• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Dakwah

Islam Indonesia Indonesia (LDII) saatinisedangdiuji. Soal ujiannyabukandatangdari siapa-siapa, tapi daripara "petingginya" sendiri.

Yang

diuji

bukan cuma

para anggotajama'ahnyatapi eksistensi organisasi terancam

degradasi.

Betapa tidak? Saatini, paratokohLDII diduga kuatterlibatkasus penipuan berkedok investasi. Nilai yang berhasil dikeruk para tokoh LDII ini mencapai

triliyunan rupiah.

Yang

menjadi korban

bukan cuma

anggota jama'ahnya. Tapi,

banyakpuladi luarjama'ahnya.

Karena

kasusini

belum

ada penanganansecara

hukum,

praktis keadaannya

bagai apidalamsekam.Agaknya,parakorban masihada keengganan untuk melapor kepadapolisi,

macam-macam

alasannya.Tapisetidaknyaadaduaalasanyangpokok.

Pertama,bila korbandarianggotajama'ahLDII, amatsangat takutpihaknya

disebut"murtad".

Mereka

jugatakut"dicap" merongrongcitraorganisasi.Akibat

H.M.C. Shodiq, Akar Kesesalan LDII & Penipuan Trlliunan Rupiah

.v.v.v.-.-.-.-.-.-.v

BAGIAN KEPU

A: Bukii-BuIdiPenipuan LP/t

doktrinyangkuatuntuktaatkepada Amir, akhirnyamereka

cuma

beranimengeluh, meskidirinya secaranyatatelahtertipu.

Kedua,bagi korbandi luaranggotaJama'ah

LD

II,

mereka

engganlapor ke

polisi lantaran takutjustruuangnyatak kembali.

Mereka

trauma

dengan

istilah:

"Gudelilang,kebo nyusul". Artinya, selamainimereka punya kesan bahwa,bila kehilangansesuatu

kemudian

laporpolisi,

belum

tentubarang

yang

hilang bisa ketemutapijustrubisatambahkehilangannya.

Terlepas parakorban ini

mau

melapor ke polisi atau tidak, agaknya kasus

penipuanberkedokinvestasidilingkunganLDII inisangatmenarik untukdikaji.

Semula, banyak orang terpesona melihat

perkembangan LD

II

dalam

berbagai

aspeknya. Misalnya, soalketaatananggotaJama'ah kepadaAmir. Keberhasilan

"doktrin"ini

membuahkan

berbagaihasil.Diantaranya, tegardalampendirian. Salah

satu contoh, takadaanggotaJama'ah LDII yangtak berani mengibarkanbendera organisasinyameskidilingkungan berbedapaham.

Anggota

Jama'ah LDIIjugaterkenal patuhmengatur waktumengaji. Boleh

dibilang,

wawasan

mengaji adalahkebutuhanhidupnya. Sehinggayang

namanya

mushalla atau masjidLDII takpernah sepi dari kegiatan mengaji. Kegiatanini senantiasasemarak.

Bukan Cuma

diikutianak-anak, tapipararemajabahkanlanjut

usia. BolehdibilangsetiapanggotaJama'ahLDII,tiadaharitanpa kegiatanmengaji.

Dari

pemahaman

ilmuyangdidapatdarimengaji,tak ayal dapat

membuahkan

kesadarandiri. Salahsatucontoh kesadaran anggotaJama'ah

LDII yang tampak

adalahkesadaran untukberinfaq.

Ada

istilahinfaqberdasar"kesanggupan" yang

dihitungdarijumlahpenghasilan.

Ada

pulaistilah"lomba" infaqpadasetiapjum'at.

Para anggotaJama'ah LDII punyatradisiusaishalatjum'at, saling

melempar

uang infaq di belakang

imam.

Bila Jama'ahnya banyak,

tumpukan uang

tanpak

"menggunung".Tapi, soalurusanzakat,masihbelumjelas. Padahal, zakat

hukumnya

wajib, sedanginfaq

hukumnya

sunnah.

Begitujuga,kesadarantentangpenyembelihan

hewan

qurban setiap hariraya idul Adha. Bolehdibilang, gerakan berqurbanyangdilakukanLDIIsementaraini jauhlebih berhasildibandingorganisasilain. Sayangnya,pembagiandaging

hewan

qurbantersebuttakbanyak menyentuhanggotamasyarakat, diluarJama'ahnya, tak perlu diperhatikan. Praktis, interaksi sosialtak terbangun.

Bahkan

terkesan

"eksklusif."

SolidaritasikatantaliberJama'ah

memang

tak perludiragukanlagi.

Ada

doktrin

yang ditanamkan kepada setiap anggotaJama'ah dalam mempererat ikatantali

berJama'ah ini. Intinya, dari

Jama'ah

untuk Jama'ah. Salah satu contoh penjabarannya, setiap anggota Jama'ah LDII wajib

"sambung" dengan

sesama anggota Jama'ah LDII dalam segalaurusan. Baikituurusanibadah, perniagaan, jasa, pekerjaan, perjalanan,danlainsebagainya. Termasukurusanshalatdanhaji.

Dari

penanaman

kesadaranmelalui"bai'at"

membuahkan

"fanatisme" cukup dapatmengantarLDIIsebagaiorganisasi"tersolid"sementaraini.

Dalam

perjalanan, organisasiyang didirikan olehNurhasanAl UbaidahLubis iniboleh dibilangtak lekangolehpanas dantaklapukoleh hujan. Berkali-kali"diguncang"badai, tapi

perkembangannya merayappelan

namun

pasti.

Guncanganterberatterjadipadatahun1971 waktuituJaksa

Agung

menerbitkan

SK No.089/DA/10/1971

tanggal 29 Oktober 1971

yang

melarang aktivitas organisasiinilantarandinilaibertentangandenganataumenodaiajaran-ajaran

agama

Islam. Sebelumnya,larangan jugabermunculandariberbagai daerah. Misalnyadari

Pangdam

VIII/Brawijaya (1967),

Kodim

730

Gunung

Kidul (1968),

Kodim

0608 Bogor(1968),

Pakem Bandung

1968),

Pakem

Jabar (1968),

Pangdam V

Jaya(1968),

Pakem

Balikpapan (1969),WalikotaPfekanbaru (1969),

KoremKedu

(1969).

"KETIAK" GOLKAR

Meski adagoncanganbertubi-tubi, organisasiinipandai

memainkan

siasat.

Agaknya,iabermaindalam hukum. Artinya, secara

hukum

yang dilarangadalah

nama

organisasi. Karenaitu, dalammenyiasati larangantersebut,tak segan-segan gontaganti nama.

Pernah

bernama

JajasanPendidikan

D

Jama'ah(JPID), Islammurni, Jama'ah PengajianAlHadits,

Jamah

AimrulMukminin,Jama'ahQur'anHadis, Jama'ahAl Hidayah,YayasanPendidikan Nasional (Yapenas). Terakhir

bernama Lembaga Dakwah

Islam Indonesia(LDII). Sebelumnya,

mamakai nama Lembaga

Kekaiyaan Islam (Lemkari).

Rintangan lagi, tatkala banyak mata menyoroti, organisasi ini

kemudian

berlindung di

bawah

"ketiak" Golkar sejak pemilu 1977 sampai dengan 1997

"Tumplekblek"

mendukung

Golkar.Praktis,selamaOrdeBaru,leluasalahaktivitas mereka.

Seiring denganitu,bangunansaranapendidikandanibadahnya

pun

bermegah-megahan. Jumlah

umatnyapun

kianberkembang. Paratokohdan

Amirnya

pun, kehidupannya

tampak

mapan.

Amal

usahanya

yang

menitik beratkan pada

H.M.C. Shodiq. Akar Kesesalan LDII & Penipuan Triliunan Rupiah

BAGIAN

KEDUA:Bukii-BukiiPenipuan LP/I

pemberdayaanekonomi, menyeruak berkembangdiberbagaisektor.

Kini, diakui atautidak, organisasi

yangbernamaLDII

ini sedang"diguncang badai"lagi. SecaraorganisatorisbisasajaparapetinggiLDII

mencoba memisahkan

kasusini denganorganisasi.Tapisiapapun tahu

bahwa

uanghasilpenipuan berkedok

investasiini muaranya adalahkepada sejumlahptinggiorganisasi.

Yang

menarik,

mengapa

parapetinggiLDIIyangnotabenejugaterlibatlangsung ikut

mengeruk

dana investasi ini sepertinya tak

mau

peduli?.

Apakah mereka menganggap bahwa

umatdibawahnya masih

mudah

dipermainkan?.Tapibukankah parakorban jugabanyakdariluaranggota lama'ahLDII?.

Bila

LDII

tak ingin hancur, ada baiknya parapetinggi organisasiini segera menyelesaikan kasus yangkini diderita oleh parakorban. Bilatidak, yangjelas

nama

besar LDIImenjadipertaruhan. Sebagai konsekwensilogis,paratokohdari petinggiLDIIjuga akandituding sebagai"pengkhianat"ummat.

Maukah

andadicap

pengkhianat?. (H. NanangH.Kaharudin)

Radar Minggu

(LaporanKhusus), edisiXV,

Minggu

ke-3April2003

MENYIBAK KASUS "INVESTASI" SEPUTAR LDII

"ANGIN SURGA" MULAI BERHEMBUS

Awan

gelap

yang

selamaini menyelimuti kasus "investasi "di lingkunganLDII, kini mulai ada tanda-tanda tersibak Istilahnya, kini badai ada angin "surga"

yang

mulaiberhembus. Setidaknya, itulah catatankecildarikunjunganrombongan sejumlah "Petinggi"

LDII yang

bertandang keKantorRedaksi

Radar

Minggu.

Intinya, mereka sepakat untuk menyelesaikan secara tuntas. Betulkah?

Radar Minggu

menyajikan beritainidalamlaporan utama, dilengkapiberita terkaitdalam

laporan khusus.

Kasus penipuan berkedokinvestasi di lingkungan

Lembaga Dakwah

Islam Indonesia (LDII) mulai adaharapanpenyelesaian. Para"petinggi" organisasiini berjanjisepakat akanmenyelesaikan kasustersebut. Saatini sudah dibentak tim untuk

mendata

dan

merumuskan

langkah-langkah sekaligus

menentukan

skala prioritasnya.

Harapanpenyelesaianiniterungkap saat

rombongan

pimpinanorganisasidan pengurus Ponpes LDIIbertandang keKantorRedaksiRadar Minggu, Kamis, 17

April2003. Mereka yangdatangsiangitu,H.DidikTondo Susilo,BE, SH, Sekertaris

DPD

LDIIKabupaten Jombang,H.

Usman

Arief, Sekretaris

DPD

LDIIKotaKediri, H. JumikanKarimunsani, pengasuhPonpes Gadingmangu,Perak, Jombang,dan H. KuncoroKaseno,

SE

PimpinanPonpesLDIIBurenganKediri. Ikutmendampingi

rombongan

ini, Ir.

Eddy M

dariKediri.

Diungkapkan, sebenarnyasecarakelembagaanLDIItidakterkaitdengankasus

tersebut.

Namun

karena

Banyak oknum

LDIIyang terlibat,baik sebagaikorban

maupun

pengepul, terpaksa organisasi"kepatokan". Darisini,pimpinanorganisasi

terpaksaharus ikutturuntangan menyelesaikan. "Hari-hariinitimsedangbekerja

dalam rangka penyelesaian", tukas

RH.

Koentjoro, SE,

mantan Kades

Tengger,

Kecamatan

Kunjang,yangkinisebagaipengurusPonpes LDII

Burengan

Kediri.

(Baca:

DPD

LDII Jatim tak digubris).

Diperkirakan,prosespenyelesaian kasusiniakan

memakan

waktucukuplama.

Tak

bisa secepat kilat. Masalahnya, banyak di antara para pengepul

yang

"menghilang".Karenaitu,praktisdalamprosespendataannyajugaakanmenghadapi

kendala.

Belum

lagi, bilatimingin"menyita" asetyangbersangkutan,tak ayalakan mengalamikesulitan. (ParaPengepul Berusaha MelarikanDiri)

KataKoentjoro,dalam prosespenyelsaiankasus ini, timtetap

mengedepankan

aturan

hukum.

Karena itu, tak bisa "grusa-grusu", apalagi

main

sita secara sembarangan. Kaitanini,iamemintapengertianparakorban untukbersabar,jangan sampai adapenilaian

bahwa

tim sengajamengolor-ngolorwaktuapalagiadakesan mempersulit.

"Percayalahpadatim, insyaAllahdalamwaktu yangtidaklama akansegera adajalan keluar", tandasKoentjoroyangdidukung olehsejumlahrombongannya.

Prinsipnya, lanjut ia, para pengurus sepakat dalam waktu yang sesingkatnya-singkatnya dapat segeramenyelesaikankasusini. Disebutkan, sesuai kesepakatan tim,sementarainiyangperlu segeramendapatpenyelesaianadalahparakorban

dari anggota LDII, diharap dapat bersabar sejenak.

Semua

langkah tersebut,

pertimbangannya semata-matademi

nama

baikorganisasi.

Sebelumnya,Radar

Minggu

selamaduaedisi (edisi 14

&

15) menurunkanberita

tentangkasus dugaanpenipuan berkedokinvestasi di lingkunganLDII.

Uang

yang dikeruk darimasyarakat dalam"proyek"investasiini mencapaitriliyunan rupiah.

Korbannya,bukan

cuma

orang

awam,

tapiparapejabat, konglomerat,bahkanpara Perwiradan Jenderal. Pengepulnya, paratokohLDII di daerah-daerah.

Radar

Minggu, edisiXVI, AkhirApril2003

H.M.C. Shodiq, Akar Kesesalan LDII & Penipuan Triliunan Rupiah ws

BAGIAN

KEPUAtBukti-BukiiPenipuan LP/l

Dokumen terkait