• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Temuan Lapangan

4.3.4 Dimensi Outcomes

Outcomes yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijaan berdampak nyata terhadap kelompok sasaran yang sesusi dengan tujuan kebijakan. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan dari hasil pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) di kota cilegon, maka peneliti melihat dari dampak ada tidaknta perubahan terhadap masyarakat, negatif maupun positif dan evaluasi dari pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kota cilegon.

a. Perubahan kelompok sasaran

Dampak perubahan terhadap kelompok sasaran merupakan aspek penting dalam sebuah hasil pelaksanaan, ini karena berkaitan dengan tujuan Musrenbang sendiri. Apakah dampak positif atau negatif. Dampak perubahan kelompok sasaran yang ditimbulkan dari pelaksanaan Musrenbang tersebut dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan I1-9 sebagai berikut:

“...negatifnya banyak masyarakat yang tidak sabaran ingin usulannya terealisasikan., akhirnya masyarakat itu membangun sendiri kalau sudah begitu siapa yang akan tanggung jawab kalau bukan kelurahan, sebab itu kami slalu mengingatkam masyarakat untuk sabar toh nanti juga kalau ada untuk pembangunan

bersama.” (wawancara dilakukan wawancara dilakukan Pada hari Senin, 17 juli 2017 pukul 10.30 WIB di Kantor kelurahan samang raya).

Seperti pernyataan diatas, dampak yang timbul akibat usulan yang belum terealisasikan adalah ketidaksabaran masyarakat yang mengakibatkan masyarakat yang mengambil alih dalam pembangunan dan akhirnya kelurahan mengalah. Seperti yang terjadi di lingkungan samangraya dijelaskan bahwa ada beberapa masyarakat yang membangun saranana untuk kelurahan namun memakai uang pribadi. Mau tak mau pihak kelurahan harus bertanggungjawab dalam hal ini. Selain itu

keterbenturan anggaran menjadi salah satu dampak negatif karena dengan terbenturnya anggaran maka banyak usulan masyarakat yang belum terealisasikan. Hal ini disampaikan oleh I1-17 sebagai berikut:

“...Untuk negatifnya ada saja, yang paling banyak keterbenturan anggaran, program yang belum terealisasikan biasanya masyarakat komentar mengapa program tersebut belum terealisasikan. Namun untuk menutupi negatif tersebut bilamana ada dana dari proglam lain kita pasti akan realisasikan usulan tahun

sebelumnya yang belum terealiasikan.”( wawancara dilakukan Pada hari Selasa, 12 september 2017 pukul 14.00 WIB di Kantor kelurahan mekarsari).

Hal senada disampaikan oleh I1-5 sebagai berikut:

“... dampak negatifnya ada saja, ya sebaliknya ada yg belum terealisasikan dikarenakan anggaran lagi. Namun untuk menutupi negatif tersebut bilamana ada dana dari proglam lain kita pasti akan realisasikan usulan tahun sebelumnya yang belum

terealisasikan.”(wawancara dilakukan wawancara dilakukan Pada hari Selasa, 5 september 2017 pukul 10.00 WIB di Kantor kelurahan karangasem).

Kebenturan anggaran menjadi salah satu dampak yang mengakibatkan banyak usulan yang tidak terealisasikan dan banyak dampak bagi masyarakat terutama pembangunan. Selain terkait anggaran, ada juga dampak negatif dari Musrenbang, seperti pernyataan I1-1 sebagai berikut:

“Dampak positifnya lebih terbuka pembangunan dan masyarakatnya, negatifnya karena masyarakat sudah banyak yang tahu dari awal akan diadakannya pembangunan dititik A jadi banyak oknum – oknum dari masyarakat yang memanfaatkan moment perencanaan pembangunana ini, banyak Naikin harga tanah, ada yang membuat persyaratan lingkungan, akses yang tadinya dibuka malah jadi ditutup biar ada biaya bongkar.”

(wawancara dilakukan wawancara dilakukan Pada hari rabu, 25 september 2017 pukul 11.30 WIB di Kantor Bappeda kota cilegon).

Feedback yang didapat atas keterbukaanya pembangunan di Kota

cilegon dalam pelaksanaan musrenbang yakni manfaat yang akan dirasakan masyarakat dengan adanya musrenbang tersebut yakni pembangunan di wilayah kelurahan akan meningkat dengan sarana prasarana yang ada serta peningkatan ekonomi di wilayah kelurahan Kota Cilegon, selain itu dapat mengenali kondisi lingkungannya serta terbangunnya aturan bersama yang disepakati untuk bersama-sama membiasakan diri untuk berpartisipasi dan peka terhadap lingkungannya. Selain itu, dari pernyataan diatas juga dijelaskan bahwa ada beberapa oknum yang sengaja memanfaatkan dari pembangunan ini. Padahal mereka tahu sendiri bahwa itu untuk kebutuhan bersama, kebutuhan masyarakat Kota Cilegon. Selain itu seperti yang dikatakan oleh I1-2

bahwa tidak semua pembanguna terealisasi karena membutuhkan watu yang sangat lama. Pernyataan I1-2 sebagai berikut:

“...Untuk negatifnya ada saja, tidak semua pembangunan terealisasi mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama. 1- 5 tahun, tergantung kasusnya apa. Biasanya masalah

fisik.”(wawancara dilakukan wawancara dilakukan Pada hari Senin, 25 september 2017 pukul 09.00 WIB di Kantor Bappeda kota cilegon).

Hasil dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa dampak positif dari adanya Musrenbang ini masyarakat lebih terbuka akan masalah pembangunan dan masyarakat lebih ikut turut serta dalam partispasi pembangunan untuk menigkatkan perekonomian di wilayah kelurahan. Selanjutnya negatifnya masih saja terpaku dengan anggaran yang

menyebabkannya banyak usulan – usulan yang terealisasikan. Dan masih ada oknum – oknum yang memanfaatkan proses pembangunan ini.

b. Evaluasi Musrenbang

Pada tahap ini ada tahap akhir penilaian dari pelaksanaan. Tahap ini sangat penting untuk menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan musrenbang tahun berikutnya. E – musrenbang pun menjadi salah satu target pemerintah untuk pelaksanaan musrenbang tahun yang akan datang tergantung kesiapan pemerintah dalam hal ini. Seperti yang dikatakan oleh

I1-2 sebagai berikut:

“...Musrenbang sendiri harus lebih mengkuti perkembangan jaman, jadi bisa lebih memudahkan masyarakat. Contohnya dengan cara tidak bertatap muka langsung jadi evalusinya tidak bisa dengan duduk manis saja melainkan sudah berbasis e –

musrenbang...” (wawancara dilakukan Pada hari Senin, 25 september 2017 pukul 09.00 WIB di Kantor Bappeda kota cilegon).

Pernyataan diatas dijelaskan bahwa untuk tahun depan diharapkan musrenbang sudah bebasis komputer artinya agar semua pelaksanaan berjalan dengan efektif dan efesien tanpa ada alasan untuk tidak hadir dalam musrenbang. seiring dengan perkembangan teknologi, semakin mudah kita melihat situasi yang terjadi. Masyarakat dituntut agar dapat melaporkan kegagalan suatu pembangunan berbasis online. Tidak hanya itu, masyarakat pun dituntut harus lebih peka terhadap lingkungan agar bisa mengurangi beban pemerintah. Seperti yang disampaikan oleh I1-6

“...diharapkan terus meningkat tiap tahunnya, dalam arti banyak masyarakat yang harus lebih peduli dengan lingkungannya. saya harap masyarakat harus bisa menjaga aapa yang sudah dibangun . dari segi infrstruktur sudah ada peningkatan, Pihak kelurahan pun selalu berusaha agar menajdikan usulan – usulan dari masyarakat tercover, kami disini ada fasilitator yang akan menyampaikan usulan apa saja yang akan di prioritaskan dari masyarakat, jadi fasilitator pun kami pilih yang bisa

memperjuangkan usulan tersebut.”( wawancara dilakukan Pada hari Senin, 4 september 2017 pukul 13.00 WIB di Kantor kelurahan ciwaduk).

Dari segi infrastruktur sudah ada peningkatan, termasuk jalan –

jalan yang rusak sudah mulai tercover, namun belum semua tercover artinya bertahap. sudah ada peningkatan yang signifikan terlihat dari infrastruktur, mengingat prioritas dan sasaran pembangunan tahun 2018 lebih fokus kepada infrastruktur. Masyarakat harus bisa menahan untuk tidak berbuat sesukanya karena ini pembangunan untuk bersama dan untuk menetukan prioritas dibutuhkan rapat bersama dengan pemangku kebijakan wilayahnya masing – masing dipilih dengan kategori urgent sehingga tidak ada protes dari warga. Hal ini disampaikan oleh I1-14 sebagai berikut:

“Evaluasinya cukup bagus karena setiap pelaksanaan harus

dievaluasi supaya kedepannya jadi lebih bagus lagi. Apa keluh kesah masyakat, apa dampak dari masyarakat. sekecil apapun kontribusi kita berharga. Dari tahun ketahun cukup bagus, karana dilihat dari pembangunnya ada peningkatan. Hanya saja saya harap untuk partisipasi masyarakat untuk lebih di tingkatkan dan lebih bersabar. Karna bukan hanya masyrakat saja yang ingin segera, tapi pihak kelurahan pun ingin segeran terealisaikan hanya saja masalah anggaran.” (wawancara dilakukan Pada hari Selasa, 18 juli 2017 pukul 10.30 WIB di Kantor kelurahan sukma jaya).

Untuk musrenbang tahun berikutnya diatas dijelaskan untuk lebih ditingkatkan lagi partisipasi masyarakatnya karena bukan hanya

pemerintah saja yang harus membangun melainkan dari masyarakatnya. Partisipasi sangat penting dalam musrenbang karena semua masalah yang ada dilingkungannya dirasakan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat bisa saja jenuh akibat tidak terwujudkan usulannya seperti pernyataan dari I2-1

sebagai berikut:

“...karena musrenbang ini kegiatan rutin dan ada saja yang tidak tercover akhirnya masyarakat jenuh, ngusulin2 realisasinya nanti. Kedepannya Apa yang kita rencanakan harapannya bisa

tercover semuanya. Pembangunan sesuai yang kita usulkan.”

(wawancara dilakukan pada hari kamis, 12 Oktober 2017 pukul 16.00 WIB di link. Bendungan)

Selanjutnya,Untuk evaluasi dari segi pertumbuhakan ekonomi oleh

I1-3 sebagai berikut:

” ...dari sisi indikator makro kan pertumbuhan ekonomi kan terus berjalan dia terus naik meskipun gak terlalu bagus. Terus yang kedua, pembenahan jalan – jalan kan sudah mulai kelihatan, terus pemggunaan anggaran udah cukup baguslah, ya secara umum sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat. Untuk melihat bagus atau tidaknya itu tidak bisa dilihat dari tahun ketahun karena ada program yang sifatnya bisa kelihatan bagus atau tidaknya 5 tahun yang akan datang.. ...“(wawancara dilakukan wawancara dilakukan Pada hari Senin, 25 september 2017 pukul 09.30 WIB di Kantor Bappeda kota cilegon).

Hal senada dikatakan oleh I1-1 sebagai berikut:

“Kalau dari sisi serapan anggarannya lumayan...”( wawancara dilakukan Pada hari rabu, 25 september 2017 pukul 11.30 WIB di Kantor Bappeda kota cilegon).

Dari pernyataan diatas disimpulkan bahwa tidak semua program tidak bisa dievalusi dari tahun ketahun ada program yang bisa dievalusi hasilnya akan terlihat lama. Selain itu infrstruktur sudah mulai terlihat di tahun 2017 ini dan hampir untuk semua evaluasi kearah masyarakat agar

bisa membedakan skala prioritas dan keinginan semata. Namun untuk arah prioritas pembangunan di kota cilegon tahun 2018 lebih menekankan pembangunan infrastruktur, seperti alun – alun dan taman di Kota Cilegon.

4.4Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teori evaluasi Nurcholis kebijakan pemerintah daerah (Nurcholis, 2007:274) dimana evaluasi kebijakan merupakan penelitian secara menyeluruh terhadapa aspek input, proses, output dan outcomes.

Selanjutnya dalam penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kota Cilegon dari hasil penelitian di lapangan dapat dilihat dari aspek input, proses, output dan outcomes dari kebijakan tersebut. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:

1. Input

Dimensi input merupakan dimensi pertama dalam evaluasi yang dikemukakan oleh Nurcholis (2007), dimensi ini melihat pada sumber daya, dasar kebijakan dan sosialisasi.

Pada bagian pertama yaitu mengenai sumber daya. Sumber daya (resources) memiliki peran penting dalam implementasi kebijakan.

Edward III dalam Widodo (2007 :198) mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan – ketentuan atau aturan –

aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber – sumber daya untuk melaksankan kebijakan secara efektif maka implementasi kebijakan tersebut tidak efektif. Implementasi kebijakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia yang cukup kualitas dan kuantitasnya.

Kualitas sumber daya manusia berkaitan dengan keterampilan, dedikasi, profesionalitas dan kompetensi di bidangnya. Dengan adanya kualitas yang baik tersebut dimulai dari kualifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya atau standar yang ditetapkan dalam proses penyeleksian. Sedangkan kuantitas berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi, sebab tanpa sumber daya manusia yang handal maka implementasi kebijakan tersebut akan berjalan dengan lambat. Berkaitan dengan penelitian ini, sumber daya yang dimaksud ialah para kepala kelurahan dan kecamatan berikut dengan stafnya. Kepala kelurahan dipilih langsung oleh Walikota Cilegon. Sumber daya di kelurahan dan kecamatan sudah memenuhi standar, tingkatannya mulai S1 dan S2. Untuk Kepala Seksi sudah memenuhi standar dan dipilih langsung oleh Kepala Kelurahan. Sumber daya manusia yang tidak terampil dan profesional akan menghambat pelaksanaan Musrenbang di Kota Cilegon, terlebih lagi saat ini kondisi yang terjadi di masyarakat sangat begitu kompleks yang hal ini

tentunya membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang handal dan dapat menjadi problem solver terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Kedua, mengenai dasar pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan. Pembangunan merupakan sebuah proses yang direncanakan dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Proses pembangunan dilaksanakan melalui optimalisasi sumber daya dengan tetap menjaga kesinambungan serta kualitas lingkungan yang baik. Keterampilan dan sumber daya lebih sering ditemukan pada orang-orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan pekerja yang status sosial ekonominya juga tinggi. Berdasarkan Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanl mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat UU tersebut dijabarkan kedalam PP No 8 Tahun 2008 tentang tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Selain mengacu pada UU No 25 Tahun 2004 tentang SPPN, pemerintah telah menetapkan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksana PP nomor 8 tahun tentang tahapan, Tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang sekarang sudah revisi menjadi Permendagri No 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah. Tata cara Evaluasi RRPJPD dan RPJMD dan RKPD. Dasar pelaksanaan musrenbang sebenarnya masih banyak dasar pelaksanaan Musrenbang ini. Namun Pemerintah tetap mengacu pada UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasioanl untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan.

Ketiga, infrastruktur pendukung dalam Musrenbang. pendukung dalam Musrenbang meliputi tingkat keterwakilan. Tingkat keterwakilan sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan musrenbang itu sendiri. Keterwakilan masyarakat dan elemen pemerintah yang terkait menjadi faktor kunci yang tidak bisa ditawar. Dengan demikian mengapa sosialisasi sangat berbengaruh terhadap keterwakilan masyarakat. Untuk tingkat keterwakilan dalam Musrenbang di kota maupun di kelurahan sudah cukup dalam pelaksanaannya namun masih saja dari elemen pemerintah masih saja hanya datang sekedar ceremony saja. Selain itu tidak terealisasinya pembangunan menjadi salah satu faktor dari keterwakilan masyarakat. Karena semakin banyak usulan yang tidak terealisasi maka keterwakilan pun berkurang. Masyarakat banyak yang belum paham tentang skala prioritas, jikalau usulan atau program yang belum terealisasikan itu berarti belum termasuk dan belum dianggap prioritas oleh pemerintah. Selain itu pihak kelurahan maupun Bappeda Kota Cilegon sebelumnya melakukan penyuluhan ke kecamatan memberikan pengertian kepada masyarakat mengenai usulan yang masuk

dari tahapan kelurahan hingga kota disusun berdasarkan masalah yang benar – benar mendesak dan memang dibutukan pemecahan masalah secepatanya.

Selanjutnya infrastruktur lain dalam Musrenbang ialah anggaran. Anggaran ini sangat penting karena ini menetukan berhasil atau tidaknya suatu program. Kerangka anggaran menjadi hal yang mesti diperhatikan dalam proses perumusan dan penetapan kebijakan pembangunan, sehingga dalam pelaksanaannya pembagian alokasi dana terhadap rancangan awal RKPD yang memuat prioritas pembangunan daerah tidak terganggu. Hasil Musrenbang memuat kerangka anggaran rencana kegiatan yang perlu dibiayai oleh sumber pendanaan baik itu APBD Kota, APBD Provinsi, APBN maupun sumber dana lainnya. Namun untuk tahun ini baru diterapkan Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan atau disebut dengan DPWKel, DPWKel berasal dari 5% dari APBD Kota Cilegon. DPWkel ini dialokasikan untuk dana kelurahan, untuk skala rendah pihak kelurahan menggunakan DPWKel namun untuk kebutuhan infrastruktur dibatasi hanya beberapa program saja, selebihnya untuk sosial dan lain-lain. Untuk program yang di danai oleh DPWKel ini adalah drainase, TPT dan paving block. Ada beberapa drainase yang harus diperbaiki atau pembuatan drainase seperti yang terjadi di Link. Jati dan Link. Kebanjiran sebagai berikut :

Gambar 4.7

Kondisi Drainase di Kelurahan Kepuh tahun 2017

Sumber : Peneliti 2017

Kondisi ekonomi sosial yang rendah masyarakat di Link. Kepuh dan Link. Jati ditandai minimnya kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan. Dapat terlihat permasalahan lingkungan yang terjadi di Kelurahan Kepuh berupa banjir di beberapa titik, sampah yang menumpuk membuat kawasan menjadi kumuh dan tidak sehat, sistem sanitasi yang buruk dan tidak adanya sarana prasarana lingkungan yang memadai, penerangan jalan masih minim. Namun setidaknya dengan diadakannya Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan sangat membantu untuk mencover usulan yang tidak terealisasikan. Biasanya untuk skala besar dialokasikan ke dinas – dinas terkait untuk segera dibangun. Namun yang peneliti amati masih ada masyarakat yang protes mengenai anggaran, pemerintah harus benar – benar memilih skala prioritas yang penting dan masyarakat juga harus diedukasi kembali tentang adanya skala prioritas. Karena masyarakat mengusulkan mayoritas sebatas keinginan bukan

kebutuhan, itu sebabnya pemerintah terus menyeleksi usulan – usulan yang diajukan.

Keempat, mengenai sosialisasi. Sosialisasi dalam kebijakan merupakan hal yang penting setidaknya memiliki dua hal menurut Pasalong (2010: 56). Pertama, sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang adanya kebijakan tersebut. Kedua, sebagai kontrol dari masyarakat, dengan adanya sosialisasi tersebut masyarakat pada nantinya akan menilai apakah kebijakan yang telah disosialisasikan tersebut berjalan dengan baik atau tidak serta memberikan dampak positif dan negatif kepada masyarakat.

Dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kota Cilegon sosialisasi telah dilakukan oleh seluruh kelurahan di Kota Cilegon melalui RT/RW di lingkungan masing – masing. Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan pramusrenbang, pramusrenbang sendiri merupakan kegiatan yang rutin sebelum pelaksanaan Musrenbang tingkat kelurahan. pramusrenbang ini sebenarnya bukan ajang sosialisasi namun dengan adanya pramusrenbang masyarakat hadir untuk menyuarakan usulan atau masalah apa saja yang terjadi dilingkungannya. Masyarakat seharusnya sudah mengetahui bahwa adanya Musrenbang karena Musrenbang sudah merupakan kegiatan rutin setiap awal tahun tapi tidak semua masyarakat mengingat adanya Musrenbang, tugas dari RT/RW mengingatkan kembali bahwa setiap awal tahun selalu diadakannya musrenbang karena sosialisasi ini sangat berpengaruh kepada tingkat keterwakilan atau partisipasi dari

pada masyarakat itu sendiri, sebelum itupun ada pemberitahuan melalui surat oleh Bappeda dan pihak Bappeda hanya memberitahu melalui Musrenbang kecamatan atau kelurahan itupun diundang untuk menjadi narasumber saja. Peran serta masyarakat disini adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri ditengah masyarakat untuk berminat dan bergerak dalam pembangunan di wilayahnya. Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang tersedia maka berdampak pada peran masyarakat dalam pembangunan di Kota Cilegon. Peran masyarakat dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan diawali dengan keikutsertaan di dalam sosialisasi awal atau pramusrenbang. Sosialisasi awal dilakukan guna memberitahu bahwa akan dilaksanakan Musrenbang kelurahan serta membangun kepedulian masyarakat untuk ikut serta menyukseskan. Namun untuk sejauh ini sosialisasi belum maksimal dijalankan artinya masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengetahui bahwa akan diadakannya Musrenbang, hanya masyarakat tertentu saja yang mengetahui. Diharapakan sosialisasi harus lebih merata kepada seluruh masyarakat karena sosialisasi memberikan dampak bagi keterwakilan atau partisipasi dalam Musrenbang.

Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti melihat bahwa permasalahan yang terjadi di 16 kelurahan Kota Cilegon seperti minimnya pengetahuan tentang pembangunan dan sosial ekonomi mempengaruhi partisipasi masyarakat, baik secara kualitas SDM maupun kuantitas atau jumlah masyarakat yang ikut terlibat dalam pembangunan. Kelemahan atau

permasalahan tersebut belum diatasi dengan cara pengembangan kapasitas masyarakat maupun kelembagaan dikarenakan kendala-kendala yang ada.

2. Proses

Dimensi proses dalam penelitian ini merupakan dimensi paling penting karena dari dimensi ini mengetahui tentang proses dan permasalahan yang ada terkait musrenbang.

Pertama, Proses dalam Musrenbang dari mulai kelurahan, kecamatan dan kota. dalam pelaksanaan Musrenbang dibutuhkan langkah – langkah hingga terbentuknya suatu program. Proses Musrebang tingkat kelurahan dilakukan dengan melibatkan perwakilan komponen masyarakat dalam Musrenbang kelurahan dengan menyampaikan undangan kepada RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan beberapa lembaga kemasyarakatan seperti LPM, BKM, PKK dan juga disertai oleh Kader. Sebelum dilaksanakannya Musrenbang kelurahan terlebih dahulu dilaksanakan pramusrenbang. Pramusrenbang dilakukan oleh RT/RW setempat untuk merumuskan program apa saja yang akan diusulkan dalam Musrenbang kelurahan. Musrenbang kelurahan adalah tahapan penentuan prioritas usulan program/kegiatan dari masing-masing RT/RW serta pengklasifikasian usulan program/kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam forum musrenbang kelurahan, semua usulan yang tertampung akan dipilih berdasarkan tingkat prioritas, artinya tidak semua program yang diusulakan oleh masyarakat akan

direalisasikan. Setelah ditentukannya skala priorias, maka dibawa untuk diajukan dalam Musrenbang kecamatan.

Selanjutnya, proses Musrenbang tingkat kecamatan. Musrenbang tingkat kecamatan adalah tahapan pemantapan usulan program/kegiatan yang akan disampaikan pada forum SKPD. Pada tahap ini peranan SKPD sangat besar dalam membantu masyarakat memformulasikan usulan program/kegiatan mereka. Selanjutnya, daftar tersebut diinformasikan kepada masyarakat di masing - masing kelurahan oleh para delegasi yang mengikuti Musrenbang kecamatan berdasarkan hasil Musrenbang tingkat Kelurahan. Setelah Musrenbang kecamatan maka proses selanjutnya adalah Forum SKPD. Forum SKPD adalah tahapan sinkronisasi usulan program/kegiatan SKPD dengan usulan masyarakat hasil Musrenbang kecamatan. Pada tahap ini usulan-usulan program/kegiatan dari masyarakat akan disinkronkan dengan usulan masing-masing SKPD sesuai misi dalam RPJMD Kota Cilegon.

Selanjutnya tahap Musrenbang Kota. Tahap ini merupakan puncak dari pelaksanaan Musrenbang di Kota Cilegon, ini adalah tahapan finalisasi

Dokumen terkait