yaitu Method, Manpower, Machine, Material, Measurement dan Environment (Tauge, 2005). Kemudian semua faktor penyebab sisa material dari kategori permasalahan diseleksi dan dievaluasi melalui brainstorming.

Brainstorming adalah teknik penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan pada sebuah kelompok.

Brainstorming dilakukan dengan orang yang berada di lapangan yaitu, dari konsultan pengawas dan kontraktor. Pada tahap ini akan diketahui penyebab sisa material secara lebih detail dari peristiwa yang menjadi penyebab sisa material, sehingga penyebab sisa material dapat diketahui. Hasil analisis dari fishbone diagram dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3

a. Besi beton (Besi D16,Besi D13, Besi D14,Besi D6,dan Besi D12).

Gambar 4. 2 Fishbone Diagram Penyebab Waste Material Besi Beton Pada gambar 4.2, bisa dilihat faktor penyebab terjadinya waste material pada besi beton (Besi D16,Besi D14,Besi D13,Besi D12,dan Besi 6) adalah sebagai berikut:

1. Man Power

- Kurangnya pemahaman pekerja terhadap sambungan besi dan pemotonganya

2. Methode

- Kesalahan ukuran saat pemotongan dan pembekokan 3. Material

- Ukuran sisa potongan yang terlalu pendek 4. Evironment

- Besi yang rentan akan perubahan cuaca.

Waste Material

b. Batu bata

Gambar 4. 3 Fishbone Diagram Penyebab Waste Material Batu bata Pada gambar 4.3 bisa dilihat faktor penyebab terjadinya waste material pada batu bata adalah sebagai berikut:

1. Management

- Kerusakan saat pengangkutan ke lokasi proyek.

- Adanya perubahan desain saat pelakasanaan 2.Man power

- Kurangnya kehati - hatian pekerja saat pengangkatan 3.Methode

- Kesalahan pemasangan - Kesalahan saat pemotongan 4.Material

- Ukuran sisa potongan yang terlalu pendek - Kesalahan produk

Waste

Ukuran sisa material yang terlalu pendek

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Waste material yang dominan pada proyek pembangunan kantor Kejaksaan Kota Tebing Tinggi ini adalah :

- Besi beton D16 - Besi beton D13 - Besi beton D14 - Batu bata - Besi beton D6 - Besi beton D12

2. Faktor faktor yang menjadi penyebab waste material berdasarkan fishbone diagram adalah sebagai berikut:

a.Besi beton (D16,D14,D13,D12,D6)

 Man Power

- Kurangnya pemahaman bebarapa pekerja terhadap sambungan besi dan pemotonganya

 Methode

- Adanya kesalahan ukuran saat pemotongan dan pembekokan

 Material

- Ukuran sisa potongan yang terlalu pendek

- Terdapat besi berkarat sehingga tidak dapat digunakan b.Batu bata

 Management

- Kerusakan saat pengangkutan ke lokasi proyek.

- Adanya perubahan desain saat pelakasanaan

 Man power

- Kurangnya kehati - hatian pekerja saat pengangkatan membuat adanya material yang pecah

 Methode

- Terdapat Kesalahan pemasangan - Kesalahan saat pemotongan

 Material

- Ukuran sisa potongan yang terlalu pendek - Adanya produk yang cacat dari pabrik 5.2. Saran

Untuk melakukan penelitian serupa diperlukan adanya pengembangan lebih lanjut mengenai tema maupun metode yang digunakan , berikut adalah saran yang penulis berikan :

1. Lokasi penelitian dapat dilakukan pada jenis proyek konstruksi yang berbeda seperti proyek rumah hunian, gedung bertingkat tinggi ,jalan atau jembatan.

2. Untuk menghitung volume material bisa digunakan software lain selain microsost excel , seperti WinEst ataupun software lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Moghany,S.S.,2006,Managing and Minimizing Construction Waste in Gaza Strip, The islamic University of Gaza, Gaza

Asiyanto. 2010. Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi, Penerbit PT Pradnya Paramita, Jakarta.

Aulia, Novinda Aulia, dkk. 2016. Analisis dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi Menggunakan Metode Pareto dan Fishbone Diagram (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang).Skripsi, Universitas Brawijaya, Malang.

Bossink, B.A.G., H.J.H Brouwers. 1996. Construction waste : quantification and source evaluation. Journal of Construction Engineering and Management. Pp 55-60.

Dwiningsih, Nurhidayati. 2004., Pemeliharaan Dan Reliabilitas Serta Konsep ManajemenProyek. STEKPI. Jakarta.

Ervianto, W.I.2002.Manajemen Proyek Konstruksi.Andi.Yogyakarta.

Gavilan, R. M., and Bernold, L. E.1994, Source Evaluation of Solid Waste in Building Construction, Journal of Construction Engineering and Management, September 1994. pp. 536 – 552.

Google Inc.2019.Google Maps: Peta Lokasi Jalan Yos Sudarso Kota Tebing Tinggi dalam http://mapas.google.com/

Husen, Abrar.2010.Manajemen Proyek.Edisi Revisi.C.V Andi Offset.Yogyakarta

Intan, Suryanto, dkk. 2005. Analisa dan Evaluasi Sisa Material Konstruksi : Sumber Penyebab, Kuantitas dan Biaya.Jurnal Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No. 1, 36-45, Universitas Kristen Indonesia Maluku, Maluku.

Illingworth, J.R. 1998. Waste in the construction process.

Koch, Richard. 1997. The 80/20 Principle The Secret of Achieving More with Less, London.

Koskela, Lauri.(1992),CIFE Technical Report #72-Stanford University : Application of The New Production Philosophy to Construction, VTT Building Technology ,Finland

Nasution, M. N. (2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Nicholas. M, John.2004. Project Management for Business, Engineering, and Technology.

Rahmawati ,Farida. 2013. Analisa Sisa Material Konstruksi Dan

Penanganannya Pada Proyek Gedung Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya (177k)”. Skripsi Institut Negeri Sepulu November

Soeharto ,iman 1999 Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Edisi Kedua, Jilid 1.Erlangga.Jakarta.

Tague, Nancy. 1997. The Quality Toolbox, ASQ Quality Press, Milwaukee, United States of America.

Vorley, Geoff. 2008.Mini Guide to Root Cause Analysis. Guildford Surrey United Kingdom.

LAMPIRAN Lampiran I : Laporan logistik

Lampiran II : Gambar As built Drawing

Lampiran2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Lampiran 2

Dokumen terkait