• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

A. Faktor Penghambat Dalam Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah oleh Badan Pertanahan nasional

2. Sumber Daya Manusia

Pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) masih belum dapat dikelola dengan baik. Hal itu ditunjukkan antara lain oleh masih sulitnya mengubah

cara pikir (mindset) dan cara kerja aparatur, masih rendahnya disiplin dan etika

pegawai, sistem karier yang belum sepenuhnya berdasarkan prestasi kerja, sistem remunerasi yang belum memadai untuk hidup layak, rekrutmen yang belum dilakukan berdasarkan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang belum sepenuhnya dapat meningkatkan kinerja, lemahnya pengawasan dan audit terhadap kinerja aparatur, dan sistem

informasi manajemen kepegawaian yang belum berfungsi secara optimal.98

Oleh karena itu pembinaan, pendidikan dan pelatihan yang dilakukan terhadap sumber daya manusia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai, tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang. Didalam sistem kepegawaian Republik Indonesia, pengangkatan pegawai negeri sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan dengan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat, dan syarat objektif lainnya yaitu disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian,

98Tini Apriani, Jurnal: Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusaia Aparatur,(Badan Penelitian dan Pengembangan kementrian Dalam Negeri: 2015, hal. 3

pengalaman, kerjasama, dan dapat dipercaya. Kebijakan mengenai pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah direncanakan oleh pejabat pada badan pertanahan karena dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah tidak ditentukan secara tegas mengenai kapan waktu pembinaan dan pengawasan tersebut dilakukan.

Untuk menciptakan suatu perencanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang baik maka hal tersebut sangat tergantung kepada sumber daya pejabat pada badan pertanahan. Faktor sumber daya manusia dapat dilihat dari 2 (dua) sisi yaitu :

a. sumber daya manusia yang menjalankan pembinaan dan pengawasan dan yang dibina dan diawasi. Untuk memperoleh hasil maksimal maka dibutuhkan sumber daya aparatur yang berkualitas.

b. Indikator kemampuan sumber daya manusia pejabat pada badan pertanahan dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh pejabat pada badan pertanahan adalah merupakan modal yang sangat menentukan di dalam keterampilan dan pengalaman dalam bidang pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Tingkat pendidikan rata-rata yang dimiliki Pejabat pada Badan Pertanahan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6: Tingkat Pendidikan Formal Pejabat Pada Badan Pertanahan Kabupaten Deli Serdang

Jenis Pendidikan Laki-laki perempuan jumlah

SD - SLTP 1 1 2 SLTA 20 4 24 D1 3 3 6 D3 1 1 2 D4/S1 19 15 34 S2 4 - 4 Total 72

Sumber: Laporan Tahunan Priode Tahun 2015 Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan tebel tersebut di atas menunjukkan bahwa sumber daya pejabat

pada badan pertanahan telah memadai dalam menjalankan tugas operasional

mengenai pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Namun, hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaanya tidak dijalankan sesuai, hal ini berarti bahwa pejabat pada badan pertanahan mengesampingkan mengenai pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah dan fungsinya sehingga seharusnya perumusan perencanaan/ standar operasional mengenai pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah dapat dirumuskan dengan baik.

Standar operasional pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah terdapat dalam Pasal 15 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Subbagian dan Seksi pada Kantor Badan Pertanahan Nasional dan Uraian Tugas Urusan dan Subseksi pada Badan Pertanahan yaitu:

a) menyampaikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada Kepala Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah tentang pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah, serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan; b) membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Seksi Pendaftaran,

Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai pedoman pelaksanaan tugas serta melaksanakan monitoring pelaksanaannya; c) mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis dalam menyiapkan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan;

d) mengumpulkan, menghimpun dan mensistimatiskan/mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan menyiapkan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan;

e) menyiapkan bahan bimbingan dan penilaian pelaksanaan tugas terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah;

f) melakukan pembinaan pendaftaran, peralihan dan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah pada badan pertanahan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah menerima/meneliti laporan penerbitan sertipikat/akta Pejabat Pembuat Akta Tanah;

g) menerima dan mendistribusikan blanko sertipikat dan sambungan buku tanah; h) mengadakan evaluasi dan analisa terhadap laporan pelaksanaan tugas Pejabat

Pembuat Akta Tanah;

i) melakukan inventarisasi permasalahan dan mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka pemecahan masalah dalam menyiapkan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan; j) melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan dalam

menyiapkan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta melakukan komputerisasi pelayanan pertanahan

.

Namun berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pada badan pertanahan tidak terdapat standar operasional dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah, pembinaan dan pengawasan dilakukan secara langsung dan tidak langsung dengan mendatangai kantor setiap Pejabat Pembuat Akta Tanah atau dengan adanya temuan dalam pendaftaran tanah (hasil wawancara dengan kepala seksi hak tanah dan pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan di Kabupaten Deli Serdang.

Menurut peneliti, standar operasional harus dibuat terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah karena mecapai sebuah praktek pembinaan dan pengawasan yang ideal, pada prinsipnya pembinaan dan pengawasan sangat bergantung kepada bagaimana pembinaan dan pengawasan dijalankan. Dengan kata lain pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah harus ada perancanaan yang harus disesuikan artinya sebagai landasan metodis dari langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh oleh badan pertanahan. Perencanaan dilakukan guna menganalisis

permasalahan permasalahan yang mungkin, sedang dan telah dihadapai oleh pejabat pada badan pertanahan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah. Permasalahan yang mungkin dihadapi perlu diantasipasi untuk menyiapkan kerangka solusi. Permasalahan yang sedang dihadapi dapat digunakan sebagai input untuk mencegah kejadian-kejadian yang tidak diinginkan atau justru ditingkatkan diperlukan untuk membentuk kerangka pikir guna mengatasi permasalahan yang identik di kemudian hari sedangkan permasalahan yang telah dihadapi dapat memberikan pelajaran yang berharga sebagai dasar bagi studi kebijakan.

Adapun pejabat pada badan pertanahan yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah seksi hak tanah dan pendaftaran tanah. Tingkat pendidikan seksi hak tanah dan pendaftaran tanah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7: Tingkat Pendidikan Pejabat pada Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Kabupaten Deli Serdang

Jabatan Tingkat Pendidikan

Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

S1 (SH)

Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah S1(SH)

Kepala Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerinatah

S1(SIP)

Kepala Sub Seksi Pendaftaran hak S2 (M.Si)

Kepala Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT

S2 (Mkn)

Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan S1/sederajat sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari seluruh seksi hak atas tanah dan pendaftaran tanah, kepala sub seksi pengaturan tanah pemerintah, serta terdapat S2 sebanyak 2 (dua) orang dari seluruh sub seksi pendaftaran hak dan sub seksi peralihan, pembebanan hak dan pejabat pembuat akta tanah

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia pada seksi hak tanah dan pendaftaran tanah sudah tinggi dan sesuai dengan fungsinya sebagai pembina dan pengawas Pejabat Pembuat Akta Tanah tetapi dalam prakteknya yang ditugaskan untuk menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara pada Kantor Pertanahan

2. Kepala Sub Seksi Peralihan, Pendaftaran Hak dan PPAT

3. Kepala Sub Seksi, Lendrifriform dan Konsilidasi Tanah

4. Staf Analis Permohonan Hak tanah dan Pendaftaran Tanah

5. Staf Penyusunan Rencana Kegiatan

Oleh karena itu fungsi yang diberikan untuk menjalankan tugas tersebut tidak sesuai fungsi dalam susunan organisasi pada kantor pertanahan Kabupaten Deli Serdang dalam pelaksanaan yang deberikan seperti seksi sengketa dan perkara pada kantor pertanahan. Sub seksi lenderrfform dan konsilidasi tanah, staf analisa permohonan hak tanah dan staf penyusunan rencana kegiatan.oleh sebab itu yang seharusnya yang tugas dalam pelaksanaan pembinan dan pengawasan seksi hak tanah dan pendaftaran tanah sehingga dapat melaksanakan pembinaan dan pengawasan pejabat pembuat akta tanah dengan baik, karena menurut Sujamto menyatakan bahwa syarat keahlian bagi pengawas yaitu memiliki keahlian tentang obyek pengawasan,

memiliki keahlian tentang teknik pengawasan dan memiliki keahlian menyampaikan

hasil pengawasan.99 Sedangkan bagi pejabat yang dibina dan diawasi juga perlu

diberikan pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya dan juga mempunyai kemampuan yang cukup dalam mendukung tugasnya dan juga memiliki kemampuan yang cukup dalam upaya mendukung proses interaksi pembinaan dan pengawasan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan. Dengan demikian sumber daya pejabat yang melakukan pembinaan dan pengawasan yang ditunjang oleh keunggulan sumber daya pejabat yang dibina dan diawasi akan menghasilkan kinerja pembinaan dan pengawasan yang optimal yang pada akhirnya dapat meningkatkan disiplin pejabat pada badan pertanahan dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan serta Pejabat Pembuat Akta Tanah dapat menajalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Permasalahan mengenai sumber daya pejabat pada badan pertanahan bukan hanya kesulitan untuk memperoleh tenaga-tenaga ahli untuk melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Pejabat Pembuat Akta Tanah, akan tetapi secara umum kualitas pejabat pada badan pertanahan yang melakukan pembinaan dan pengawasan tersebut masih cukup banyak yang kurang memenuhi persyaratan sebagai tenaga pembina dan pengawas. Hal ini karena latar belakang penempatan bagian yang harus disusaikan dalam menjalankan tugas sesuai surat penetapatan kepala kantor pertanahan kabupaten deli serdang.

99

Berdasarkan hal tersebut, menurut peneliti penyebab utamanya adalah karena pengertian dan kesadaran pembinaan dan pengawasan belum dipahami dengan baik oleh para pejabat pada badan pertanahan yang melakukan pembinaan dan pengawasan. Kualitas pejabat yang melakukan pembinaan dan pengawasan masih perlu ditingkatkan dan untuk itu perlu pengertian yang mendalam dari para pejabat pimpinan pada badan pertanahan yang berwenang menentukan kebijakan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan.

Selanjutnya menurut M. Ridwan Nasution Menerangkan bahwa faktor penghambat yaitu anggaran dari pemerintah kepada badan pertanahan dalam menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan. Anggaran dari pemerintah tersebut merupakan hal yang sangat penting karena tanpa dana maka suatu kegiatan tidak akan

dapat dijalankan yang telah direncanakan.100

Dari pengamatan peneliti anggaran yang menurut keterangan sub bagian tata

usaha bapak Hendri101diberikan oleh DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran) untuk

tahun 2015 adalah dalam hak tanah dan pendaftaran tanah sebesar Rp.111.013.000 dengan dialokasikan untuk dana pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta tanah sebesar Rp. 1.000.000,00, ( Satu juta rupiah) dengan petugas yang sudah ditugaskan diberikan dana sebesar 150.000,- (seratus limapuluh ribu rupiah) sumber ini diperlihatkan didepan penulis disebabkan untuk anggaran yang

100Wawancara

dengan M. Ridwan Nasution,Op cit, tanggal 18 November 2016

lain dan alokasi anggaran tidak dapat diberikan di sebabkan untuk kepentinagan intren

Berdasarkan uraian diatas untuk memenuhi pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pejabat pembuat akta tanah dengan anggaran yang diberikan tersebut tidak dapat memberikan hasil yang optimal dalam melakukan pembinaan kepada PPAT sebanyak jumlah formasi PPAT yang ada di Kabupaten Deli Serdang. untuk tahun 2015 sebanyak 10 PPAT yang dilaksanakan pembianaan dan pengawasan dari 165 formasi PPAT melihat keterbatasan anggaran

Selanjutnya menurut Aisya, menerangkan faktor pengahambat pelaksanaan

pembinaan dan pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah yaitu102

 Jarak tempuh dan waktu diberikan kelokasi kantor PPAT yang sudah

ditentukan nama dalam kunjungan pembinaan dan pengawasan oleh pejabat BPN;

 Pejabat kantor pertanahan sangat sulit meminta Buku Daftar Akta

B. Upaya yang ditempuh Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pelaksanaan

Dokumen terkait