• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya yang Dilakukan dalam Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu

CABANG PEMBANTU KRAKATAU MEDAN

D. Upaya yang Dilakukan dalam Penyelesaian Kredit Macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu

Krakatau Medan

Secara umum jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan untuk penyelamatan kredit tersebut beragam. Dikatakan beragam karena dilihat terlebih dahulu penyebabnya. Jika memang masih bisa dibantu, maka tindakan membantu apakah dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya. Namun, jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali, maka tindakan terkhir bagi bank adalah dengan menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah. 92

Mengenai penyelamatan kredit bermasalah pada umumnya dapat dilakukan dengan berpedoman kepada Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tanggal 29 Mei 1993 tentang Tatacara penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang pada prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan melalui lembaga hukum adalah melalui alternative penanganan secara penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning),

92

Kasmir, Op.Cit, hal. 98

dan penataan kembali (restructuring). Dalam surat edaran tersebut yang dimaksud dengan penyelamatan kredit bermasalah melalui rescheduling, reconditioning, dan restructuring adalah sebagai berikut:93

1. Melalui rescheduling (penjadwalan kembali)

Merupakan suatu upaya hukum untuk melakukan perubahan terhadap beberapa sayarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali/jangka waktu kredit termasuk tenggang (grace period), termasuk perubahan jumlah angsuran. Bila perlu dengan penambahan kredit.

2. Melalui reconditioning (persyaratan kembali)

Yaitu melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, dan/atau jangka waktu kredit saja. Tetapi perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.

3. Melalui restructuring (penataan kembali)

Yaitu upaya berupa melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan/atau reconditioning.

Kredit bermasalah yang dapat terjadi pada bank berpotensi terhadap kerugian bank yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal itu, untuk mengurangi

93

Hermansyah, Op.Cit, hal. 71

kerugiannya, bank harus segera menangani kredit bermasalah yang dihadapinya dmelalui pedoman dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan oleh peraturan internnya. Dalam pedoman tertulis tersebut ditetapkan tentang kebijakan penanganan kredit bermasalah yang dapat berupa penyelamatankredit atau penyelesaian kredit, masing-masing disertai dengan cara-cara dan prosedur yang harus dilalui. Kebijakan penanganan kredit bermasalah sangat berkaitan pula dengan kondisi masing-masing bank. 94

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Harry Tardas selaku Account Officer pada BRI Kantor Cabang Pembantu Krakatau Medan, upaya yang dilakukan dalam penyelesaian kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat ini adalah dengan :95

1. Melakukan Penagihan

Dalam hal ini ketika kredit telah dalam keadaaan macet maka pihak bank tetap melakukan penagihan yang disertai juga dengan menyerahkan surat peringatan I yang apabila tetap juga belum melaksanakan kewajibannya maka kepada debitur diserahkan surat peringatan II dan apabila tetap juga tidak membayar kepadanya diserahkan surat panggilan yang ketiga ataupun yang terakhir.

2. Restrukturisasi/ penjadwalan ulang KUR :

Terhadap KUR bermasalah dapat dilakukan restrukturisasi sesuai ketentuan dalam SK Nokep S.94 -DIR/ADK/12/2005 tanggal 30 Desember 2005

94

M. Bahsan, Op.Cit. hal 101.

95

Hasil Wawancara dengan Harry Tardas, Account Officer BRI KCP Krakatau Medan, tanggal 7 Juni 2012

dan SK Nokep S.94a -DIR/ADK/12/2005 tanggal 29 Oktober 2008 tentang Restrukturisasi Kredit beserta perubahannya, dengan ketentuan :

1) Tidak diperbolehkan penambahan plafond pinjaman KUR.

2) Dapat dilakukan penambahan jangka waktu dalam rangka restrukturisasi dengan jangka waktu maksimal yang dapat diberikan adalah 6 (enam) tahun untuk Kredit Modal Kerja dan 10 tahun untuk Kredit Investasi terhitung sejak tanggal perjanjian kredit awal.

3) Terhadap KUR yang direstrukturisasi tidak menggugurkan hak klaim dari bank kepada perusahaan penjamin.

3. Pengajuan Klaim Penjaminan

Dalam hal debitur tetap tidak menanggapi peringatan tertulis tersebut maka Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu Karakatau Medan mengajukan klaim terhadap PT Askrindo. Permintaan penjaminan kredit kepada Perusahaan Penjamin dilakukan melalui Kantor Cabang PT. Askrindo atau Perum Jamkrindo. Penjaminan kredit dilaksanakan secara otomatis dengan mengajukan permintaan penjaminan. Permintaan penjaminan atas KUR yang telah direalisasikan dibuat secara kolektif dengan formulir permintaaan penjaminan oleh unit kerja BRI kepada Perusahaan Penjamin, secara periodik paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. Berdasarkan pengajuan permintaan penjaminan tersebut, Perusahaan Penjamin akan menerbitkan Sertifikat Penjaminan Kredit selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak tanggal diterimanya permintaan penjaminan dari unit kerja BRI. Unit kerja BRI dalam

waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat dari Perusahaan Penjamin melakukan penegasan atas Sertifikat Penjaminan berikut lampirannya yang diterbitkan Perusahaan Penjamin dengan cara menandatangani dan mengirimkan kembali fotocopy Sertifikat Penjaminan dalam rangka penagihan Imbal Jasa Penjaminan kepada Pemerintah.

Adapun tata cara pengajuan klaim/penjaminan adalah :96 a. Klaim diajukan pada saat kolektibilitas diragukan

b. Sebelum mengajukan klaim penjaminan, pada saat kredit mulai berrnasalah Kanca/Kancapem BRI berkewajiban melakukan upaya penagihan yang dibuktikan dengan Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) dan atau Surat Peringatan/penagihan.

c. Surat pengajuan klaimlpencairan penjaminan dilampiri dengan : 1) Copy sertifikat penjaminan.

2) Berita Acara Klaim yang memuat perhitungan jumlah tunggakan kredit oleh bank yang ditandatangani oleh bank.

3) Foto copy Rekening Koran 6 (enam) bulan terakhir pada saat timbul hak klaim.

4) Seluruh copy kelengkapan berkas administrasi kredit.

d. Dalam hal pengajuan klaim bagi individu maka apabila klaim disetujui, penjamin akan meminta asli Sertifikat Penjaminan.

96

Hasil Wawancara dengan Harry Tardas, Account Officer BRI KCP Krakatau Medan, tanggal 7 Juni 2012

e. Penjamin berkewajiban menginformasikan kepada BRI, apabila lampiran-lampiran surat pengajuan klaim/pencairan penjaminan belum diterima secara lengkap paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat pengajuan klairn penjaminan diterima.

f. BRI harus memenuhi kekurangan lampiran sebagaimana yang dimaksud paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Penjamin.

4. Penghapus Bukuan Kredit

Untuk KUR yang telah diajukan klaim asuransi, harus dilakukan perubahan kolektibilitas menjadi Macet (M) tanpa menunggu umur tunggakan mencapai lebih dari 180 hari. Perubahan kolektibilitas ke Macet (M) tersebut dapat dilakukan tanpa dibuat putusan kolektibilitas. Dengan dilakukannya perubahan kolektibilitas dari diragukan menjadi macet tersebut, KUR dimaksud dapat segera dihapusbukukan paling cepat pada awal bulan berikutnya setelah terbentuk PPAP sebesar 100 % (seratus persen). Besarnya penghapus bukuan KUR adalah sebesar 100 % (seratus persen)dari sisa pokok kredit. Adapun syarat dalam penghapus bukuan kredit adalah :

a. Telah diajukan klaim

b. Kolektibilitas kredit telah macet, dan

c. Penghapusan Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP) telah dibentuk 100 % (persen) dari baki debet kredit.

5. Subrogasi

Subrogasi merupakan Pengalihan hak tagih dari Penerima Jaminan kepada Penjamin setelah Penerima Jarninan menerima pembayaran klaim dari Penjamin. Klaim yang telah dibayar oleh perusahaan penjamin kepada bank tidak membebaskan debitur dari kewajibannya untuk melunasi kreditnya. Dalam hal Perusahaan Penjamin telah melaksanakan pembayaran klaim kepada BRI, maka hak tagih dan hasil penjualan agunan beralih menjadi hak subrogasi yang dibagi secara proporsional antara Perusahaan Penjamin dengan BRI sesuai dengan besarnya risiko masing-masing pihak.

BAB V