• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bar Charts atau diagram balok merupakan diagram yang paling sederhana, menggambarkan hubungan antara kegiatan dengan waktu. Ada 2 type yang dikenal yaitu basic chart dan linked chart.

Basic chart menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang berdiri sendiri, sedangkan linked chart menggambarkan bar chart untuk masing-masing kegiatan yang dimulainya tergantung pada selesainya kegiatan lain.

Pada linked chart secara sederhana dinampakkan adanya ketergantungan suatu kegiatan dengan kegiatan lain meskipun tidak sejelas Critical Path Method. Jika hanya mengandalkan basic chart, kita tidak akan pernah mengetahui kegiatan atau sub kegiatan mana yang posisinya berada pada lintasan kritis, yang mengharuskan kita untuk memberikan prioritas utama dalam ketepatan waktu pelaksanaannya karena keterlambatan pelaksanaan akan menunda penyelesaian proyek.

Pada halaman selanjutnya digambarkan contoh bar chart dari proyek peningkatan jalan, hanya diambil resumenya saja, tidak dirinci dalam sub-sub kegiatan yang menggambarkan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam items pekerjaan.

Bar chart yang dibuat untuk proyek-proyek jalan biasanya dilengkapi dengan no.

pay item sesuai dengan yang ada di dalam kontrak, nama kegiatan atau deskripsi kegiatan menurut no. pay item, kuantitas pekerjaan menurut no. pay item dan waktu pelaksanaan untuk masing-masing pay item. Di dalam contoh tidak digambarkan bar chart lengkap berdasarkan pay item akan tetapi hanya digambarkan resume berdasarkan kelompok-kelompok pay item.

4.3.3 Penyiapan kurva-S

Financial Progress Schedule – S Curve merupakan suatu jadwal pelaksanaan bulanan (monthly construction schedule) yang menggambarkan rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan bulanan kumulatif dinyatakan dalam % terhadap total biaya proyek, selama construction period yaitu sejak Tanggal Mulai Kerja (Commencement of Works/COW) sampai dengan Tanggal Penyelesaian Pekerjaan (Completion Date). Kurva ini merupakan alat pengendali baik bagi kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik pekerjaan (Pinbagpro, Pinpro atau para atasan Pinpro terkait). Oleh karena Kurva-S itu menyangkut informasi pekerjaan yang berkaitan dengan pembayaran prestasi pekerjaan maka di dalam Kurva-S tercatat :

1.

No. item pembayaran (pay item),

2.

Deskripsi item pembayaran (pay item),

3.

Nama section yang berisi sejumlah item pembayaran (pay item),

4.

Kuantitas masing-masing item pembayaran (pay item),

5.

Harga satuan masin-masing item pembayaran (pay item),

6.

Total harga dari masing-masing item pembayaran (pay item),

7.

Rincian kebutuhan biaya bulanan masing-masing item pembayaran (pay item) dinyatakan dalam prosen terhadap total biaya konstruksi

Dari total % rencana pelaksanaan pekerjaan setiap bulan, dapat dihitung jumlah % ku-mulatif rencana pelaksanaan pekerjaan tiap bulan mulai dari Tanggal Mulai Kerja s/d

Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00

Tanggal Penyelsaian Pekerjaan. Kurva yang menghubungkan % kumulatif rencana pelak-sanaan pekerjaan tiap bulan inilah yang disebut Kurva S karena pada umumnya untuk suatu rencana pelaksanaan yang normatif, kurva tersebut biasanya berbentuk huruf S.

Dengan cara yang sama, sesuai dengan realisasi pelaksanaan di lapangan dibuat kurva yang menghubungkan realisasi bulanan di maksud sebagai alat pengendali.

Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00

4.4 Percepatan Pekerjaan

Untuk mencapai “target tepat waktu”, harus dilakukan pengendalian waktu oleh para pihak terkait, baik yang berada pada posisi pengguna jasa, penyedia jasa maupun konsultan pengawas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Adapun faktor-faktor yang mempunyai kontribusi yang signifikan dalam pengendalian waktu adalah sebagai berikut :

1.

Penyerahan lapangan.

2.

Surat perintah mulai kerja.

3. Rapat persiapan pelaksanaan (pre construction meeting/PCM).

4.

Pemeriksaan bersama (mutual check) dan peninjauan ulang desain (review design).

5. Penyiapan request dan penutup request.

6.

Rapat-rapat koordinasi pelaksanaan.

7. Rapat pembuktian (show cause meeting).

8.

Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan.

9.

Perpanjangan waktu pelaksanaan.

10.

Percepatan penyelesaian pekerjaan.

11.

Klaim dan peringatan dini.

12.

Serah terima pekerjaan.

Apabila pengguna jasa menginginkan penyedia jasa menyelesaikan pekerjaan sebelum rencana tanggal penyelesaian, maka direksi pekerjaan menerima usulan biaya yang diajukan oleh penye-dia jasa untuk mempercepat penyelesaian tersebut. Bila pengguna jasa dapat menyetujui usulan tersebut, maka rencana tanggal penyelesaian disesuaikan dan disahkan bersama oleh pengguna jasa dan penyedia jasa.

Jika pengguna jasa dapat menerima usulan biaya untuk percepatan pekerjaan yang diajukan oleh penyedia jasa, maka usulan tersebut dimasukkan dalam harga kontrak dan diperlakukan sebagai perintah perubahan.

4.4.1 Evaluasi penyebab keterlambatan pekerjaan

Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan adalah kondisi pelaksanaan dimana realisasi pekerjaan fisik < rencana pekerjaan fisik. Jika keterlambatan pelaksanaan mencapai batasan kritis sebagaimana ditentukan oleh kontrak, maka sebenarnya penyedia jasa dalam posisi tidak stabil karena sudah berada di ambang harus mengikuti show cause meeting. Jika terbukti penyedia jasa tidak mampu menunjukkan prestasi yang memenuhi persyaratan dalam uji coba maka penyedia jasa akan berada pada pilihan-pilihan bahwa pekerjaan harus diserahkan kepada penyedia jasa lain dalam format kesepakatan tiga pihak atau bahkan pemutusan kontrak. Oleh karena itu apabila penyedia jasa mulai memasuki “wilayah terlambat dalam pelaksanaan” maka penyedia jasa harus segera mengevaluasi kemampuannya, mencari penyebabnya, dan mencari jalan keluar untuk keluar dari keterlambatan. Jika penyebab keterlambatan adalah karena kesalahan pengguna jasa, penyedia jasa harus segera mengajukan perpanjangan waktu kepada pengguna jasa agar tidak terkena rapat pembuktian (show cause meeting) dan tidak terkena denda keterlambatan.

Jika kemajuan pelaksanaan yang dicapai oleh penyedia jasa masih termasuk kategori terlambat terhadap rencana tanggal penyelesaian, namun di luar kategori kontrak kritis, kontraktor masih terkena kewajiban membayar denda keterlambatan.

Penyedia jasa wajib membayar denda keterlambatan kepada pengguna jasa berdasarkan besaran untuk setiap hari kalender yang tercantum dalam dokumen

kontrak untuk setiap hari keterlambatan sejak rencana tanggal penyelesaian. Pengguna jasa dapat memotong denda keterlambatan tersebut dari pembayaran-pembayaran kepada penyedia jasa. Pembayaran denda keterlambatan tidak mempengaruhi kewajiban-kewajiban penyedia jasa.

Apabila rencana tanggal penyelesaian diundurkan setelah denda keterlambatan dibayarkan, maka direksi pekerjaan wajib melakukan koreksi atas kelebihan pembayaran denda keterlambatan dengan menyesuaikan sertifikat pembayaran berikutnya. Penyedia jasa harus mendapatkan pembayaran bunga dari pembayaran lebih, terhitung dari hari pembayaran kembali dengan sejumlah nilai tertentu yang telah disahkan oleh direksi pekerjaan dalam waktu tertentu (misalnya 28 hari) terhitung sejak tanggal disahkannya sertifikat pembayaran oleh direksi pekerjaan.

Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka pengguna jasa harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan pasal kontrak kritis sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh pengguna jasa, maka dikenakan ketentuan pasal kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.

Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh keadaan kahar, maka butir-butir tersebut di atas tidak diberlakukan.

4.4.2 Rencana penanggulangan keterlambatan

Kriteria penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan diambil dari batasan kontrak kritis menurut ketentuan kontrak di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum sebagai berikut:

Batasan Kontrak Kritis

PERIODE RENCANA FISIK BATASAN KRITIS

I 0% - 70% Jika terjadi keterlambatan pekerjaan > 10%

II 70% - 100%

Jika terjadi keterlambatan pekerjaan > 5%, atau

Jika terjadi keterlambatan < 5% dan penyelesaian pekerjaan akan melampaui tahun anggaran

Dokumen terkait