BAGIAN II – LAMPIRAN PENDUKUNG TUGAS SARJANA
PDRB (milyar
5. Dihitung densitas F(z)
=
X = 1,66 + 0,003 X = 1,663
Dikarenakan nilai P pada distribusi Z berada di bawah 0, oleh sebab itu nilai Z yang diperoleh adalah –1,663. Selain dengan cara perhitungan manual, nilai Z juga dapat dihitung melalui rumus =NORMSINV di Software Microsoft Excel. Nilai Z untuk masing-masing skala diperoleh sebagai berikut:
Tabel 5.35 Konversi Nilai P ke Nilai Z Tiap Skala PK Nilai Z
5. Dihitung densitas F(z).
Rumus densitas F(z) =
Untuk Z dengan nilai –1,663 maka dihitung densitas F(z) dengan contoh perhitungan sebagai berikut.
F(z) =
F(z) = 0,1002
Tabel 5.36 Densitas F(z) untuk Masing-masing Skala Nilai PK Nilai Z F(z)
1 0,0000 –∞ 0,0000
2 0,0482 –1,663 0,1002 3 0,2171 –0,782 0,2938 4 0,3969 –0,261 0,3855
5 0,5789 0,199 0,3910
6 0,7719 0,745 0,3022
7 0,8750 1,150 0,2058
8 0,9781 2,015 0,0523
9 1,0000 +∞ 0,0000
10 1,0000 +∞ 0,0000
Sumber: Pengolahan Data
6. Dihitung scale value untuk masing-masing skala.
Scale value untuk skala 2 =
Scale value untuk skala 2 =
Scale value untuk skala 2 = –2,077
Dengan cara yang sama diperoleh nilai scale value untuk masing-masing skala dengan rekapitulasi sebagai berikut.
Tabel 5.37 Scale Value untuk Masing-masing Skala
7. Diubah nilai SV terkecil (dengan minus terbesar) untuk menjadi basis (tolak ukur) yang bernilai 1.
–2,077 + y = 1
y = 1 + 2,077
y = 3,077
Maka dihitung nilai hasil konversi sebagai berikut:
y2 = –2,077 + 3,077 = 1,000
Rekapitulasi nilai interval untuk skala nominal yang diperoleh dari responden adalah sebagai berikut.
Tabel 5.38 Nilai Interval untuk Masing-masing Skala Skala Nilai Interval
Setelah didapatkan nilai interval untuk masing-masing skala, maka dilakukan konversi nilai masing-masing skala nominal ke nilai interval yang diperoleh. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rerata masing-masing alternatif.
Tabel 5.39 Data Interval Alternatif Rute
Jalur Alternatif Responden Rerata
Tj Morawa -
Tabel 5.39 Data Interval Alternatif Rute (Lanjutan)
Tabel 5.39 Data Interval Alternatif Rute (Lanjutan)
Tabel 5.39 Data Interval Alternatif Rute (Lanjutan)
Kemudian nilai rerata yang diperoleh dari masing-masing alternatif beserta biaya distribusi yang telah diperoleh sebelumnya direkapitulasi dalam sebuah tabel untuk dilakukan normalisasi.
Tabel 5.40 Rekapitulasi Masing-masing Alternatif Jalur Distribusi
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Tabel 5.40 Rekapitulasi Masing-masing Alternatif Jalur Distribusi (Lanjutan)
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Jalan Kepadatan
Jalan Keamanan
Jalan Kemudahan Fasilitas Alternatif Bobot Rute 0,5126 0,1603 0,1070 0,1190 0,1011
Saribudolok Sidikalang via Jl Lintas Simalungun Rp 83.200
Saribudolok Samosir via Pangururan Rp 174.200
Siborongborong Balige via Jl Lintas Tengah Sumatera Rp 70.200 Siborongborong Parapat via Jl Lintas Tengah Sumatera Rp 118.300
Siborongborong Tarutung 16 via Jl Lintas Tengah Sumatera Rp 45.500 2,70 2,30 3,37 3,55
17 via Sipahutar Rp 53.300 3,88 2,63 2,33 2,43
Siborongborong Sibolga 18 via Tarutung Rp 123.500 2,36 2,49 3,03 3,88
19 via Dolok Sanggul Rp 222.300 3,88 2,71 2,33 2,43
Sumber: Pengolahan Data
Setelah didapatkan bobot untuk masing-masing alternatif jalur, dilakukan kalkulasi normalisasi untuk mendapatkan matriks normalisasi masing-masing alternatif. Normalisasi dilakukan berdasarkan kategori yang telah ditentukan sebelumnya dengan persamaan:
Normalized X = untuk kriteria non beneficial
Normalized X = untuk kriteria beneficial
Sebagai contoh dilakukan kalkulasi untuk alternatif rute Tanjung Morawa – Simalungun via Galang.
1. Biaya Distribusi (Non Beneficial)
Normalized X = = = = 0,986
2. Kualitas Jalan (Beneficial)
Normalized X = = = = 0,797
3. Kepadatan Jalan (Non Beneficial)
Normalized X = = = = 1,000
4. Keamanan Jalan (Beneficial)
Normalized X = = = = 0,758
5. Kemudahan Fasilitas (Beneficial)
Normalized X = = = = 0,880
Tabel 5.41 Matriks Normalisasi Masing-Masing Alternatif Jalur Distribusi
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Tabel 5.41 Matriks Normalisasi Masing-Masing Alternatif Jalur Distribusi (Lanjutan)
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Jalan Kepadatan
Jalan Keamanan
Jalan Kemudahan Fasilitas Alternatif Bobot Rute 0,5126 0,1603 0,1070 0,1190 0,1011
Saribudolok Sidikalang via Jl Lintas Simalungun 1,000
Saribudolok Samosir via Pangururan 1,000
Siborongborong Balige via Jl Lintas Tengah Sumatera 1,000 Siborongborong Parapat via Jl Lintas Tengah Sumatera 1,000
Siborongborong Tarutung 16 via Jl Lintas Tengah Sumatera 1,000 0,697 1,000 1,000 1,000
17 via Sipahutar 0,854 1,000 0,876 0,691 0,685
Siborongborong Sibolga 18 via Tarutung 1,000 0,609 1,000 1,000 1,000
19 via Dolok Sanggul 0,556 1,000 0,919 0,770 0,628
Sumber: Pengolahan Data
Pembobotan dilakukan dengan mengalikan bobot rute dengan normalisasi nilai yang telah diperoleh pada Tabel 5.33 di atas. Bobot total masing-masing rute adalah penjumalah hasil perkalian untuk kelima kriteria tersebut. Rute optimal adalah rute yang memiliki bobot total tertinggi.
Sebagai contoh, perhitungan bobot untuk alternatif rute Tanjung Morawa – Simalungun via Galang sebagai berikut.
1. Biaya Distribusi = 0,986 ´ 0,5126 = 0,505 2. Kualitas Jalan = 0,797 ´ 0,1603 = 0,128 3. Keramaian Jalan = 1,000 ´ 0,1070 = 0,107 4. Keamanan Jalan = 0,758 ´ 0,1190 = 0,090 5. Kemudahan Fasilitas = 0,880 ´ 0,1011 = 0,089 +
Bobot Total = 0,919
Dengan cara yang sama, dikalkulasi bobot total masing-masing alternatif.
Sedangkan rute terbaik diperoleh dengan:
Rute Optimal = Max {Bobot 1 ; Bobot 2 , Bobot 3 ; … ; Bobot n }
Sebagai contoh rute optimal untuk Tanjung Morawa – Simalungun adalah Rute Optimal = Max {0,919 ; 0,828 , 0,797; 0,937 }
= 0,937 (via Siantar tanpa mengunakan Tol).
Rekapitulasi bobot total masing-masing alternatif dan jalur optimal ditunjukkan pada Tabel 5.42 di bawah ini.
Tabel 5.42 Bobot Total Masing-Masing Jalur untuk Penentuan Jalur Optimal
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Tabel 5.42 Bobot Total Masing-Masing Jalur untuk Penentuan Jalur Optimal
Origin Destination No Kriteria Biaya
Distribusi Kualitas
Jalan Kepadatan
Jalan Keamanan
Jalan Kemudahan
Fasilitas Bobot Total
Siborongborong Balige via Jl Lintas Tengah Sumatera 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
Siborongborong Parapat via Jl Lintas Tengah Sumatera 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
Siborongborong Tarutung 16 via Jl Lintas Tengah Sumatera 0,513 0,112 0,107 0,119 0,101 0,951
17 via Sipahutar 0,438 0,160 0,094 0,082 0,069 0,843
Siborongborong Sibolga 18 via Tarutung 0,513 0,098 0,107 0,119 0,101 0,937
19 via Dolok Sanggul 0,285 0,160 0,098 0,092 0,063 0,698
Sumber: Pengolahan Data
Dari Tabel 5.42 di atas dapat dilihat jalur optimal untuk masing-masing alternatif distribusi. Untuk mempermudah pemetaan jalur distribusi usulan, terlebih dahulu dilakukan rekapitulasi jalur optimal yang diperoleh untuk masing-masing destinasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.43 di bawah ini.
Tabel 5.43 Rekapitulasi Jalur Optimal Distribusi PT ABC
Origin Destination Jalur Optimal
Tanjung Morawa Simalungun via Siantar (tanpa tol) Tanjung Morawa Saribudolok via Tigajuhar
Tanjung Morawa Siborongborong via Siantar (tanpa tol) Simalungun P Siantar via Jl Sangnawaluh Simalungun Lima Puluh via Jl Asahan Simalungun Indera Pura via Jl Asahan
Simalungun Tebing Tinggi via Jl Lintas Sumatera Saribudolok Kabanjahe via Jl Besar Kabanjahe Saribudolok Sidikalang via Jl Lintas Simalungun
Saribudolok Samosir via Pangururan
Siborongborong Balige via Jl Lintas Tengah Sumatera Siborongborong Parapat via Jl Lintas Tengah Sumatera Siborongborong Tarutung via Jl Lintas Tengah Sumatera Siborongborong Sibolga via Tarutung
Sumber: Pengolahan Data
Untuk mempermudah pendefinisian jalur alternatif yang diusulkan, dilakukan penggambaran jalur optimal pada peta dengan bantuan Google Maps sehingga jaringan distribusi usulan dapat dilihat dengan mudah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.52 di bawah ini.
Sumber: Google Image
BAB VI