• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

3. Hasil Tambahan Penelitian

Terdapat beberapa hasil tambahan dalam penelitian ini yang diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian, antara lain gambaran coping stress dan kepribadian big five personality pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan, dan perbedaan coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan suku subjek. Gambaran

coping stress diperoleh dengan perhitungan statistik dengan perintah descriptive

pada program SPSS version 15.0 for windows. Perbedaan coping stress pada masing-masing variabel tersebut diperoleh dengan melakukan uji One Way ANOVA dengan program SPSS version 15.0 for windows.

a. Gambaran Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan Kategorisasi skor skala coping stress pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean

skor empiris dan mean skor teoritik. Skala coping stress terdiri dari 39 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Skala coping stress

dibagi menjadi 2 (dua) subskala, yaitu: subskala problem-focused coping (24 item) dan subskala emotion-focused coping (15 item). Berdasarkan skala coping

stress yang diisi subjek, maka diperolehlah data seperti yang tampak pada Tabel 14 berikut:

Tabel 14. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Coping Stress

Variabel Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

PFC 46 90 67,44 7,62 24 96 60 12

EFC 26 54 40,2 5,24 15 60 37,5 7,5

Berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik pada Tabel 14. di atas, maka dapat diperoleh kategorisasi coping stress seperti yang tampak pada Tabel 15. berikut:

Tabel 15. Kategorisasi Data Variabel Coping Stress

Tabel 15.1. Kategorisasi Problem-Focused Coping (PFC)

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase

PFC X  60 Tinggi 66 orang 82,5%

X< 60 Rendah 14 orang 17,5 %

Total 80 orang 100%

Tabel 15.2. Kategorisasi Emotion-Focused Coping(EFC)

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah Persentase

EFC X  37,5 Tinggi 64 orang 80%

X< 37,5 Rendah 16 orang 20 %

Total 80 orang 100%

Berdasarkan kategorisasi problem-focused coping dan emotion-focused coping di atas, dapat diperoleh matriks coping stress seperti yang tampak pada Tabel 15.3. berikut:

Tabel 15.3. Matriks Coping Stress

Coping Stress PFC

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 55 orang (68,75%) 9 orang (11,25%)

Berdasarkan data pada matriks di atas, dapar diperoleh kesimpulan bahwa 55 orang (68,75%) memiliki coping stress yang efektif (skor PFC dan EFC

tinggi) dan hanya 5 orang (6,25%) yang memiliki coping stress yang tidak efektif (skor PFC dan EFC rendah) dari 80 orang sampel yang diteliti. Sedangkan sisanya 20 orang (25%) memiliki coping stress yang tidak tergolongkan.

b. Gambaran Kepribadian Big Five Personality pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan

Kategorisasi skor inventori kepribadian pada polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean

skor empiris dan mean skor teoritik. Inventori kepribadian terdiri dari 27 item dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Ke-27 item ini dibedakan menjadi lima bagian sesuai dengan tipe kepribadian big five personality, yaitu neuroticism (6 item), extraversion (5 item), openness (6 item),

agreeableness (5 item), dan conscientiousness (5 item). Pengelompokan nilai

mean empirik dan hipotetiknya dapat dilihat dengan lebih jelas pada Tabel 16 berikut:

Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Tipe Kepribadian Big Five Personality

Variabel Empirik Hipotetik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Neuroticism 7 19 13 2,846 6 24 15 3

Extraversion 6 18 11,375 2,533 5 20 12,5 2,5

Openness 6 21 13,513 3,230 6 24 15 3

Agreeableness 6 18 13,238 3,119 5 20 12,5 2,5

Berdasakan mean hipotetik sebesar 15 dan standar deviasi sebesar 3, dapat dibuat kategorisasi neuroticism seperti yang terlihat dalam Tabel 17. berikut ini:

Tabel 17. Kategorisasi Data Variabel Neuroticism

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase

Neuroticism X  15 Tinggi 25 31,25%

X <15 Rendah 55 68,75%

Total 80 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian

neuroticism tinggi sebanyak 25 orang, dan kepribadian neuroticism rendah sebanyak 55 orang. Mean empirik variabel neuroticism (13) berada pada kategori rendah (X<15).

Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5, dapat dibuat kategorisasi extraversion seperti yang terlihat dalam Tabel 18. berikut ini:

Tabel 18. Kategorisasi Data pada Variabel Extraversion

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase

Extraversion X  12,5 Tinggi 26 32,5% X<12,5 Rendah 54 67,5%

Total 80 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian

extraversion tinggi sebanyak 26 orang, dan kepribadian extraversion rendah sebanyak 54 orang. Mean empirik variabel extraversion (11,375) berada pada kategori rendah (X<12,5).

Berdasakan mean hipotetik sebesar 15 dan standar deviasi sebesar 3, dapat dibuat kategorisasi openness seperti yang terlihat dalam Tabel 19. berikut ini:

Tabel 19. Kategorisasi Data pada Variabel Openness

Openness X  15 Tinggi 25 31,25% X <15 Rendah 55 68,75%

Total 80 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian

openness tinggi sebanyak 25 orang, dan kepribadian openness rendah sebanyak 55 orang. Mean empirik variabel neuroticism (13,513) berada pada kategori rendah (X<15).

Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5, dapat dibuat kategorisasi agreeableness seperti yang terlihat dalam Tabel 20. berikut ini:

Tabel 20. Kategorisasi Data pada Variabel Agreeableness

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase

Agreeableness X  12,5 Tinggi 53 66,25% X<12,5 Rendah 27 33,75%

Total 80 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian

agreeableness tinggi sebanyak 53 orang, dan kepribadian agreeableness rendah sebanyak 27 orang. Mean empirik variabel agreeableness (13,238) berada pada kategori tinggi (X  12,5).

Berdasakan mean hipotetik sebesar 12,5 dan standar deviasi sebesar 2,5, dapat dibuat kategorisasi conscientiousness seperti yang terlihat dalam Tabel 21. berikut ini:

Tabel 21. Kategorisasi Data pada Variabel Conscientiousness

Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Persentase

Conscientiousness X  12,5 Tinggi 40 50% X<12,5 Rendah 40 50%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kepribadian

conscientiousness tinggi sebanyak 40 orang, dan kepribadian conscientiousness

rendah sebanyak 40 orang. Mean empirik variabel conscientiousness (12,675) berada pada kategori tinggi (X  12,5).

Berdasarkan hasil pengkategorian coping stress dan tipe kepribadian big five personality, maka dapat diperoleh tabel matriks antara variabel copingstress

dengan setiap tipe kepribadian big five personality pada tabel-tabel berikut: Tabel 22 Matriks CopingStress dengan Kepribadian Neuroticism

Tabel 22.1. Matriks Problem-Focused Coping (PFC) dengan Kepribadian

Neuroticism

Coping Stress Neuroticism

Tinggi Rendah

PFC Tinggi 17 orang (21,25%) 49 orang (61,25%)

Rendah 8 orang (10%) 6 orang (7,5%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan neuroticism rendah, yaitu 49 orang (61,25%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem

-focused coping rendah dengan neuroticism rendah, yaitu 6 orang (7,5%).

Tabel 22.2. Matriks Emotion-Focused Coping (EFC) dengan Kepribadian

Neuroticism

Coping Stress Neuroticism

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 18 orang (22,5%) 46 orang (57,5%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan neuroticism rendah, yaitu 46 orang (57,5%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping rendah dengan neuroticism rendah, yaitu 7 orang (8,75%).

Tabel 23 Matriks CopingStress dengan Kepribadian Extraversion

Tabel 23.1. Matriks Problem-Focused Coping (PFC) dengan Kepribadian

Extraversion

Coping Stress Extraversion

Tinggi Rendah

PFC Tinggi 25 orang (31,25%) 41orang (51,25%)

Rendah 1 orang (1,25%) 13 orang (16,25%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan extraversion rendah, yaitu 41 orang (51,25%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem

-focused coping rendah dengan extraversion tinggi, yaitu 1 orang (1,25%).

Tabel 23.2. Matriks Emotion-Focused Coping (EFC) dengan Kepribadian

Extraversion

Coping Stress Extraversion

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 25 orang (31,25%) 39 orang (48,75 %)

Rendah 1 orang (1,25%) 15 orang (18,75%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan extraversion rendah, yaitu 39 orang (51,25%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem

Tabel 24. Matriks CopingStress dengan Kepribadian Openness

Tabel 24.1. Matriks Problem-Focused Coping (PFC) dengan Kepribadian

Openness

Coping Stress Openness

Tinggi Rendah

PFC Tinggi 23 orang (28,75%) 43 orang (53,75%)

Rendah 2 orang (2,5%) 12 orang (15%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan openness rendah, yaitu 43 orang (53,75%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem-focused coping rendah dengan openness tinggi, yaitu 2 orang (2,5%).

Tabel 24.2. Matriks Emotion-Focused Coping (EFC) dengan Kepribadian

Openness

Coping Stress Openness

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 24 orang (30%) 40 orang (50%)

Rendah 1 orang (1,25%) 15 orang (18,75%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan openness rendah, yaitu 40 orang (50%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping

Tabel 25. Matriks CopingStress dengan Kepribadian Agreeableness

Tabel 25.1. Matriks Problem-Focused Coping (PFC) dengan Kepribadian

Agreeableness

Coping Stress Agreeableness

Tinggi Rendah

PFC Tinggi 47 orang (58,75%) 19 orang (23,75%)

Rendah 6 orang (7,5%) 8 orang (10%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan agreeableness tinggi, yaitu 47 orang (58,75%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem

-focused coping rendah dengan agreeableness tinggi, yaitu 6 orang (7,5%).

Tabel 25.2. Matriks Emotion-Focused Coping (EFC) dengan Kepribadian

Agreeableness

Coping Stress Agreeableness

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 48 orang (60%) 16 orang (20%)

Rendah 5 orang (6,25%) 11 orang (13,75%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan agreeableness tinggi, yaitu 48 orang (60%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion-focused coping rendah dengan agreeableness tinggi, yaitu 5 orang (6,25%).

Tabel 26. Matriks CopingStress dengan Kepribadian Conscientiousness

Tabel 26.1. Matriks Problem-Focused Coping (PFC) dengan Kepribadian

Conscientiousness

Coping Stress Conscientiousness

Tinggi Rendah

Rendah 1 orang (1,25%) 13 orang (16,25%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori problem-focused coping tinggi dengan conscientiousness tinggi, yaitu 39 orang (48,75%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori problem

-focused coping rendah dengan conscientiousness tinggi, yaitu 1 orang (1,25%).

Tabel 26.2. Matriks Emotion-Focused Coping (EFC) dengan Kepribadian

Conscientiousness

Coping Stress Conscientiousness

Tinggi Rendah

EFC Tinggi 38 orang (47,5%) 26 orang (32,5%)

Rendah 2 orang (2,5%) 14 orang (17,5%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah sampel terbesar berada dalam kategori emotion-focused coping tinggi dengan conscientiousness tinggi, yaitu 38 orang (47,5%). Dan jumlah sampel terkecil berada dalam kategori emotion

-focused coping rendah dengan conscientiousness tinggi, yaitu 2 orang (2,5%).

c. Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan ditinjau dari Faktor Demografis

1) Perbedaan Coping Stress pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan

Dokumen terkait