• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 8 PENGELOLAAN PERSYARATAN PELAKSANAAN

F. Dokumen Penyerahan Hasil Kerja (SLF) (Dilampirkan Jaminan/Garansi,

Sebelum difungsikan oleh pemilik bangunan, sebuah bangunan gedung harus Sebelum difungsikan, sebuah bangunan harus memiliki sertifikat laik fungsi (SLF) bangunan gedung.

SLF tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah, sedangkan untuk bangunan gedung fungsi khusus diterbitkan oleh pemerintah pusat. Dengan adanya SLF,

72 Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

sebuah bangunan dapat diakui, terjamin keandalannya, serta memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan sehingga bangunan yang terwujud sesuai dengan fungsinya.

Masa berlaku SLF diatur berdasarkan jenis bangunan. Untuk bangunan hunian sederhana satu lantai, masa berlaku SLF tidak dibatasi. Hal ini mengacu pada Kepmen Kimpraswil No,403/KPTS/M/2002. Untuk kelompok hunian sederhana sampai dengan dua lantai, SLF dibatasi sampai dengan 20 tahun. Sementara itu, SLF untuk bangunan gedung hunian dua lantaiatau lebih dan dikategorikan tidak sederhana (mewah) dibatasi hingga 5 tahun. SLF mulai diproses sebelum bangunan mulai dihuni. Untuk itu, pemohon harus segera mengajukan permohonan penerbitan SLF setelah pekerjaan konstruksi selesai. Permohonan tersebut dapat diajukan kepada pemerintah daerah untuk bangunan gedung selain bangunan dengan fungsi khusus. Permohonan SLF untuk bangunan gedung dengan fungsi khusus diajukan kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk wilayah provinsi DKI Jakarta dan gubernur untuk wilayah provinsi lainnya.

Berikut ini rincian lampiran yang harus disertakan pada saat pengurusan izin SLF.

1. Surat pernyataan pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan atau

rekomendasi pemeriksaan yang ditandatangani di atas materai oleh pihak yang terkait.

2. Daftar simak pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan gedung.

3. As built drawings,yaitu berupa dokumen gambar yang dibuat

berdasarkan fakta, sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.

4. Dokumen administrasi yang terdiri atas lMB, bukti kepemilikan gedung,

dan dokumen status hak atas tanah.

G. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SLF! 2. Jelaskan tujuan dari pemberlakuan SLF!

H. Rangkuman

Setelah pekerjaan konstruksi selesai 100% kontraktor pelaksana dapat mengajukan permintaan secara tertulis kepada pemilik pekerjaan untuk menyerahkan hasil akhir pekerjaan.

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung 73

1. Seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan diterima oleh PPHP.

2. Penyedia menyerahkan sertifikat garansi kepada PPK (apabila diperlukan/ada sesuai ketentuan kontrak/SPM).

Adapun pada saat proses serah terima hasil pekerjaan ini, kelengkapan dokumen yang harus dilengkapi oleh PPK adalah sebagai berikut:

1. Kontrak (beserta perubahannya jika ada). 2. Dokumentasi Visual kemajuan pekerjaan. 3. As built drawing.

4. Manual Operaional Bangunan. 5. SLF.

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung 75

BAB 8

PENGELOLAAN PERSYARATAN PELAKSANAAN

76 Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

Pengelolaan Persyaratan Pelaksanaan

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami dan melaksanakan pengelolaan penyerahan hasil akhir pekerjaan bangunan gedung.

B. Bangunan Gedung Laik Fungsi (Prasarana Dan Sarana)

Pemerintah daerah menerbitkan sertifikat laik fungsi terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung untuk dapat dimanfaatkan.

Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan berdasarkan prinsip-prinsip pelayanan prima dan bebas biaya. Sertifikat laik fungsi ini memiliki masa berlaku selama 20 (dua puluh) tahun untuk rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret, serta berlaku 5 (lima) tahun untuk bangunan gedung lainnya.

Sertifikat laik fungsi bangunan gedung diberikan atas dasar permintaan pemilik untuk seluruh atau sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

C. Kelengkapan Dokumen Pelaksanaan Konstruksi

Dokumen pelaksanaan pembangunan terdiri dari: gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings), semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala perubahan/ addendumnya, laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/ pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala, berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik, foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik, manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung 77

D. Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Sesuai dengan yang Dilaksanakan (As

Built Drawing)

Pelaksana kegiatan konstruksi diharuskan menyerahkan As built drawing yang telah dibuat kepada pengawas pekerjaan atau konsultan MK apabila terjadi perbedaan kondisi lapangan dengan shop drawing. Adapun tujuan dari gambar As Built

Drawing adalah sebagai arsip pemilik bangunan gedung atau management building

untuk memudahkan pelaksanaan pada saat masa perawatan dan pemeliharaan, bangunan gedung.

E. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan BG (Sipil, IPAL, ME)

Pedoman atau panduan pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung diperlukan bagi kelangsungan penggunaan bangunan gedung. Oleh karena itu pedoman pengoperasian ini harus dijaga keberadaannya supaya pemeliharaan bangunan gedung mampu berfungsi sesuai dengan umur bangunan.

Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung bertujuan untuk mewujudkan terciptanya pemanfaatan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Lingkup pengoperasian dan pemeliharaan bangunan gedung meliputi pengelolaan pemeliharaan dan perawatan, tata cara dan metode, sistem dan program, perlengkapan, peralatan dan standar kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, serta pembinaan.

Lingkup arsitektur, sipil, mekanikal dan elektrikal menjadi bagian penting setelah bangunan gedung beroperasi, karena bangunan gedung akan kurang berfungsi sebagaimana layaknya bila peralatan dan peralatan mekanikal dan elektrikal kurang berfungsi.

F. Dokumen Penyerahan Hasil Kerja (SLF) (Dilampirkan Jaminan/Garansi,

Berita Acara Penyerahan Pekerjaan)

Sebelum difungsikan oleh pemilik bangunan, sebuah bangunan gedung harus Sebelum difungsikan, sebuah bangunan harus memiliki sertifikat laik fungsi (SLF) bangunan gedung.

SLF tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah, sedangkan untuk bangunan gedung fungsi khusus diterbitkan oleh pemerintah pusat. Dengan adanya SLF, sebuah bangunan dapat diakui, terjamin keandalannya, serta memenuhi

78 Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan sehingga bangunan yang terwujud sesuai dengan fungsinya.

Masa berlaku SLF diatur berdasarkan jenis bangunan. Untuk bangunan hunian sederhana satu lantai, masa berlaku SLF tidak dibatasi. Hal ini mengacu pada Kepmen Kimpraswil No,403/KPTS/M/2002. Untuk kelompok hunian sederhana sampai dengan dua lantai, SLF dibatasi sampai dengan 20 tahun. Sementara itu, SLF untuk bangunan gedung hunian dua lantaiatau lebih dan dikategorikan tidak sederhana (mewah) dibatasi hingga 5 tahun. SLF mulai diproses sebelum bangunan mulai dihuni. Untuk itu, pemohon harus segera mengajukan permohonan penerbitan SLF setelah pekerjaan konstruksi selesai. Permohonan tersebut dapat diajukan kepada pemerintah daerah untuk bangunan gedung selain bangunan dengan fungsi khusus. Permohonan SLF untuk bangunan gedung dengan fungsi khusus diajukan kepada Menteri Pekerjaan Umum untuk wilayah provinsi DKI Jakarta dan gubernur untuk wilayah provinsi lainnya.

Berikut ini rincian lampiran yang harus disertakan pada saat pengurusan izin SLF. 1. Surat pernyataan pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan atau

rekomendasi pemeriksaan yang ditandatangani di atas materai oleh pihak yang terkait.

2. Daftar simak pemeriksaan kelayakan fungsi bangunan gedung.

3. As built drawings,yaitu berupa dokumen gambar yang dibuat berdasarkan fakta, sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan.

4. Dokumen administrasi yang terdiri atas lMB, bukti kepemilikan gedung, dan dokumen status hak atas tanah.

G. Latihan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SLF! 2. Jelaskan tujuan dari pemberlakuan SLF!

H. Rangkuman

Dokumen pelaksanaan pembangunan terdiri dari: gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings), semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala perubahan/ addendumnya, laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung 79

pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala, berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik, foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik, manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung 81

BAB 9

Dokumen terkait