• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terkait

Dugaan

PenipuanInvestasi TriliyunanRupiah berkedokInvestasiIbarat pohon,

Lembaga Dakwah

Islam Indonesia (LDII)saatinibagaidiguncangbadai.

Pasalnya, umatditingkatbawahsampai tokohnya, diduga terlibatkasuspenipuan berkedok investasi

yang

jumlahnya mencapai triliyunan rupiah. Berikutinihasil investigasi

R

adarMinggu.

Korban "penipuan"berkedok investasi dilingkunganLDII mulaimenyeruak

resah.Pasalnya, sejumlahmodal yangditanamkanberikutjasabunga, sudahsekitar tujuhbulanterakhirini diurus, semakin takkunjung ada harapanpenyelesaian.

Mereka

bagai"dipingpong",takjelas ujungpengembaliannya.

Namun

demikian,para korbanmasih enggan melaporkan kasus inikepada

polisi. Alasannya

macam-macam.

BagikorbandiluaranggotaJama'ah

LDH,

proses

hukum

dikepolisian dikhawatirkanmalah"mempersulit"prosespengembaliannya.

Banyak yangtrauma denganistilah"Gudelilang,Kebonyusul"(Anakkerbauhilang,

H.M.C. Shodiq,Akar Kesesalan LDII & Penipuan Triliunan Rupiah

mmmm

BAGIAN

KEDUA:Bukti-BuktiPenipuan LP//

kerbau nyusul hilang pula). Sedang bagi korban dari anggota Jama'ah

LD

II,

alasannya

cuma

takutdituduhmenghacurkancitraorganisasinya sendiri. Karena

itu,

kelompok

korbanini masih banyak yang

menutup

diri.

Mereka

takut dicap

"murtad" dandikucilkandaritatapergaulanberJama'ahusaha

semacam

konsorsium

ini.

Namun mereka

tetap berharap, danainvestasi yang sudahterlanjur disetor

kepada

kelompok

atasannya, dapatsegeraterkembalikan.

"Demi

citra organisasi, sebenarnya harusada langkahpenyelesaian kasusini",

tukas salah seorangkorban, tinggaldi Surabaya, yang

mengaku

titip sekitar 2.8 milyar. Sebabkatanya, secara

hukum

bisa saja organisasi"melepastangan",tapi

kasusinibila dibiarkan secaraliar, citraorganisasibisa lebihhancurkarenanya.

"Para

pemegang

kekuasaan di tingkatpucuk pimpinan organisasi perlu segera mengambillangkahpenyelesaian",tambahnya.

Terlepas

mau

laporpolisiatautidak,kasusdugaanpenipuan berkedokinvestasi inisudahmerebakluas,khususnyadilingkunganwargaLDII. Ceritanya,kasusini

bermuladari gagasanpendirianUsaha Bersama (UB) yangdikelolaparapetinggi LDII.

Usaha semacam

konsorsium ini disosialisasikan secara gencar oleh para petinggi organisasimelalui berbagaipertemuanrutin

maupun

insidental.

Intinya,paratokohLDIIinimengajak wargaikutserta

menangkap

peluang investasi tersebut.

Tawaran

yang dijanjikancukup sederhana. Barangsiapayang

mau menanamkan

modalnya, dijanjikankeuntungansekitar5 persenyangdapat dinikmati setiapbulan.

Modal

yangditanamkan jugadapat diambilsewaktu-waktu bilamanadiperlukan.

Tak ayal, warga LDII yangterkenal "amatsangatpatuh" terhadap"Amirnya"

inimenyambutnyatanpapikirpanjang. "Seman"paratokohLDIIiniditelan mentah-mentah. Bahkan,

mereka

relaberkorbanuntuk

mematuhi

ajakanpemimpinnya.

Sebagai contoh, seperti

yang

dilakukanseorangjandadi

Desa

Jajar,

Kecamatan

Papar, KabupatenKediri, relamenjual sawah 200 ha, satu-satunya sumber mata pencaharian. Begitu jugayangdialami

Pak

LudindiKediri

yang

menjual

rumah

milik satu-satunyasenilai Rp. 500juta. Kini, Pak Ludintinggal di sebuah

rumah

kontrakanbersamakeluarganya.

Dalam

waktu relatifsingkat, meski tanpadibentuk secara formal, tersusunlah jaringandari

bawah

sampaiatas. Di JawaTimur,uangnyabermuara disejumlah pimpinan ponpes LDII, seperti di ponpes

Gadingmangu

(Jombang),

Burengan

(Kediri), Kertosono (Nganjuk) dandiMojosari(Mojokerto). Selainku, dihimpun

pula oleh

Kades

Lembanisuko, Ringin

Anom,

Gresik,

Tawar

Mulyono.

Modus

operandinya sangat sederhana.

Mata

rantaijaringannya, kurang rapi.

Tak

ada peringkat secara struktural.

Tak

puladibatasi secara wilayah. Salah satucontoh, sebagaimana dilakukan

Muhammad

Tohar (34) Kades Mojokerep,

Kecamatan

Plemahan,Kediri. Kades

muda

inimendapattitipanuangdari sejumlah

kawannya

sekitarRp. 1 milyar.

Sejumlahuangtersebut, kata

Moh.

Tohardititipkankepada

enam

tokohLDII

diKediri,

Jombang

dan Gresik.Rinciannya,

ImamRochmaniNgadilewih,

Kediri, sebanyak Rp. 45juta, SyaifuddinZuhriPurwoasri, Kediri Rp. 225juta,H. Tamsir RasyidPandansari, Purwoasri, Kediri Rp. 50juta.H.

Royan

Gadingmangu,Perak, Jombang,Rp. 102.000juta, dankepadaTawarMulyono,Lebanisuko,

RinginAnom,

Gresik, senilaiRp. 535juta.

Kasusterkuakke

permukaan

sekitarbulanJanuari2003.

Waktu

itu adasalah seorang korbanyangberhasilmenarikkembaliuangnya dariH. Iwan, Pimpinan Ponpes Burengan, Kediri. Korbanini, seorangdokter,tinggaldiSurabaya danbukan anggotaLDII.

Ceriteranya,padabulanMei-Juni 2002, dokterini sepakat

menanam modal

melalui H.

Masyhudi

(49),

Desa

Tawang, Kec. Purwoasri, Kabupaten Kediri, sebanyak 600juta. Kesepakatannya,H.Masyhudimenjanjikankeuntungan 5persen yang akan diterimakan setiapbulan. Setelah duabulanberjalanlancar, ternyata

janjipemberian keuntunganbulanan, diingkari.

Tentu korban mulai curiga. Sekitar bulan September 2002, korban mulai berusaha melacaknya.

Yang

diurusbukan

cuma

bagihasilkeuntungan yang macet, tapiberusahamenarikkembali modalnya. Korban

"mencium"

gelagattidakberes

dalam "proyek" investasiini. Akhirnya,pada 29

Nopember

2002, H.

Masyhudi membuat

pernyataan sanggup

mengembalikan uang

korban Rp. 600juta pada

Januari 2003.

Namun,

pada bulan yang dijanjikan tersebut, tidak ada realisasi.

Bahkan

Masyhudi

mengungkapkan

uangtersebutmasih"mbulet" ditanganatasannya,H.

Eryanto Sulistiawan, SH, Pimpinan Ponpes LDII Burengan, Kediri, yangjuga

menantu

H. Dhohir,puncak PimpinanLDII. Darisitulah, setelah diurus berkali-kalikePonpes Burengan,akhirnyaH. Iwan, panggilan akrab Eryanto Sulistiawan,

menyerahkanmobil ToyotaAltis senilaiRp. 250jutakepadakorban. H. Masyhudi juga

menyerahkan

sebidang tanah pekarangan bernilai sekitar Rp. 250 juta.

Kekuranganpengembalianmodaltersebut dijanjikanMasyhudiakandibayarpaling

H.M.C.Shodiq, Akar Kesesalan LD!! & Penipuan Triliunan Rupiah

BAGIAN

KEDUA: Bukti-BukiiPenipuan LP/i

akhirbulanOktober 2003

.

LainMasyhudi,lainpulaceritatentangH.TawarMulyono,KadesLesbanisuko, Ringinanom, KabupatenGresik, inijugadikenal sebagai "pengepul"danainvestasi.

Sejak Pebruari 2003 pengusahayangjuga

pemimpin umum

Tabloid"SuaraBaru"

inijuga"diburu" para korbannya.

Ada

kabar,H. Kontjoro,

mantan

KadesTengger,

Kecamatan

Kunjang, Kediri,yangkinipengurus PonpesLDII Burenganberjanji akan

mempertemukan

H.Tawar

Mulyono

dengansejumlahkorbanpadahariAhad, 23 Maret2003.

Namun,

pertemuandiPonpesBurengantersebutgagal, lantaran H.

Tawar

Mulyono

tidakmuncul.

Parakorbanjuga"mengejar"TawarMulyono dirumahnya,Lebanisuko,

namun

pencarianterakhirini sulitketemu.

Yang

ada

cuma

istrinya,yangsaatitulagihamil

tua. Kataistrinya,Tawar

Mulyono

lagi ngurusuang-uangtersebut. Disebutkan, dari sekitar 20 milyar yang menjadi tanggung jawab H.

Tawar

Mulyono, sudah

terselesaikan sekitarseparonya.

Dari sini

Tawar Mulyono

terkesanbingung.

Untuk

mengatasikebingungan

Dokumen terkait