Walaupun ada perbedaan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, namun relative tidak signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa penikmat mie instan (kuah atau goreng) tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Kalaupun dalam kenyataannya ada kaum wanita yang mencoba menghindari mie instan, salah satu alasannya diduga karena mie instan dianggap berkalori tinggi sehingga dapat memicu kegemukan. Kalau dugaan ini benar maka sudah saatnya Indomie untuk memelopori pembuatan mie instan “khusus wanita” yang selain rendah kalori juga sehat.
Gambar 8: Profil Respon berdasarkan jenis kelamin
Kemudian dilihat dari sisi usianya, sebagian besar responden penikmat mie instan adalah kelompok usia 20-25 tahun, atau dari sisi psikologi perkembangan sering disebut sebagai kelompok dewasa muda/awal (young adulthoold).
Gambar 9: Profil Respon berdasarkan usia
54% 46% P L 58% 42% P L 23% 54% 23% < 19 20 - 25 >25 21% 48% 31% < 19 20 - 25 >25 Goreng Kuah Goreng Kuah
Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [55] Berdasarkan prefensi merek yang disukai responden, sebagian besar (< 50%) lebih menyukai Indofood dibandingkan dengan Mie Sedaap, baik itu untuk kategori kuah maupun goreng.
Gambar 10: Profil Respon berdasarkan preferensi merek
Kemudian berdasarkan preferensi cita rasa yang disukai responden, ternyata rasa Ayam Bawang lebih banyak dipilih responden. Salah satu alasannya adalah rasanya yang sederhana dan pertama kali yang dikenal oleh responden. Untuk kategori mie instan kuah, setelah rasa Ayam Bawang kemudian diikuti oleh rasa Soto, Kari Ayam & Baso Sapi. Sementara untuk kategori mie instan goreng.
Gambar 9: Profil Respon berdasarkan preferensi rasa
Analisis Asosiatif
Ada indikasi hubungan antara jenis kelamin dengan preferensi merek yang dipilih responden, yaitu Indomie kuah lebih banyak disukai oleh pria, mie Sedaap kuah lebih banyak disukai oleh konsumen wanita, dan konsumen pria terdeksi sebagai konsumen yang sering gonta-ganti merek.
57% 20% 23% 55% 26% 19% Kuah 50% 20% 18% 5% 7% AB ST KA BS LAINNYA REBUS 27% 18% 17% 15% 12% 11% ABG GS GR SG IP LAINNYA GORENG Goreng
Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [56]
Gambar 10: Asosiasi antara jenis kelamin dengan preferensi merek
Sama halnya untuk kategori mie goreng, merek Indofood lebih banyak disukai oleh kaum pria, Mie Sedaap lebih banyak disukai oleh kaum pria. Begitu juga halnya dengan yang suka gonta-ganti merek,lebih banyak dilakukan oleh konsumen pria. Kemudian terdeksi pula adanya hubungan antara usia responden dengan preferensi merek yang disukainya. Baik untuk kategori mie kuah maupun mie goreng, merek Indofood lebih banyak disukai oleh kelompok usia 19-25 tahun (young adulthood)
Analisis Minat (Intention)
Secara umum, ada indikasi konsumen yang memiliki referensi merek mie instan Indofood (kuah dan goreng) lebih “loyal” daripada konsumen Mie Sedaap. Keuntungan lain bagi Indofood adalah karena konsumen yang suka gonta-ganti merek mie instan kuah terdeteksi lebih banyak mengkonsumsi mie Indofood daripada mie Sedaap. Tetapi untuk kategori mie goreng, sebagian besar konsumen menyatakan mengkonsumsi mie Indofood dan Sedaap secara berimbang.
Analisis Minat (Intention)
Secara keseluruhan, sikap positif konsumen terhadap mie instan keluaran Indofood “lebih tinggi” daripada Mie Sedaap. Khusus untuk kategori mie kuah, sikap positif terhadap Indfood tersebut menunjukkan lebih kuat. Atribut “ketersediaan” disikapi oleh konsumen sebagai “berimbang”. Kemudian untuk mie goreng, atribut “harga” juga dipersepsikan sama “terjangkaunya” oleh konsumen. 62% 38%
P
30% 70% 49% 51% 65% 35% P L 42% 58% 61% 39%Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [57]
Gambar 13: Deskripsi komparatif sikap konsumen terhadap mie Indofood & mie Sedaap
Pengaruh sikap terhadap minat (Intention)
Secara keseluruhan sikap positif konsumen terdeteksi berpengaruh positif terhadap minat (intention) atau loyalitas., walaupun karakteristiknya agak berbeda antara mie kuah dan mie goreng. Dilihat dari atribut-atributnya, ada indikasi factor ketersediaan merupakan yang terpenting atau memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan minat konsumen, baik untuk mie kuah maupun mie goreng. Faktor kedua adalah “cita rasa”, disusul kemudian oleh factor “kemasan”, dan yang terakhir adalah factor “harga”. Dalam jangka pendek keempat factor tersebut masih layak untuk dipertimbangkan menjadi “bagian” dari strategi pemasaran yang dikembangkan. Namun dalam jangka panjang, ketika semua factor itu dipersepsikan “tidak berbeda” antara Indofood dan Sedaap, maka Indofood harus mencari “atribut” lain yang “distinctive” dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Isu “mie sehat” dan “mie khusus wanita” (yang khawatir mengkonsumsi mie karena kalorinya tinggi yang dapat menyebabkan kegemukan), mungkin dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan di masa datang.
Gambar 14: Korelasi antara Sikap & Minat Konsumen Mie Instan Indofood
ATTRIBUTES ID KUAH SD SIG*)
HARGA 6,29 > 5,97 0,000 CITA RASA 8,05 > 6,81 0,013 KEMASAN 5,39 > 4,65 0,000 KETERSEDIAAN 6,86 = 6,86 0,539 OVERALL ATTITUDE 26,6 > 24,3 0,000 ID GORENG SD SIG*) 5,72
=
5,77 0,646 8,23>
7,25 0,000 5,09>
4,49 0,000 6,65=
6,72 0,931 25,7>
24,2 0,000Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [58]
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity. New York, NY.: Free Press.
Aaker, D. A. (1996). Measuring Brand Equity Across Products and Markets. New York, NY: Free Press.
Anderson, D. R., Anderson, D. R., & Williams, T. A. (2011). Statistics for Business & Economics. South-Western: Cengage Learning.
Anselmsson, J., Johansson, U., & Persson, N. (2007). Understanding Price Premium for Grocery products: A conceptual model of customer-based brand equity. Journal of Product & Brand
Management, 16(6), 401-414.
Arief, S. (1993). Metodologi penelitian ekonomi. Jakarta: UI-Press.
Arkunto, S. (2008). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Armstrong, G., & Kotler, P. (2015). Marketing: An introduction (12 ed.). Edinburgh Gate: Pearson. Arnold, M. J., & Reynold, K. E. (2003). Hedonic shopping motivations. Journal of Retailing, 79(2),
77-95.
Berry, L. L., Kathleen, S., & Grewal, D. (2002). Understanding Service Convenience. Journal of
Marketing, 66(July), 1-18.
Cahyorini, A., & Rusfian, E. Z. (2011, January). The effect of packaging design on impulsive buying.
Journal of Administrative Science & Organization, 18(1), 11-21.
Carpenter, J. M. (2008). Consumer shopping value, satisfaction, loyalty in discount retailing.
Journal of Retailing and Consumers Services, 15(5), 358-363.
Chen, I. J., & Yang, C. (2007, November). Using the theory of planned behavior to understand in-service kindergarten teacher's behaviour to enroll a graduate level academic program.
Journal of College Teaching & Learning, 4(11), 202-230.
Crocker, R. A. (2009). An introduction to qualititative research. In R. A. Crocker, J. Heigham, & R. A. Crocker (Eds.), Qualitative research in applied Linguistic: A practical introduction (1st ed., pp. 3-24). Hampshire: Palgrave Macmillan.
Davis, R., Lang, B., & Diego, J. S. (2014). How gender affects the relationship between hedonic shopping motivation? Journal of Consumer Behaviour, 13, 18-30.
De-Mooij, M., & Hofstede, G. (2011, September). Cross-cultural consumer behavior: A review of research findings. International Consumer Marketing, 23, 181-192.
Dennis, C. (2005). Objects of desire: Consumer behaviour in shopping centre choise. New York: Palgrave Macmillan.
Dul, J., & Hak, T. (2008). Case study methodology in business research. Oxford: Elsevier.
Frontier Consulting Group. (2016). Top Brand Award. Retrieved from http://www.topbrand-award.com.
Giese, J. L., & Cote, J. A. (2002). Defining consumer satisfaction. Academy of Marketing Science
Review, 2000(1).
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2010). Consumer behavior: building marketing strategy. New York: McGraw-Hill/Irwin.
Hooley, G. J., Piercy, N. F., & Nicolaud, B. (2008). Marketing strategy and competitive positioning (4th ed.). Harlow: Prentice Hall.
Kartajaya, H. (2010). Brand Operation. The Official MIM Academy Coursebook. Jakarta: Erlangga. Keller, K. L. (2002). Strategic brand management: Building, measuring and managing brand equity
Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [59] Klimchuck, M. R., & Krasoveck, S. A. (2007). Desain kemasan: Perencanaan merek produk yang
berhasil mulai dari konsep sampai penjualan (Bob Sabran, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. T., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Harlow: Pearson Education, Inc.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). A framework for marketing management. Edirnbugh Gate, England: Pearson Education.
Kurtz, D. L. (2008). Contemporary marketing (13rd ed.). South-Western: Cengage Learning.
Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. (2001). What Drives Customer Equity? Marketing
Management, 20-25.
Mckinsey & Company. (2015, January). Understanding the Indonesian consumer. Mckinsey & Company.
McMullan, R., & Gilmore, A. (2008). Customer loyalty: An empirical study. European. Journal of
Marketing, 42(9/10), 1084-1094.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen (Edisi 5 ed., Vol. 1). Jakarta: Erlangga.
Oliver, R. L. (2010). Satisfaction: A behavioral perspective on the consumer (2nd ed.). London: Routledge.
Osenton, T. (2002). Customer share marketing. New Jersey: Prentice Hall.
Oskamp, S., & Schultzs, P. W. (2004). Attitudes and opinions (3rd ed.). New York: Lawrence Erlbaum Associate, Inc.
Pappu, R., Quester, P. G., & Cooksey, R. W. (2005). Consumer-based Brand Equity: Improving the measurement–empirical evidence. Journal of Product and Brand Management, 14(3), 143-154.
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Consumer behavior and marketing strategy (9th ed.). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Rowley, J. (2005). The four Cs of customer loyalty. Marketing Intelligence & Planning,, 23(6/7), 574-582.
Thunderhead. (2012, May). Building trust (and loyalty) in retail banking: The critical role of customer communications management. White Papers. Thunderhead,2012.
Van Osselaer, S. M., & Alba, J. W. (2000). Consumer learning and brand equity. Journal of
Consumer Research, 27(1), 1-16.
Verde Group. (2008). The Shopping Mall: A Study on customer experience. Executive Summary, 1-7. Warton University of Pensylvania.
Washburn, J. H., & Plank, R. E. (2002). Measuring brand equity: An evaluation of a consumer-based brand equity scale. Journal of Marketing Theory and Practice, 101(1), 46-62.
Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [61]
TIM RISET MAHASISWA
DAN DOSEN PEMBIMBING
Kajian Teoritis Tabulasi & Analisis Data Presentasi Dosen Pembimbing
AAY RUKOYAH ELA AGUS RIANA SOLIH RAHMATULLAH Endang Tasli Susandi
AGUS SLAMET FALDI DWI GRAHA SUCI PRATIWI I Wayan Sudharta
AGUS SUPARMAN GILANG RIDWAN ARIFIN SUYADI Juju Zuchriatusobah HS
AKMAL ALAMSYAH IIM SUMIATI TEGUH DWI NURYADI Sugiyarjo
ANDI MULYAWAN IMAS SITI NURAENI THIOREDI PUTRA H Runia Ma’mun
ANGKY FAUZI PUTRA IRFAN ADITIA TONY ADINUGRAHA Handoyo Soemantri
ARI PERMANA SIDIK IYEP SARIPUDIN TULUS RAHAYU Etty Anggarwati
BAYU SEPTIAN KHOIFATUN NOIFAH TUTI INDRIANI A M Ryad Saiful Hak
DADENG SUMPENA LOBY ADI PRATAMA VIA NURUL AINI Sastrawan Bangun
DEDE AMING LUTHFI RAHMAN WILDAN AL GHOFIQI Bayu Aji Megananda
DEDI KURNIA M RINALDO EDIAL WULAN LAILA Rosmala Dewi
DENDY NUGRAHA NENI HARYANI YADI MULYADI Nugroho
DERI WELDIYANTO NESHA NURHAYATI YUNI BUDIASTUTI Mulyana
DHEA DEVIRA NIKE NITAMI SUWANDI
DIDAN AGUSTINA NURLAELA IRNA YUSTIANI
DIKDIK ISHAQ AL F RINI NUR SETIAWATY DEDE E WAHYUDI
DINI ANIDA PU SANDI SETIADI EKA MERI RATNAWATI SARI PITRIYANTI
Laporan Mini Riset Mahasiswa FE-UNINUS 2014-2017 [62]