• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, semetara beton masih lembek, bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa,

dikonsolidasi dan dilakukan penyelesaian lagi. Daerah yang menonjol/berlebih harus dipotong dan dilakukan penyelesaian lagi. Sampbungan harus diperiksa kerataannya lagi. Permukaan harus terus diperiksa dan dibetulkan sampai tidak ada lagi

perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan tampang melintang yang ditentukan.

Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal datar (straightedge) tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan dalam Spesifikasi.

Pengujian dengan mal datar 3 meter dilakukan saat beton mengeras dengan ketentuan:

1) Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tetapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 meter harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda sehingga ketidak-rataan permukaan tidak lebih dari 3 mm.

2) Bila penyimpangan penampang melintang lebih dari 12,5 mm, lapisan beton harus dibongkar. Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 meter atau kurang dari lebar jalur yang harus dibongkar.

3. Perlindungan

Setelah beton dicor dan dipadatkan, hingga berumur beberapa hari, beton harus dilindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

1) Pencegahan retak susut plastis.

Retak susut plastis adalah retak yang terjadi pada permukaan beton basah dan pada saat masih plastis.

Penyebab utama dari retak tipe ini adalah pengeringan permukaan beton yang terlalu cepat yang dipengaruhi oleh kelembaban relatif, temperatur beton dan udara serta kecepatan angin.

Tingkat penguapan akan sangat tinggi bila kelembaban relatif kecil, temperatur beton lebih tinggi dari temperatur udara, dan bila angin bertiup pada permukaan beton. Bilamana terjadi kombinasi panas, cuaca kering dan angin yang kencang akan mengakibatkan hilangnya kelembaban yang lebih cepat dibandingkan dengan pengisian kembali rongga oleh proses aliran air.

Pengeringan yang cepat juga terjadi pada cuaca dingin, jika temperatur beton pada saat pengecoran adalah lebih tinggi dari pada temperatur udara.

Jika laju penguapan air lebih dari 1,0 kg/m2 per jam, pencegahan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya retak susut plastis.

Prosedur untuk meminimalkan retak akibat susut plastis :

(1) buat pelindung angin untuk mengurangi pengaruh angin dan atau sinar ma-tahari terhadap permukaan beton semen

(2) kendalikan perbedaan temperatur yang berlebihan antara beton dan udara baik cuaca panas maupun dingin

(3) hindari keterlambatan penyelesaian akhir setelah pengecoran beton

(4) rencanakan waktu antara pengecoran dan permulaan perawatan dengan memperhatikan prosedur pelaksanaan, apabila terjadi keterlambatan, lin-dungi beton dengan penutup sementara

(5) lindungi beton selama beberapa jam pertama setelah pengecoran dan pem-buatan tekstur permukaan untuk meminimalkan penguapan

2) Perlindungan terhadap hujan

Untuk melindungi beton belum berusia 12 jam, harus ditutup dengan bahan se-perti plastik, terpal atau bahan lain yang sesuai.

3) Perlindungan terhadap kerusakan permukaan.

Perkerasan harus dilindungi terhadap lalu-lintas umum dan proyek, dengan pe-masangan rambu lalu-lintas, penerangan lampu, penghalang, dan lain seba-gainya.

4. Perawatan

Perawatan perlu dilakukan dengan seksama karena sangat menentukan mutu akhir beton.

Setelah pelaksanaan akhir dan pengteksturan seluruh permukaan beton harus dira-wat.

Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00

Perawatan dapat dilakukan dengan cara:

1) Penyemprotan bahan larutan yang sesuai, seperti pigmen putih (white-pigmented), bahan dasar resin (resin-based) atau bahan dasar karet klorinat (chlorinated-rubber-base), selaput kompon. Bidang-bidang tepi perkerasan ha-rus segera dilapisi paling lambat 60 menit setelah acuan dibongkar. Apabila pada masa perawatan terjadi kerusakan lapisan perawatan, maka lapisan perawatan tersebut harus segera diperbaiki.

2) Dengan lembaran plastik putih dapat dilakukan bilamana perawatan dengan se-laput kompon tidak memungkinkan. Penempatan lembaran plastik putih harus dilaksanakan pada saat permukaan beton masih basah. Jika permukaan terlihat kering sebelum beton mengeras, harus dibasahi dengan cara pengkabutan sebelum lembaran plastik tersebut dipasang. Sambungan lembaran penutup harus dipasang tumpang tindih selebar 50 cm dan harus dibebani sedemikian rupa sehingga tetap lekat dengan permukaan perkerasan beton. Lembaran penutup harus dilebihkan pada tepi perkerasan beton dengan lebar yang cukup sehingga dapat menutup sisi samping dari permukaan pelat beton setelah acuan samping dibuka. Lembaran tersebut hendaknya masih berada pada tempatnya selama waktu perawatan.

3) Penggunaan karung goni yang lembab untuk menutup permukaan beton dapat dipergunakan, lembar penutup harus diletakkan sedemikian rupa sehingga me-nempel pada permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Penutup harus dipertahankan da-lam keadaan basah dan pada tempatnya seda-lama minimal 7 hari.

4.3 Penyiapan jadwal waktu pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan dimaksudkan sebagai dasar bagi (atau para pejabat terkait di atasnya), semua pihak dalam pelaksanaan konstruksi untuk :

1.

Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor di lapangan.

2.

Menjadi rujukan bagi pembayaran eskalasi/de-eskalasi harga.

3.

Mendukung pengalokasian anggaran biaya.

4.

Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya sebagai akibat dari perubahan pekerjaan.

5.

Mendukung permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi.

Garis besar jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh kontraktor sebagai bagian dari pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu aspek perencanaan, aspek analisa dan aspek pemilihan jenis/cara penjadwalan.

4.3.1 Perhitungan jadwal waktu pelaksanaan

Untuk dapat menyiapkan jadwal waktu pelaksanana (construction schedule), maka ditinjau dari aspek perencanaan perlu dilakukan penyiapan tatacara kerja yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1.

Melakukan penelaahan awal dokumen kontrak

2.

Melakukan penelitian lapangan secara rinci untuk menguji lokasi,sumber daya yang tersedia dan menentukan tingkat kesulitan yang terkait pada pekerjaan yang akn dilaksanakan

3.

Melakukan pengkajian Daftar Kuantitas secara rinci

4.

Melakukan pengkajian Gambar Rencana secara rinci

5.

Menguji Spesifikasi

6.

Menguji Syarat-syarat Kontrak

7.

Menganalisa pekerjaan yang diperlukan untuk setiap kegiatan

8.

Menentukan urutan pekerjaan

9.

Menentukan biaya proyek

Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti dengan membuat analisa terhadap hal-hal berikut :

1. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan 2. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan 3. Urutan setiap kegiatan

4. Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan 5. Sumber daya yang diperlukan

6. Resiko yang terkait

7. Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan 8. Nilai pekerjaan yang diselesaikan.

Setelah menyelesaikan analisa di atas, kontraktor perlu membuat beberapa jadwal dasar sebagai jadwal perencanaan kerja, yang nantinya di dalam pelaksanaan konstruksi biasanya memerlukan perubahan-perubahan disesuaikan dengan kondisi lapangan : 1. Jadwal kegiatan, yang menentukan secara jelas kerangka waktu untuk setiap jenis

pekerjaan.

2. Jadwal sumber daya, yang menentukan secara jelas rencana ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan.

3. Jadwal kemajuan keuangan – Kurva S, yang menentukan secara jelas rencana kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek.

4. Jadwal cash flow keuangan, yang menentukan keadaan pemasukan dan pengeluaran uang.

Ada beberapa jenis jadwal yang dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan proyek antara lain sebagai berikut :

Dokumen terkait