• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Direktorat Reserse Kriminal

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terdiri dari beberapa bagian atau yang disebut direktorat, antara lain adalah direktorat reserse kriminal (Dit. Reskrim). Dit Reskrim adalah unsur pelaksana utama Polda yang berada dibawah Kapolda. Dit Reskrim bertugas membina fungsi dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana termasuk fungsi Identifikasi dan fungsi Laboratorium Forensik lapangan dalam rangka penegakan hukum , koordinasi dan pengawasan operasional dan administrasi penyidikan sesuai ketentuan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku (Website POLRI DIY, 2008).

Dalam menyelenggarakan tugas yang dimaksud, Dit. Reskrim menyelenggarakan fungsi sbb :

1. Pembinaan fungsi / penyelidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik lapangan serta kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tugas Dit Reskrim dalam lingkungan Polda.

2. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyelidikan / penyidikan tindak pidana umum dan tertentu , dengan memberikan pelayanan / perlindungan khusus kepada korban / pelaku remaja , anak dan wanita, dalam rangka penegakan hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

3. Penyelenggaraan fungsi Identifikasi baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayan umum.

4. Penyelenggaraan pembinaan teknis dan koordinasi dan pengawasan operasional dan administrasi penyidak PPNS.

5. Pelaksanaan analisis setiap kasus dan isu-isu menonjol beserta penanganannya dan mempelajari / mengkaji efektifitas pelaksanaan tugas satuan-satuan fungsi Reskrim.

Dit. Reskrim dipimpin oleh Direktur Reskrim , disingkat Dir. Reskrim , yang bertanggung jawab kepada Kapolda dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Wakapolda. Dir Reskrim dibantu oleh Wakil Direktur Reskrim , disingkat Wadir Reskrim , yang bertanggung jawab kepada Dir. Reskrim.

2. Struktur Organisasi Direktorat Reserse Kriminal Dit. Reskrim terbagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu: 1. Sub bagian perencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin)

Subbagrenmin adalah unsur pelaksana dan pelayanan staf pada Dit. Reskrim yang berada dibawah Dir. Reskrim. Subbagrenmin bertugas merumuskan / menyiapkan rencana / program kerja & anggaran termasuk rencana dan administrasi operasional & pelatihan dan menyelenggarakan pelayanan urusan administrasi personel & logistik urusan ketatausahaan & urusan dalam dan pelayan keuangan Dit. Reskrim.

Subbagrenmin dipimpin oleh Kepala Subbagrenmin disingkat Kasubbagrenmin yang bertanggung jawab kepada Dir. Reskrim dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wadir Reskrim. Untuk menjamin dinamika dan keterpaduan operasional dalam pelaksanaan tugas semua satuan operasional , Kasubbagrenmin membantu Dir. Reskrim mengatur pelaksanaan

piket siaga yang juga berperan dalam pelayanan penerimaan dan penanganan pertama laporan/pengaduan warga masyarakat yang membutuhkan.

2. Bagian Analisis Direktorat Reserse dan Kriminal

Bag Analisis adalah unsur pembantu pimpinan dan staf pada Dit Reskrim yang berada dibawah Dir. Reskrim. Bag. Analisis bertugas melakukan analisa dan gelar perkara setiap kasus dan isu-isu yang berkaitan dgn rangkaian kasus-kasus menonjol beserta penanganannya dan mempelajari / mengkaji efektifitas pelaksanaan tugas penyelidikan / penyidikan tindak pidana oleh satuan-satuan fungsi Reskrim dalam lingkungan Polda , termasuk penghimpunan dan pemeliharaan berkas perkara yang telah selesai diproses dan bahan literatur yang terkait

Bag Analisis dipimpin oleh Kepala Bagian Analisis , disingkat Kabag Analisis yang bertanggung jawab kepada Dir Reskrim dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Wadir Reskrim.

Kabag Analisis dalam melaksanakan tugas keawajibannya dibantu oleh : a. Kepala Sub Bagian Produksi disingkat Kasubbag Produk

b. Kepala Sub Bagian Dokumentasi & Literatur disingkat Kasubbag Doklit

3. Siskorwas PPNS Direktorat Reserse dan Kriminal

Sikorwas PPNS adalah unsur pelaksana teknis pada Dit Reskrim yang berada dibawah Dir Reskrim. Sikorwas bertugas melaksanakan koordinasi dan pengawasan operasional termasuk pembinaan / bimbingan teknis penyidikan dan administrasi penyidikan oleh penyidik pegawai negeri sipil pada tingkat Polda.

Sikorwas PPNS dipimpin oleh Kepala Sikorwas PPNS , disingkat Kasi Korwas PPNS yang bertabggung jawab kepada Dir Reskrim dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Wadir Reskrim.

4. Seksi Identifikasi Direktorat Reserse Kriminal

Si Ident adalah unsur pelaksana teknis pada Dit Reskrim yang berada dibawah Dir Reskrim. Si Ident bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi Identifikasi yang meliputi kegiatan Daktiloskopi kriminal, Daktiloskopi umum dan fotografi Kepolisian.

Si Ident dipimpin oleh Kepala Bid / Si Ident , disingkat Si Ident yang bertanggung jawab kepada Dir Reskrim dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Wadir Reskrim.

5. Satuan Operasional Direktorat Reserse Kriminal

Sat Opsnal adalah unsur pelaksana pada Dit Reskrim yang berada dibawah Dir Reskrim. Sat Opsnal bertugas melakukan penyedikan dan penyidikan tindak pidana yang terjadi di wilayah Polda.

Sat Opsnal dipimpin oleh Kepala Sat Opsnal , disingkat Kasat Opsnal, yang bertanggung jawab kepada Dir Reskrim dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari berada dibawah kendali Wadir Reskrim.

Sat Opsnal terdiri dari sejumlah unit yang masing-masing dipimpin oleh kepala Unit disingkat Kanit. Jumlah Sat Opsnal pada Dit Reskrim dalam jumlah unit pada masing-masing Sat Opsnal disesuaikan dengan tipe dari masing-masing

Polda dan pembagian tugasnya diatur lebih lanjut oleh Dir Reskrim sesuai arahan Kapolda.

6. Detasemen 88 Anti Teror (Den 88 AT)

Adalah unsur pelaksana pada Dit Reskrim yang berada dibawah Kapolda. Bertugas menyelenggarakan penyelidikan tindak pidana serta tugas lain di bidang tindak pidana terorisme. Den 88 AT dipimpin oleh Kepala Den 88 AT, disingkat Kaden 88 AT yang sehari-hari bertanggung jawab kepada Kapolda.

Den 88 AT terdiri dari:

1). Urusan Administrasi dan Tata Usaha disingkat Urmintu 2). Unit Intelejen, disingkat Unitintel

3). Unit Penindak, disingkat Unittindak 4). Unit Investigasi, disingkat Unitinvest 5). Unit Bantuan, disingkat Unitban

Pembentukan Den 88 AT yang berkedudukan langsung dibawah Kapolda dan atau berkedudukan langsung dibawah Dir. Reskrim, diatur dengan keputusan sendiri.

D. KAITAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE PERSONALITY DAN COPING STRESS PADA POLISI RESERSE KRIMINAL POLTABES MEDAN

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan lembaga yang bertugas untuk menjalankan fungsi keamanan dan ketertiban umum di Indonesia (Syafrika & Suyasa, 2004). Ira Glasser (dalam Amaranto dkk, 2003) menyatakan:bahwa pekerjaan polisi adalah pekerjaan yang mencakup banyak

aspek, sulit, berbahaya, dan stressfull. Kepolisian Negara Republik Indonesia dibagi menjadi 9 (sembilan) direktorat, salah satunya adalah Direktorat Reserse Kriminal.

Menurut Sullivan (1977), polisi kriminal adalah ”urat nadi” kepolisian. Meliala (2001) berpendapat bahwa polisi kriminal mengalami stres tersendiri, dimana mereka sering berhadapan langsung dengan pelaku kejahatan. Khusus untuk polisi kriminal yang bertugas di kota besar seperti Medan, stres yang dialami lebih besar karena tingkat kriminal yang lebih tinggi juga (Nuzulia, 2005).

Stres memiliki dampak positif dan negatif. Untuk mengatasi dampak negatif ini, individu perlu melakukan coping. Lazarus dan Folkman (1986) membagi coping stress menjadi dua bagian, yaitu problem-focused coping dan

emotion-focused coping.

Smet (1994) beranggapan bahwa kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi coping stress. Salah satu taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum saat ini adalah Big Five Personality (John & Srivastava, 1999). Big Five merupakan suatu model hirarki kepribadian yang membagi kepribadian menjadi lima faktor yang setiap faktornya menjelaskan kepribadian dengan jelas dan sangat luas (Gosling, Rentfrow, & Swann Jr, 2003). Kelima tipe kepribadian tersebut adalah neuroticism, extraversion, openness to new experience, agreeableness, dan conscientiousness.

Dokumen terkait