• Tidak ada hasil yang ditemukan

Distribusi ukuran hasil tangkapan rajungan ( Portunus pelagicus )

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.6 Distribusi ukuran hasil tangkapan rajungan ( Portunus pelagicus )

5.1.6.1 Sebaran berat

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada penelitian ini berada pada kisaran 5 – 160 g. Ukuran berat rajungan yang dominan tertangkap berada pada selang 20 – 60 g dengan jumlah 30 ekor, sedangkan ukuran yang paling sedikit tertangkap berkisar antara 5 – 10 g, 90 – 100 g, dan 150 – 160 g dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor. Secara lebih detail distribusi bobot rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap selama penelitian disajikan pada Gambar 45.

Gambar 45 Sebaran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap selama penelitian

a) Sebaran berat rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi umpan

Berat rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di atas sangat bervariasi yaitu berkisar antara 5 - 160 g. Adapun berat rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di bawah hanya berkisar antara 0-90 g. Bobot rajungan yang banyak tertangkap pada bubu dengan posisi di atas berada pada kisaran 30.1-50 g yaitu sebanyak 7 ekor. Adapun bobot hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan posisi umpan di atas paling sedikit berada pada kisaran 130.1-150 dan 150.1-170 dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor. Bobot rajungan paling banyak tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah berada pada kisaran 30.1-50 g yaitu sebanya 8 ekor. Adapun bobot hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan posisi umpan di bawah paling sedikit berada pada kisaran 70.1-90 g yaitu sebanyak 3 ekor. Secara detail bobot hasil tangkapan rajungan yang diperoleh pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bubu dengan posisi umpan di bawah disajikan pada Gambar 46.

Gambar 46 Distribusi berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dan di bawah

Berdasarkan uji Mann-Whitney terhadap bobot rata-rata hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan posisi umpan yang berbeda, diperoleh nilai Asymp- Sig. (2-tailed) dengan nilai probabilitas sebesar 0.130 pada taraf nyata 0,05 (Lampiran 8). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan posisi umpan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat rata-rata rajungan yang tertangkap.

b) Sebaran berat rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi dan bobot umpan Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 0 – 150 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada pada kisaran 90 – 110 g yakni sebanyak 2 ekor atau 40 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

ekor dengan persentase masing-masing sebesar 20 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 0 – 70 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada pada kisaran 30 – 50 g dan 50 – 70 g dengan jumlah masing-masing sebanyak 3 ekor atau 37.5 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran berat rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 0 – 30 g yakni sebanyak 2 ekor dengan persentase sebesar 25 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 0 – 110 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada pada kisaran 30 – 50 g yakni sebanyak 3 ekor atau 42.85 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran berat rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 70 – 90 g, dan 90 – 110 g dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 14.28 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 0 – 90 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada pada kisaran 30 – 50 g yakni sebanyak 4 ekor atau 33.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran berat rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 0 – 30 g yakni sebanyak 2 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 16.67 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 0 – 170 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan

4 ekor atau 33.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran berat rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 g, dan 150 – 170 g dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 8.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 0 – 70 g. Ukuran berat rajungan (Portunus pelagicus) yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada pada kisaran 0 – 30 g yakni sebanyak 3 ekor atau 60 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran berat rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 30 – 50 g, dan 50 – 70 g dengan jumlah masing-masing sebanyalyakni sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 20 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Distribusi berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda disajikan secara lebih detail pada gambar 47.

Rata-rata ukuran berat rajungan terbesar yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh pada bubu dengan bobot umpan sebesar 50 g dan posisi umpan di atas. Rata-rata bobot rajungan pada jenis bubu tersebut yakni sebesar 78 g dan standar deviasi sebesar 45.49. Rata-rata ukuran berat rajungan terkecil yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh pada bubu dengan bobot umpan sebesar 150 g dan posisi umpan di bawah. Rata-rata bobot rajungan pada jenis bubu tersebut yakni sebesar 25 g dan standar deviasi sebesar 15.81. Secara lebih detail rata-rata bobot rajungan yang tertangkap dengan menggunakan bubu dengan posisi dan bobot umpan berbeda disajikan pada Gambar 48.

Gambar 47 Distribusi berat rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda

Berdasarkan uji Friedman terhadap berat rajungan dengan menggunakan bobot umpan yang berbeda diperoleh nilai Chi-square 32.687 dengan nilai probabilitas 0.000 pada taraf nyata 0.05 (Lampiran 11). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang nyata pada berat rajungan yang menggunakan posisi dan bobot umpan yang berbeda. Selanjutnya untuk mengetahui jenis perlakuan yang memberikan perbedaan nyata terhadap bobot hasil tangkapan rajungan maka dilakukan uji lanjut perbandingan berganda (Multiple comparison). Hasil uji perbandingan berganda menunjukkan bahwa bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap bobot hasil tangkapan rajungan yang diperoleh jika dibandingkan dengan bubu jenis lainnya. Secara lebih detail, hasil uji lanjut perbandingan berganda terhadap tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12. Adapun perhitungan uji lanjut perbandingan berganda untuk sebaran bobot hasil tangkapan rajungan dapat dilihat pada Lampiran 12.

Tabel 12 Hasil uji lanjut perbandingan berganda terhadap berat hasil tangkapan rajungan pada tiap perlakuan

A50 A100 A150 B50 B100 B150

A50 Beda nyata Beda nyata Beda nyata Beda nyata Beda nyata A100 tidak berbeda

nyata

tidak berbeda nyata

tidak berbeda

nyata Beda nyata A150 Beda nyata tidak berbeda

nyata Beda nyata

B50 tidak berbeda

nyata Beda nyata

B100 Beda nyata

B150

5.1.6.2 Sebaran panjang karapas (carapace length / CL)

Panjang karapas rajungan yang tertangkap selama penelitian berkisar antara 15 – 70 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang dominan tertangkap berada pada selang 30 – 50 mm dengan jumlah 39 ekor. Ukuran panjang karapas yang paling sedikit tertangkap berkisar antara 15 – 20 mm, 55 – 60 mm, 65 – 70 mm dengan jumlah masing - masing 1 ekor. Secara lebih detail distribusi panjang karapas rajungan (Portunus pelagicus.) yang tertangkap selama penelitian

Gambar 49 Sebaran panjang karapas rajungan (Portunus pelagicus)

a) Sebaran panjang karapas rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi umpan Panjang karapas rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di atas sangat bervariasi yaitu berkisar antara 20-70 mm. Adapun panjang karapas rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di bawah hanya berkisar antara 0-60 g. Panjang karapas rajungan yang banyak tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas berada pada kisaran 30 – 50 mm yaitu sebanyak 16 ekor. Adapun panjang karapas hasil tangkapan rajungan yang paling sedikit berada pada selang 60 - 70 mm yaitu sebanyak 1 ekor. Panjang karapas rajungan yang paling banyak tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah berada pada kisaran 30 - 50 mm yaitu sebanyak 23 ekor. Adapun panjang karapas hasil tangkapan rajungan yang paling sedikit berada pada selang 0 - 20 dan 50 – 60 dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor. Secara detail sebaran panjang karapas hasil tangkapan rajungan yang diperoleh pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bubu dengan posisi umpan di bawah disajikan pada Gambar 50.

Gambar 50 Distribusi panjang karapas (CL) rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot umpan di atas dan di bawah

Berdasarkan uji Mann-Whitney terhadap CL rata-rata hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan posisi umpan yang berbeda, diperoleh nilai Asymp- Sig. (2-tailed) dengan nilai probabilitas sebesar 0.406 pada taraf nyata 0,05 (Lampiran 8). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan posisi umpan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap CL rata-rata rajungan yang tertangkap.

b) Sebaran panjang karapas rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi dan bobot umpan

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 20 – 70 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap pada bubu jenis ini berada pada kisaran 50 – 60 mm yakni sebanyak 2 ekor atau 40 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas

40 – 50 mm, dan 60 – 70 mm dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 20 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 0 – 50 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 40 – 50 mm yakni sebanyak 5 ekor atau 62.5 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 0 – 20 mm yakni sebanyak 1 ekor dengan persentase sebesar 12.5 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 20 – 60 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 20 – 30 mm, 30 – 40 mm, dan 40 – 50 mm dengan jumlah masing- masing sebanyak 2 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 28.57 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 60 mm sebanyak 1 ekor dengan persentase sebesar 14.29 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 30 – 60 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 30 – 40 mm dengan jumlah sebanyak 6 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 50 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 60 mm yakni sebanyak 1 ekor dengan persentase sebesar 8.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis tersebut.

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 30 – 60 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu

tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 60 mm yakni sebanyak 1 ekor atau sebesar 8.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Panjang karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 30 – 50 mm. Ukuran panjang karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 30 – 40 mm yakni sebanyak 4 ekor atau sebesar 80 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran panjang karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 40 – 50 mm yakni sebanyak 1 ekor atau sebesar 10 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Ukuran rajungan yang layak tangkap, paling banyak tertangkap pada bubu dengan umpan berbobot 50 g dengan posisi umpan di atas dengan persentase 80% dari total hasil tangkapan rajungan yang tertangkap pada bubu tersebut. Yang dimaksud rajungan yang berukuran layak tangkap adalah rajungan yang memiliki ukuran panjang karapas sekitar 37 mm ke atas. Adapun rajungan yang layak tangkap paling sedikit tertangkap pada bubu dengan umpan berbobot 150 g dengan posisi umpan di bawah yakni sebanyak 40% dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan perlakuan tersebut. Distribusi panjang karapas rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda disajikan secara lebih detail pada Gambar 51.

Rata-rata ukuran panjang karapas rajungan yang tertinggi yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh bubu dengan posisi umpan di atas dan bobot umpan sebesar 50 g. Rata-rata panjang karapas rajungan pada jenis bubu tersebut yakni sebesar 47.72 mm dan standar deviasi sebesar 15.55. Rata-rata ukuran panjang karapas terkecil yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh pada bubu dengan bobot umpan sebesar 150 g dan posisi umpan di bawah. Rata-rata panjang karapas rajungan pada jenis bubu tersebut yakni 37.55 mm dengan standar deviasi sebesar 3.95. Secara lebih detail rata-rata ukuran panjang karapas rajungan yang tertangkap dengan menggunakan bubu dengan posisi dan bobot umpan berbeda disajikan pada Gambar 52.

Gambar 51 Distribusi panjang karapas (CL) rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda

Gambar 52 Rata-rata panjang karapas rajungan (Portunus pelagicus.) pada bubu dengan posisi dan bobot umpan yang berbeda

Berdasarkan uji Friedman terhadap panjang karapas rajungan dengan menggunakan posisi dan bobot umpan yang berbeda diperoleh nilai Chi-square 29.814 dengan nilai probabilitas 0,000 pada taraf nyata 0,05 (Lampiran 11). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang nyata terhadap panjang karapas rajungan pada bubu dengan menggunakan posisi dan bobot umpan yang berbeda. Selanjutnya untuk mengetahui jenis perlakuan yang memberikan perbedaan nyata terhadap panjang karapas hasil tangkapan rajungan maka dilakukan uji lanjut perbandingan berganda (Multiple comparison). Hasil uji perbandingan berganda menunjukkan bahwa bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap panjang karapas hasil tangkapan rajungan yang diperoleh jika dibandingkan dengan bubu jenis lainnya. Secara lebih detail, hasil uji lanjut perbandingan berganda terhadap tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13. Adapun perhitungan uji lanjut perbandingan berganda untuk sebaran panjang karapas (CL) hasil tangkapan rajungan dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 13 Hasil uji lanjut perbandingan berganda terhadap panjang karapas hasil tangkapan rajungan pada tiap perlakuan

A50 A100 A150 B50 B100 B150

A50 Beda

nyata Beda nyata Beda nyata Beda nyata Beda nyata A100 tidak berbeda

nyata

tidak berbeda nyata

tidak berbeda

nyata Beda nyata A150 Beda nyata tidak berbeda

nyata Beda nyata

B50 tidak berbeda nyata tidak berbeda nyata B100 Beda nyata B150

5.1.6.3 Sebaran lebar karapas (carapace witdh / CW)

Lebar karapas rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada penelitian ini berada pada kisaran 30 – 130 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang dominan tertangkap berada pada selang 70 – 100 mm dengan jumlah 32 ekor. Adapun ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berkisar antara 30 – 40 mm, 110 – 120 mm, dan 120 – 130 mm dengan jumlah masing-masing sebanyak 1. Secara lebih detail distribusi lebar karapas rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap selama penelitian disajikan pada Gambar 53.

a) Sebaran lebar karapas rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi umpan Lebar karapas rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di atas sangat bervariasi yaitu berkisar antara 50-130 mm. Adapun lebar karapas rajungan pada bubu dengan menggunakan umpan yang dipasang dengan posisi di bawah hanya berkisar antara 30-110 g. Lebar karapas rajungan yang banyak tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas berada pada kisaran 70.1 – 90 mm yaitu sebanyak 10 ekor. Adapun lebar karapas hasil tangkapan rajungan yang paling sedikit berada pada selang 110.1 - 130 mm yaitu sebanyak 2 ekor. Lebar rajungan yang paling banyak tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah berada pada kisaran 70.1 - 90 mm yaitu sebanyak 12 ekor. Adapun lebar karapas hasil tangkapan rajungan yang paling sedikit berada pada selang 30 – 50 mm yaitu sebanyak 1 ekor. Secara detail sebaran lebar karapas hasil tangkapan rajungan yang diperoleh pada bubu dengan posisi umpan di atas dan bubu dengan posisi umpan di bawah disajikan pada Gambar 54.

Gambar 54 Distribusi CW rajungan (Portunus pelagicus) pada bubu dengan posisi umpan di atas dan di bawah

Berdasarkan uji Mann-Whitney terhadap CW rata-rata hasil tangkapan rajungan pada bubu dengan posisi umpan yang berbeda, diperoleh nilai Asymp- Sig. (2-tailed) dengan nilai probabilitas sebesar 0.364 pada taraf nyata 0,05 (Lampiran 8). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan posisi umpan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap CW rata-rata rajungan yang tertangkap.

b) Sebaran lebar karapas rajungan yang tertangkap berdasarkan posisi dan bobot umpan

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 50 – 130 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 90 –110 mm yakni sebanyak 2 ekor atau 40 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 mm, 70.1 – 90 mm, dan 110 –130mm dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 20 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 50 g berada pada kisaran antara 30 – 110 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 70 – 90 mm yakni sebanyak 5 ekor atau 62.5 % dari total hasiltangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 30 – 50 mm, 50 – 70 mm, dan 90 – 110 mm dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 12.5 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 50 – 110 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 70 – 90 mm yakni sebanyak 3 ekor atau 42.85 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 mm dan 90 – 110 mm dengan jumlah masing- masing sebanyak 2 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 28.57 % dari

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 100 g berada pada kisaran antara 50 – 110 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 90 – 110 mm yakni sebanyak 5 ekor atau 41.67 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 mm yakni sebanyak 3 ekor atau 25 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di atas dengan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 50 – 130 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 70 – 90 mm yakni sebanyak 6 ekor atau 50 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 mm dan 110 – 130 mm dengan jumlah masing-masing sebanyak 1 ekor dengan persentase masing-masing sebesar 8.33 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini.

Lebar karapas rajungan yang tertangkap pada bubu dengan posisi umpan di bawah dengan bobot umpan sebesar 150 g berada pada kisaran antara 50 – 110 mm. Ukuran lebar karapas rajungan yang paling dominan tertangkap yaitu pada kisaran 70 – 90 mm yakni sebanyak 3 ekor atau 60 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Ukuran lebar karapas yang paling sedikit tertangkap berada pada kisaran antara 50 – 70 mm dan 90 – 110 mm dengan jumlah masing- masing sebanyak 1 ekor dergan persentase masing-masing sebesar 20 % dari total hasil tangkapan rajungan pada bubu jenis ini. Distribusi lebar karapas rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda disajikan secara lebih detail pada Gambar 55.

Gambar 55 Distribusi lebar karapas (CW) rajungan (Portunus pelagicus) yang tertangkap pada bubu dengan bobot dan posisi umpan berbeda Rata-rata ukuran lebar karapas rajungan yang tertinggi yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh bubu dengan posisi umpan di atas dan bobot umpan sebesar 50 g. Rata-rata lebar karapas rajungan pada jenis bubu tersebut yakni sebesar 93.88 mm dan standar deviasi sebesar 25.86. Rata-rata ukuran lebar karapas terkecil yang tertangkap pada penelitian ini diperoleh pada bubu dengan

Dokumen terkait