4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5 Distribusi Spasial Lamun dan Gastropoda
4.5.1 Distribusi Spasial Lamun Berdasarkan Karakteristik Habitat
Distribusi spasial lamun sangat dipengaruhi oleh parameter fisika-kimia perairan, sehingga sangat penting untuk menjabarkan komponen parameter fisika-kimia perairan tertentu yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap distribusi spasial lamun dalam habitatnya. Dalam menjabarkan keterkaitan antara spesies lamun dengan beberapa parameter fisika-kimia perairan, digunakan analisis komponen utama (principal component analysis), dimana data yang dianalisis disusun menurut baris dan kolom. Baris merupakan lokasi penelitian dan kolom merupakan parameter fisika-kimia perairan.
Komponen data parameter fisika-kimia perairan yang digunakan terdiri atas suhu, kekeruhan, pH, DO, salinitas, ammonia (NH3), nitrat (NO3), fosfat PO4), BOD5
Lokasi Rendani dicirikan oleh tingginya ammonia (NO
, TOM, tekstur substrat pasir, lumpur (liat) dan debu. Komponen data lamun terdiri atas spesies C. rotundata, C. serrulata, H. pinifolia, H. uninervis, H. ovalis, S. isoetifolium, T. hemprichii. Hasil analisis komponen utama menunjukkan bahwa keempat lokasi tidak membentuk satu kelompok, namun terpisah (Gambar 10). Hal ini berarti bahwa hampir di setiap lokasi dapat ditemukan tiap spesies lamun, namun dengan nilai frekuensi kehadiran, kerapatan dan tutupan yang berbeda-beda.
3, BOD5 dan oksigen terlarut (DO), dengan tekstur substrat yang dominan adalah pasir, yang memberikan pengaruh pada tingginya tutupan lamun C. rotundata T. hemprichii dan H. ovalis. Lokasi Wosi dicirikan oleh tingginya unsur fosfat (PO4) dan kekeruhan, dengan tekstur sedimen yang dominan adalah lumpur berpasir (liat), yang memberikan pengaruh pada tutupan spesies lamun H. uninervis, H. pinifolia dan C. serrulata yang tinggi. Lokasi Briosi dicirikan oleh suhu, salinitas dan pH yang tinggi, dengan tekstur substrat yang dominan adalah pasir berlumpur, dengan tutupan spesies lamun yang dominan adalah C. rotundata, T. hemprichii, dan H. ovalis. Tutupan spesies lamun C. rotundata paling tinggi ditemukan di lokasi Briosi dibandingkan lokasi lainnya, sedangkan T. hemprichii dan H. ovalis memiliki tutupan yang paling tinggi pada lokasi Rendani. Pada lokasi Padarni, dicirikan oleh tingginya pH air, suhu, salinitas, ammonia (NH3), dan total ogranic
matter (TOM), dengan tekstur substrat yang dominan adalah lumpur berpasir bercampur dengan pecahan karang (coral rubber), yang memberikan pengaruh pada tingginya tutupan lamun T. hemprichii, S. isoetifolium dan H. pinifolia. Pada lokasi Padarni, S. isoetifolium memiliki frekuensi, tutupan dan krapatan yang tinggi dibandingkan dengan lokasi yang lain, dan ditemukan pada substrat pasir bercampur pecahan karang. Di lokasi ini tidak ditemukan spesies C. rotundata.
Gambar 10 Diagram PCA biplot parameter fisika-kimia perairan yang terdiri atas suhu, kekeruhan, pH, DO, salinitas, ammonia (NH3), nitrat (NO3), fosfat (PO4), BOD5, TOM, substrat pasir, substrat lumpur (liat) dan substrat debu, serta tutupan lamun (C. rotundata, C. serrulata, H. pinifolia, H. uninervis, H. ovalis, S. isoetifolium, T. hemprichii) dengan lokasi penelitian (Rendani, Wosi, Briosi dan Padarni).
4.5.2 Distribusi Spasial Lamun dan Gastropoda Berdasarkan Karakteristik Habitat
Sebaran spasial lamun dengan gastropoda pada habitatnya ditunjukkan pada Gambar 11. Data yang digunakan untuk analisis koresponden (Corresponden Analysis) adalah penutupan spesies lamun dan kelimpahan spesies gastropoda.
Rendani Wosi Briosi Padarni Suhu Kekeruhan pH DO Salinitas Nitrat Ammonia Fosfat BOD5 TOM Pasir Liat Debu Cr Cs Hp Hu Ho Th Si -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 F 2 ( 30. 91 % ) F1 (52.75 %)
Perhitungan analisis ini dilakukan terhadap 6 jenis lamun dan 30 spesies gastropoda yang ditemukan dominan pada masing-masing lokasi penelitian. Hasil analisis koresponden yang diperoleh menunjukkan bahwa sebaran spasial gastropoda dan lamun terpusat pada sumbu utama 1 dan 2, dimana masing-masing sumbu faktorial menjelaskan 36.918 % dan 33.050%.
Pada Gambar 11, terlihat pada sumbu utama 1 dan 2 terbentuk 4 kelompok yang dicirikan oleh jenis lamun dan gastropoda tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan yang erat antara habitat lamun dengan karakteristik tertentu dengan spesies gastropoda tertentu.
Kelompok pertama pada lokasi Wosi, dicirikan oleh lamun jenis H. uninervis, H. pinifolia dan C. serrulata, dan spesies gastropoda yang berasosiasi dan menjadi penciri di lokasi ini adalah Architectonica perspective. Duplicaria duplicate dan Oliva caribaensis. Ketiga gastropoda ini hanya ditemukan di lokasi Wosi dan tidak ditemukan pada lokasi lainnya. Diduga spesies ini sangat menyukai habitat dengan tipe substrat lumpur berpasir dan biasanya ditemukan pada daerah muara sungai. Spesies Nassarius reeveanus dan Hastula acumen merupakan spesies yang ditemukan dengan jumlah individu yang cukup banyak di lokasi Wosi.
Kelompok kedua pada lokasi Padarni, dicirikan oleh spesies Nassarius (Plicarcularia) globosus, Muricidae sp1, Conus coronatus, Trivia sp 1, Strombus ochroglottis betuleti, Fulgoraria hamilei, Hebra corticata, Muricidae sp2, dan Strombus marginatus. Pada lokasi Padarni spesies yang menjadi penciri di lokasi ini atau spesies yang hanya ditemukan pada lokasi ini tidak dimasukkan sebagai data dalam analisis karena jumlah individunya sedikit (Lampiran 3.4).
Kelompok ketiga pada lokasi Briosi, dicirikan oleh spesies lamun Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata. Spesies gastropoda yang menjadi penciri lokasi ini adalah Vexillum virgo, Strombus ochroglotis betuleti, Nassarius chamaeleon, Bulla vermicosa, Strombus urceus, Vexillum plicardium, Conus sp1, Conus monachus, Natica fasciata.
Kelompok keempat pada lokasi Rendani, dicirikan oleh lamun Syringodium isoetifolium dan Halophila ovalis. Spesies gastropoda yang menjadi penciri pada lokasi ini adalah Clithon oualaniensis dengan jumlah 75 individu
dalam satu kuadrat pada line transek 1 (Lampiran 3.1). C. oualaniensis yang ditemukan membentuk kelompok, dan beberapa individu menempel pada daun C. rotundata karena berukuran kecil (0,25–0,47 cm), dan sebagian menempel pada permukaan pecahan karang (rubble). Hal ini menunjukkan bahwa spesies gastropoda ini mamanfaatkan habitat lamun sebagai tempat memijah dan daerah asuhan. Selain C.oualaniensis, terdapat beberapa spesies gastropoda yang ditemukan di Rendani seperti Bulla vernicossa, Vexillum exasperatum, Nerita chamaeleon, Vexillum virgo, Strombus urceus urceus, Melampus castaneum dengan jumlah individu yang dominan.
Asosiasi gastropoda dengan lamun yang terlihat dalam Gambar 11 menunjukkan bahwa karakteristik habitat pada masing-masing lokasi penelitian memberikan pengaruh terhadap kehadiran spesies gastropoda. Spesies Nassarius (Plicarcularia) globosus yang ditemukan melimpah pada substrat lumpur berpasir di zona bagian tengah intertidal dan berasosiasi dengan H. pinifolia di lokasi Padarni, tetapi tidak ditemukan sama sekali di lokasi Wosi yang memiliki tipe substrat dan spesies lamun yang sama. Menurut Puturuhu (2004), N. (Plicarcularia) globosus tidak ditemukan pada lokasi penelitiannya di Likupang yang berada di muara kali mati, sehingga diduga keberadaan N. (Plicarcularia) globosus sangat berkaitan dengan fluktuasi salinitas. Spesies ini tidak mampu mentolerir flukt uasi salinitas yang lebar.
Spesies N. (Plicarcularia) globosus tidak menempel di daun lamun, namun melimpah pada substrat dasar lumpur berpasir, karena daun H. Pinifolia tidak dapat menahan berat tubuh gastropoda ini. N. (Plicarcularia) globosus memanfaatkan habitat padang lamun sebagai habitat utamanya. Hal ini sangat berkaitan dengan sumber makanan yang tersedia dan spesies ini memiliki tipe memakan scavenger yang memakan material yang membusuk seperti daun lamun maupun mikroorganisme lainnya yang melimpah pada substrat lumpur berpasir. Selain sebagai tempat mencari makan, habitat lamun merupakan daerah asuhan bagi N. (Plicarcularia) globosus dalam siklus hidunya, hal ini dibuktikan dengan ukuran cangkang yang relatif kecil (0.51-1.27 cm) serta jumlah individu yang dominan dan memiliki ukuran yang hampir sama.
Keterangan:
Cr = Cymodocea rotundata, Cs = C. serrulata, Hp = Halodule pinifolia, Hu = Halodule uninervis, Ho = Halophila ovalis, Si = Syringodium isoetifolium, Th = Thalassia hempricii, Cou = Clithon oualaniensis, Nch = Nerita chamaeleon, Bve = Bulla vernicossa, Vvi = Vexillum virgo, Sma = Strombus marginatus, Mca = Melampus castaneus, Ms2 = Muricidae sp 2, Suu = Strombus urceus, Vex = Vexillum exasperatum, Nre = Nassarius reeveanus, Hac = Hastula acumen, Ddu = Duplicaria duplicate, Ptu = Polinices tumidus, Oca = Oliva caribaensis, Vru = Vexillum rugosum, Ape = Architectonica perspectiva, Nco = Nassarius coronatus, Nlu = Nassarius luridus, Ras = Rhinoclavis aspera, Vvi = Vexillum virgo, Soc = Strombus orchroglottis betuleti, Nch = Nerita chamaeleon, Sur = Strombus urceus, Vpl = Vexillum plicardium, Cmo = Conus monachus, Cs1 = Conus sp 1, Hco = Hebra corticata, Nfa = Natica fasciata, Ngl = Nassarius globosus, Ms1 = Muricidae sp 1, Soc = Strombus orchroglotti betuleti, Cco = Conus coronatus, Ts1 = Trivia sp 1, Fha = Fulgoraria hamilei.
Gambar 11 Diagram analisis koresponden antara spesies lamun dengan gastropoda dan keterkaitannya dengan habitat lamun pada sumbu utama 1 dan sumbu utama 2.
4.5 Pemanfaatan Gastropoda dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Manokwari