• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

9. Sekretariat BAZNAS

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .1DimensiInput

4.3.2 Dimensi Proses

Dimensi proses merupakan dimensi transformasi kebijakan kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan langsung, pemerataan kebijakan dan dalam dimensi ini menekankan pada pelaksanaan kebijakan yang berupa hambatan dan tantangan kebijakan tersebut.

a. Pelayanan langsung kepada masyarakat

Kebijakan tentang penyelenggaraan kebijakan zakat di Kabupaten Lebak ini tentu memerlukan sarana dan prasarana yang mencukupi dan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan di bidangnya tersebut, guna dalam proses pengelolaan dan memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai dengan standar yang ditetapkan, terlebih Badan amil zakat ialah salah satu wadah untuk menghimpun zakat-zakat dari masyarakat. Hal ini tentu perlu adanya penyediaan atau memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal. Selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, Baznas Kabupaten Lebak melakukan proses sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat membayarkan zakatnya melalui badan amil zakat, dengan begitu penghimpunan dana zakat tersebut dapat tersalurkan kepada orang-orang yang benar membutuhkan (Mustahiq).

Berikut dibawah ini wawancara dari salah satu mustahiq 1 mengenai pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak terhadap mustahiq, ialah sebagai berikut :

“Menurut saya, pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak baik dan melakukannyapun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai dari atasannya yang bisa langsung terjun ke masyarakat dan setahu saya dalam memberikan pelayanannya totalitas” (wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib di Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah).

Dari hasil pernyataan salah satu mustahiq menyebutkan bahwa Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan prinsip pelayanan yaitu dengan memberikan pelayanan secara kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. (LAN,2005 :287-288) kepada mustahiq khususnya lebih baik dan bekerja tanpa pamrih dan totalitas dalam melayani muzakki dan mustahiq. Hal ini perlu dilakukan karena dengan melakukan segala sesuatunya harus di dasari dengan keikhlasan agar semua pihak dapat merasakan kenyamanan dan kedua belah pihak dapat saling mempererat kepercayaan.

Hal serupa diungkapkan oleh salah satu muzzaki 1 yang mengungkapkan bahwa :

“Pelayanan yang diberikan Baznas ini untuk wilayah Kab Lebak, saya mengapresiasi karena dari atasan ke bawah saya kutip sudah bagus. Selanjutnya Baznas Kabupaten Lebak ini tidak ada istilah sistem berbelit-belit, bahkan yang mengajukan secara lisanpun ada, yang langsung maupun secara tulisan pun tidak ada yang dipersulit, sebetulnya secara

umum saya kutip “Baznas ini tidak mempersulit sedikitpun” (wawancara dengan Direktur CV.Sinar Bakti, Selasa 15 November 2016 pukul 09.30 Wib di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).

Selanjutnya informan dari salah satu muzakki menegaskan kembali bahwa pelayanan yang diberikan oleh Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini baik, dan sudah menerapkan dari prinsip pelayanan yakni memberikan pelayanan secara kesederhanaan ialah prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan (LAN,2005:287-288). Dan dari atasanya maupun bawahannya pun baik, serta sistem yang ada di Baznas Kabupatenn Lebak ini tidak berbelit-belit dan tidak menyulitkan bagi para muzaki, mustahiq maupun bagi masyarakat yang ingin meminjam pinjaman modal untuk usaha serta dalam proses penghimpunan dan penyalurannya baik kepada muzakki maupun mustahiq.

Selanjutnya, wawancara dari Komisioner Baznas Kabupaten Lebak1

mengenai pelayanan kepada masyarakat ialah sebagai berikut :

“Untuk kepada muzaki, kita sudah melakukan hal itu yakni kita memberikan laporan kepada muzaki tersebut mengenai hasil dana yang kita salurkan kepada yang membutuhkan hal ini agar terjadinya saling ikatan kepercayaan yang kuat di antara muzaki kepada lembaga zakat. Selanjutnya untuk mustahiq kita selalu hadir dimana ada yang sangat membutuhkan bantuan contohnya kita ada yang sakit kita berikan, dan yang terbaru kita memberikan bantuan kepada korban bencana” (wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak. 24 Februari 2017 pukul 10.25 Wib. Di kantor Baznas Kabupaten Lebak)

Dari hasil wawancara di atas, bahwa sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan baik berupa memberikan laporan hasil pendistribusian kepada muzaki (yang membayar zakat), hal ini tentu

untuk meningkatkan kepercayaan dari masyarakat terhadap Baznas Kabupaten Lebak, selain itu untuk mustahiq (yang menerima zakat) Baznas Kabupaten Lebak siap dan hadir untuk membantu bagi orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Tentu harus dengan sesuai ajaran agama Islam.

Adapun menurut1 mengungkapkan bahwa :

Menurut saya, pendistribusian zakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan syariah. Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang bersifat konsumtif, juga ingin kita salurkan secara produktif, agar para mustahiq menjadi mandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau program Mustahik Menjadi Muzakki (M3). (wawancara dengan evaluator, 23 Mei 2017 Pukul 15.00 WIb. Di Kediaman peneliti)

Berdasarkan penuturan di atas, sejauh ini pendistribusian menurut informan di atas sudah tepat sasaran kepada yang membutuhkan, selain itu juga menurutnya Disamping dana zakat untuk keperluan mustahiq yang bersifat konsumtif, juga ingin kita salurkan secara produktif, agar para mustahiq menjadi mandiri, bahkan bisa menjadi muzakki atau program Mustahik Menjadi Muzakki (M3). Hal ini menunjukan bahwa Baznas Kabupaten Lebak ingin merubah secara perlahan agar derajat mustahiq dapat naik dan dapat menjadi muzaki.

Di bawah ini adalah laporan penghimpunan dan pelanyaluran dana zakat, infak dan shadaqah dari Dinas/Instansi/Badan, Perorangan dan Pengusaha yang masuk ke kas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lebak Periode januari–31 Desember 2016 ialah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Laporan Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Shadaqah Periode Januari–31 Desember 2016

NO URAIAN JUMLAH

I Sisa Saldo Tahun 2015 Rp. 4.826.780.342

II Penghimpunan Tahun 2016

a. Zakat Rp. 2.536.241.830

b. Infak dan Shadaqah Rp. 1.909.435.985 c. Fidyah/dan lain lain Rp. 337.570.457 d. Pengembalian Modal Bergulir Rp. 267.320.000

Jumlah Penghimpunan Rp. 9.877.348.613

III Penyaluran Tahun 2016

a. Fuqoro Rp. 54.630.500 a. Masakin Rp. 3.850.121.244 b. Fisabilillah Rp. 2.085.660.000 c. Mualaf Rp. 830.000 d. Ibnu Sabil Rp. 9.310.000 e. Amilin Rp. 738.772.379

f. Administrasi dan Pajak Bank Rp. 11.104.379

Jumlah Pengeluaran Rp. 6.750.428.258

Jumlah dan Sisa Saldo Rp. 3.126.920.355

Sumber : Baznas Kabupaten Lebak, 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa penyaluran dan penghimpunan pada tahun 2016 baik karena di bandingkan tahun 2015 sebesar 8.854.348.273, tahun sekarang penghimpunan naik beberapa persen, sama hal nya dengan penyaluran. Hal ini menunjukan bahwa Baznas Kabupaten Lebak benar-benar serius untuk mengelola zakat dan ikut andil dalam mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Lebak.

Dengan stabil dan meningkatnya penghimpunan dan penyaluran zakat di setiap tahunnya maka proses pelayanan Baznas Kabupaten Lebak kepada masyarakat sejauh ini baik, akan tetapi perlu adanya perbaikan-perbaikan mengenai pemerataan disemua wilayah Kabupaten Lebak.

Beberapa prinsip di bawah ini dapat diaktualisasikan dalam mengelola pelayanan terhadap masyarakat ialah sebagai berikut : Kesederhanaan. yakni prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah di pahami, dan mudah di laksanakan ; Kejelasan. Harus di ketahui secara jelas ; Kepastian Waktu. Pelaksanaan pelayanan hendaknya dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan ; Akurasi. Pelayanan hendaknya diterima dengan benar, tepat, dan sah ; Keamanan. Proses dan produk pelayanan hendaknya memberikan rasa aman dan kepastian hukum ; Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan wajib bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan ; Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, dan alat pendukung lainnya yang memadai dan penyediaan sarana teknologi.

Selanjutnya Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan harus memadai, mudah di jangkau masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika ; Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan. Pemberi Pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas ; Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, di sediakan ruang tunggu dan lain sebagainya ; dan terakhir Biaya Pelayanan. (LAN, 2005 : 287-288)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pelayanan langsung kepada mayarakat khususnya muzaki maupun mustahiq baik, karena sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan yang terbaik seperti melakukan pelayanan dengan mengedepankan keikhlasan dan tanpa pamrih, sistem yang adapun tidak di persuit bagi peminjam pinjaman modal usaha kepada Baznas Kabupaten Lebak yang ada dilakukan hanya menijau lokasi atau survey guna modal pinjaman tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak di salah gunakan, selain itu Baznas Kabupaten Lebak pun memberikan laporan penghimpunan dan penyaluran kepada para muzaki hal ini perlu dilakukan guna menjaga kepercayaan muzaki terhadap Baznas Kabupaten Lebak.

b. Pemerataan Kebijakan

Pemerataan kebijakan ini dapat dilihat dari merata tidaknya pelaksanaan kebijakan kepada masyarakat.

Dibawah ini ialah pernyataan dari 1 , ialah sebagai berikut :

“Sejauh ini pembagian zakat di Kabupaten Lebak belum ke semua wilayah akan tetapi hampir ke semua wilayah dan untuk tahun ini memfokuskan ke wilayah selatan” (wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah, senin 31 januari 2017 pukul 11:00 Wib di Pondok Pesantren Mabdaul Hidayah).

Dari hasil wawancara di atas, dari salah satu mustahiq menyampaikan bahwa penyaluran zakat belum sepenuhnya ke seluruh wilayah Kabupaten Lebak

hanya sekedar wilayah yang masih terjangkau serta wilayah yang mengajukan bantuan dana zakat saja, akan tetapi menurut informan hampir ke semua wilayah Kabupaten Lebak walaupun belum keseluruhan terangkul, selanjutnya kedepannya pada tahun ini Baznas Kabupaten Lebak memfokuskan ke wilayah selatan Kabupaten Lebak. Dengan begitu tidak adanya rasa cemburu sosial antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Akibat dari belum meratanya kebijakan zakat maupun penyalurannya ke semua wilayah di Kabupaten Lebak.

Hal serupa di ungkapkan oleh salah1 dengan menyatakan bahwa :

“Belum, sedang berupaya melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan. dan Rata-rata di Daerah Sobang dan di Cijaku dan mayoritas di daerah-daerah selatan yang belum tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak”. (wawancara dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF 06 Februari 2017. Pukul 13.15 Wib. Di Masjid Agung Al-A’Raf Kabupaten Lebak).

Hal serupa yang di ungkapkan oleh1 menurut1 menyatakan bahwa di daerah daerah seperti Kecamatan Sobang dan Kecamatan Cijaku serta di daerah daerah selatan lainnya sampai saat ini belum terangkul oleh Baznas Kabupaten Lebak walaupun ada beberapa wilayah seperti malingping maupun Bayah sudah tertangani oleh Baznas Kabupaten Lebak, hal ini harus di jadikan perhatian bagi Baznas Kabupaten Lebak maupun unit pengumpul zakat di daerah selatan agar bekerja secara maksimal guna pemerataan kebijakan zakat ini dapat berjalan dengan baik dan tujuannya tercapai.

Selanjutnya pernyataan dari1 menyatakan bahwa :

“Kalau merata, saya jujur untuk merata saya kira itu belum, tetapi saat tahun ini kita berupaya untuk semua kecamatan dalam hal ini kita bisa menerima pengeluaran dari Baznas ini, kalau tahun kemarin ada dua kecamatan yang belum menyentuh akan tetapi secara keseluruhan menerima santunan, bedah rumah, bantuan mushola maupun masjid” (wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak 17 Maret 2017 pukul 10:00 Wib di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).

Menurut wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa sejuah ini untuk pemerataan kebijakan belum merata, akan tetapi sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah melakukan santuanan berupa bantuan mushola maupun masjid, bedah rumah dan lain sebagainya dan ini hanya beberapa saja, untuk keseluruhannya belum merata sampai ke plosok-plosok daerah yang ada di Kabupaten Lebak ini.

Selain itu, menurut komisioner Baznas Kabupaten Lebak 1

mengungkapkan bahwa pemerataan kebijakan zakat di Kabupaten Lebak pada tahun 2016 ialah :

“Menurut hasil tahun 2016, dimana kita ini masih belum optimal, kita melaksanakan pendistribusian itu berdasarkan pengajuan proposal kepada kita, ternyata ada beberapa kecamatan yang sama sekali tidak ada seperti pesantren, mushola, sekolah maupun majelis tidak ada.dan Kita lihat mungkin daerah tersebut daerah yang tertinggal dan disini kami juga para pengurus bagaimana untuk kedepannya untuk semua wilayah merata dalam pendistribusian dan jangan sampai ada yang tertinggal dan kami pun mempertanyakan disetiap kecamatan itu ada UPZ dan kepala camat tersebut kenapa tidak bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Lebak. Apa mungkin harus Baznas Kabupaten Lebak yang selalu mengkomfirmasi ke kecamatan tersebut untuk membuat permohonan bantuan. Tentu tidak.Akan tetapi sejatinya kita hadir dalam urusan bencana dan insyaAllah kita membantu”.(wawancara dengan Wakil Ketua III Baznas Kabupaten Lebak. 24 Februari 2017 pukul 10.25 Wib. Di Kantor Baznas Kabupaten Lebak)

Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa menurut hasil pada tahun 2016 Baznas Kabupaten Lebak belum optimal dalam penyaluran pemerataan ke seluruh wilayah di Kabupaten Lebak, akan tetapi untuk bantuan seperti bantuan bencana maupun lainnya Baznas Kabupaten Lebak selalu sigap dan hadir membantu. Selain itu kurang optimalnya kerjasama antara unit pengumpul zakat kecamatan-kecamatan dengan Baznas Kabupaten Lebak hal ini dikarenakan terjadi kasus bahwa kecamatan tersebut tidak mengajukan permohonan bantuan kepada Baznas Kabupaten Lebak, hal ini tentu menjadi tanda Tanya apakah benar kecamatan tersebut tidak memerlukan bantaun. Dari kasus tersebut maka seharusnya antara kedua belah pihak harus saling kerjasama dan koordinasi agar dana zakat ini dapat tersalurkan ke seluruh wilayah di Kabupaten Lebak.

Selanjutnya sama hal yang di ungkapkan sebelumnya akan tetapi ada penambahan yakni ke plosok-plosok di Kabupaten Lebak. Berikut wawancara dari

1 tersebut ialah :“Sudah merata akan tetapi perlu adanya perluasan ke plosok -plosok wilayah di Kabupaten Lebak”. (wawancara dengan UKM binaan Baznas Kabupaten Lebak, 06 feburuari 2017. Pukul 10.45 WIB. Di rumah kediaman UKM)

Dari hasil wawancara di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan ialah bahwanya sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak sudah menjalankan program kerja yakni mengalokasikan dana zakat ke wilayah kabupaten Lebak, akan tetapi Baznas Kabupaten Lebak belum sepenuhnya mengalokasikan dana zakat tersebut benar-benar ke semua wilayah di Kabupaten Lebak ada beberapa kecamatan

maupun desa yang belum merasakan dampak dari dana zakat ini, semisalnya di daerah selatan Kabupaten Lebak dan di plosok-plosok kota maupun daerah terpencil belum tersentuh oleh Baznas Kabupaten Lebak.

Hal ini kedepannya Baznas Kabupaten Lebak untuk segera menyebarluaskan dana zakat tersebut ke semua wilayah di Kabupaten Lebak khususnya kepada orang-orang yang berhak menerima zakat dengan sesuai aturan ajaran agama Islam maupun undang-undang.

c. Hambatan dan tantangan

Dimensi ini menurut peneliti merupakan dimensi dapat dikatakan penting dalam penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No 11 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak, karena pada dimensi ini merupakan hambatan yang terjadi di lapangan.

“Kendalanya ialah sebenarnya ada di SDM yang terbatas, maka dari itu Baznas Kabupaten Lebak berkerjasama dengan Pemerintah Daerah dan selama ini Baznas Kabupaten Lebak membantu masyarakat yang hanya mengetahui saja dan masyarakat luas hanya mengetahui sebagian saja kalau Baznas Kabupaten Lebak membuka modal usaha bagi masyarakat, justru masyarakat sendiri kurang minat kepada Baznas Kabupaten Lebak dalam peminjaman modal karena menurut masyarakat jika meminjam uang di Baznas proses birokrasinya rumit, pada hakikatnya Baznas Kabupaten Lebak melakukan itu karena zakat itu adalah amanah dari orang-orang yang membayar zakat dan hal ini tentu sebagai amanah dari para muzakki terhadap Baznas Kabupaten Lebak untuk menyalurkan uangnya kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Namun Baznas Kabupaten Lebak hanya memastikan bahwa dan yang diberikan kepada masyarakat, masyarakat itu yang benar-benar membutuhkan” (wawancara dengan senin 4 April 2016 pukul 10:45 di kantor Baznas Kabupaten Lebak).

Dari hasil wawancara dari wakil ketua Bapak H. Wawan menuturkan bahwa kendala di lapangan ialah kurangnya sumber daya manusia dalam menjalankan program-program yang ada, hal ini Baznas Kabupaten Lebak bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dalam menjalankan program-program tersebut, selain itu ketidaktahuannya masyarakat luas bahwa Baznas Kabupaten Lebak menyediakan bagi masyarakatnya yang ingin memperbaiki perekonomiannya, Baznas Kabupaten Lebak meminjamkan modal kepada masyarakat tanpa bunga dan yang terpenting prosesnya lebih mudah dan efektif, hal ini tentu Baznas Kabupaten Lebak harus lebih giat lagi dalam mensosialisasikan program-program zakat agar masyarakat dapat mengetahuinya.

Menurut 1 mengungkapkan bahwa :“Kendala selama ini ialah Baznas Kabupaten Lebak belum sesuai dengan undang-undang mengenai pelaksanaannya” (wawancara dengan DKM Masjid Agung Al-A’RAF Rabu 08 November 2016. Pukul 10.30 Wib. Di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).

Menurut hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa dalam proses implementasinya Baznas Kabupaten Lebak belum sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, akan tetapi dengan berjalannya waktu Baznas Kabupaten Lebak harus segera menyesuaikan aturan-aturan yang ada pada undang-undang tersebut dan di sesuaikan dengan peraturan daerah tentang pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak.

Sedangkan menurut salah satu pengelola zakat1 mengungkapkan tidak serupa Dengan pernyataan sebagai berikut : “Tidak ada kendala, hanya perlu perbaikan dan kinerjanya lebih ditingkatkan. (wawancara dengan pengelola zakat. Senin 9 Januari 2017 pukul 09:00 WIB di Kantor Badan Pendapatan Daerah)”

Dari hasil wawancara di atas dari salah satu pengelola zakat mengungkapkan bahwa tidak ada kendala dalam pengelolaan zakat di setiap unit pengumpul zakat di Kabupaten Lebak, sejauh ini pengelola zakat hanya mengumpulkan zakat profesi setiap bulannya kemudian di setorkan kepada Baznas Kabupaten Lebak, serta menerima laporan penghimpunan dan penyaluran dari Baznas Kabupaten Lebak, adapun untuk kinerja agar lebih di tingkatkan bagi kedua belah pihak guna potensi dana zakat yang ada semakin tergali.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 beliau menyatakan bahwa hambatan yang terjadi di lapangan adalah sebagai berikut :

“Yang pertama ialah susahnya masyarakat untuk berzakat dan kita susah untuk menyadarkan masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amil zakat, menarik muzaki untuk berzakat secara individu itu masih bisa terhitung jumlahnya dan perlu dari Baznas untuk memikat maupun menjemputnya.Kemudian masih kurangnya infrastruktur yang ada di sini, karena kita ingin menghidupkan web atau lainnya karena kita ingin semua nya serba online akan tetapi sumber daya manusia yang kurang dibidangnya dan kurangnya infrastruktur dalam bidang tersebut” (wawancara dengan Humas Baznas Kabupaten Lebak, 17 Maret 2017 pukul 10:00 di Kantor Baznas Kabupaten Lebak).

Menurut wawancara di atas, bahwa hambatan yang terjadi di lapangan ialah kurangnya kesadaran masyarakat khususnya di masyarakat umum untuk berzakat melalui lembaga amil zakat, sejauh ini yang berzakat individu melalui Baznas Kabupaten Lebak masih dapat di hitung jumlahnya, hal ini tentu menjadi

tugas utama dari Baznas Kabupaten Lebak bagaimana caranya untuk merangkul dan mangajak masyarakat untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun lembaga amil zakat lainnya.

Serta kurangnya infrastruktur di Baznas Kabupaten Lebak dalam bidang teknologi serta kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi. Jika tidak segera di fasilitasi maka akan tertinggal oleh perkembangan zaman yang mana sekarang serba online, hal ini tentu jika di kembangkan maka secara tidak langsung akan menarik minat masyarakat untuk mengakses lalu masyarakat secara perlahan akan membayarkan zakat individunya melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun lembaga amil zakat lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti dapat menganalisis bahwa hambatan yang di hadapi Baznas Kabupaten Lebak saat ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak maupun lembaga amil zakat lainnya, hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat tersebut. selain itu kurangnya infrastruktur dan sumber daya manusia di bidang teknologi karena sejauh ini Baznas belum konsisten melakukan pelayanan melalui online.

Selanjutnya ialah belum adanya penyesuaian Peraturan Daerah tentang pengelolaan zakat Baznas Kabupaten Lebak dengan perundang-undangan yang baru, sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak tetap berjalan dengan Peraturan Daerah yang ada dan tetap menyesuaikan akan tetapi Baznas Kabupaten Lebak harus segera mengganti dan menyesuaikan Peraturanya dengan undang-undang nomor

23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Serta terbatasnya sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak dalam melaksanakan program-program yang ada dan mengikutsertakan Pemerintah Daerah untuk membantu melaksanakan program-program zakat.

Dokumen terkait