• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

9. Sekretariat BAZNAS

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang

digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori evaluasi menurut Nurcholis (2007) dalam bukunya Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah dimana evalusi kebijakan merupakan penilaian secara menyeluruh terhadap aspekinput,proses,outputdanoutcomes.

Selanjutnya dalam penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat pada Baznas Kabupaten Lebak dari hasil penelitian di lapangan dapat dilihat dari aspek input, proses, output dan outcomes dari kebijakan tersebut. adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut :

4.4.1 Input

Dimensi input merupakan dimensi pertama dalam evaluasi yang dikemukakan oleh Nurcholis (2007), dimensi ini melihat pada struktur organisasi kelembagaan, sumber daya, dan sosialisasi kebijakan.

Pada bagian pertama yaitu mengenai stukutur organisasi, Berdasarkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat pasal (8) ialah Pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang di bentuk oleh Pemerintah Daerah. Pembentukan Badan Amil Zakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, dilaksanakan sebagai berikut : Untuk tingkat Kabupaten, oleh Bupati atas usulan Kepala Kantor Departemen Agama ; untuk tingkat kecamatan, oleh camat setempat atas usulan kepala kantor urusan Agama kecamatan ; Baznas pada tingkat kabupaten dan kecamatan memiliki hubungan kerja yang bersifat koordinatif, konsultatif, dan informatif ;

dan Pengurus Baznas terdiri dari masyarakat dan Pemerintah Daerah yang memenuhi persyaratan tertentu.

Dalam pengelolaan zakat ini telah ada lembaga yang menangani zakat yaitu Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lebak yang di usulkan oleh bupati Kabupaten Lebak dan diatur oleh perundang-undangan, selain Baznas yang menjadi acuan dalam pengelolaan zakat ada beberapa Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang tersebar dan membantu proses pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak, akan tetapi sejauh ini menurut hasil wawancara di atas diantara semua LAZ tersebut belum adanya pembicaaran atau kerjasama antara lembaga-lembaga zakat dengan Baznas Kabupaten Lebak, hal ini tentu tidak berdampak buruk akan tetapi lebih baik untuk saling berkerjasama antara kedua belah pihak guna lebih efektif dalam mengelola dan mengali potensi dana zakat di Kabupaten Lebak.

Selain Lembaga Amil Zakat ada pula Unit Pengumpul Zakat yaitu biasanya unit-unit zakat ini tersebar di semua wilayah misalnya seperti kecamatan-kecamatan, instansi, SKPD, dan lain sebagainya maksud dengan adanya Unit Pengumpul Zakat (UPZ) ini ialah untuk menghimpun dana zakat dari zakat profesi, infaq maupun shadaqah. Dan kedua lembaga ini mempunyai fungsi yang sama.

Kesimpulannya ialah untuk struktur kelembagaan dalam pengelolaan zakat di Kabupaten Lebak telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ada dalam perundang-undangan nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, akan tetapi struktur kelembagaan yang baik itu tidak dibarengi dengan adanya

pembentukan kerjasama antara semua Lembaga-lembaga amil zakat yang ada untuk saling berkerjasama dan membantu satu sama lainnya dalam menggali potensi dana zakat khususnya di Kabupaten Lebak serta memecahkan permasalahan di lapangan dan mencari solusi untuk mengatasi tersebut. Karena potensi zakat di Kabupaten Lebak sepenuhnya belum tergali seperti dari para petani, pedagang, notaris, pengusaha dan lain sebagainya, hal ini perlu segera di tangani dengan di adakanya sosialisasi secara bertahan kepada masyarakat.

Kedua, mengenai sumber daya manusia (SDM) di Baznas Kabupaten Lebak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal (8) ialah keanggotaan Baznas terdiri dari 11 (sebelas) orang anggota ; Keanggotaan Baznas terdiri dari unsur masyarakat dan 3 orang dari unsur pemerintah ; unsur masyarakat terdiri dari unsur ulama, tenaga profesional, dan tokoh masyarakat Islam ; sedangkan unsur pemerintah ditunjuk dari Kementerian/instansi yang berkaitan dengan pengelolaan zakat.

Dengan adanya aturan yang mengatur keanggotaan Baznas maka seharusnya Baznas dapat lebih efektif dalam memberikan pelayanan maupun mengimplementasikan Program-program mengenai zakat karena jelas dalam undang-undang mengatur bahwa keanggotaan Baznas harus ada dari unsur tenaga profesional, tokoh masyarakat dan unsur ulama. Dengan ketiga unsur tersebut maka secara akan terjalinnya kerjasama yang baik dan berkualitas.

Menurut hasil wawancara dari beberapa informan menyatakan bahwa sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak sendiri masih terbatas dan

masih terbilang dalam proses pembelajaran, dikarenakan sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak itu sendiri ialah perpaduan antara pengurus lama dan baru hal ini tentu masih perlu waktu untuk menyesuaikan antara keduanya baik di dalam pelaksanaan program atau lain sebagainya selain itu faktor usia yang menghambat kualitas kinerja Baznas Kabupaten Lebak itu sendiri karena menurut hasil wawancara di lapangan bahwa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak perlu adanya pelatihan maupun pembekalan akan tetapi ada beberapa yang tidak dapat menerapkan atau mengimplementasikan apa yang telah di berikan pada saat pelatihan tersebut.

Selain itu kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi yang berdampak kurang optimalnya proses pelayanan melalui online, karena di zaman serba koneksi internet ini masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkan segala halnya melalui media internet, maka seharusnya Baznas Kabupaten Lebak harus segera menyelesaikan segala permasalahan yang ada khususnya pelayanan kepada masyarakat berbasis online guna Baznas Kabupaten Lebak tidak tertinggal dengan lembaga-lembaga lainnya yang memanfaatkan media internet sebagai aspek penting dalam sebuah pelayanan maupun sosialisasi. hal ini tentu menjadi tugas Baznas Kabupaten Lebak untuk membenahi apa yang terjadi di dalam struktur internalnya tersebut.

Tabel di bawah ini merupakan jumlah sumber daya manusia yang di miliki Baznas Kabupaten Lebak, ialah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Jumlah Sumber Daya Manusia Baznas Kabupaten Lebak

No Jabatan Anggota

1 Ketua 1 orang

2 Wakil Ketua I 1 orang

3 Wakil Ketua II 1 orang

4 Wakil ketua III 1 orang

5 Wakil Ketua IV 1 orang

6 Sekretariat 4 orang

7 Bendahara Umum 2 orang

8 Satuan Audit Internal 2 orang

9 Bidang Pengumpulan 4 orang

10 Bidang Pendistribusian dan pendayagunaan 3 orang 11 Bagian Keuangan dan Pelaporan 2 orang 12 Bagian Administrasi SDM dan Umum 3 orang

Jumlah 25 orang

Sumber, Peneliti, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa jumlah Sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak sudah baik akan tetapi memiliki persoalan yaitu pertama, faktor usia karena faktor usia sangat mempengaruhi kualitas yang berdampak menurunnya daya tanggap, ingat, profesionalisme dalam bekerja dan lain sebagainya. Kedua, minimnya sumber daya manusia yang ada dalam bidang teknologi yang berdampak operasional pelayanan online terhambat.

Sedangkan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap UPZ (Unit Pengumpul Zakat) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) di Kabupaten Lebak sejauh ini baik karena di dalam sebuah Unit pengumpul zakat di setiap SKPD/Kecamatan di Kabupaten Lebak tidak memerlukan SDM yang banyak karena lingkup dari UPZ hanya kecil. Selain itu UPZ pun hanya menghimpun zakat profesi yakni dengan memotong gaji sebesar 2,5% saja dari setiap perorangannya. Selain itu menghimpun infak dan shadaqah. Hal ini tentu akan terjalan dengan baik karena

tugas dari unit pengumpul zakat ini ialah hanya menghimpun zakat profesi, infak dan shadaqah di lingkungan SKPD maupun kecamatan.

Kesimpulannya ialah sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak kurang optimal, walaupun sudah baik akan tetapi masih terdapat permasalahan yang ada yakni struktur organisasi sekarang ialah perpaduan antara pengurus lama dan pengurus baru, hal ini perlu waktu untuk menyesuaikan antara perbedaan pengurus tersebut, faktor usia yang mempengaruhi kualitas serta profesional sumber daya manusia tersebut yang berdampak turun kinerjanya tersebut.

Selain itu kurangnya sumber daya manusia di bidang teknologi yang mana menghambat dan kurang memanfaatkan proses pelayanan melalui media internet pada hakikatnya masyarakat di zaman sekarang lebih tertarik dengan segala hal nya melalui media online, serta dengan banyaknya permasalahan yang ada pada sumber daya manusia akan tetapi ada sebagian dari sumber daya manusia di Baznas Kabupaten Lebak yang mempunyai skill, kualitas dan pengalaman di bidangnya tersebut.

Ketiga, mengenai sosialisasi, sosialisasi merupakan bagian yang penting dalam sebuah kebijakan karena di dalam sosialisasi tersebut terdapat hal yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai kebijkan tersebut.

Mengenai sosialisasi zakat yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini belum optimal karena Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi secara tidak berkala dan tidak semua wilayah langsung di berikan penyuluhan karena terkendala waktu dan jarak selain itu Baznas Kabupaten Lebak sudah

melakukan sosialisasi melalui media sosial, radio, dan yang terbaru kalender hal ini tentu mengikuti perkembangan zaman, karena dengan melalui media internet akan mudah tersebar ke semua masyarakat.

Selain itu pada awal tahun 2017 Baznas Kabupaten Lebak memasang banner penghimpunan dan penyaluran di depan kantor Baznas Kabupaten Lebak bertujuan untuk mensosialisasikan serta mempublikasikan penghimpunan dan penyaluran dana zakat yang masuk melalui Baznas Kabupaten Lebak agar masyarakat dapat melihat zakat yang dibayarkan melalui Baznas Kabupaten Lebak tersalurkan kepada orang yang berhak menerimanya. Yaitu 8 asnaf di antaranya Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Garim, Budak, Fisabilillah, dan Ibnu Sabil.

Menurut1 Humas Baznas Kabupaten Lebak menyatakan bahwa“Terkait Sosialiasasi Baznas sudah melakukan himbauan atau perintah kepada beberapa SKPD, anggota DPRD dan lain sebagainya agar mereka berinfak, shadaqah dan berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, dan terakhir Baznas melakukan sosialisasi kepada para pengusaha dan pengusaha mengeluarkan infaknya sebesar 4%”selain melakukan sosialisasi terhadap SKPD, anggota DPRD dan pengusaha, Baznas Kabupaten Lebak pun mengajak para petani untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. dan semua wilayah di Kabupaten Lebak ini sebetulnya belum semua tertangani contoh misalnya di wilayah selatan Kabupaten Lebak seperti Bayah dan daerah sekitarnya belum terangkul karena terkendala oleh jarak dan belum terciptanya kerjasama antara kecamatan tersebut dengan Baznas Kabupaten Lebak.

Kesimpulannya ialah sosialisasi yang dilakukan Baznas Kabupaten Lebak sejauh ini masih belum optimal walaupun sudah melakukan sosialisasi dengan melalui media internet, roadshow, menyebarkan bulletin pada jamaah shalat jumat di masjid agung Al-A’araf dan langsung memberikan himbauan atau perintah kepada SKPD, kecamatan-kecamatan, DPRD pengusaha, maupun petani. Akan tetapi yang menjadi perhatian dan tugas dari Baznas Kabupaten Lebak adalah masih banyak masyarakat luas khususnya tidak mengetahui dan kurang memiliki kesadaran untuk berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak hal ini tentu perlu diperhatikan dan perlu mencari strategi untuk memikat masyarakat untuk membayarkan zakatnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Yang terjadi di lapangan masyarakat lebih memilih mengeluarkan zakatnya secara langsung kepada yang membutuhkan tanpa melalui lembaga amil zakat.

Keempat, mengenai sarana dan prasarana dalam pengelolaan zakat, Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal (31) untuk melaksanakan tugasnya, Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten/Kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan hak amil ; selain pembiayaan sebagaimana di maksud ayat 1 Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten/Kota dapat di biayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Dengan demikian maka Baznas Kabupaten Lebak di biayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun bisa juga dari Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan serta Hak Amil untuk melaksanakan tugas dan memenuhi kebutuhan dan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pengelolaan zakat

di Kabupaten Lebak. Seharusnya dengan adanya dana tersebut Baznas Kabupaten Lebak harus memanfaatkan untuk melengkapi maupun mengadakan sarana dan prasarana yang di butuhkan untuk keberlangsungan pengelolaan zakat. Sepeti infrastruktur di bidang teknologi maupun lainnya.

Menurut hasil wawanacara di lapangan ialah sejuah ini sarana dan prasarana sudah memadai dan baik, dan yang terbaru Baznas Kabupaten Lebak membuka sarana website/situs di media internet hal ini untuk memudahkan masyarakat mengakses situs Baznas Kabupaten Lebak maupun pusat agar para pengguna internet mengetahui mengenai zakat dan akan timbul untuk membayarkan zakatnya melalui lembaga zakat, walaupun infrastruktur mengenai hal tersebut kurang baik akan tetapi tidak menjadikan suatu alasan untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap muzaki maupun mustahiq.

Selain itu untuk sarana dan prasarana penunjang kegiatan para pengurus Baznas Kabupaten Lebak, sejauh ini sudah memadai dengan adanya ruangan khusus untuk kantor Baznas Kabupaten Lebak, serta dengan di fasilitasinya ruang-ruang untuk menunjang kegiatan pengurus Baznas Kabupaten Lebak, dengan ada nya fasilitas seperti ruang rapat, meja pelayanan dan ruang tunggu yang memadai dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan menciptakan rasa nyaman terhadap pengurus, muzaki dan mustahiq. (Dokumentasi foto terlampir di lampiran)

Kesimpulannya ialah untuk sarana dan prasarana Baznas Kabupaten Lebak sudah memadai namun masih terdapat permasalahan yakni kurangnya infrastruktur di bidang teknolongi, akan tetapi dengan keterbatasan tersebut

Baznas Kabupaten Lebak tetap melakukan yang terbaik untuk proses pelayanan maupun kenyamanan muzaki dan mustahiq. Baznas Kabupaten Lebak sudah menyediakan situs yaitu baznaskab.lebak@baznas.or.id di laman internet tujuannya untuk memudahkan masyarakat mengetahui pengelolaan zakat, serta dapat mempelajari ilmu zakat. walaupun kurangnya infrastruktur pendukung di bidang tersebut. Selain itu untuk fasilitaspun sejauh ini sudah baik dan memadai untuk melakukan pengelolaan zakat.

Berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Republika (DDR) dan IMZ Jakarta pada hari Rabu, 25 Agustus 2010 di Warunggunung Lebak. Menyebutkan bahwa sampai saat ini penghimpunan dana zakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak sudah baik, meskipun dominan tergali hanya melalui infak/sedekah pengusaha. Karena itu harus pula dikembangkan kembali potensi zakat mal/profesi/pendapatan dari PNS dan masyarakat umum yang selama ini kurang tergali dengan maksimal. Sebab dalam pasal 2 di sebutkan, bahwa setiap masyarakat yang beragama Islam dan mampu atau badan yang memiliki orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

Pengurus Baznas Kabupaten Lebak hendaknya harus lebih proaktif dalam upaya memperkaya program pemberdayaan untuk fakir dan miskin. Di samping perlu meningkatkan sosialisasi zakat kepada masyarakat. Agar tumbuh kesadaran masyarakat dalam berzakat dan memahami manfaat berzakat apabila dikumpulkan melalui lembaga yang amanah, karena akan lebih nampak manfaat syiar islaminya. Sebab, kita semua berharap dengan bertambahnya kesadaran masyarakat dalam berzakat diiringi pula pada peningkatan jumlah masyarakat

mustahiq yang terbantu olehnya, maka akan tercipta kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.

Adapun program-program zakat yang sudah baik hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan dievaluasi setiap tahunnya guna mendapatkan program yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi mustahiq, Baznas Kabupaten Lebak lebih transparan dalam penghimpunan maupun penyaluran dana zakat kepada semua pihak, dan di tingkatkan kembali kreativitas dalam penyaluran zakat kepada mustahik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan, peneliti dapat mengambil kesimpulan dari hasil evaluasi yang dilakukan sebelumnya dengan hasil penelitian yang peneliti sekarang bahwa sejauh ini PNS dan pengusaha sudah mulai konsisten dalam mengeluarkan zakat, infak dan shadaqahnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Sebagaimana yang di nyatakan oleh Humas Baznas Kabupaten Lebak yaitu “Saat ini yang konsisten itu adalah PNS dengan pengusaha”. Dari pernyataan tersebut dapat di garis bawahi bahwa PNS dan Pengusaha sudah konsisten setiap bulannya mengeluarkan zakat, infak, dan shadaqahnya melalui Baznas Kabupaten Lebak. Akan tetapi untuk masyarakat umum atau zakat individu belum maksimal karena hanya beberapa saja yang berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, masyarakat umum lebih memilih berzakat kepada lingkungan tempat mereka tinggal.

Selanjutnya, program-program Baznas Kabupaten Lebak sekarang lebih bervariasi dan lebih kreatif di bandingkan sebelumnya, pada saat ini Baznas

Kabupaten Lebak mempunyai program yaitu Program Mustahik Menjadi Muzakki (M-3) di antaranya modal usaha bergilir kepada peserta kelompok binaan Baznas Kabuapten Lebak atau dengan nama lain Kelompok Usaha Bersama (KUB), dan Pendirian mini market, Program unggulan lain adalah pendirian Mini Market Baznas Lebak. Yang secara prinsip; mustahik (fakir miskin) akan menerima penghasilan dari keuntungan mini market. Memuliakan anak yatim dan orang miskin (mengayomi), Program ini dilaksanakan berupa santunan baik pada hari besar Islam maupun sunatan massal dan lain sebagainya. Beasiswa Studi Islam (BSI) kepada pelajar yang berprestasi dan penghafal Al-Qur’an akan tetapi tidak mampu untuk bersekolah, Bedah Rumah Keluarga Miskin, bantuan sarana ibadah dan kesehatan, dan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

Sejauh ini sosialisasi yang sudah dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak belum optimal namun sudah mempunyai terobosan untuk mengajak dan memikat masyarakat berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, yaitu dengan cara mensosialisasikan di media sosial, seperti Koran, radio, banner, papan informasi dan kalender. Selain itu Baznas Kabupaten Lebak melakukan sosialisasi kepada instansi-instansi seperti DPRD Kabupaten Lebak, pengusaha, dan lain sebagainya. Namun untuk para pedagang dan petani sejauh ini belum berzakat melalui Baznas Lebak. Selanjutnya kurangnya transparansi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak mengenai penghimpunan dan penyaluran kepada semua pihak khususnya kepada para pengelola zakat. hal ini perlu adanya tindakan dan pembenahan dari pengurus Baznas Kabupaten Lebak.

Berdasarkan hasil tolak ukur dari evaluasi sebelumnya yang di selenggarakan oleh Dhompet Dhuafa Republika dan IMZ Jakarta dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat di simpulkan bahwa ada beberapa peningkatan yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lebak di bandingkan dengan sebelumnya yakni peningkatnya penghimpunan setiap tahunnya, mulai konsistennya PNS dan pengusaha dalam berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, dan adanya peningkatan dalam mendayagunakan dana zakat dengan merangkul UKM yang lebih banyak. Akan tetapi ada beberapa yang perlu di tingkatkan oleh pengurus Baznas Kabupaten Lebak yaitu sosialisasi yang belum merata yang mengakibatkan minimnya masyarakat umum yang berzakat melalui Baznas Kabupaten Lebak, kurangnya transparansi penghimpunan dan penyaluran terhadap semua pihak, dan belum adanya tindakan tegas kepada muzaki yang tidak membayar zakat melalui Baznas Kabupaten Lebak.

4.4.2 Proses

Dimensi proses dalam penelitian ini merupakan dimensi yang merupakan paling penting dalam sebuah kebijakan karena di dalam proses biasanya terjadinya permasalahan yang muncul dan yang menjadi penghambat lamanya kebijakan tersebut selesai.

Pertama, mengenai pelayanan langsung kepada masyarakat, dalam indikator pertama ini dapat dilihat bahwa Baznas Kabupaten Lebak sebagai lembaga yang mengelola zakat yang secara otomatis berhadapan langsung dengan masyarakat karena Baznas Kabupaten Lebak adalah sebagai wadah pengelolaan

zakat dan zakat berasal dari masyarakat dan badan usaha yang mampu untuk menunaikannya.

Beberapa prinsip di bawah ini dapat diaktualisasikan dalam mengelola pelayanan terhadap masyarakat ialah sebagai berikut : Kesederhanaan. yakni prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah di pahami, dan mudah di laksanakan ; Kejelasan. Harus di ketahui secara jelas ; Kepastian Waktu. Pelaksanaan pelayanan hendaknya dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan ; Akurasi. Pelayanan hendaknya diterima dengan benar, tepat, dan sah ; Keamanan. Proses dan produk pelayanan hendaknya memberikan rasa aman dan kepastian hukum ; Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan wajib bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan ; Kelengkapan Sarana dan Prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, dan alat pendukung lainnya yang memadai dan penyediaan sarana teknologi.

Selanjutnya Kemudahan Akses. Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan harus memadai, mudah di jangkau masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika ; Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan. Pemberi Pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas ; Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, di sediakan ruang tunggu dan lain sebagainya ; dan terakhir Biaya Pelayanan. (LAN, 2005 : 287-288)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dilapangan mengenai pelayanan langsung kepada masyarakat yaitu sejauh ini Baznas Kabupaten Lebak melakukan

pelayanan dengan baik dan menurut wawancara dari salah satu informan 1

menyatakan bahwa “pelayanan yang diberikan Baznas Kabupaten Lebak baik dan melakukannyapun dengan ikhlasan tanpa pamrih, karena di mulai dari atasannya yang bisa langsung terjun ke masyarakat dan setahu saya dalam memberikan pelayanannya totalitas” selain itu menurut komisioner “Baznas Kabupaten Lebak mengungkapkan bahwa Baznas memberikan laporan hasil pendistribusian kepada muzaki agar kedua belah pihak saling percaya dan terutama bagi muzaki”, serta bagi UKM yang ingin meminjam dana usahapun Baznas Kabupaten Lebak tidak mempersulitnya yang terpenting data dan hasil survey layak untuk menerima bantuan dari Baznas Kabupaten Lebak selain itu tidak adanya dana bunga yang berlaku dan jika ada hanya sebatas keikhlas bagi peminjam memberikan kepada Baznas Kabupaten Lebak dan itupun tidak wajib. Hal ini Baznas Kabupaten Lebak ada beberapa prinsip dari pelayanan yang sudah di terapkan dalam memberikan pelayanan, yaitu prinsip kedispilinan yang mana Baznas Kabupaten Lebak memberikan pelayanan dengan ramah, sopan dan ikhlas tanpa pamrih.

Dokumen terkait