BAB III PERANCANGAN PROGRAM
3.2 Diagram Alir Program
3.2.1.2.2 Downlink Outer Loop Power Control …. 37
Diagram alir proses downlink outer loop power control ditunjukkan pada
Gambar 3.8. Dalam perancangan downlink fast power control, data masukan sama
dengan pada perancangan uplink fast power control, yaitu nilai Eb/No yang diterima
(Eb/No), multipath profile, dan kecepatan UE. Karena masukan nilai Eb/No sebesar
38
?
%
1
,
0
/
/
Notar−
Eb No(i) ≤
Eb
?
/
/
No(i) Eb Notar
Eb >
stepdown
No
Eb
No
Eb/
(i+1)= /
(i)−
Eb/
No(i+1)=
Eb/
No(i)+
stepup
)
*
(
*
stepsize
BLER
stepsize
stepup
stepsize
BLER
stepdown
−
=
=
kurang lebih 5 dB, maka diasumsikan jangkauan nilainya sebesar 3 dB sampai 10 dB.
Sedangkan nilai BLER ditentukan sebesar 1%, dan target Eb/No yang dibutuhkan
(Eb/No
tar) ditentukan sesuai multipath profile, dan kecepatan UE yang dimasukkan.
Data target Eb/No ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Gambar 3.8 Diagram alir proses downlink outer loop power control.
Setelah nilai Eb/No, multipath profile, dan kecepatan UE dimasukkan,
dilakukan penentuan nilai target Eb/No yang dibutuhkan sesuai dengan multipath
profile, dan kecepatan UE yang telah dimasukkan. Setelah itu, SIR dikirim dari BS ke
MS. Pada perancangan outer loop PC ini, istilah SIR dan Eb/No diasumsikan sama
seperti pada persamaan (2.3). Oleh karena itu, pada perancangan ini digunakan nilai
Eb/No untuk menggantikan nilai SIR. MS membandingkan Eb/No yang diterima dari
BS dengan target Eb/No yang telah ditentukan dengan menggunakan toleransi 0,1%.
Penyesuaian nilai Eb/No pada downlink outer loop power control sama
dengan pada uplink outer loop power control yaitu berdasarkan persamaan (3.7) dan
persamaan (3.8). Penyesuaian nilai Eb/No dilakukan secara terus-menerus sampai
nilai mutlak dari selisih antara nilai target Eb/No dan Eb/No tidak lebih dari toleransi
0,1% ( Eb/No
tar −Eb/No
(i) ≤o,1%). Setelah nilai mutlak dari selisih antara nilai
target Eb/No dan Eb/No tidak lebih dari toleransi 0,1%, maka nilai target Eb/No,
Eb/No, dan visualisasi perbandingan nilai Eb/No dan target Eb/No ditampilkan.
Mulai
Soft handover
Handover antar
sistem antara
WCDMA dan
GSM
Selesai
Soft handover?
Ya
Tidak
3.2.2 Handover Control (HC)
Ada 2 tipe handover pada jaringan mobile WCDMA yang akan disimulasi
pada skripsi ini, yaitu soft handover, dan handover antar sistem antara WCDMA dan
GSM. Diagram alir handover secara keseluruhan yang akan disimulasikan dapat
dilihat pada Gambar 3.9.
40
3.2.2.1Soft Handover
Pada waktu soft handover, mobile secara serempak berkomunikasi dengan dua
(2-way soft handover) atau lebih sel yang mempunyai BS yang berbeda dari RNC
yang sama (intra-RNC) atau RNC yang berbeda.. Diagram alir proses soft handover
ditunjukkan pada Gambar 3.10.
Keterangan Gambar 3.10 :
Th_add = window_add = AS_Th – AS_Th_Hyst
Th_drop = window_drop = AS_Th + AS_Th_Hyst
Epi = Pilot_Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH yang diterima dari BSi
Ep_best = best_Pilot_Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH terkuat pada set aktif
Ep_worst = worst_old_pilot_Ec/Io adalah Ec/Io dari CPICH terlemah pada set aktif
AS_Th adalah threshold dari diversitas makro
AS_Th_Hyst = Hysteresis_Event 1A atau 1B = penambahan/pemindahan hysteresis
adalah hysteresis dari threshold AS_Th
Th_Rep = AS_Rep_Hyst = Hysteresis_Event 1C = penggantian hysteresis
Best_candidate_pilot_Ec/Io adalah sel yang diukur terkuat pada set monitored
Worst_BS adalah sel yang diukur terlemah pada set aktif
ΔT adalah waktu picu
Kap_max adalah kapasitas maksimum set aktif
Kap adalah kapasitas set aktif sekarang
i adalah nomor BS yang akan disimulasi
Dalam perancangan soft handover, pertama kali diasumsikan kapasitas
maksimum BS pada set aktif sebesar 32, dan kapasitas awal BS pada set aktif sebesar
20. Pada awalnya, diasumsikan BS yang masuk dalam set aktif yaitu BS
1 sampai
BS
20, sedangkan worst BS adalah BS
15 dan calon sel terkuat
(best_candidate_pilot_Ec/Io) adalah BS
30. Kemudian nilai Th_add, dan Th_drop
ditentukan berdasarkan parameter handover khusus yang ditunjukkan pada Tabel 2.3,
sehingga nilai Th_add ditentukan sebesar 3 dB, Th_drop sebesar 5 dB, dan Th_rep
diasumsikan sebesar 4 dB. Selain itu, diasumsikan pula nilai Ep_best sebesar 10 dB,
42
dan Ep_worst sebesar -10 dB. Kemudian masukkan data nomor BS yang akan
disimulasi (i) dan nilai Ep dari BS tersebut.
Setelah itu, dilakukan perbandingan dari beberapa kondisi, yaitu :
A. Jika BSi set aktif, maka nilai Epi dibandingkan dengan (Ep_best – Th_drop) untuk
sebuah periode waktu. Perbandingan ini menghasilkan dua kondisi, yaitu :
1. Jika Epi < Ep_best – Th_drop, maka BSi dipindah dari set aktif. Kejadian ini
dinamakan Event 1B atau Radio Link Removal. Kemudian kapasitas set aktif
(kap) dikurangi satu.
2. Jika Epi > Ep_best – Th_drop, maka tidak terjadi perubahan.
B. Jika BSi tidak set aktif, maka dilakukan perbandingan antara nilai (Ep_best – Epi)
dengan Th_add untuk sebuah periode waktu. Perbandingan ini menghasilkan
beberapa kondisi, yaitu :
1. Jika Ep_best – Epi > Th_add, maka
a. Jika BSi merupakan calon sel terkuat, maka dilakukan perbandingan antara
nilai (Epi – Ep_worst) dengan Th_rep untuk sebuah periode waktu.
Perbandingan ini menghasilkan dua kondisi, yaitu :
i. Jika Epi – Ep_worst > Th_rep, maka worst BS diganti dengan BSi.
Kejadian ini dinamakan Event 1C atau Combined Radio Link Addition
and Removal.
ii. Jika Epi – Ep_worst < Th_rep, maka tidak terjadi perubahan.
b. Jika BSi bukan merupakan calon sel terkuat, maka tidak terjadi perubahan.
2. Jika Ep_best – Epi < Th_add, maka dilakukan perbandingan antara kapasitas
set aktif (kap) dengan kapasitas maksimum set aktif (kap_max). Perbandingan
ini menghasilkan beberapa kondisi, yaitu :
a. Jika kap = kap_max, maka
i. Jika BSi merupakan calon sel terkuat, maka dilakukan perbandingan
antara nilai (Epi – Ep_worst) dengan Th_rep untuk sebuah periode
waktu. Perbandingan ini menghasilkan dua kondisi, yaitu :
- Jika Epi – Ep_worst > Th_rep, maka worst BS diganti dengan BSi.
Kejadian ini dinamakan Event 1C atau Conbined Radio Link
Addition and Removal.
- Jika Epi – Ep_worst < Th_rep, maka tidak terjadi perubahan.
ii. Jika BSi bukan merupakan calon sel terkuat, maka tidak terjadi
perubahan.
3. Jika kap ≠ kap_max, maka BSi ditambahkan ke set aktif. Kejadian ini
dinamakan Event 1A atau Radio Link Addition. Kemudian kapasitas set aktif
(kap) ditambah satu.