• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Diagram Balok – asli dan terkait (Bar Charts – basic and linked)

3. Jadwal Kemajuan Keuangan – Kurva S (Financial Progress Schedule – S Curve) 4.3.2 Penyiapan jadwal waktu pelaksanaan

1. Metoda lintasan kritis (critical path method/CPM)

Metoda Lintasan Kritis (Critical Path Method/CPM) adalah suatu jenis jadwal atau network planning “durasi” kapan suatu kegiatan paling awal dapat dikerjakan dan kapan waktu paling akhir yang dapat digunakan untuk menyajikan jadwal

pelaksanaan dalam urutan-urutan kegiatan maupun ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain, yang dilengkapi dengan rencana dari kegiatan tersebut harus dikerjakan, agar seluruh kegiatan yang merupakan komponen dari suatu pekerjaan dapat dikendalikan dari awal sampai akhir.

Di dalam network planning yang merupakan jaringan lintasan kegiatan yang saling tergantung satu sama lain tersebut bisa terdapat satu atau lebih lintasan kritis yang menggambarkan bahwa kegiatan pada lintasan kritis tersebut harus diawali

Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00

dan diakhiri tepat waktu, sebab apabila meleset pelaksanaannya akan menunda penyelesaian proyek.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang penggunaan Critical Path Method untuk keperluan menyiapkan suatu Network Planning :

A (14) = Kegiatan dengan kode A memerlukan durasi 14 hari untuk menyelesaikannya

Kegiatan yang penyelesainnya memerlukan waktu (duration) tertentu

Kegiatan di lintasan kritis (critical path)

Kegiatan semu, dummy, bukan kegiatan tapi dianggap sebagai kegiatan yang tidak membutuhkan waktu

Contoh sederhana Network Planning di atas menggambarkan ada 6 kegiatan yaitu kegiatan A, B, C, D, E, dan F dengan durasi masing-masing kegiatan serta saling ketergantungannya sebagai tersebut dalam tabel di bawah. Dalam tabel di bawah juga digambarkan perhitungan untuk menentukan lintasan kritis, yang di dalam Network Planning digambarkan sebagai kegiatan yang menghubungkan antarevent yang mempunyai EET = LET, yaitu kegiatan B, E dan F.

Dari lintasan kritis B, E, dan F di atas dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

1) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan di lintasan kritis tidak boleh dilampaui sebab apabila dilampaui akan mengakibatkan tertundanya penyelesian pekerjaan.

2) Controlling secara ketat harus dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan di lintasan kritis agar penyelesaian pekerjaan tidak tertunda.

3) Sementara kelonggaran waktu yang terdapat pada kegiatan lain (dalam kasus di atas adalah kegiatan A dan D) dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan (tenaga, peralatan, bahan, dan barangkali juga biaya) bagi percepatan penyelesaian kegiatan B, E, dan F.

Permasalahan yang sering dihadapi adalah bagaimana dengan manajemen penyelenggaraan proyek jalan dan jembatan, apakah memerlukan network planning berupa Critical Path Method seperti di atas? Perlu diketahui bahwa proyek jalan dan jembatan terdiri dari proyek-proyek tahunan dan proyek-proyek

“multi year”. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jarang ada pelaku proyek jalan dan jembatan yang memanfaatkan Critical Path Method sebagai salah satu cara untuk mengendalikan pelaksanaan proyek, namun fakta menunjukkan bahwa cukup banyak proyek-proyek jalan dan jembatan yang tidak selesai tepat waktu (memerlukan perpanjangan waktu pelaksanaan konstruksi) baik pada proyek-proyek tahunan maupun multi year. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari ketidakmampuan kontraktor di lapangan sampai ketidakjelasan kemampuan pemberi pekerjaan menyediakan alokasi dana yang diperlukan untuk membiayai proyek sebagai akibat dari berbagai perubahan di sektor ekonomi.

Terlepas dari penyebab-penyebab yang mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek, nampaknya perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1) Dalam merencanakan construction schedule suatu proyek, kontraktor perlu secara tajam mencari, dari sejumlah kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka menyelesaikan proyek, kegiatan-kegiatan mana yang potensial menjadi kritis. Jika telah ditemukan jenis kegiatan di maksud, maka kontraktor perlu

Data Perhitungan Untuk Menetapkan Lintasan Kritis Kegiatan Event EET + Durasi pada Event No.

Kegiatan Durasi Yang No. Terendah Tertinggi EET LET

(Hari) Mendahului (Hari) (Hari) (Hari) (Hari)

1 - - 0 0

-Selesai 5 30+17=47 33+17=50 50 50

Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21.225.00

merinci kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam sub-sub kegiatan dan dari sub-sub kegiatan ini kemudian dapat dibuat network planning berupa Critical Path Method.

2) Untuk proyek-proyek yang dikategorikan sebagai proyek crash program, barangkali pilihan paling baik adalah dengan menambahkan Critical Path Method yang menggambarkan network planning dari sejak mulai sampai berakhirnya proyek, selain Bar Chart dan Jadwal Progres Keuangan – S Curve.

Bisa jadi jika dibuat Critical Path Method untuk proyek crash program, setiap lintasan yang tergambar akan berupa lintasan kritis. Jika terjadi demikian maka kegiatan yang berupa lintasan kritis tersebut perlu diurai lagi menjadi sub-sub kegiatan sehingga akan diketahui sub-sub kegiatan mana yang memberikan kontribusi kritis bagi suatu kegiatan.

Penggunaan Critical Network Planning (CPM)

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, pengendalian waktu pelaksanaan merupakan aspek penting dalam menjamin penyelesaian proyek sesuai dengan yang direncanakan. Bagi kepentingan pemilik proyek, pengendalian ini terkait dengan ketepatan pencapaian sasaran proyek agar hasilnya dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pemilik proyek, terlebih lagi apabila proyek tersebut menyangkut kepentingan masyarakat, maka keterlambatan penyelesaian proyek akan berdampak kerugian terhadap masyarakat banyak abik secara ekonomi maupun sosial.

Bagi kepentingan kontraktor, pengendalian waktu pelaksanaan terkait langsung dengan penggunaan sumber daya terutama sumber daya manusia dan alat.

Pengendalian waktu, mutu dan biaya harus dilakukan secara terpadu karena ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi.

Dalam rangka kepentingan pengendalian atas waktu dan biaya tersebut, maka penggunaan CPM sebagai alat pengendalian proyek sangat bermanfaat seperti:

(1) Pada hari evaluasi, dapat dibuat daftar sisa waktu untuk setiap kegiatan, dan berdasarkan daftar sisa waktu setiap kegiatan tersebut dapat dibuat ja-ringan kerja (network) evaluasi yang memberikan informasi total durasi yang akan terjadi., yang kemudian diperbandingkan dengan jaringan kerja rencana. Apabila ternyata total durasinya melebihi total durasi rencana, maka cara mengejar keterlambatan yang terjadi adalah mempercepat sisa kegiatan yang terletak di lint6asan kritis. Apabila kegiatan yang terletak pa-da jalur kritis lebih pa-dari satu, maka harus dipilih kegiatan mana yang akan dipercepat, dengn pertimbangan biaya yang terkecil.

(2) Bagi penanggung jawab proyek, CPM ini sangat bermanfaat untuk penilaian atas usulan pertambahan waktu yang disampaikan oleh kontraktor, teruta-ma terkait dengan pemberian pekerjaan tambah. Berdasarkan jaringan kerja yang direncanakan, pemeberian pekerjaan tambah tersebut akan dilihat

3 4

3c

3 b 3a

3 4

apakah terjadi pada kegiatan pada lintasan kritis atau bukan, atau apakh dengan adanya pekerjaan tambah yang memerlukan waktu tambahan ter-sebut akan mengubah lintasan kritisnya dan menambah durasi totalnya.

Dokumen terkait