• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Kesehatan

2.1.2 Domain Perilaku

Menurut Bloom (1908), seperti dikutip Notoatmodjo (2010), membedakanadanya 3 domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif dinilai atau diukur dari pengetahuan, afektif diukur dari sikap atau tanggapan dan psikomotor diukur melalui tindakan.

Perilaku seseorang yang diukur melalui pengetahuan, sikap dan psikomotor dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengetahuan (Knowlegde)

Pengetahuan (kognitif) adalah domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan manusia (panca indra) meliputi indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Apabila perilaku baru dibentuk melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

Ada enam tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) yaitu : a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telahdipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yangspesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yangtelah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakantingkat pengetahuan yang saling rendah. Kata kerja untukmengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitumenyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dansebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untukmenjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dandimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yangtelah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dansebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakanmateri yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil(sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan

11

menggunaan hukumhukum,rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteksatau situsi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atausuatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satusama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuanuntuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesisadalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dariformulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukanjustifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) adalah:

1) Umur

Umur adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin tinggi umur seseorang, maka semakin bertambah pula ilmu atau pengetahuan yang dimiliki karena pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman yang diperoleh dari orang lain.

MenurutHuclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dankekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir danbekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yanglebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggikedewasaannya.

Pembagian umur menurut Hurlock, (2001) yaitu ;

a. Dewasa awal : dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun. b. Dewasa madya : dimulai pada umur 41 tahun sampai umur 60 tahun c. Dewasa lanjut : dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian 2) Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuhkembangkan seluruhkemampuan dan perilaku manusia melalui pengetahuan, sehingga dalam pendidikan perlu dipertimbangkan umur (prosesperkembangan klien) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkatpendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhipersepsi seseorang atau lebih mudah menerima ide-ide danteknologi.

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berfikir dalammenghadapi pekerjaan. Faktor pendidikan adalah salah satu halyang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatanproduktivitas kerja yang di lakukan, semakin tinggi tingkatpendidikan maka semakin besar kemungkinan tenaga kerja dapatbekerja dan melaksanakan pekerjaannya (Ravianto,1990)

3) Pengalaman

Pengalamam adalah guru yang paling baik mengajarkan kita tentang apa yang telah kita lakukan, baik itu pengalaman baik maupun buruk, sehingga kita dapat

13

memetik hasil dari pengalaman tersebut. Semakin lama bekerja semakin banyak pengalaman dan semakin banyak kasus yang ditangani akan membuat seorang akan mahir dan terampilan dalam penyelesaikan pekerjaan.

WHO (1984) menyatakan bahwa seseorang menerima objek tertentu dan diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman bekerja juga mempengaruhi tingkat pengetahuan dan prilaku seseorang. Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari bekerja. Adapun pembagian lamanya untuk masa bekerja yaitu: kurang dari atau sama dengan 10 tahun dan lebih dari10 tahun.

b. Sikap

Sikap merupakan perilaku yang masih tertutup, manifestasi sikap tidak dapatdilihat secara langsung. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi dari tindakan.

Menurut Allport dalamNotoatmodjo (2007) sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek (kognitif) 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek (afektif)

3) Kecenderungan untuk bertindak (konatif) c. Praktik atau tindakan (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support).

Green menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan, bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).

Green (1980) menganalisis bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh tiga faktor yaitu :

a. Predisposisi Factor yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,nilai-nilai, tradisi dan sebagainya.

b. Enabling Factor adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. c. ReinforcingFactor adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku, meliputi dukungan sosial (sikap dan perilaku petugas kesehatan, dukungan keluarga, guru, majikan, teman, dan kebijakan atau peraturan).

Faktor-faktor yang berpengaruh dan menentukan perilaku kesehatan oleh Green (1980) digambarkan sebagai berikut :

15

Gambar 2.1 Model Teori Perilaku Kesehatan dari Green 2.2 Pencegahan penularan HIV/AIDS

2.2.1 Pengertian

Menurut Depkes (2010), kewaspadaan universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan oleh Centers for disease Control (CDC) untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya. Adapun konsep yang dianut adalah bahwa semua

Predisposing Factor Pengetahuan Sikap Keyakinan Kepercayaan Nilai Sosial demografi Enabling Factor

Ketersediaan fasilitas kesehatan

Keterjangkauan pelayanankesehatan

Peraturan dan komitmenmasyarakat yangmenunjang perilaku

Reinforcing Factor

Sikap danperilaku (pelayanan) tokoh masyarakat, tokoh agama danpetugas kesehatan

Perilaku

darah dan cairan tubuh harus dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, Hepatitis B dan berbagai penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.

Menurut Maryunani (2009), Kewaspadaan universal terhadap HIV/AIDS adalah seluruh tindakan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS di lingkungan sarana kesehatan yang dilaksanakan dengan pengelolaan yang tepat terhadap darah dan cairan tubuh sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, sehingga penularan antara petugas dan penderita serta antar penderita dapat dicegah.

Dokumen terkait