• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi faktor internal

D. Aspek Kajian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

8. Perkembangan Kegiatan Program SMK pada Kelompok Lain (Kelompok Ngesti Ajuning Tani)

4.2. Hal Yang Dikaji

Analisis dilakukan terhadap seluruh aspek yang berpengaruh dalam pelaksanaan operasional Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Aspek-aspek tersebut meliputi peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal makro dan mikro, serta kekuatan dan kelemahan lingkungan internal yang meliputi SDM, teknis dan produksi, pemasaran, organisasi dan manajemen, serta aspek terpenting dalam suatu kelangsungan usaha yang menentukan kelayakannya, yaitu aspek keuangan.

1.Analisis lingkungan eksternal

a. Peluang dan Ancaman Lingkungan Eksternal

Peluang dan ancaman lingkungan eksternal diperoleh dari sebaran kuesioner yang diberikan kepada 11 orang responden dari kelompok tani ikan Mekar Jaya dan 5 orang dari responden yang dianggap ahli yang berhubungan dengan program SMK. Faktor-faktor yang tertera pada kuesioner menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kunci kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.

b. Peluang dari Lingkungan Mikro

Peluang dari lingkungan mikro diperoleh dari beberapa faktor yang menjadi penentu keberhasilan usaha Kelompok Usaha KTIMJ ini. Faktor-faktor yang dinyatakan sebagai peluang usaha adalah sebagai berikut :

1) Konsumen potensial

Konsumen potensial bagi KTIMJ adalah konsumen yang membeli produk KTIMJ yaitu para pembudidaya ikan baik

anggota kelompok maupun dari luar kelompok untuk pembelian pakan ikan, pembelian ikan kosumsi untuk masyarakat, restaurant, pengusaha ikan dan pasar tradisional. Konsumen potensial lain adalah kelompok pembudidaya ikan di luar KTIMJ yang melakukan reporasi ikan di danau Lido.

Keberadaan konsumen potensial akan menguntungkan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya, karena dengan hasil yang optimal, retribusi yang diperoleh dari panen ikan para anggota menjadi lebih optimal pula. Jika konsumen masuk dalam keanggotaan KTIMJ maka konsumen tersebut akan memperoleh bagian dari hasil pendapatan retribusi panen itu juga.

2) Kemudahan sistem pembayaran kredit

Sistem pembayaran kredit atau angsuran dilakukan dengan dua cara, yaitu dibayarkan sesuai dengan jumlah modal yang dipinjam (tunai) dan dibayarkan secara bertahap dengan jumlah angsuran berdasarkan ketentuan yang telah disepakati bersama (kredit). Sistem pengembalian pinjaman yang fleksibel tersebut merupakan peluang bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk mensejahterakan anggota itu sendiri. Konsumen dapat memilih pola pengembalian pinjaman sesuai dengan kemampuan masing-masing dan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya juga tidak dirugikan.

3) Target pasar

Pengusaha budidaya ikan yang menjadi anggota Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dan meminjam modal untuk pembiayaan usahanya memiliki target pasar yang berbeda-beda untuk menjual hasil panennya. Sebagian besar memiliki target pasar sebatas pasar perdagangan lokal atau pasar dalam negeri, sedangkan sebagian kecil justru memiliki optimisme tinggi dengan menargetkan pasar luar (ekspor) negeri sebagai target pasarnya. Terjadinya perbedaan target pasar tersebut

dikarenakan oleh kemampuan masing-masing pengusaha budidaya ikan tersebut. Namun optimisme para pengusaha ikan itu justru dapat dijadikan peluang bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk meningkatkan usaha dan jumlah modal yang dapat dipinjamkan, sehingga retribusi yang diperoleh dari hasil panen peminjam juga akan meningkat.

4) Prospek Usaha

Usaha yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya memberikan prospek usaha yang menjanjikan bagi kelompok tersebut. Banyak tawaran bagi kelompok untuk dapat menyediakan ikan nila dan bawal dalam jumlah banyak, namun anggota belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen yang berasal dari Papua dan Surabaya tersebut. Jenis usaha lain yang dapat memberikan keuntungan bagi kelompok adalah pembiayaan kredit bagi anggota kelompok. Jika usaha pembiayaan modal yang dikhususkan untuk petani ikan ini dikelola dengan tepat, maka hasil yang optimal akan dapat dinikmati oleh kedua belah pihak, baik penyedia dana maupun peminjam dana usaha.

5) Dukungan potensi alam

Dukungan potensi alam yang dimaksud di sini adalah tempat dimana petani ikan membudidayakan ikannya yaitu di sekitar danau Lido, Bogor, baik dari danaunya, air dan komposisi asam dan basa danau ini menguntungkan bagi pembudidaya ikan untuk membudidayakan ikan. Dibandingkan dengan kelompok lain penerima progam SMK, dukungan alam ini sangat membantu kelompok dalam mengembangkan usahanya, karena kelompok tidak perlu mencari lahan untuk membudidayakan ikan. Dukungan alam ini juga membuat kelompok mempunyai penghasilan lain selain dari pembudidayaan ikan dan penjualan pakan ikan, yaitu reporasi ikan dan potensi pariwisata di sekitar Lido.

c. Ancaman dari Lingkungan Mikro 1) Tingkat persaingan usaha

Persaingan usaha dalam penelitian ini adalah persaingan antara kelompok pembudidaya KTIMJ dengan pembudidaya atau kelompok pembudidaya lain, serta peminjam modal dan penyedia modal. Persaingan yang dihadapi lebih pada produk yang dihasilkan oleh kelompok, yaitu ikan nila sebagai ikan konsumsi, pakan ikan dan benih ikan serta kemampuan kelompo dalam mengembangkan usahanya.

2) Cuaca

Cuaca adalah ancaman yang tidak dapat dicegah, kecuali mungkin dengan cara menyiapkan upaya sebagai antisipasi terhadap kemungkinan buruk yang mungkin terjadi selama proses pengembangan budidaya ikan, mulai dari pembenihan sampai dengan tiba saatnya panen hasil pembesaran ikan. Cuaca yang buruk memberikan dampak negatif bagi pembudidaya ikan yang dapat mengancam kelangsungan usaha. Salah satu cara untuk mengantisipasi ancaman cuaca, terutama pada saat musim hujan adalah dengan membeli pompa untuk membuang lumpur yang naik pada saat hujan.

3) Penyakit ikan

Penyakit ikan adalah ancaman yang kemunculannya tidak dapat dicegah. Penyakit ikan tidak dapat diramalkan kapan datangnya, sehingga sering pengusaha budidaya ikan mengalami banyak kerugian karenanya. Langkah yang dapat dilakukan oleh pengusaha ikan adalah mengantisipasi terjadinya sebaran penyakit ikan dengan cara melakukan pengawasan ketat terhadap perkembangbiakan ikan mulai dari pembenihan sampai dengan waktunya panen. Selain itu selalu lakukan pemeriksaan terhadap air di lingkungan sekitar tambak yang digunakan sebagai lokasi pembiakan ikan.

4) Harga beli alat dan resiko usaha

Harga beli alat berpengaruh kepada harga ikan yang dihasilkan oleh pengusaha budidaya ikan. Rataan pengusaha membeli alat, yaitu pompa air dengan harga Rp 1.300.000 untuk masa pemakaian selama 5 tahun. Jumlah penyusutan nilai alat budidaya ikan tersebut adalah 20% setiap tahunnya. Jumlah alat yang digunakan 3 – 4 alat untuk seluruh anggota kelompok. Nilai penyusutan 20% merugikan pengusaha, karena penggunaan alat hanya bertahan untuk waktu 5 tahun. Harga alat yang digunakan juga terbilang mahal untuk suatu proses produksi ikan. Resiko usaha yang harus dihadapi oleh KTIMJ merupakan salah satu ancaman bagi kelompok untuk mengembangkan usahanya.

5) Konsumen yang telat membayar cicilan

Pola pengembalian yang tersendat-sendat akan merugikan Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dalam menjalankan programnya. Jika modal tidak kembali dengan cepat, maka Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya akan mengalami kekurangan dana yang siap untuk dipinjamkan kepada anggota lain yang lebih memerlukan. Hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya produktivitas anggota yang berupaya untuk mengembangkan usahanya.

6) Masyarakat

Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya bagi masyarakat sekitar dipandang sangat membantu terutama dalam pengelolaan manajemen kelompok yang sangat membantu anggota. Dengan adanya KTIMJ banyak anggota masyarakat yang mempunyai penghasilan dan mempermudah anggota masyarakat sekitar yang bukan anggota kelompok untuk dapat memenuhi kebutuhan pembudidayaan ikan seperti mudahnya memperoleh pakan dan benih ikan. Akan tetapi apabila dalam mengembangkan usahanya KTIMJ tidak memperhatikan

lingkungan yang ada di masyarakat, maka hal ini akan menjadi ancaman bagi kelompok dalam mengembangkan usahanya. 7) Saluran distribusi

Saluran distribusi yang dilalui oleh pengusaha budidaya ikan KTIMJ adalah melalui pengambilan hasil panen oleh divisi pemasaran. Artinya semua hasil panen anggota KTIMJ langsung dapat dibeli oleh divisi pemasaran dengan sistem cash and carry. Dengan cara seperti ini justru menguntungkan pengusaha ikan karena setelah hasil panennya dibeli oleh divisi pemasaran, maka pembudidaya ikan atau anggota kelompok dapat langsung memproduksi kembali ikan dengan menebar benih baru karena anggota KTIMJ tidak perlu menampung ikan hasil panen atau tidak perlu kuatir ikan yang dipanen akan tidak laku di pasaran. Semua risiko pemasaran diserahkan kepada divisi pemasaran. Dalam beberapa hal, sistem ini sangat menguntungkan pembudidaya, akan tetapi ada kalanya juga pembudidaya dapat dirugikan terutama bila harga ikan mencapai harga tinggi maka pembudidaya tidak dapat memperoleh keuntungan yang berlipat ganda karena pengusaha tidak berhak untuk ikut menikmati keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan yang mungkin saja dilakukan oleh divisi pemasaran. Padahal harga ikan-ikan yang dihasilkan dapat melambung sangat mahal jika sudah mencapai pasar rakyat dimana pembelinya merupakan pelaku transaksi yang terakhir (end user).

d. Peluang dari Lingkungan Makro

Peluang dari lingkungan makro biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang ditentukan pemerintah yang dapat dijadikan peluang oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk mengembangkan usahanya. Faktor-faktor peluang dari lingkungan makro, antara lain :

1) Dukungan pemerintah

Dukungan pemerintah yang tepat dan menguntungkan usaha pembiayaan kredit yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya akan meningkatkan kinerja lembaga tersebut. Dukungan kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah sangat menguntungkan bagi KTIMJ karena dengan dukungan pemerintah pusat, maka KTIMJ mendapat pembinaan dan

dengan dukungan pemerintah daerah KTIMJ dapat

melaksanakan usahanya di lokasi yang sangat strategis dalam membudidayakan ikan.

2) Kemajuan teknologi

Semakin majunya teknologi membuat Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya dapat mengembangkan usahanya. Alat-alat perikanan yang digunakan merupakan alat yang sederhana. Alat termahal yang digunakan adalah tempat penyimpanan ikan hasil pembiakan yang akan dijual atau cold storage untuk ikan tidak segar dan pompa air untuk menangani meluapnya air danau karena banjir atau hujan deras. Karena itu dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi mempengaruhi jalannya usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Ikan Mekar Jaya dan dapat dijadikan peluang untuk tetap bertahan dan mengembangkan usahanya pada jalur usaha pembudidayaan ikan dan pembiayaan modal kredit usaha.

3) Pertumbuhan ekonomi yang meningkat

Pertumbuhan ekonomi yang meningkat di Indonesia

mempengaruhi perkembangan usaha setiap produsen termasuk mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan akan bahan makanan. Ikan masih menjadi pilihan yang terbaik dibandingkan dengan daging lain, jika mempertimbangkan aspek kesehatan. Mengkonsumsi ikan akan memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan tubuh dan otak dibandingkan dengan daging-daging lainnya. Karena itu ikan masih terasa sangat dibutuhkan

keberadaannya. Hal tersebut menguntungkan bagi pihak produsen ikan.

4) Hubungan baik

Terjalinnya hubungan baik antara KTIMJ dengan pengusaha budidaya ikan lain akan mempengaruhi kemajuan dan perkembangan usaha yang dirintis oleh KTIMJ. Jika KTIMJ mampu memberikan pelayanan yang memuaskan dalam menyediakan ikan, pakan dan benih ikan kepada pihak lain dengan mutu baik, maka keuntungan bagi KTIMJ akan meningkat. Hubungan lain yang perlu dijaga adalah dengan lembaga pembiayaan, termasuk prosedur peminjaman maupun pengembalian modal yang sederhana. Dengan tertibnya pengembalian kredit, maka peminjam modal akan merasa puas. Maka hubungan antara kedua belah pihak akan terjalin dengan baik.

e. Ancaman dari Lingkungan Makro 1) Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah meliputi peraturan-peraturan yang menyangkut dengan usaha skala rumah tangga dan usaha kecil, termasuk besarnya bunga pinjaman dan rentang waktu pengembalian pinjaman, program Skim modal kerja dan sebagainya. Perekonomian negara tidak selalu dalam kondisi stabil. Perubahan bisa saja terjadi pada setiap kebijakan pemerintah yang akan menjadi ancaman serius bagi pengusaha budi daya ikan maupun lembaga pendanaan kredit. Kondisi seperti itu akan mempengaruhi fluktuasi harga produksi dan modal yang dibutuhkan oleh pengusaha budidaya ikan. Namun ketidakpastian justru akan merugikan pola pengembalian modal pinjaman.

2) Kondisi politik nasional

Kondisi politik nasional sedikit mempengaruhi perkembangan lembaga pendanaan modal kredit bagi pengusaha budidaya ikan. Seringkali kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan para peminjam modal menahan diri untuk tidak meminjam modal tunai ataupun kredit untuk menghindari meningkatnya bunga pinjaman yang diambil oleh penyedia modal. Maka dari itu, kondisi politik yang tidak stabil akan menjadi ancaman yang harus dihadapi dan diantisipasi oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya.

3) Kenaikan biaya produksi

Kenaikan biaya produksi seperti pakan dan bibit dapat terjadi akibat kenaikan bahan-bahan baku, kenaikan tariff listrik dan BBM yang dapat menjadi ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya. Jika pendapatan lebih rendah daripada biaya produksi maka kemampuan pengusaha budi daya ikan dalam mengembalikan modal kredit usaha yang dipinjam akan berkurang, hal ini yang dihindari oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya.

4) Mutu pelayanan yang diberikan oleh KTIMJ

Mutu pelayanan yang masih manual menjadi ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Mekar Jaya untuk berkembang. Pelayanan dari mutu ikan dan pemasaran merupakan salah satu syarat bagi kemajuan KTIMJ, karena dengan mutu ikan yang baik dan pemasaran yang tinggi maka perminttan ikan akan semakin bertambah. Pelayanan lain yang perlu diberikan adalah dengan mencari lembaga pendanaan lainnya bagi anggota kelompok agar usaha kelompok dapat lebih berkembang dan dapat menawarkan pelayanan yang menarik hati konsumen untuk mengajukan pinjaman modal.