• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT

3. Jenis-Jenis Kredit

Kredit terdiri dari beberapa jenis bila dilihat dari beberapa segi pandangan. Dalam hal ini macam, atau jenis kredit yang ada sekarang juga tidak bisa dipisahkan dari kebijakan perkreditan yang digariskan sesuai dengan tujuan pembangunan. Pada mulanya kredit berdasarkan kepercayaan yang murni, yaitu berbentuk kredit perorangan karena kedua belah pihak saling mengenal, dengan berkembangnya waktu maka akhirnya berkembang pula unsur-unsur lain yang menjadi landasan suatu kredit, sehingga selanjutnya berkembang pula jenis kredit yang ada seperti sekarang.

Jenis-jenis atau macam-macam kredit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat digolongkan menurut tujuan penggunaannya, dari cara penguangannya, menurut jangka waktunya, menurut cara penarikan dan pembayaran kembali, menurut sektor ekonminya, dari segi jaminan/agunannya,

dari segi alat pembuktiannya, menurut sumber dananya, menurut negara pemberinya, menurut status hukum subjek debiturnya, kredit yang pemberinya melebihi satu bank (kredit sindikasi) dan menurut unsur besar kecilnya debitur. Jenis-jenis kredit tersebut disajikan sebagai berikut :57

a. Kredit menurut tujuan penggunaannya. terdiri dari :

1) Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia.

2) Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat meningkatkan atau menimbulkan utility (faedah/kegunaan), baik itu faedah karena bentuk (utility of form), faedah karena tempat (utility of place), faedah karena waktu (utility of time) maupun faedah karena pemilikan (owner/possession utility). b. Kredit ditinjau dari segi materi yang dilhkan haknya, terdiri dari :

1) Kredit dalam bentuk uang

Kredit Perbankan konvensional pada umumnya diberikan dalam bentuk uang dan pengembaliannyapun dalam bentuk uang jasa.

2) Kredit dalam bentuk bukan uang

Kredit berupa benda-benda atau jasa yang biasanya diberikan oleh perusahaan-perusahaan dagang, dan sebagainya. Kredit ini lazim juga disebut mercantile credit atau merchant credit.

57

H.Rachmat Firdaus dan Maya Arianti, Manajemen Perkreditan Bank Umum, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal 10-28

c. Kredit ditinjau dari cara penguangannya (tunai tidak tunai), terdiri dari :

1) Kredit tunai (cash credit), yaitu kredit yang penguangannya dilakukan secara tunai atau tidak tunai atau dengan cara pemindah bukuan kedalam rekening debitur atau yang ditunjuk olehnya pada saat perjanjian ditandatangani.

2) Kredit bukan tunai (non-cash credit), yaitu kredit yang tidak dibayarkan langsung pada saat perjanjian ditandatangani, melainkan diperlukan adanya tenggang waktu tertentu sesuai yang dipersyaratkan. d. Kredit menurut jangka waktunya, terdiri dari :

1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal satu tahun

2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu tahun sampai dengan 3 tiga tahun

3) Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun

e. Kredit menurut cara penarikan dan pembayaran kembali, terdiri dari :

1) Kredit sekaligus (aflopend credit) yaitu kredit yang cara penarikan atau penyediaan dananya dilakukan sekaligus, baik secara tunai maupun melalui pemindah-bukuan ke dalam rekening debitur

2) Kredit rekening Koran (kredit R/K), yaitu kredit yang penyediaan dananya dilakukabn dengan jalan pemindah-bukuan, kedalam rekening koran/rekening giro atas nama debituur, sedangkan penarikannya dilakukan dengan cek,bilyet giro atau surat pemindah-bukuan.

3) Kredit bertahap, yaitu kredit yang cara penarikan atau penyediannya dilaksanakan dengan bertahap, misalnya dalam 2,3,4 kali tahap.

4) Kredit berulang (revolving credit), yaitu kredit yang setelah satu transaksi selesai, dapat digunakan untuk transaksi berikutnya dalam batas maksimum dan jangka waktu tertentu.

5) Kredit per-transaksi (selfliquiditing credit). yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai suatu transaksi tersebut merupakan sumber pelunasan kredit

f. Kredit menurut sektor ekonominya, terdiri dari :

1) Kredit untuk sektor pertanian, yaitu kredit dengan tujuan produktif dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian, baik berupa kredit investasi maupun modal kerja.

2) Kredit untuk pertambangan, yaitu kredit untuk membiayai usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair dan gas yang meliputi minyak dan gas bumi, biji logam, batu bara dan barang-barang tambang lainnya.

3) Kredit untuk sektor perindustrian, yaitu kredit yang berkenaan dengan usaha atau kegiatan-kegiatan mengubah bentuk (transformasi), meningkatkan faedah dalam bentuk pengolahan-pengolahan baik secara mekanik, maupun secara kimiawi dari suatu bahan menjadi barang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia dan lain-lain.

4) Kredit untuk sektor listrik, gas dan air yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan usaha-usaha pengadaan listrik, gas dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersil. 5) Kredit untuk sektor konstruksi, yaitu kredit-kredit yang diberikan

kepada kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, rumah, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, jembatan, dan sebagainya.

6) Kredit untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel, yaitu kredit membiayai usaha-usaha perdagangan, baik perdagangan eceran, tengkulak, distribusi, eksportir, dan importer

7) Kredit untuk sektor pengangkutan, perdagangan dan komunikasi, yaitu kredit baik investasi maupun modal kerja untuk tujuan pengankutan umum, baik angkutan darat, sungai, laut dan udara.

8) Kredit untuk sektor-sektor jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan sektor-sektor real estate, profesi/advokad/pengacara, notaris, akuntan, insinyur, leasing company, lembaga keuangan bukan bank, asuransi dan sebagainya. 9) Kredit jasa-jasa sosial masyarakat, yaitu kredit yang diberikan untuk

mebiayai kegiatan-kegiatan dibidang kesenian dan kebudayaan serta jasa-jasa pengarang, pelukis, musikus dan sebagainya.

10)Kredit untuk sektor-sektor lain yang, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai sektor-sektor yang tidak termasuk kedalam butir 6.a sampai dengan 6.i, misalnya kredit untuk tujuan-tujuan konsumtif.

g. Kredit dilihat dari segi jaminan/agunannya, terdiri dari :

1) Kredit tidak memakai jaminan (unsecured loan), yaitu kredit yang diberikan benar-benar atas dasar kepercayaan saja, sehingga tidak ada “pengaman” sama sekali.

2) Kredit dengan jaminan/agunan (secured loan)

a. Jaminan perorangan (personal securities), yaitu kredit yang jaminannya berupa seseorang atau badan sebagai pihak ke-3 yang bertinadak sebagai penanggung jawab.

b. Jaminan kebendaan yang bersifat “tangible” (berwujud), yaitu yang terdiri dari barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak.

c. Jaminan kebendaan yang bersifat tidak berwujud (intangible), misalnya obligasi, saham, dan surat-surat berharga lain.

h. Kredit dari segi alat pembuktiannya (instrumen credit), terdiri dari

1) Kredit secara lisan, yaitu kredit yang perjanjiannya dilakukan secara lisan semata-mata.

2) Kredit secara pencatatan, yaitu transaksi kredit dicatat dalam pembukuan/administasi masing-masing pihak baik oleh kreditur maupun oleh debitur.

3) Kredit dengan perjanjian tertulis, yaitu hubungan transaksi kredit yang dinyatakan dalam suatu perjanjian yertulis antara pihak kreditur denganpihak debitur.

i. Kredit menurut sumber dananya, terdiri atas :

1) Kredit yang dananya berasal dari tabungan masyarakat, yaitu pemberian kredit karena adanya kelebihan pendapatan dari segolongan anggota masyarakat yang dikumpulkan dalam bentuk simpanan, baik berupa tabungan, deposito maupun sertifikat deposito.

2) Kredit yang dananya berasal dari penciptaan yang baru, yaitu pemberian kredit yang dananya dibiayai oleh penambahan uang terhadap uang yang beredar yang telah ada, sehingga terdapat penambahan daya beli baru yang bersumber dari penciptaan uang tersebut.

j. Kredit menurut negara pemberinya, terdiri dari :

1) Kredit dalam negeri, yaitu kredit yang diberikan oleh kreditur di dalam negeri yang dananya serta pemberi kreditnyapun berasal dari dalam negeri yang sama.

2) Kredit dari luar negeri, yaitu kredit yang diberikan oleh pihak asing (baik pemerintah maupun swasta negara lain).

k. Kredit menurut status hukum subjek debiturnya, terdiri dari :

1) Kredit untuk golongan penduduk, yaitu kredit yang diberikan kepada penduduk Indonesia, baik kepada perorangan, badan-badan, lembaga-lembaga, maupun perusahaan-perusahaan yang berdomisili di Indonesia

2) Kredit untuk golongan bukan penduduk, yaitu kredit yang diberikan kepada bukan penduduk Indonesia, baik kepada perorangan, badan-badan, lembaga serta perusahaan-perusahan yang tidak berdomisili di Indonesia maupun perwakilan negara-negara asing yang ada di Indonesia beserta anggota stafnya yang berstatus diplomatik.

l. Kredit yang pemberinya melebihi satu bank (kredit sindikasi)

Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan secara bersama-sama oleh dua bank atau lebih dengan pembagian risiko dan pendapatan (bunga dan komisi) sesuai porsi kepesertaan masing-masing anggota sindikasi. Kredit sindikasi sering juga disebut confinancing atau pembiayaan bersama.

m. Kredit menurut unsur besar kecilnya debitur, terdiri dari :

1) Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM), termasuk juaga kredit untuk koperasi, sehingga sering disebut Kresit Usaha Kecil Koperasi dan Menengah (UKKM)

2) Kredit koperasi, yaitu kredit dengan jumlah besar dan diperuntukkan bagi debitur-debitur koperasi (perusahaan besar).