• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ..................................... 78-85

5.2 Diskusi

Hasil pengujian hipotesis pengaruh beban kerja dan dukungan sosial terhadap burnout yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel physical demand, effort, mental demand, temporal

demand, performance, frustration level, dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan terhadap burnout. Besarnya pengaruh seluruh independent variable terhadap burnout adalah sebesar 15.8%, sedangkan 84.2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan dua variabel beban kerja yang berperan secara signifikan terhadap burnout pada karyawan PT. X. Dan delapan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel beban kerja mental demand dan frustration level. Hal ini sejalan dengan penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Maslach et.al., (2008) menyebutkan bahwa beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout.

Mental demand memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bakker (2001) yang menyatakan bahwa mental demand memiliki pengaruh terhadap burnout, karyawan yang memiliki mental demand yang tinggi di tempat kerja memungkinkan karyawan cepat merasa lelah secara fisik maupun mental yang dapat berkembang pada perilaku kerja yang negatif (Schaufeli, 2008), namun dalam penelitian ini mental demand memiliki nilai koefisien yang negatif, artinya semakin tinggi mental demand yang dilakukan oleh karyawan, maka semakin rendah pula karyawan mengalami burnout. Pada penelitian ini karyawan terlihat lebih nyaman dengan tingkat mental demand yang tinggi karena mereka merasa

kemampuan psikis yang mereka miliki digunakan atau dimanfaatkan secara maksimal saat bekerja.

Selain mental demand, frustration level juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kusnadi (2014). Beratnya beban kerja yang ditanggung karyawan saat bekerja mengakibatkan karyawan merasa putus asa, tidak aman, dan mudah tersinggung di lingkungan kerja. Semakin besar frustration level yang dirasakan karyawan, maka semakin besar pula kemungkinan karyawan mengalami burnout di tempat kerja.

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak berpengaruh signifikan pada burnout, salah satunya adalah physical demand tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Physical demand merupakan aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada penelitian ini tenaga yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang berkaitan dengan physical demand tidak membuat individu merasa kehabisan energi, sehingga individu dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Jadi semakin tinggi physical demand semakin rendah burnout yang terjadi pada karyawan.

Selanjutnya variabel yang tidak signifikan pada penelitian ini adalah effort. Effort ialah besarnya usaha yang dikeluarkan karyawan untuk mencapai level performansi. Pada penelitian ini individu mengeluarkan segala usahanya untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan, maka kemungkinan besar individu dapat mencapai keberhasilan diperusahaan. Dengan adanya keberhasilan

yang diperoleh karyawan di tempat kerja, hal ini dapat mengurangi perasaan lelah secara fisik maupun mental yang dialami karyawan. Jadi semakin tinggi effort semakin rendah burnout yang terjadi pada karyawan. Selanjutnya temporal demand ialah tekanan yang berkaitan dengan waktu yang dirasakan selama pekerjaan berlangsung. Banyaknya tekanan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, tidak membuat karyawan merasa kesulitan dan dapat menyelesaikan pekerjannya sesuai dengan waktu yang ditentukan perusahaan. Selanjutnya performance ialah seberapa besar keberhasilan seseorang di dalam pekerjaannya dan seberapa puas dengan hasil kerjanya. Besarnya keberhasilan yang diperoleh karyawan di dalam pekerjaannya dianggap sebagai suatu pekerjaan yang mudah dan kurang menantang, sehingga ia beranggapan dirinya mempunyai kemampuan lebih untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Dari hasil penelitian ini juga terdapat variabel dukungan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout. Terdapat empat independent variable yang tidak berpengaruh signifikan terhadap burnout dari dimensi dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan).

Dukungan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap burnout. Pada penelitian ini dukungan emosi kurang dirasakan oleh karyawan dalam kesehariannya mereka bekerja secara individualis. Hal ini karena karyawan terlalu fokus terhadap hasil dan target yang ingin dicapai dalam pekerjaannya. Tingginya tingkat indivudualisme menyebabkan dukungan emosi seperti kepeduliaan, empati yang ditunjukkan oleh rekan kerjanya tidak menjadi hal yang

berpengaruh. Hal ini menyebabkan pengaruh dukungan emosi menjadi tidak signifikan.

Kemudian dukungan instrumental tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Dukungan instrumental mengarah kepada bantuan secara langsung berupa barang atau jasa yang dapat dirasakan untuk memecahkan masalah. Pada penelitian ini dukungan instrumental yang diberikan rekan kerja, baik itu berupa barang atau jasa, belum tentu mengurangi tingkat burnout yang terjadi pada karyawan. Kurangnya kelekatan emosi dan komunikasi membuat karyawan merasa kesulitan dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Sejalan dengan penjelasan sebelumnya tingginya tingkat individualitas membuat karyawan merasa tidak memerlukan dukungan instrumental sehingga membuat dukungan tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

Selanjutnya dukungan informasi juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout. Dukungan ini berupa pemberian nasihat, saran atau umpan balik dari orang lain kepada karyawan. Dalam penelitian ini pada saat karyawan mendapatkan metode atau tugas baru yang harus dikerjakan, pihak atasan, maupun rekan kerja kurang memberikan arahan atau bimbingan supaya karyawan dapat memahami dengan baik, dan dapat menimalisir kemungkinan kesalahan yang dilakukan. Kurangnya dukungan informasi ini memungkinan karyawan menjadi tidak percaya diri dalam melakukan pekerjaannya, sehingga meningkatkan burnout pada diri mereka.

Dimensi terakhir dari dukungan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap burnout adalah dukungan persahabatan. Dukungan

persahabatan ini berupa adanya kebersamaan, kesediaan, dan aktivas sosial yang dilakukan antara karyawan dengan keluarga, teman, rekan kerja dan atasan. Dalam penelitian ini karyawan sering melakukan aktivitas sosial bersama dengan orang lain, seperti makan siang bersama dengan rekan kerja dan atasan, meluangkan waktu untuk berkumpul dengan teman dan keluarganya. Dalam penelitian ini tingginya dukungan persahabatan yang diterima karyawan belum tentu bisa menurunkan tingkat burnout yang terjadi pada dirinya, dikarenakan karyawan kurang terbuka dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Selanjutnya pada penelitian ini terdapat keterbatasan dalam penelitian, seperti teknik penyebaran kuesioner yang peneliti lakukan secara dititipkan kepada perusahaan sehingga peneliti tidak dapat melihat langsung responden.

Dokumen terkait