PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
B. Upaya yang ditempuh Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan Fungsi Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Langkah-langkah hukum secara konkrit yang dapat dilakuakan oleh Badan
Pertanahan nasional Kabupaten Deli Serdang dan IPPAT untuk memaksimalkan
fungsi pembinaan dan Pengawasan yaitu dengan menerapkan berbagai bentuk pengawasan yaitu diantaranya:
102
a. Ditinjau dari segi kedudukan badan/organ yang melaksanakan pengawasan, terdiri dari:
1) Pengawasan intern
Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh satu badan yang secara organisatoris/struktural masih termasuk dalam lingkungan pemerintahan sendiri. Dalam hal ini bidang pertanahan masuk pada lingkungan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional berwenang melakukan pengawasan terhadap para PPAT di wilayah Kabupaten Deli Serdang yang didasarkan pada pasal 65 Perkaban Nomor 1 tahun 2006 Ketentuan Pelaksana Peraturan pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2016 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah; 2) Pengawasan dari segi hukum
Pengawasan dari segi hukum merupakan suatu penilaian tentang sah atau tidaknya suatu akta yang telah dibuat oleh Notaris yang menimbulkan akibat hukum. Adapun kewenangan melakukan pengawasan terhadap perbuatan PPAT yang bijaksana atau tidak, menjadi wewenang Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang dalam pasal 66 ayat (3) dan IPAT dalam pasal 7 kode etik PPAT.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang untuk menjalankan fungsi pembinaan dan Pengawasan yang tidak berjalan secara keseluruhan terhadap PPAT yaitu:
a. Menurut M.Ridwan Nasution, SH, CN selaku Kepala Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang
menjelaskan bahwa untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasaan terahadap PPAT/Notaris di Kabupaten Deli Serdang yaitu dengan penambahan anggaran yang diajukan ke Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasioanal Provinsi Sumatera Utara dengan tertera pada Dipa (Daftar Isian Pelaksana Anggaran)
Dari langkah tersebut diatas menurut peneliti untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebelum
mengajukan penambahan anggaran terlebih dahulu memberikan masukan dalam hal –hal sebagai berikut:
1) Adanya perencanaan terpadu. Anggaran suatu instansi dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana program dan untuk menjalankan
pengendalian terhadap berbagai kegiatan istansi secara menyeluruh.
Dengan demikian, anggaran dapat ditingkatkan dalam melaksanakan program dan dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengendalian
2) Menyampaikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Bagian Perencanaan Program untuk mengajukan tentang tindakan yang perlu diambil dalam menyiapkan bahan penyusunan rencana.
3) Menyiapkan laporan realisasi pelaksanaan anggaran yang dilangkapi
realisasinya, sehingga dapat diketahui bila ada penyimpangan yang terjadi dan dapat diambil kesimpulan serta tindak lanjutnya.
4) Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dalam menyiapkan bahan-bahan penyusunan rencana program, infrastruktur dan sumber daya manusia, penyusunan rencana kegiatan dan penganggaran satuan-satuan kerja
Dari uraian diatas dapatlah kita mengajukan penambahan Anggaran ini disebabkan komponen yang sangat utama bagi terselenggaranya suatu program. Anggaran yang memadai pasti akan menunjang keberlangsungan.
Selanjutnya menurut Hendri selaku Kepala Sub Bagian tata Usaha memberi keterangan dalam mengatasi hambatan yaitu dengan mengalihkan anggaran yang ada sementara untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan
PPAT belum memadai untuk tahun berikutnya mengajukan dalam
perancanaan alokasi dalam pelaksanaan dengan memberi alasan kepada kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara.
b. Menurut Indra Imanuddin selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran
Tanah memberi keterangan dalam mengatasi hambatan prasarana akan
dilakukan pendidikan kepada staff yang akan melaksanakan pembinaan dan pengawsan PPAT.
Oleh karena itu dalam mengatasi hambatan prasarana seharusnya selama Badan Pertanahan Nasional memberikan pendidikan kepada pegawai/staf. Dengan demikian menurut peneliti dalam mencapai suatu tujuan dalam
prasarana sangatla penting untuk mencapai sutu tujuan maksimal. Dalam hal ini dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) oleh Badan Pertanahan Nasional, akan meningkatkan kemampuan para pegawai/staf dalam memberikan pembinaan dan pengawasan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah Umum sebagi mitra dalam administratif sesuai dengan tugas kewenangan dalam pelayanan kepada masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui
pembinaan, pendidikan dan pelatihan. Kegiatan ini pada akhirnya akan bermuara pada pemberdayaan terhadap sumber daya manusia. Pembinaan, pendidikan dan pelatihan yang dilakukan terhadap sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai, tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang.
c. Menurut Aisyah selaku staff Sub seksi Peralihan Pembebanan Hak dan PPAT Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Deli Serdang menjelaskan bahwa untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan yaitu dengan memberi alasan kepada Kepala Kantor Pertanahan
dalam penugasan agar untuk melakukan perencanaan kedepan dalam
pembinaan dan pengawasan PPAT akan dibuat waktu yang sesuai melihat
jarak tempuh lokasi Kantor PPAT agar mencapai tujuan semaksimal
Peneliti melihat dari uraian dalam hal mengatasi hambatan pembinaan dan pengawasan melihat jarak lokasi keberadaan Pejabat Pembuat Akta Tanah umum/Notaris dengan memberi waktu Pembinaan secara langsung selama 3 (tiga) hari tidak dapat semaksimal mungkin untuk melaksanakan sebanyak 165 formasi PPAT Kabupaten Deli Serdang dengan diberi ketentuan untuk
anggaran dari DIPA tahun 2015 sebanyak 10 (sepuluh) orang untuk
pembinaan dalam hal ini mengatasi hal tersebut harus pelaksanaan dan pembinaan harus sesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang dicapai. Dengan kata lain dalam prakteknya harus sesuai dengan tugas diberikan bukan diberikan untuk mewakili dalam pelaksanaan pembinaan Pejabat
Pembuat Akta Tanah. Oleh karena itu dalam hal pembinaan yang sudah
ditentukan melalui surat tugas dan melakukan pembagian nama-nama pejabat pembuat akta tanah yang akan dilakukan pembinanan, ini akan mencapai tujuan yang diinginkan
Selanjutnya untuk mengatasi pemeriksaan Buku Daftar Akta PPAT
sangat sulit untuk memberikannya, dalam hal ini untuk mengatasi hambatan
tersebut dengan cara Badan Pertanahan Nasioanal dan IPPAT
memberitahukan secara tertulis sebelum kunjungan ke PPAT tersebut, untuk memenuhi dalam pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan tugas dan fungsi PPAT.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN