• Tidak ada hasil yang ditemukan

ITU HARUS DICERITAKAN SECARA DETAIL AGAR TAMPAK ACTION DAN HASILNYA

Dalam dokumen Penulis. Bondan Sutedjo Praktisi HRD (Halaman 65-87)

35 T

Memimpin sebuah tim tentu sangat memerlukan sebuah seni tersendiri. Coba ceritakan pengalaman yang pernah Anda alami !  Bertanggung jawab  Imaginer/ visioner  Fokus pada solusi  Berinisiatif  Kreatif  Mencintai pekerjaan P

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengetahui ketrampilan managerial Anda di masa lalu. Di sini akan dilihat bagaimana Anda melihat masalah, bagaimana Anda mengambil solusinya dan tentunya keberhasilan dari keputusan Anda. Inilah yang disebut dengan

 Komitmen metode BEI. Dalam menjawab pertanyaan ini

Anda mesti detail dalam menceritakannya, dengan mengacu pada pola STAR. Anda harus menyampaikan situasinya ( S ), dengan masalah yang dihadapi. Kemudian peran yang Anda harus lakukan saat itu ( T ). Setelah Anda evaluasi/ analisa, action apa yang Anda lakukan untuk menyelesaikan masalah tsb. ( A ). Yang tak kalah pentingnya adalah Anda harus menyampaikan hasil akhir action Anda tersebut ( R ). Sekali lagi, Anda harus menjawab pertanyaan ini secara detail dengan mengacu pada pola STAR.

JF

Waktu kuliah saya pernah ditunjuk menjadi panitia dalam penyelenggaraan kegiatan Idhul Qurban ( Situation ) Saat itu sesuai kesepakatan saya ditunjuk sebagai Ketua ( Task ). Langkah pertama yang saya lakukan adalah melakukan briefing ( A ) kepada semua orang yang tergabung dalam kepanitiaan, untuk:

1. Menentukan target keberhasilan kerja. Saat itu disepakati:

A. Karena lokasi kampus yang kurang luas maka panitia tidak menyelenggarakan kegiatan sholat ied. Jadi hanya menyelenggarakan pemotongn hewan qurban saja.

B. Target jumlah hewan yang akan dipotong minimal 15 ekor kambing

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai syiar agama dan pembelajaran, maka sumber dana dikumpulkan secara patungan dari : Mahasiswa, Dosen dan Sumbangan kampus ( rektorat ), dan titipan dari pihak yang mempercayakan pemotongan kepada panitia. Sumbangan dana per mahasiswa sebesar Rp. 100.000,-. Penetapan didasarkan pada data jumlah mahasiswa muslim sebanyak 300 orang. Sementara harga kambing waktu Rp.1.500.000,-. Sehingga untuk 15 ekor

diperlukan dana sebesar Rp. 22.500.000,-. Dari hitungan ini di atas kertas diperlukan sumbangan per mahasiswa sebesar Rp. 75.000,- Namun kami tetapkan iurannya sebesar Rp. 100.000,-, dengan pertimbangan target sumbangan terkumpul 80% dari jumlah mahasiswa dan untuk kebutuhan menutup biaya operasional.

Setelah itu kami bagi tugas: (A ) 1. Untuk pembuatan publikasi

2. Pengumpulan dana dan mencari sumbangan

3. Pencetakan kupon

4. Penetapan waktu pelaksanaan dan penyebaran kupon

Tanggal penyelenggaraan waktu itu masih 1 bulan. Setiap 1 minggu sekali kami lakukan briefing untuk mengetahui progress setiap kegiatan, dan mencari solusi terhadap masalah/ kendala yang ada Dan di minggu terakhir, 3 hari sebelum pelaksanaan kami briefing.(A )

Alhamdulillah, terkumpul dana 90% dari mahasiswa. Dari Dosen kami dapat titipan 3 ekor kambing untuk di potong, sementara dari rektorat sebanyak 3 ekor kambing. Dari sumbangan mahasiswa dapat dibelikan sebanyak 17 ekor kambing. Total kampus kami dapat memotong hewan qurban sebanyak 23 ekor kambing. Pembagian daging qurbanpun berjalan lancar, karena kupon telah kami sebar 3 hari sebelum hari H. Alhamdulillah. (R )

Setelah kegiatan selesai masih terdapat sisa pengumpulan dana sebesar Rp. 1.000.000,-dan sesuai kesepakatan kami sumbangkan ke Masjid dekat kampus. Dan kami buatkan

laporan penyelenggaraannya untuk ditempel di papan pengumuman kampus dan meminta masukan dari rekan makasiswa untuk kesempurnaan penyelenggaraan tahun yang akan datang.

JE

Di Perusahaan saya bekerja sebelumnya saya dipercaya sebagai Supervisor CSR, yang tugasnya adalah memberikan bantuan pinjaman kepada masyarakat (UMKM). Pinjaman ini diberikan dengan syarat yang sangat lunak, yaitu biaya administrasi 3 % dan pengembaliannya diangsur selama 2 tahun. Ini merupakan wujud kepedulian perusahaan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekita kantor. Namun pada kenyataan meskipun dengan syarat yang lunak banyak dari mereka yang dibantu kurang peduli dalam masalah angsuran. Mereka sering menunda bahkan menunggak dalam beberapa bulan. ( S ).

Sebagai supervisor baru, langkah yang saya ambil adalah:( T )

 Mempelajari data mitra dan angsurannya, kemudian mengelompokan mereka dalam beberapa kategori: Lancar, Kurang Lancar dan Menunggak, untuk menentukan prioritas penanganan.

 Dalam menetapkan kategori ini saya menggunakan beberapa kriteria.

 Kemudian mengajak semua tim saya untuk menemu kenali masalah yang ada dan merencanakan tindak lanjut untuk memperbaiki kondisi ini.

 Dari pembahasan tim ditemukan beberapa masalah:

1. Mitra tidak paham bagaimana melakukan pembayaran angsuran ( meskipun di kontrak sudah diinformasikan )

2. Petugas hanya menuggu informasi pembayaran dari mitra. ( Sementara mitra sering tidak melaporkan pembayarannya ) 3. Mitra tidak paham bahwa bantuan yang diberikan merupakan pinjaman, bukan bantuan sosial.

Hasil pembahasan selanjutnya dibuat tindak lanjut dan dibuatkan timeline nya, dengan rincian tindakan dan personal tim yang bertanggung jawab.

Dalam waktu tiga bulan setetalah dilakukan treatment didapat kemajuan. Kelancaran pembayaran angsuran mitra meningkat dari sebelumnya 80 % di bulan pertama sekarang meningkat menjadi 90%. Data tunggakan mitra dari sebelumnya 40% turun dalam 3 bulan terakhir turun menjadi 25% ( R ). Demikian pengalaman saya waktu menjadi supervisor.

36 T

Sudah menjadi hal yang biasa sebagai manusia, tak jarang motivasi para anggota tim

mengalami pasang surut. Bagaimana cara Anda mengendalikan motivasi mereka?

 Bertanggung Jawab  Berpikir positif  Mencintai pekerjaan  Matang/ kestabilan emosi  Memiliki komitmen P

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan Anda dalam memotivasi anggota tim. Perlu penulis sampaikan, bahwa ada beberapa tipe manusia dalam bekerja:

 Harus dituntun dari A - Z, baru bisa jalan.  Hanya diberikan kisi-kisinya saja sudah

jalan.

 Cukup diperintah saja, sudah tahu apa yang harus dikerjakan.

Dengan melihat tipe manusia sebagaimana tersebut maka sudah jelas bahwa mereka tidak bisa diperlakukan sama. Untuk hal khusus bawahan harus diperlakukan secara personal. Artinya, untuk menjawab pertanyaan di atas Anda hendaknya mengupas 3 tipe manusia

tersebut. Bila ini Anda lakukan maka bawahan Anda akan merasa dihargai dan dibantu. Sehingga mereka akan rela beberja untuk Anda.

JF/ JE

Memberi motivasi artinya memberi dorongan kepada bawahan untuk melakukan sesuatu guna kepentingan tim. Agar anggota tim memilik motivasi yang bagus, maka langkah yang biasa Saya lakukan adalah:

 Mereka harus mengerti dan paham terhadap tugas yang menjadi tanggung jawab tim. Mengerti dan paham di sini dalam arti bukan sekedar menunjukkan job diskripsi untuk dibaca. Akan lebih bagus bila semua Anggota mengerti dan paham akan Inti/ hakekat dari tugas tim. Maksudnya bagini, misalnya saja tugas sebagai pengelola SDM. Kalau dilihat dari job diskripsi pasti akan terlihat banyak ( bisa lebih dari 9 - 10 point ) kegiatan yang harus dikerjakan. Tapi hakekat/ inti dari pengelolaan SDM adalah hanya satu, yaitu: membuat karyawan menjadi BERDAYA GUNA/ PRODUKTIF. Untuk dapat memahamkan hal seperti ini kepada anggota tim, maka sebagai Atasan Saya harus meluangkan waktu untuk dapat memahamkan kepada mereka dengan berbagai cara, seperti, sosialaisasi, briefing, bahkan bila diperlukan Saya lakukan secara personal (bertemu 4 mata). Bagi Saya yang penting mereka paham akan inti tugas yang dilakukannya.

 Memahami tipe bekerja mereka, dan memperlakukan mereka sesuai kategorinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa ada beberapa tipe manusia dalam bekerja, yaitu:

1. Harus dituntun dari A - Z, baru bisa jalan.

2. Hanya diberikan kisi-kisinya saja sudah jalan.

3. Cukup diperintah saja, sudah tahu apa yang harus dikerjakan.

Artinya, secara virtual anggota tim Saya kelompok dalam 3 kategori tersebut. Dan Saya akan memperlakukan mereka sesuai kategorinya. Yang menyita banyak waktu adalah mereka yang ada di kategori pertama. Karena Saya harus mengajari mereka secara detail dalam pekerjaan. Tapi Saya melakukan hal ini dengan ikhlas. Karena itulah tugas pimpinan untuk memahamkan dan menuntun bawahan. Dengan bertindak demikian ternyata memberikan energi kepada mereka. Bahkan mereka menjadi tak sungkan untuk bertanya dan selalu bersemangat dalam bekerja karena mereka tidak merasa bekerja sendiri. Namun terhadap mereka dalam kategori 2 dan 3 tentu tidak Saya perlakukan demikian. Dalam hal ini Saya tidak terlalu banyak memberi arahan. Dengan memberikan kepercayaan saja mereka sudah lebih mudah untuk diajak berkreasi dan merasa nyaman.

 Selalu melakukan briefing pagi untuk mengevaluasi pencapaian target kerja. Dalam kesempatan ini Saya selalu menyisipkan info-info spiritual yang dapat menguatkan motivasi hidup mereka.

Memang tidak mudah untuk

melakukannya. Tapi dengan dilakukan secara rutin dan memberikan contoh dalam keseharian mereka jadi terpahamkan dan termotivasi dalam bekerja.

37 T Dalam sebuah tim sering kita mendengarjargon “ supertim. “ bukan “ superman.” Bagaimana menurut Anda, bila anggota

 Antusias  Berpikir

mengkritik Anda sebagai koordinator tim.

Anda? Fokus padaSolusi

 Pembelajar  Matang/Kestab

ilan Emosi P

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk menilai keterbukaan Anda dalam berhubungan dengan orang lain. Seberapa besar kematangan dan kestabilan emosi Anda. Meskipun pada umumnya orang tidak mau dikritik, namun dalam menjawab pertanyaan ini Anda harus terlihat bijak dalam menyikapi situasi dan kondisi Anda. Kalaupun Anda orang yang emosional, maka moment ini harus dijadikan dasar memperbaiki diri agar kestabilan emosi Anda terjaga dan positif.

JF/ JE

Pada dasarnya manusia tidak luput dari salah dan kurang. Demikian juga dengan kondisi saya. Meskipun kita berusaha untuk baik dan benar, namun pasti ada saja yang telihat kurang/ salah oleh orang lain. Karena kita memang sering tidak bisa melihat sendiri kekurangan kita.

Bagi saya kritik/ saran atau apapun namanya merupakan media untuk dapat digunakan sebagai instrospeksi diri. Karenanya saya siap menerimanya. Apalagi kalau itu berasal dari anggota tim saya. Itu lebih bagus. Karena sebagai tim pasti kita memiliki tujuan yang sama. Sehingga kalau ada saran/ kritik itu merupakan masukan untuk perbaikan dalam pencapaian tujuan tim. Bahkan kondisi seperti ini sanngat saya harapkan. Sebab dengan adanya masukan dari tim berarti mereka peduli dalam pencapaian tujuan. Memang benar dalam tim harusnya yang ada adalah “ supertim,” bukan “seuperman.”

Jadi, hal prinsip bagi saya bahwa seorang manusia, siapapun dia, pasti memiliki keterbatasan. Artinya kalau sesuatu dipikirkan secara bersama apapun medianya, maka itu

akan memperkaya wawasan. Karena apa yang kita pikirkan dapat dilihat orang lain dari sisi yang berbeda. Sehingga dalam penyelesaian masalah hal seperti ini justru memberikan banyak alternatif dan cenderung mendekatkan pada kesempurnaan

38 T

Dalam pelaksanaan pekerjaan tak jarang kita bebenturan dengan rekan kerja. Bila itu terjadi bagaimana cara Anda menyelesaikannya? Coba ceritakan sesuai pengalaman Anda !

 Berpikir positif  Bertanggung jawab  Fokus pada solusi  Mencintai pekerjaan  Berani mengambil resiko terukur P

Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui ketrampilan Anda dalam menangani konflik. Dari jawaban Anda akan dapat diidentifikasi hal-hal seperti: tingkat kedewasaan, komunikasi, interpersonal skill, obyektifitas dan pola pikir Anda. Karena itu dalam menjawab pertanyaan ini item-item sebagaimana penulis sebut terakhir harus Anda kesankan secara positif. Karena itu tunjukan kepada pewawancara: sikap tenang Anda, penghargaan Anda pada pendapat orang lain, obyektifitas dalam melihat masalah, hindari dari apa yang disebut dengan emosi.

JF/JE

Bila Saya terlibat konflik dengan rekan kerja, maka yang utama dan yang harus Saya lakukan adalah BERBICARA. Hanya dengan bicara maka masalah insya allah akan terurai dan menemukan solusinya. Dalam berbicara ini tentunya dengan menunjukan sikap-sikap yang damai dan lepas dari sikap permusuhan. Saya punya keyakinan bahwa setiap masalah perusahaan pasti bisa diselesaikan dengan cara profesional. Karena itu setiap masalah harus segera diselesaikan dengan bicara, bukan saling diam. Sikap diam hanya akan memperkeruh suasana dan berimbas pada banyak hal, bahkan bisa menjadi masalah pribadi. Saya sangat menghindari masalah yang bersifat pribadi. Apalagi masalah perusahaan menjadi masalah pribadi. Jangan sampai terjadi! Jadi yang Saya lakukan dalam menghadapi konfik ini adalah:

Berbicara dengan baik

Saya akan bertemu dan berbicara kepada ybs. Tentunya dengan nada yang tenang, sopan dan rasional.

Bersikap tenang

Saya akan berhati-hati dengan menjaga bahasa tubuh, ekspresi wajah dan juga nada bicara. Saya akan besikap tegas namun tidak terkesan menyerang.

Tetap netral

Saya akan mendengarkan pendapat dari mereka dengan baik. Mencoba memahami pola pikirnya dalam menyampaikan pendapat. Menghargai pendapat

Saya akan menyampaikan apa yang dapat saya tangkap dari pendapat mereka, lalu Saya akan menyampaikan pendapat Saya senetral

mungkin, dengan dasar/ alasan, berserta maksud dan tujuannya, untuk menghindari konflik yang lebih lanjut.

Mencari jalan keluar (solusi)

Setelah sama-sama menyampaikan pendapat dan terpahami, maka Saya akan mengajukan alternarif solusinya. Namun Saya tetap felxible jika mereka mengajukan alternatif lain yang lebih bagus untuk perusahaan. Saya akan mencari jalan tengah yang memberikan win-win solution.

Meminta bantuan

Pada prinsipnya Saya ingin menyelesaikan konflik dengan rekan kerja adalah mandiri. Namun bila tidak dapat menyelesaikannya maka jalan terakhir adalah meminta bantuan atasan, tentunya dengan menyampaikan masalah apa adanya, dan minta pendapatnya, malah bila mungkin untuk memediasi.

39 T

Dalam pelaksanaan pekerjaan tentunya sering kita menemukan masalah. Bagaimana cara Anda menyelesaikan setiap masalah yang ada? Ceritakan sesuai pengalaman Anda!

 Berpikir positif  Bertanggung jawab  Fokus pada solusi  Mencintai pekerjaan  Berani mengambil resiko terukur P

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan Anda dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Kemampuan di sini tentunya diidentifikasi dari cara Anda: memahami masalah secara logis dan tenang, menemukenali penyebabnya, dan bagaimana menyelesaikannya secara efektif. Jadi dalam menjawab pertanyaan ini tunjukan sikap optimis Anda bahwa masalah itu bisa terjadi dimana saja , kapan saja. Yang penting setiap masalah harus dapat diselesaikan secara efektif ( cepat, tepat dan mengenai sasarannya )

JF

Bagi Saya masalah adalah hal biasa dalam hidup ini. Tak pernah secuilpun kita bisa lepas dari masalah. Baik itu masalah pribadi, masalah pekerjaan, masalah lingkugan dsb. Apapun masalahnya, bila itu menyangkut kita, maka kita wajib untuk menyelesaikannya. Justru karena masalah inilah kita dapat mengukur tingkat kreatifitas kita dalam menggapai harapan.

Setiap menghadapi masalah, yang pertama Saya lakukan adalah:

1. Mencoba mengenali dan memahami masalah tersebut. Pertanyaan yang selalu muncul adalah: “ Apakah yang nampak adalah benar masalahnya, atau hanya sekedar sindrom/ gejalanya saja?”

2. Kemudian Saya akan mencari penyebabnya, baik penyebab utama maupun penyebab ikutannya. Dalam mencari penyebab ini tentunya orientasi pertama kami melakukan evaluasi internal, apakah masalah terjadi karena ada kesalahan proses di dalam ( kita sendiri yang bermasalah? ). Bila tidak ditemukan barulah kami coba melakukan evaluasi eksternal.

3. Setelah diketahui penyebabnya, maka Saya akan mencari berbagai alternatif solusi yang mungkin dapat dilakukan.

4. Selanjutnya Saya akan menentukan solusi mana yang diambil. Solusi yang diambil tentunya yang dirasa paling efeketif. Efektif, artinya bila diukur biayanya, tentunya yang paling murah; bila diukur resikonya, tentunya yang paling kecil; bila diukur prosesnya, tentunya yang paling mudah dan cepat penyelesainnya.

Sebagai contoh:

setiap surat kabar, Saya menyukai rubrik rubrik sastra, khususnya cerita pendek. Saya sangat pengin menjadi penuis cerita pendek. Tapi Saya tidak punya guru untuk bertanya tentang hal ini. Akhirnya, dengan semangat Saya mencoba untuk menulis secara otodidak. Caranya:

1. Saya menulis saja tentang cerita apapun yang Saya suka lalu Saya kirim ke surat kabar. Hasilnya? Dikembalikan ! Notifikasinya adalah: permohonan maaf redaksi, tulisan belum dapat diterbitkan.

2. Reaksi Saya terhadap hal tersebut adalah: tetap menulis dan kirim lagi ke surat kabar, dan hasilnya: ditolak/ dikembalikan lagi.

3. Dari hal tersebut Saya mempelajari beberapa hal dari surat kabar tersebut, yaitu tentang:

a) Thema tulisan yang biasa dipublikasikan b) Gaya bahasa yang digunakan penulis yang biasa dimuat di surat kabar tersebut.

4. Dari hal-hal yang dapat Saya pelajari & analisa tersebut, maka Saya coba menulis lagi dan dikirim lagi (berkali-kali lagi) dan hasilnya: alhamdulillah dapat dimuat/ dipublikasikan. 5. Setelah itu Saya mengelompokan surat kabar dalam beberapa kategori cerita:

a) Bila cerpen Saya bicara masalah sosial masyarat, maka Saya akan kirim ke surat kabar “A”

b) Bila cerpen Saya bicara masalah romatisme/ cinta, maka Saya akan kirim ke surat kabar “B”

c) Bila cerpen Saya bicara masalah tradisi, maka Saya akan kirim ke surat abar “C” Dengan cara tersebut tulisan Saya terus mengalir, produktif dan selalu muncul di surat kabar dan menambah uang saku Saya.

JE

Bagi Saya masalah adalah hal biasa dalam hidup ini. Tak pernah secuilpun kita bisa lepas dari masalah. Baik itu masalah pribadi, masalah pekerjaan, masalah lingkugan dsb. Apapun masalahnya, bila itu menyangkut kita, maka kita wajib untuk menyelesaikannya. Justru karena masalah inilah kita dapat mengukur tingkat kreatifitas kita dalam menggapai harapan.

Setiap menghadapi masalah, yang pertama Saya lakukan adalah:

5. Mencoba mengenali dan memahami masalah tersebut. Pertanyaan yang selalu muncul adalah: “ Apakah yang nampak adalah benar masalahnya, atau hanya sekedar sindrom/ gejalanya saja?”

6. Kemudian Saya akan mencari penyebabnya, baik penyebab utama maupun penyebab ikutannya. Dalam mencari penyebab ini tentunya orientasi pertama kami melakukan evaluasi internal, apakah masalah terjadi karena ada kesalahan proses di dalam ( kita sendiri yang bermasalah? ). Bila tidak ditemukan barulah kami coba melakukan evaluasi eksternal.

7. Setelah diketahui penyebabnya, maka Saya akan mencari berbagai alternatif solusi yang mungkin dapat dilakukan.

8. Selanjutnya Saya akan menentukan solusi mana yang diambil. Solusi yang diambil tentunya yang dirasa paling efeketif. Efektif, artinya bila diukur biayanya, tentunya yang paling murah; bila diukur resikonya, tentunya yang paling kecil; bila diukur prosesnya, tentunya yang paling mudah dan cepat penyelesaiannya.

Sebagai contoh:

Evaluasi Pembayaran. Tanggung jawab Saya adalah memastikan bahwa semua dokumen tagihan yang harus dibayar adalah sah dan memenuhi syarat pembayaran. Namun saat itu Saya menemui dokumen tagihan yang diajukan oleh rekanan tidak bisa dibayarkan karena tidak sah dan tidak memenuhi syarat pembayaran. Akhirnya tidak Saya setujui untuk dibayar.

Beberapa minggu kemudian terjadi keributan di salah satu kantor cabang. Kantor cabang kami di demo oleh masyarakat sekitar. Setelah ditelusuri, ternyata yang melakukan demo adalah pemilik toko bangunan. Mereka bilang bahwa rekanan yang membangun gedung di kantor cabang kami tidak melunasi tagihan material yang telah digunakan. Mereka bilang juga bahwa rekanan tersebut tidak bisa membayar, karena perusahaan Saya tidak membayar kepada rekanan tersebut. Makanya mereka melakukan demo di kantor cabang kami.

Dalam rapat internal Saya menyampaikan bahwa dokumen tagihan memang tidak bisa dibayar karena tidak sah dan tidak memenuhi syarat pembayaran, alasannya:

1. Rekanan tersebut ingkar janji. Waktu penyelesaian pekerjaan sudah terlewati. Sudah diberikan peringatan 1, 2 dan 3 tidak juga diindahkan. Akhirnya perusahaan melakukan pemutusan kontrak kerja.

2. Namun meskipun telah diputus kontrak, rekanan tetap bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan di lokasi. Yang disayangkan adalah pengawas lapangan yang ditunjukpun membiarkan ini terjadi dan tidak memberikan laporan kepada perusahaan.

material dari toko bangunan di sekitar lokasi secara kredit ( Menghutang ).

4. Merasa sudah menyelesaikan pekerjaan maka rekanan managih ke perusahaan. Namun ini tidak bisa kami terima, karena kontrak sudah putus. Jadi tidak bisa dibayar. Ahirnya masalah berlanjut sampai muncul di laporan kepala negara yang membuka kotak pos, yang menampung keluhan masyarakat.

5. Pimpinan kami kebingungan (baik di pusat maupun di daerah). Demo tetap berjalan, dan tagihan tetap tidak bisa dibayarkan.

6. Setelah melihat permasalahan secara detail kami berunding lagi secara internal. Saya menyarankan bahwa ada 2 alternatif untuk menyelesaikan pembayaran, yaitu:

a) Karena kontrak utama sudah putus/ mati, maka sebaiknya dibuatkan kontrak baru senilai sisa pekerjaan yang terakhir diselesaikan.

b) Menghidupkan lagi kontrak yang sudah putus/ mati.

7. Pimpinan kami memutuskan menggunakan alternatif ke2. Pertimbangannya adalah, karena ini sudah jadi masalah nasional, sehingga harus diselesaikan secara cepat. Kalau membuat kontrak baru sangat memerlukan waktu proses yang lama.

Akhirnya, dengan selembar surat yang ditanda tangani pimpinan, kontrak kerja yang sebelumnya putus menjadi aktif kembali. Atas dasar itulah Saya melakukan penyelesaian pembayaran, dan alhamdulillah demo berhenti.

40 T

Atasan adalah penanggung jawab di unit Anda. Karenanya ia dapat meluruskan, koreksi bahkan mengkritik kinerja Anda agar sesuai dengan arah kebijakannya. Bagaimana menurut Anda?

 Berpikir positif  Bertanggung

jawab  Fokus pada

solusi  Mencintai

pekerjaan

P

Maksud pertanyaan ini adalah untuk mengetahui sikap Anda terkait dengan lingkungan, khususnya atasan Anda. Apapun yang terjadi yang harus Anda pahami adalah tentang posisi Anda. Sebagai bawahan tugas Anda adalah MEMBANTU Atasan dalam penyelesaian pekerjaan. Penulis sengaja menebalkan kata membantu, ini untuk memberikan kesadaran tentang posisi Anda. Jadi dalam menjawab pertanyaan ini jaga sikap Anda untuk dapat bekerja sama dengan atasan Anda. Apakah ini berarti Anda harus selalu mengikuti apa yang dikehendaki atasan Anda? Tidak ! Ini bukan organisasi militer, dimana yang keluar dari bibir atasan adalah perintah. Bila Anda rasa yang disampaikan atasan kurang

Dalam dokumen Penulis. Bondan Sutedjo Praktisi HRD (Halaman 65-87)