• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan ALLAH SWT. Dengan perbedaan inilah manusia mempunyai peran lebih di antara makhluk lain di kehidupan ini. Di samping itu, perbedaan ini membawa pentingnya makna kerjasama antara satu orang dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan manusia yang satu dengan manusia lainnya untuk melegitimasi kedudukannya di hadapan ALLAH SWT sebagai makhluk mulia atau hina. Dalam hal ekonomi perbedaan yang sering kita sebut adalah adanya golongan miskin dan golongan kaya. Dari perbedaan inilah biasanya manusia mengalami konflik batin antara kelompok-kelompok tersebut. Oleh karena itu, distribusi pendapatan yang adil sangat penting perannya agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu besar antara golongan kaya dan golongan miskin. Di dalam Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi digenjot setinggi mungkin akan mengakibatkan kesenjangan yang semakin besar, di mana terjadi akumulasi pemilikan modal oleh kelompok atas, sedangkan golongan bawah hanya mendapatkan upah yang jumlahnya relatif kecil.

1. Distribusi Pendapatan dalam Islam

Konsep Islam menjamin sebuah distribusi pendapatan yang memuat nilai insani. kedudukan manusia yang berbeda antara satu dengan yang lain merupakan kehendak ALLAH SWT. Perbedaan ini merupakan bagian dari

ALLAH. Dalam surat Faathir (35) ayat 2, Allah berfirman:

$

¨

B ËxtGøÿtƒ ª!$# Ĩ$¨ =Y Ï9 `ÏB 7puH÷q§ƒ ƒxsù y7Å¡ôJãB

$ygs9($tBurô7Å¡ôJッxsùƒ@ŃöƒãB¼çms9.`ÏB¾Ínσ÷èt/

4uqèdur⃃̓yèø9$#ãLìÅ3ptø:$#ÇËÈ

)

رطاف

/ :

(

Artinya:apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah Maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”( Faathir/ 35 : 2)

Pemilikan harta hanya pada beberapa orang dalam suatu masyarakat akan menimbulkan ketidakseimbangan hidup dan akan menimbulkan efek yang buruk bagi kehidupan. Sesuai dengan firman Allah, dalam surat al-Hasyr (59) ayat 7.

!

$

¨

B uä!$sùr& ª!$# 4ƒn?tã ¾Ï&Î!q߃uƒ ô`ÏB È@÷dr&

3ƒtƒà)ø9$# ¬Tsù ÉAq߃§ƒ=Ï9ur ƒÏ%Î!ur 4ƒn1öƒà)ø9$#

4ƒyJ tGuƒø9$#ur» ÈûüÅ3 |¡yJø9$#ur» Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$#ƒ

öƒs1 ƒw tbqä3tƒ P's!r߃ tû÷üt/ Ïä!$uƒÏYøîF{$# öNä3ZÏB 4 !

$tBur ãNä39s? uä# ãAq߃§ƒ9$# çnräƒãƒsù $tBur öNä39pktX

çm÷Ytã(#qßgtFR$$sù4(#qà)¨?$#ur©!$#(¨bÎ) ©!$#߃ƒÏƒx©

É>$s)Ïèø9$#ÇÐÈ

)

رشحلا

/

:

(

Artinya: “apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang-orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah Amat keras hukumannya.”(Al-Hasyr/ 59 : 7)

Pada dasarnya Islam memilki dua sistem distribusi utama, yakni: distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat.

Sistem distribusi pertama berlangsung melalui proses ekonomi. Di antaranya meliputi gaji bagi para pekerja, biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya, profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha, maupun profit sharing untuk modal dana melalui mekanisme musyarakah. Adapun sistem yang kedua, yang lebih bernuansa sosial kemasyarakatan, Islam menciptakannya untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat. Seorang muslim yang kekayaannya melebihi nisab, diwajibkan membayar

zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan.17 Mengingat tidak semua orang mampu terlibat dalam proses ekonomi karena yatim piatu atau jompo dan cacat tubuh, Islam memastikan distribusi ekonomi bagi mereka dalam bentuk zakat, infaq dan shadaqah.

Keindahan lain sistem distribusi Islam adalah warisan. Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan peralihan hak dan atau kewajiban atas harta kekayaan seseorang setelah ia meninggal dunia kepada ahli warisnya.18 Dengan warisan, Islam hendak

17 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h. 14.

Sistem distribusinya pun sudah diatur secara sistematis dan kompleks dalam disiplin ilmu faraidh, yang tiada taranya dalam agama atau sistem ekonomi lain. Untuk memastikan keseimbangan famili non-famili Islam juga melengkapinya dengan wasiat yang boleh diberikan kepada non famili dengan catatan tidak lebih dari 1/3. Ini pun untuk memproteksi kepentingan ahli waris juga.

Untuk khalayak ramai, Islam juga memperkenalkan instrument distribusi lain yaitu waqaf, yang bentuk dan caranya bisa sangat banyak sekali, dari mulai gedung, uang tunai, buku, tanah, bahan bangunan, kendaraan, saham serta aset-aset produktif lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, waqaf tidak dibatasi oleh kaya miskin atau pertalian darah serta kekerabatan. Waqaf adalah fasilitas umum siapa pun boleh menikmatinya.19

Di samping itu ada juga skim pinjaman tanpa bunga yaitu qard yang bermakna al-Qathu (potong). Artinya harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang merupakan satu potongan dari pada hara orang yang memberkan hutang.20 Menurut ulama Hanafi, qard adalah pemberian harta oleh seeorang

Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 281.

19Trimudilah, “Distribusi Pendapatan dalam Islam”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari

http://www.belajarekonomiislam.com/index.php/nasional/2006/12/14/1665/distribusi_pendapatan_dala m_islam

20 Syed Ahmad Syed Al-Husain, et al., Fiqh dan Perundangan Islam, (terj), (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pusaka, 1995), h. 726.

kepada orang lain supaya ia membayarnya semula atau suatu kontrak yang khusus mengenai penyerahan harta kepada seseorang supaya orang itu memulangkan kembali harta yang sama sepertinya. Para ulama telah sepakat bahwa qard boleh dilakukan, kesepakatan ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aqad qard adalah sebagai berikut: a). apabila orang yang berhutang menghadiahkan kepada orang yang member hutang, boleh diterima dengan tidak dimakruhkan dan disukai bagi yang berhutang. b). tidak boleh yang memberi hutang mengambil dengan sesuatu dari harta yang berhutang (menurut Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad).21 Menurut Sayid Sabiq, akad qard dimaksudkan untuk berlemah lembut sesama manusia, menolong urusan kehidupan mereka dan memudahkan sarana hidup mereka, bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Demikian juga menurut para ulama mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali yang mengharamkan memberikan tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Misalnya muqrid meminjamkan uang kepada muqtarid dengan syarat muqtarid harus mengembalikan pinjamannya dengan jumlah yang lebih banyak, begitu juga dengan hadiah yang diberikan muqtarid kepada muqrid, apabila disyaratkan oleh 2 belah pihak pada saat melakukan akad, maka hal tersebut tidak boleh dialakukan. Dan qard itu rusak bilamana yang menghutangkan mengambil manfaat tambahan. c). muqrid tidak

21 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam,(Semarang: PT. Pustak Rizki Putra, 1997), h. 364.

menunda-nunda pembayaran apabila ia sudah mampu membayar, karena hal ini merupakan kezaliman. Manfaat qard adalah sebagai produk pembiayaan bagi usaha kecil. Dengan skim pembiayaan ini dapat terbentuk semangat wirausaha dalam sektor industry kecil atau mikro yang pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis syariah. Sifat qard tidak memberikan keuntungan financial bagi pihak yang meminjamkan. Transaksi qard ini dapat dikombinasikan dengan dana zakat. Sebagaimana kita pahami bersama, pemberian dana zakat, termasuk infaq dan shodaqah harus memberikan preferensi yang menguntungkan si miskin untuk dapat berdikari. Dengan demikian zakat dapat menjadi suplemen pendapatan permanen hanya bagi mereka yang tidak dapat menghidupi dirinya sendiri secara mencukupi lewat usahanya sendiri. Penggunaan dana ZIS secara professional melalui skim Qardul Hasan akan memungkinkan si miskin berdikari dalam sebuah lingkungan sosio-ekonomi yang mengembangkan industry kecil dan akan berdampak mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial ekonomi. Jadi dengan adanya skim pembiayaan qardul hasan akan sangat membantu kaum pengusaha kecil dan juga dapat meningkatkan semangat

22 Siti Sadiya, Teori Al Qardul Hasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Perpus Syariah dan Hukum, 2001), h. 13

wirausaha dan ekonomi yang berbasiskan syariah dapat tumbuh. Qardul Hasan juga bersifat mendidik agar muqtarid memiliki sikap tanggungjawab terhadap harta, sehingga ia bisa mengembalikannya dan dana tersebut dapat digulirkan kepada mustahiq lainnya. Dengan konsep ini diharapkan makin banyak mustahiq yang berubah menjadi muzzaki. Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu: Nilai kebebasan dan Nilai keadilan. Islam menetapkan kebebasan, bukan berarti kebebasan itu mutlak seperti yang ada pada sistem kapitalis, kebebasan ekonomi yang disyariatkan Islam bukanlah kebebasan mutlak yang terlepas dari berbagai ikatan, tetapi kebebasan yang terkendali dan terikat dengan keadilan yang diwajibkan ALLAH SWT.23 Manusia memiliki sifat dasar di antaranya sangat mencintai harta, kikir dan bakhil, sebagimana firman ALLAH dalam surat Al-Aadiyaat ayat 8:

¼

çm¯RÎ)urÉb=ßsÏ9΃öƒsƒø:$#σt±s9ÇÑÈ

)

تايداعلا

/

:

(

Dokumen terkait