• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi Hubungan Antar Variabel .1Distribusi Usia Jemaah Haji

HASIL DAN ANALISIS DATA

5.1 Distribusi Hubungan Antar Variabel .1Distribusi Usia Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebaran usia jemaah haji dalam penelitian adalah terendah berusia tahun dan yang tertinggi berusia 82 tahun dengan rata-rata usia 61 tahun. Kelompok terbanyak adalah usia 60-82 tahun yaitu sebesar 54,7% sedangkan pada kelompok usia 34-59 tahun sebesar 45,3%. Distribusi kelompok usia jemaah haji dengan hipertensi dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan usia di Arab Saudi Tahun 2015

Kelompok usia Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

≥ 60 tahun 21 (65,6%) 14 (43,7%)

< 60 tahun 11 (34,4%) 18 (56,3%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 65,6% pada usia ≥ 60 tahun, sedangkan dari semua jemaah haji pada hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 43,7% pada usia ≥ 60 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada kelompok usia ≥ 60 tahun lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan yang di rawat jalan. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa usia merupakan variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.2 Distribusi Jenis Kelamin Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jemaah haji dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 57,8% dan jenis kelamin perempuan sebesar 42,2%, artinya bahwa jemaah haji laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan jenis kelamin di Arab Saudi Tahun 2015

Jenis Kelamin Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Laki-laki 18 (56,25%) 19 (59,4%)

Perempuan 14 (43,75%) 13 (40,6%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan jumlah jemaah haji jenis kelamin laki-laki dari semua jemaah haji dengan hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 56,25% pada laki-laki, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 59,4% pada laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada laki-laki lebih banyak yang dirawat jalan dibandingkan yang dirawat inap. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin bukan merupakan variabel kandidat dan tidak dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.3 Distribusi Pendidikan Jemaah Haji

Tingkat pendidikan terbagi menjadi 4 (empat) tingkatan yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jemaah haji dengan tingkat pendidikan SD sebesar 53%, SMA sebesar 25%, SMP 13%

dan yang paling sedikit adalah PT sebesar 9%. Distribusi tingkat pendidikan jemaah haji dapat dilihat pada Gambar 5.1

Gambar 5.1 Distribusi tingkat pendidikan jemaah haji Embarkasi Surabaya dengan hipertensi 2015

Tingkat pendidikan tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu pendidikan rendah yang terdiri dari SD, SMP dan pendidikan tinggi yang terdiri dari SMA dan Perguruan Tinggi. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan tingkat pendidikan di Arab Saudi Tahun 2015

Tingkat Pendidikan Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Rendah 22 (68,8%) 20 (62,5%)

Tinggi 10 (31,2%) 12 (37,5%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 68,8% pada tingkat pendidikan rendah, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 62,5% pada tingkat pendidikan rendah. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada pendidikan rendah lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan

53% 13% 25% 9% SD SMP SMA PT

tingkat pendidikan bukan merupakan variabel kandidat dan tidak dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.4 Distribusi Pekerjaan Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jemaah haji dengan pekerjaan sebagai karyawan swasta sebesar 27%, petani sebesar 23%, pedagang sebesar 16%, ibu rumah tangga sebesar 14%, PNS sebesar 12% dan pensiunan sebesar 8%. Distribusi pekerjaan jemaah haji disajikan pada Gambar 5.2

Gambar 5.2 Distribusi jenis pekerjaan jemah haji Embarkasi Surabaya dengan hipertensi 2015

Jenis pekerjaan jemaah haji selanjutnya dikategorikan menjadi 2 yaitu bekerja dan tidak bekerja. Kategori bekerja terdiri dari petani, pedagang, karyawan swasta dan PNS, sedangkan kategori tidak bekerja terdiri dari pensiunan dan ibu rumah tangga. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan pekerjaan disajikan pada Tabel 5.4

Tabel 5.4 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan pekerjaan di Arab Saudi Tahun 2015

Pekerjaan Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Tidak Bekerja 9 (28,1%) 5 (15,6%) Bekerja 23 (71,9%) 27 (84,4%) Jumlah 32 (100%) 32 (100%) 23% 16% 27% 12% 14% 8% Petani Pedagang Karyawan Swasta PNS

Ibu Rumah Tangga

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 28,1% pada yang tidak bekerja, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 15,6% pada yang tidak bekerja. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada yang tidak bekerja lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan yang di rawat jalan. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel pekerjaan merupakan variabel kandidat yang akan dimasukan dalam analisis multivariabel.

5.1.5 Distribusi Penyakit Penyerta Diabetes Mellitus Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 43,7% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta diabetes mellitus, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 9,4% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta diabetes mellitus. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi dengan riwayat penyakit penyerta diabetes mellitus lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan yang di rawat jalan. Distribusi rawat inap penyakit penyerta diabetes mellitus jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta diabetes mellitus disajikan pada Tabel 5.5

Tabel 5.5 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta diabetes mellitus di Arab Saudi Tahun 2015

Diabetes Mellitus Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Ada 14 (43,7%) 3 (9,4%)

Tidak ada 18 (56,3%) 29 (90,6%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel penyakit penyerta diabetes mellitus merupakan variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.6 Distribusi Penyakit Penyerta Kardiovaskuler Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 37,5% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta kardiovaskuler, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 21,9% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta kardiovaskuler. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi dengan riwayat penyakit penyerta kardiovaskuler lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan yang di rawat jalan. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta kardiovaskuler dapat dilihat pada Tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta kardiovaskuler di Arab Saudi Tahun 2015

Kardiovaskuler Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Ada 12 (37,5%) 7 (21,9%)

Tidak ada 20 (62,5%) 25 (78,1%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel penyakit penyerta kardiovaskuler merupakan variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.7 Distribusi Penyakit Penyerta Ginjal Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 9,4% pada orang yang ada riwayat

penyakit penyerta ginjal, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 0,0% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta ginjal. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta ginjal lebih banyak yang di rawat inap dibandingkan yang di rawat jalan. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta ginjal dapat dilihat pada Tabel 5.7

Tabel 5.7 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta ginjal di Arab Saudi Tahun 2015

Ginjal Rawat inap Hipertensi Rawat jalan Jumlah

Ada 3 (9,4%) 0 (0,0%) 3 (4,7%)

Tidak ada 29 (90,6%) 32 (100,0,9%) 61 (95,3%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%) 64 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel penyakit penyerta ginjal bukan merupakan variabel kandidat dan tidak dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.8 Distribusi Penyakit Penyerta Hiperkolesterol Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 12,5% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta hiperkolesterol, sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 28,1% pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta hiperkolesterol. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada orang yang ada riwayat penyakit penyerta hiperkolesterol lebih banyak yang di rawat jalan dibandingkan yang di rawat inap. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta hiperkolesterol

Tabel 5.8 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan penyakit penyerta hiperkolesterol di Arab Saudi Tahun 2015

Hiperkolesterol Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Ada 4 (12,5%) 9 (28,1%)

Tidak ada 28 (87,5%) 23 (71,9%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel penyakit penyerta hiperkolesterol merupakan variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.9 Distribusi Obesitas Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 34,4% pada orang yang obesitas. Sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 37,5% pada orang yang obesitas. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada orang yang obesitas lebih banyak yang di rawat jalan dibandingkan yang di rawat inap. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan obesitas dapat dilihat pada Tabel 5.9

Tabel 5.9 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan obesitas di Arab Saudi Tahun 2015

Obesitas Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Obesitas 11 (34,4%) 12 (37,5%)

Tidak Obesitas 21 (65,6%) 20 (62,5%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel obesitas bukan merupakan variabel kandidat dan tidak dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.10 Distribusi Perilaku Merokok Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 6,3% pada orang yang merokok. Sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 18,8% pada orang yang merokok. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada orang yang merokok lebih banyak yang di rawat jalan dibandingkan yang di rawat inap. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan perilaku merokok dapat dilihat pada Tabel 5.10

Tabel 5.10 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan perilaku merokok di Arab Saudi Tahun 2015

Merokok Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Ya 2 (6,3%) 6 (18,8%)

Tidak 30 (93,7%) 26 (81,2%)

Jumlah 32 (100%) 32 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel merokok merupakan variabel kandidat yang akan dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.11 Distribusi Perilaku Kurang Aktivitas Jemaah Haji

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari semua jemaah haji hipertensi rawat inap (kasus) sebanyak 12,5% pada orang yang kurang aktivitas. Sedangkan dari semua jemaah haji hipertensi rawat jalan (kontrol) sebanyak 15,6% pada orang yang kurang aktivitas. Hal ini menggambarkan bahwa jemaah haji dengan hipertensi pada orang yang kurang aktivitas lebih banyak yang di rawat jalan dibandingkan yang di rawat inap. Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan perilaku kurang aktivitas dapat dilihat pada Tabel

Tabel 5.11 Distribusi rawat inap jemaah haji dengan hipertensi berdasarkan perilaku kurang aktivitas di Arab Saudi Tahun 2015

Kurang Aktivitas Rawat inap Hipertensi Rawat jalan

Ya 4 (12,5%) 5 (15,6%)

Tidak 28 (87,5%) 27 (84,4%)

Jumlah 32 100%) 32 (100%)

Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel kurang aktivitas fisik bukan merupakan variabel kandidat dan tidak dimasukkan dalam analisis multivariabel.

5.1.12 Rawat Inap Jemaah Haji dengan Hipertensi di Arab Saudi

Hasil uji regresi logistik sederhana dari seluruh variabel bebas terhadap rawat inap jemaah haji dengan hipertensi di Arab Saudi dapat dilihat pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 Hasil analisis regresi logistik sederhana rawat inap jemaah haji dengan hipertensi di Arab Saudi Tahun 2015

Variabel Bebas p value Kesimpulan

Umur 0,081 Kandidat

Jenis kelamin 0,800 Bukan kandidat

Pendidikan 0,599 Bukan Kandidat

Pekerjaan 0,232 Kandidat

Diabetes mellitus 0,004 Kandidat

Kardiovaskuler 0,175 Kandidat

Ginjal 0,999 Bukan Kandidat

Hiperkolesterol 0,129 Kandidat

Obesitas 0,795 Bukan Kandidat

Merokok 0,148 Kandidat

Kurang Aktivitas 0,720 Bukan Kandidat

Tabel 5.12 diatas menunjukkan seluruh variabel bebas yang merupakan unit analisis untuk menyusun indeks. Variabel yang memenuhi syarat sebagai kandidat dalam analisis multivariabel menggunakan regresi logistik ganda secara simultan yaitu variabel yang memiliki nilai p value < 0,25. Berdasarkan ketentuan tersebut

diperoleh 6 (enam) variabel bebas yang memenuhi syarat sebagai kandidat yaitu umur, pekerjaan, diabetes mellitus, kardiovaskuler, hiperkolesterol dan merokok, sedangkan variabel jenis kelamin, pendidikan, penyakit ginjal, obesitas dan kurang aktivitas tidak memenuhi syarat sebagai kandidat sehingga tidak disertakan dalam analisis multivariabel

Dokumen terkait