• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

5. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, silabus, absensi peserta didik, hasil evaluasi peserta didik, jadwal pelaksanaan penelitian, Dokumentasi digunakan untuk menguatkan data yang diperoleh peneliti dengan rekaman dan foto-foto pelaksanaan penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan media elektronik seperti kamera dan Handphone. Dokumentasi bertujuan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran bahasa Jerman peserta didik kelas XI Bahasa MAN Purworejo.

Kelima data yang telah dijabarkan di atas, digunakan peneliti untuk mengukur keabsahan data. Fokus penelitian adalah upaya peningkayan keterampilan menulis peserta didik kelas XI Bahasa 1 dan juga masalah keaktifan saat berlangsungnya proses pembelajaran bahasa Jerman sehingga pedoman yang dipakai oleh peneliti pada lembar observasi, wawancara, catatan

lapangan dan angket adalah terkait dengan proses pembelajaran keterampilan menulis dan keaktifan peserta didik. Sedangkan kisi-kisi tes yaitu tentang keterampilan menulis bahasa Jerman kelas XI Bahasa semester genap. Pada dokumentasi, peneliti mendokumentasikan kegiatan belajar di dalam kelas, membuat video saat berlangsungnya teknik Cluster dan merekam wawancara saat dilakukan pada guru dan peserta didik. Dengan demikian, data peneliti abasah karena peneliti melihat fokus permasalahan dari berbagai sudut pandang atau dengan kata lain peneliti mengamati satu permasalahan dengan beberapa cara yang saling berkesinambungan. Hasil-hasil tiap teknik menunjukkan bahwa keterapilan menulis peserta didikmemang belum optimal dan kekatifan peserta didik saat mengikuti pembelajaran di kelas masih sangat kurang.

F. Validitas dan Reliabilitas Data 1. Validitas Data

Konsep validitas dalam penelitian tindakan kelas mengacu kepada kredibilitas dan derajat keterpercayaan dari hasil penelitian. Borg dan Gall (dalam Wiriaatmadja, 2009: 164) mengungkapkan tahap-tahap kriteria validitas sebagai berikut.

a. Validitas Hasil

Validitas hasil yaitu memfokuskan pada sejauh mana tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah dan mendorong dilakukannya penelitian tindakan atau dengan kata lain, seberapa jauh keberhasilan dapat dicapai.

Dalam penelitian ini, perhatian tidak hanya tertuju kepada penyelesaian masalah semata, melainkan juga bagaimana menyusun kerangka pemikitan dalam menyajikan masalah yang kompleks yang seringkali memicu munculnya masalah baru. Jadi, kriteria ini mencakup sifat mengulang pada siklus-siklus penelitian tindakan, dan pada dua tahap penting pada pagian tindakan akhirnya yakni pada refleksi dan pada saat menentukan tindakan lanjutan atau tindakan modifikasi siklus baru.

Pada penitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru dan peserta didik untuk menggunakan teknik Cluster sebagai alat untuk membantu kesulitan belajar pada pembelajaran keterampilan menulis bahasa Jerman. Keberhasilan prosuk akan diukur dengan diadakan tes evaluasi pada setiap akhir siklus dan kemudian untuk keberhasilan proses dapat dilihat dari hasil angket, wawancara peserta didik maupun guru dan juga observasi dalam bentuk catatan lapangan mengenai keaktifan peserta didik di dalam mengikuti pembelajaran. Apabila pada siklus I belum menunjukka adanya peningkatan, ataupun meningkat namun masih ada beberapa permasalahan baru yang muncul, maka akan dilanjutkan ke siklus II dan juga seterusnya. Dalam melakukan refleksi tentu saja peneliti berkolaborasi dengan guru sehingga keberhasilan yang diperoleh tidak bersifan subjektif.

b. Validitas Proses

Kriteria validitas proses lebih menekankan pada pengamatan terhadap proses pemberian tindakan. Misalnya bagaimana permasalahan disusun kerangka pemikirannya dan bagaimana penyelesaiannya, sedemikian rupa

sehingga peneliti di dalam menghadapinya mendapat kesempatan untuk terus belajar sesuatuyang baru.

Pelaksanaan tindakan akan lebih optimal jika pendidik sebagai pelaksana memahami konsep tindakan yang dilakukan. Berhubungan dengan hal ini, maka sebelum pelaksanaan penelitian peneliti menjelaskan bagaimana sintak teknik Cluster dalam pembelajaran, sehingga tidak menimbulkan masalah ketika penelitian berlangsung. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II akan dilakukan modifikasi yaitu dengan penambahan metode diskusi saat penggunaan teknik Cluster.

Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam mengamati adalah memfokuskan pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dengan teknik Cluster. Sesudah melakukan observasi secara sistematis, peneliti kemudian memberikan informasi yang lebih spesifik, yaitu bahwa guru sudah baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai fasilitator dan peserta didik terlihat lebih antusisas dalam belajar. Hal ini terlihat dari segi keaktifan peserta didik yang dapat diukur dengan indikator keaktifan.

c. Validitas Demokratis

Yaitu merujuk kepada sejauh mana penelitian tindakan berlangsung secara kolaboratif dengan para mitra peneliti, dengan pesrspektif yang beragam dan perhatian terhadap bahan yang dikaji. Adanya kolaborasi antar mitra sangat penting karena dalam penelitian tindakan yang ideal menurut Arikunto (dalam Prastowo, 2011: 243) sebetulnya adalah yang dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati jalannya

tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan.

Pada penelitian ini, tentu saja peneliti berkolaborasi mulai dari penyusunan kerangka, pelaksanaan, hingga kegiatan pengamatan dan refleksi. Peneliti bertindak sebagai pihak yang mengamati jalannya tindakan sedangkan guru sebagai pelaku yang menjalankan tindakan. Dalam refleksinya, peneliti mencatat, bahwa berbagi apa yang ia lakukan di kelas dalam rangka penelitiannya menyebabkan mereka merasa sebagai bagian dari apa yang sedang terjadi, dan mereka mempunyai andil dalam suara mereka melalui wawancara dan angket yang dilakukan setiap akhir siklus, karena peneliti selalu bertanya apa pendapat mereka dalam pembelajaran yang telah dilakukan dengan teknik Cluster. Itulah upaya untuk memperkuat validitas demokratis dalam penelitian tindakan kelas.

d. Validitas Dialog

Kriteria ini dilakukan dengan diskusi bersama kolabolator untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Diskusi sebelum dan selama penelitian berlangsung akan mengurangi subjektivitas baik dalam proses maupun hasil penelitian. Dengan demikian peneliti akan meminta pihak-pihak lain untuk memberi pandangan tentang tindakan yang telah dan akan dilaksanakan.

Dalam penelitian ini, peneliti selalu melakukan dialog dengan teman sebaya yang juga melakukan penelitian di tempat yang sama dan membantu peneliti pada saat mengobservasi dan mendokumentasi kegiatan belajar di kelas.

Dengan melakukan dialog ini banyak membantu peneliti dalam melahirkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan tindakan seterusnya.