RESOURCE MANAGEMENT PADA JARINGAN
WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh
Nama : Spadic Setyaningsih
NIM : 025114043
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PROGRAM SIMULASI UNTUK VISUALISASI
RESOURCE MANAGEMENT PADA JARINGAN
WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh
Nama : Spadic Setyaningsih
NIM : 025114043
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
VISUALIZATION ON WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE
ACCESS (WCDMA) NETWORK
Final Project
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
By
Name : Spadic Setyaningsih
Student Number : 025114043
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
Ketika dihadapkan dengan sejumlah masalah, mungkin ada orang yang
menghadapinya dengan cerdas, bijak, dan berani ; namun ada pula yang
menanggapinya dengan penyesalan dan kebencian ; dan ada pula yang
menghindarinya sama sekali. Dalam hidup siapapun, kenyataan cenderung tidak
dapat diubah. Akan tetapi, sikap kita dalam menghadapi kenyataan itu adalah sebuah
pilihan – pilihan yang sebagian besar diserahkan kepada kita masing-masing.
Tak ada yang terantuk gunung. Kerikil kecillah yang menyebabkan
kita terjatuh. Lewatilah semua kerikil di jalan yang kita lalui dan
kita akan menemukan bahwa kita telah melintasi gunung itu.
Kupersembahkan tugas akhir ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Almarhum ayahanda Sardomo Projosuharto
Ibunda tercinta Sri Wienarni Sardomo
Kakakku tersayang Theobroma Joko Prayitno
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih
karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas
akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program
studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa ada begitu
banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan sehingga tugas akhir ini
dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Romo Ir. Greg Heliarko S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku pembimbing I, terima kasih atas ide-ide,
dukungan spiritual, kritik dan saran dalam penulisan tugas akhir.
3.
Ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., selaku pembimbing II, terima kasih atas
ide-ide, dukungan spiritual, kritik dan saran dalam penulisan tugas akhir.
4.
Bp. A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng. dan Bp. Pius Yozy Merucahyo, S.T., M.T.,
selaku panitia penguji, terima kasih atas kritik dan saran dalam penulisan tugas
akhir.
5.
Seluruh dosen Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma atas ilmu yang telah
diberikan.
6.
Ibu tercinta atas semangat dan doa serta dukungan secara moril maupun materiil.
Kakakku mas Totok dan mas Kokok yang selalu bertanya, “Kapan sidangnya?”
Kakakku mas Uwok yang seneng banget ngeledekin, “Akhirnya berkurang juga
untuk cepat menikah dan punya anak. Dan keponakanku Sita n Dewa yang usil
banget. Makacih ya atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan ke Nining…
7.
Mas Ndutku tercayank, Pinto hD yang selalu memberi semangat dan kasih sayang
n selalu sabar kalo aku lagi kesel n marah2 tanpa sebab yang jelas.
8.
Nyunyung2 di Salatiga : Manyung, Dwinyung, n Jnyung, thanx ya buat
persahabatan kita. Thanx juga karena selalu nyemangatin Spanyung klo Spanyung
sedang sedih.
9.
Sahabatku : Komank, Linul, Hug-Hug, Pandu Elek, Bala, n Iwan, makacih ya
buat penghiburan n dah mau jadi tempat curhatku. Pandu Elek makacih ya dah
mau anter n nemenin aku untuk urusan TA dll.
10.
Charlie’s Angel : Mo2n n Wooree, makacih atas kebersamaan kita dalam
pembuatan TA ini. Makacih atas saran-saran pembuatan programku. Chayo
Charlie’s Angel !!!!!!
11. Teman – teman Teknik Elektro : Butut, Dewoo, Rina, Sukristanto, Kelik, Robby,
dan semua teman – teman di Elektro USD.
12.
Teman-teman kos Goretti : Cumi Friska, Cumi Tie-tha, Vivin, Clare, Shinta, n
Inna. Buat Friska, “Jangan bawel2 ya…” Buat Shinta, “Makasih ya pinjaman
printernya.” Buat Clare, “Makasih ya pinjaman laptopnya.”
13. Pak Djito dan segenap karyawan Sekretariat Teknik, atas bantuan dalam
menyelesaikan urusan kampus selama ini.
14.
Laboran Teknik Elektro : mas Broto, mas Mardi, mas Sur, mas Hardi.
15. Dan seluruh pihak yang telah ambil bagian dalam proses penulisan tugas akhir ini
yang terlalu banyak jika disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penyusun
terima dengan senang hati.
Penyusun mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.
Yogyakarta, 23 Juli 2007
Penulis
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA………..…………i
HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS……….………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… iii
HALAMAN PENGESAHAN………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..……….. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………vi
KATA PENGANTAR………... vii
DAFTAR ISI……….. x
DAFTAR TABEL………. xv
DAFTAR GAMBAR………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………. xxi
INTISARI……….. xxii
ASTRACT………. xxiii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat……….. 2
1.2.1
Tujuan………... 2
1.2.2
Manfaat………. 3
1.3 Batasan Masalah………... 3
1.4 Metodologi
Penelitian………...
4
1.5 Sistematika Penulisan………... 4
BAB II DASAR TEORI……… 6
2.1
Resource Management
pada WCDMA……… 6
2.2
Power Control
(PC)……….. 8
2.2.1
Fast/Closed Loop Power Control
………..
10
2.2.2
Outer Loop Power Control
………....
12
2.2.2.1
Gain
dari
Outer Loop Power Control
………
13
2.2.2.2 Penaksiran Kualitas yang Diterima……… 14
2.2.2.3 Algoritma
Outer Loop Power Control
………...
15
2.3
Handover Control
(HC)………. 16
2.3.1
Soft Handover
………
16
2.3.1.1 Prinsip
Soft Handover
………...
16
2.3.1.2 Algoritma
Soft Handover
………...
18
2.3.2
Handover
antar Sistem antara WCDMA dan GSM…………... 20
2.4
Admission Control
(AC)……… 21
2.4.1 Prinsip
Admission Control
……… 21
2.4.2 Strategi
Admission Control
………... 22
2.4.3 Prosedur
Admission Control
………. 22
2.5 Visual Basic………... 22
BAB III PERANCANGAN PROGRAM……….. 28
3.1
Diagram Alir Program Keseluruhan……….. 28
3.2
Diagram Alir Program………... 29
3.2.1
Power Control
(PC)……….. 29
3.2.1.1.1
Downlink Fast Power Control
…………. 30
3.2.1.1.2
Uplink Fast Power Control
……….. 32
3.2.1.2
Outer Loop Power Control
……… 34
3.2.1.2.1
Uplink Outer Loop Power Control
…….. 35
3.2.1.2.2
Downlink Outer Loop Power Control
…. 37
3.2.2
Handover Control
(HC) ………... 39
3.2.2.1
Soft Handover
……… 40
3.2.2.2
Handover
antar Sistem………... 43
3.2.2.2.1
Handover
antar Sistem dari WCDMA ke
GSM………. 43
3.2.2.2.2
Handover
antar Sistem dari GSM ke
WCDMA……….. 44
3.2.3
Admission Control
(AC)………... 45
3.3
Tampilan Program………. 46
3.3.1
Tampilan Menu Utama Program……….. 46
3.3.2
Tampilan Program
Power Control
(PC)………... 47
3.3.2.1
Tampilan Program
Fast Power Control
………
48
3.3.2.2
Tampilan Program
Outer Loop Power Control
……. 50
3.3.3
Tampilan Program
Handover Control
(HC)………. 52
3.3.3.1
Tampilan Program
Soft Handover
………. 52
3.3.3.2
Tampilan Program
Handover
antar Sistem antara
WCDMA dan GSM………... 53
3.3.4
Tampilan Program
Admission Control
(AC)……… 54
3.3.5
Tampilan Menu Bantuan Program……… 55
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Menu Utama... 57
4.2
Power Control
(PC)... 58
4.2.1
Fast Power Control
...
60
4.2.1.1
Downlink Fast Power Control
... 60
4.2.1.2
Uplink Fast Power Control
... 67
4.2.2
Outer Loop Power Control
... 77
4.2.2.1
Downlink Outer Loop Power Control
... 77
4.2.2.2
Uplink Outer Loop Power Control
... 81
4.3
Hubungan antara Masukan dan Keluaran pada Program Simulasi
Power Control
(PC)... 85
4.4
Handover Control
(HC) ... 86
4.4.1
Soft Handover
... 86
4.4.2
Handover
Antar Sistem Antara WCDMA dan GSM...89
4.4.2.1
Handover
Antar Sistem dari WCDMA ke GSM... 90
4.4.2.2
Handover
Antar Sistem dari GSM ke WCDMA... 91
4.5
Admission Control
(AC)... 92
4.6
Komentar Umum... 95
5.1
Kesimpulan ... 96
5.2
Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA……….... 98
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Parameter eksperimental utama………....12
Tabel 2.2 Target E
b/N
orata-rata pada lingkungan yang berbeda………. 14
Tabel 2.3 Parameter
handover
khusus………... 20
Gambar 2.1
Lokasi dari fungsionalitas RRM dalam jaringan WCDMA……….. 6
Gambar 2.2
Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA………7
Gambar 2.3
Arsitektur jaringan UMTS………..7
Gambar 2.4
Masalah jauh-dekat (PC pada
uplink
)……….9
Gambar 2.5
Penyeimbangan interferensi antar sel (PC pada
downlink
)………… 9
Gambar 2.6
Uplink outer loop
PC pada RNC………13
Gambar 2.7
Algoritma
outer loop
PC secara umum………..13
Gambar 2.8
Penaksiran kualitas pada
outer loop
pada RNC………. 15
Gambar 2.9
Algoritma
outer loop
PC……… 15
Gambar 2.10 Perbandingan antara
hard
dan
soft handover
………. 17
Gambar 2.11 Algoritma
soft handover
WCDMA………19
Gambar 2.12
Handover
antar sistem di antara GSM dan WCDMA………21
Gambar 2.13 Kurva
load
………...21
Gambar 2.14 Tampilan dasar Visual Basic dengan
form
sebagai area kerja……... 23
Gambar 3.1
Diagram alir program keseluruhan……….28
Gambar 3.2
Diagram alir
power control
(PC) secara keseluruhan……… 29
Gambar 3.3
Diagram alir
fast power control
……….
29
Gambar 3.4
Diagram alir proses
downlink fast power control
……….. 30
Gambar 3.5
Diagram alir proses
uplink fast power control
………... 33
Gambar 3.6
Diagram alir proses
outer loop power control
………... 35
Gambar 3.7
Diagram alir proses
uplink outer loop power control
………... 36
Gambar 3.8
Diagram alir proses
downlink outer loop power control
………….. 38
Gambar 3.9
Diagram alir
handover control
secara keseluruhan………... 39
Gambar 3.10 Diagram alir proses
soft handover
………. 40
Gambar 3.11 Diagram alir proses
handover
antar sistem
WCDMA
→
GSM……. 44
Gambar 3.12 Diagram alir proses
handover
antar sistem GSM
→
WCDMA……. 45
Gambar 3.13 Diagram alir
proses
admission control
……….. 46
Gambar 3.14 Tampilan menu utama……… 47
Gambar 3.15 Tampilan program p
ower control
……….. 48
Gambar 3.16 Tampilan program
downlink fast power control
……… 48
Gambar 3.17 Tampilan program
uplink fast power control
……… 49
Gambar 3.18 Tampilan program
downlink outer loop power control
……… 50
Gambar 3.19 Tampilan program
uplink outer loop power control
………. 51
Gambar 3.20 Tampilan program
handover control
………. 52
Gambar 3.21 Tampilan program
soft handover
………... 53
Gambar 3.22 Tampilan program
handover
antar sistem
antara WCDMA dan
GSM………... 53
Gambar 3.23 Tampilan program
admission control
……… 55
Gambar 4.1
Tampilan menu utama... 57
Gambar
4.2 Tampilan peringatan ketika jenis
power control
dan arah
pengiriman belum dimasukkan... 58
Gambar 4.3
Tampilan menu
power control
(PC)... 58
Gambar 4.4 Tampilan program simulasi
downlink fast power control
dengan
masukan golongan 1,
step size
0,5 dB, nilai SIR yang diterima 4,1
dB, dan nilai PTx 4,1 dB... 60
SIR dan PTx untuk golongan 1 dan
step size
0,5 dB... 60
Gambar 4.6 Tampilan program simulasi
downlink fast power control
dengan
masukan golongan 1,
step size
0,5 dB, nilai SIR yang diterima 4,5
dB, dan nilai PTx 4,5 dB... 65
Gambar 4.7
Tampilan peringatan ketika program tidak dapat dijalankan... 65
Gambar 4.8 Tampilan program simulasi
uplink fast power control
dengan
masukan golongan 4,
step size
2 dB, nilai SIR yang diterima 5,1
dB, dan nilai PTx 5,1 dB... 68
Gambar 4.9
Tampilan
message box
berisi informasi jangkauan (
range
)
masukan nilai SIR dan PTx untuk golongan 4 dan
step size
2 dB... 69
Gambar 4.10 Tampilan program simulasi
uplink fast power control
dengan
masukan golongan 4,
step size
2 dB, nilai SIR yang diterima 10
dB, dan nilai PTx 10 dB... 74
Gambar 4.11 Tampilan program simulasi
downlink outer loop power control
dengan masukan
multipath
ITU Pedestrian A, kecepatan UE 3
km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima 6 dB... 77
Gambar 4.12 Tampilan program simulasi
downlink outer loop power control
dengan masukan
multipath
ITU Pedestrian A, kecepatan UE 3
km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima sebesar 2 dB... 80
Gambar 4.13 Tampilan peringatan ketika masukan nilai Eb/No tidak sesuai jangkauan
yang diperbolehkan... 81
Gambar 4.14 Tampilan program simulasi
uplink outer loop power control
dengan masukan
multipath
power
persamaan 3-jalur, kecepatan
UE 120 km/jam, dan nilai Eb/No yang diterima 7 dB... 82
Gambar 4.15 Tampilan program simulasi
uplink outer loop power control
dengan
masukan
multipath power
persamaan 3-jalur, kecepatan UE 120 km/jam,
dan nilai Eb/No yang diterima sebesar 11 dB ...84
Gambar 4.16 Tampilan menu
handover control
(HC)...86
Gambar 4.17 Tampilan program simulasi untuk visualisasi
soft handover
dengan
masukan nomor BS 1 dan nilai Ep sebesar 1 dB... 87
Gambar 4.18 Tampilan program simulasi untuk visualisasi
soft handover
dengan
masukan nomor BS 30 dan nilai Ep sebesar 1 dB... 88
Gambar 4.19 Tampilan program simulasi untuk visualisasi
soft handover
dengan
masukan nomor BS 30 dan nilai Ep sebesar 8 dB... 89
Gambar 4.20 Tampilan menu
handover
antar sistem antara WCDMA dan GSM...90
Gambar 4.21 Tampilan program simulasi
Handover
Antar Sistem dari WCDMA
ke GSM dengan masukan
coverage
pada WCDMA sebesar 60... 91
Gambar 4.22 Tampilan program simulasi
Handover
Antar Sistem dari GSM ke
WCDMA dengan masukan
load
pada GSM sebesar 60 dB... 92
Gambar
4.23 Tampilan program simulasi
admission control
(AC) dengan
masukan permintaan baru,
power
BS tersedia, dan nilai load -100
dBm... 93
masukan permintaan baru,
power
BS tersedia, dan nilai load -80
dBm... 93
Gambar
4.25 Tampilan program simulasi
admission control
(AC) dengan
masukan permintaan baru,
power
BS tidak tersedia, dan nilai load
-90
dBm...
94
DAFTAR LAMPIRAN
Listing Program Menu Utama ... LA1
Listing Program Menu Pilihan... LA1
Tabel Data... ... LB1
Tampilan Bantuan... LC1
Sistem komunikasi data yang cepat, mudah, dan efisien menuntut usaha untuk
mengembangkan teknologi pengiriman dan penerimaan data.
Wideband Code Division
Multiple Access
(WCDMA)
merupakan teknologi komunikasi hasil pengembangan
generasi
ketiga
yang didesain untuk komunikasi multimedia. Komunikasi data akan
ditingkatkan dengan
image
kualitas tinggi dan video yang dapat dikirim dan diterima,
akses internet untuk memberikan informasi, dan
data rate
yang lebih tinggi. Program
simulasi untuk visualisasi
resource management
pada jaringan WCDMA dibuat untuk
membantu mempelajari jaringan WCDMA khususnya
resource management
.
Program simulasi untuk visualisasi
resource management
pada jaringan WCDMA
dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Program simulasi ini
meliputi
power control
,
handover control
, dan
admission control
.
Program simulasi ini dapat berjalan dengan baik. Simulasi
power control
memvisualisasikan
fast power control
pada arah
downlink
dan
uplink
serta
outer loop
power control
pada arah
downlink
dan
uplink
. Simulasi
handover control
memvisualisasikan
soft handover
dan
handover
antar sistem antara WCDMA dan GSM.
Simulasi
admission control
memvisualisasikan proses penerimaan atau penolakan
panggilan baru.
Kata kunci : jaringan WCDMA,
resource management
,
power control
,
handover control
,
admission control
ABSTRACT
Data communication system which is easy, fast, and efficient requires
improvement of communication technology.
Wideband Code Division Multiple Access
(WCDMA)
is a communication technology development of the third generation
which
designed for multimedia communication.
Data communication will be increased by high
quality image and video which can be transmitted and received, internet access to give
information, and higher data rate. Simulation program for resource management
visualization in WCDMA network is created to help user to learn WCDMA network
specially resource management.
The simulation program was design using Visual Basic programming language.
This simulation program can visualize resource management in WCDMA network, such
as power control, handover control, and admission control.
The simulation program can work well. Power control simulation can visualize
fast power control and outer loop in downlink and uplink direction. Handover control
simulation can visualize soft handover and handover inter system between WCDMA and
GSM. Admission control simulation can visualize acceptance and rejection process of
new request.
Keyword : WCDMA network, resource management, power control, handover control,
admission control
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teknologi
mobile phone
tumbuh dan berkembang mulai dari generasi pertama,
kemudian generasi kedua, dan pada abad ke-21 ini muncul generasi ketiga. Sistem
selular analog secara umum mengarah ke sistem generasi pertama. Sistem digital yang
sekarang digunakan, seperti GSM, PDC, cdmaOne (IS-95), dan US-TDMA (IS-136)
merupakan sistem generasi kedua. Sistem ini memungkinkan komunikasi suara ke
arah
wireless
dan peningkatan nilai di layanan lainnya, seperti
text messaging
dan
akses ke jaringan data [1].
Kemampuan penanganan data dari sistem generasi kedua terbatas, sehingga
dibutuhkan sistem generasi ketiga. Sistem generasi ketiga didesain untuk komunikasi
multimedia. Komunikasi akan ditingkatkan dengan
image
kualitas tinggi dan video
yang dapat dikirim dan diterima, serta akses internet untuk memberikan informasi.
Selain itu, layanan komunikasi data akan ditingkatkan dengan
data rate
yang lebih
tinggi [1].
Sistem
mobile
generasi ketiga dimulai pada pertemuan
World Administrative
Radio Conference
(WARC) dari
International Telecommunications Unions
(ITU)
tahun 1992 dengan mengidentifikasikan penggunaan frekuensi sekitar 2 GHz untuk
sistem
mobile
generasi ketiga yang dinamakan
International Mobile Telephony
2000
(IMT-2000). Dalam
framework
IMT-2000, beberapa
air
interface
yang berlainan
ditetapkan untuk sistem generasi ketiga, berdasarkan salah satu dari teknologi CDMA
atau TDMA. Lisensi IMT-2000 pertama kali diakui di Finlandia pada 1999, dan
2
diikuti oleh Spanyol pada Maret 2000, kemudian Swedia pada Desember 2000 [1].
Sedangkan pada Januari 1998, badan standarisasi Eropa ETSI memutuskan WCDMA
(
Wideband Code Division Multiple Access
) sebagai
air interface
generasi ketiga [2].
Standarisasi detail WCDMA merupakan bagian dari proses standarisasi 3GPP (the 3
rdGeneration Partnership Project
). Spesifikasi lengkap dari standar 3GPP pertama
diselesaikan pada akhir 1999. Jaringan komersial pertama dibuka di Jepang pada 2001
untuk penggunaan komersial dan di Eropa pada permulaan 2002 untuk fase uji
prakomersial.
Sebagian besar masyarakat sudah mengetahui tentang sistem generasi kedua,
seperti GSM karena sudah banyak bahasan mengenai hal itu. Tetapi belum banyak
bahasan mengenai sistem generasi ketiga, sehingga belum banyak yang
mengetahuinya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem generasi ketiga,
dalam hal ini WCDMA, maka kita perlu mengetahui kinerja jaringan dari WCDMA.
Kinerja jaringan meliputi beberapa bagian, salah satunya adalah
resource
management
.
Resource management
meliputi
Power Control
(PC),
Admission
Control
(AC), dan
Handover Control
(HC) [1]. Dalam tugas akhir ini akan dibuat
simulasi untuk visualisasi
resource management
pada jaringan WCDMA.
1.2
Tujuan dan Manfaat
1.2.1
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuat program simulasi untuk visualisasi
1.2.2
Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1.
Mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem telekomunikasi generasi
ketiga, dalam hal ini WCDMA.
2.
Memberikan informasi yang lebih mendalam bagi mahasiswa mengenai
kinerja jaringan WCDMA khususnya mengenai
resource management
.
3.
Sebagai referensi yang dapat mendukung penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan WCDMA.
1.3
Batasan Masalah
Penelitian akan dibatasi pada :
1.
Simulasi untuk visualisasi
resource management
pada jaringan WCDMA.
2.
Resource management
meliputi
Power Control
(PC),
Handover Control
(HC), dan
Admission Control
(AC).
3.
Power Control
(PC) meliputi
fast power control
dan
outer loop power
control.
4.
Perancangan program
power control
menggunakan toleransi 0,1 %.
5.
Pada perancangan program
uplink power control
, diasumsikan dua
mobile
station
(MS) dihubungkan ke satu
base station
(BS).
6.
Pada perancangan program
downlink power control
, diasumsikan dua
base
station
(BS) dihubungkan ke satu
mobile station
(MS).
7.
Handover Control
(HC)
meliputi
soft handover
dan
handover
antar sistem
antara WCDMA dan GSM.
4
1.4
Metodologi Penelitian
Penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.
Studi pustaka yang berhubungan dengan teknologi jaringan WCDMA.
2.
Pembuatan program simulasi kinerja jaringan WCDMA menggunakan
program Visual Basic.
3.
Menganalisa dan membahas hasil perancangan yang diperoleh dari program
simulasi.
4.
Membuat kesimpulan dan saran dari hasil analisa dan pembahasan.
1.5
Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini akan disajikan dengan sistematika berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Bab ini akan membahas latar belakang penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 : Dasar Teori
Bab ini akan membahas dasar teori
resource management
pada
jaringan WCDMA dan pemrograman Visual Basic.
BAB 3 : Perancangan Program
Bab ini menyajikan perancangan program simulasi untuk
visualisasi
resource management
pada jaringan WCDMA yang
BAB 4 : Analisa dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil, analisa, dan pembahasan program
simulasi untuk visualisasi
resource management
pada jaringan
WCDMA.
BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran program simulasi untuk
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Resource Management
pada WCDMA
Hal penting dalam menunjukkan kinerja jaringan WCDMA adalah resource
management dan mobility management. Resource management meliputi
Power
Control (PC), Handover Control (HC), Admission Control (AC). Lokasi dari
fungsionalitas
Radio Resource Management (RRM) dalam jaringan WCDMA
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Lokasi dari fungsionalitas RRM dalam jaringan WCDMA [2].
Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Jaringan tersebut secara umum mempunyai fungsi yang sama dengan
sistem generasi kedua. Terdapat empat kesatuan fungsi yang ditunjukkan pada
Gambar 2.2, yaitu : MS
(Mobile Station), BS
(Base Station), RNC (Radio Network
Controller) dan MCN
(Mobile Control Node). Sebuah MS dapat dihubungkan pada
satu atau beberapa BS dan sejumlah BS berkomunikasi dengan RNC melalui satu
interface. Sejumlah RNC dihubungkan ke jaringan melalui MCN [3].
BS
BS
BS
BS
BS
MS
BS
RNC
RNC
MCN
PSTN
ISDN
Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan komunikasi bergerak WCDMA [3].
Arsitektur sistem UMTS (Universal Mobile Telecommunication System)
dengan
interface
digambarkan pada Gambar 2.3. Sebuah RNS (Radio Network
Subsystem) terdiri dari UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) dan UE
(User Equipment). Sebuah UTRAN terdiri dari sebuah RNC dan beberapa node B
(UMTS Base Station) [4].
Gambar 2.3 Arsitektur jaringan UMTS [4].
RNC bertanggung jawab mengendalikan radio resource dari UTRAN.
8
sebagian besar ditempatkan pada RNC. RNC tersambung ke CN (Core Network)
lewat Iu interface dan menggunakan Iub untuk mengendalikan 1 node B. Iur interface
di antara RNC memungkinkan soft handover di antara RNC [4].
Node B ekuivalen dengan BS GSM (Global System for Mobile
Communications) dan merupakan unit fisik untuk pengiriman dan penerimaan radio
dengan sel-sel. Node B bertanggung jawab mengendalikan soft handover dan
fast/closed loop PC [4].
UE berdasarkan pada prinsip yang sama dengan MS GSM dan terdiri dari 2
bagian, yaitu ME
(Mobile Equipment) dan USIM (UMTS Subscriber Identity
Module). ME adalah perlengkapan yang menyediakan transmisi radio dan USIM
adalah kartu pintar yang mengandung identitas user dan informasi pribadi [4].
2.2
Power Control
(PC)
Power Control (PC) adalah hal penting dari sistem WCDMA. PC
menyediakan perlindungan terhadap masalah jauh-dekat dan masalah
ketidakseimbangan interferensi antar sel [2]. Semua masalah ini menyebabkan variasi
pada kekuatan sinyal yang diterima. Pada WCDMA, PC digunakan pada kedua arah,
yaitu
uplink dan downlink. Tanpa PC yang akurat, sistem WCDMA tidak dapat
beroperasi.
Gambar 2.4 menunjukkan masalah jauh-dekat pada uplink. Sinyal dari MS
yang berbeda dikirim pada band
frekuensi yang sama secara serentak pada sistem
WCDMA. Tanpa PC, sinyal yang datang dari MS yang lebih dekat ke BS akan
memblokir sinyal dari MS lain yang lebih jauh dari BS. Pada situasi buruk, satu MS
yang mempunyai power berlebih akan memblokir seluruh sel. Penyelesaiannya adalah
berbeda mempunyai power yang sama atau SIR yang sama ketika mereka sampai ke
BS [2].
Gambar 2.4 Masalah jauh-dekat (PC pada uplink) [2].
Pada arah downlink, tidak terdapat masalah jauh-dekat. PC bertanggung jawab
untuk mengimbangi interferensi antar sel seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5. Selain
itu, PC
pada
downlink
bertanggung jawab untuk meminimumkan interferensi total
dengan menjaga QoS (Quality of Service) pada nilai target [2].
Gambar 2.5 Penyeimbangan interferensi antar sel (PC pada downlink) [2].
Pada Gambar 2.5, mobile
2 mempunyai lebih banyak interferensi antar sel
daripada
mobile
1. Oleh karena itu, untuk menemukan target kualitas yang sama,
perlu dialokasikan lebih banyak power ke kanal downlink di antara BS dan mobile 2.
Jenis PC yang biasanya digunakan pada sistem WCDMA adalah fast/closed loop PC
10
2.2.1
Fast/Closed Loop Power Control
Fast
PC (closed loop PC) pada sistem WCDMA bertanggung jawab dalam
mengendalikan
power
yang dikirim dari MS (uplink) atau dari BS (downlink) untuk
menghilangkan fading
dari kanal radio dan memenuhi target SIR [2]. Fading adalah
penggambaran perubahan yang cepat dari amplitudo sinyal yang diterima dalam
periode waktu dan jarak tempuh yang singkat. Fading
disebabkan interferensi dua
sinyal atau lebih yang datang di penerima pada waktu yang berbeda dengan beda
waktu yang sempit. Sinyal-sinyal ini disebut dengan gelombang jalur jamak
(multipath).
Sebagai contoh, pada uplink, BS membandingkan SIR yang diterima dari MS
dengan target SIR. Jika SIR yang diterima lebih baik daripada target, BS mengirim
sebuah perintah TPC (Transmitter Power Command) “0” ke MS lewat downlink
dedicated control channel. Jika SIR yang diterima lebih rendah daripada target, BS
mengirim sebuah perintah TPC “1” ke MS. Perintah TPC “1” berarti transmitter
power ditambah. Perintah TPC “0” berarti transmitter power dikurangi [2].
Prosedur fast PC pada downlink pada dasarnya sama dengan prosedur fast PC
pada uplink. Prosedur fast PC pada downlink memungkinkan BS untuk menyesuaikan
transmitter power dengan perintah TPC dari MS. Transmitter power disesuaikan
menggunakan step size 0,5 atau 1 dB. Tujuannya adalah untuk mempertahankan SIR
yang dibutuhkan pada MS menggunakan transmitter power BS [5].
Prosedur
fast PC pada uplink digunakan oleh MS untuk menyesuaikan
transmitter power dengan perintah TPC dari BS. Dengan setiap perintah TPC,
transmitter power UE disesuaikan menggunakan step size 1, 2, atau 3 dB [5].
Penyesuaian nilai transmitter power berdasarkan perintah TPC ditunjukkan
TPC
P
P
Tx(i+1)=
Tx(i)+
(2.1)
dengan P
Tx(i)adalah transmitter power lama (pada saat i), P
Tx(i+1)adalah transmitter
power baru (pada saat i+1). TPC = + step size
jika SIR
(i)< SIR
tar, dan TPC = - step
size jika SIR
(i)> SIR
tar. Untuk downlink,
step size = 0,5 atau 1 dB, sedangkan untuk
uplink, step size = 1, 2, atau 3 dB [5].
Transmitter power disesuaikan untuk mempertahankan SIR pada target nilai
(SIR
tar). Penyesuaian transmitter power ini dijalankan secara periodik sampai
memperoleh nilai SIR yang sesuai dengan target nilai (SIR
tar). Hubungan transmitter
power dengan SIR ditunjukkan pada persamaan 2.2.
) 1 ( ) ( ) 1 (
+
+
=
i tar i
Tx i
Tx
SIR
SIR
P
P
(2.2)
dengan P
Tx(i+1)adalah transmitter power baru (pada saat i+1), P
Tx(i)adalah transmitter
power lama (pada saat i), SIR
taradalah SIR yang dibutuhkan, dan SIR
(i+1)adalah SIR
yang diterima pada saat (i+1) [6].
Untuk setiap panggilan, bit-rate, kecepatan, durasi panggilan, dan target SIR
ditentukan sesuai dengan golongan yang ditunjukkan pada Tabel 2.1. Ada 4 jenis
golongan, yaitu golongan 1, golongan 2, golongan 3, dan golongan 4. Golongan 1
adalah golongan conversational, contohnya yaitu voice call,
video call, dan video
game. Golongan 2 adalah golongan streaming, contohnya yaitu aliran
multimedia.
Golongan 3 adalah golongan interactive, contohnya yaitu web browsing dan network
game. Golongan 4 adalah golongan background, contohnya yaitu background
download email [6]. Untuk AMR layanan bicara AMR (Adaptive Multirate), nilai SIR
yang diterima sebesar kurang lebih 5 dB [7] dan nilai PTx yang diterima sebesar
12
Tabel 2.1 Parameter eksperimental utama [6].
Golongan
Bit-rate (Kbps) Durasi
(s) Kecepatan
(m/s) SIR
tar(dB)
1 384
120 16,7 4
1 144
120 27,8 4
1 64 16 33,3 4
1 16
256
44,4 4
2 384
120 0 7
3 144
120 27,8 5
3 64 16 33,3 5
3 16
256
44,4 5
4 64 16 33,3 5
4 16
256
44,4 5
Chip-rate
3,84 Mcps
Pmax 35
W
2.2.2
Outer Loop Power Control
Outer loop PC dibutuhkan untuk menjaga kualitas komunikasi pada level yang
dibutuhkan oleh pengaturan target. Outer loop PC bertujuan menyediakan kualitas
yang dibutuhkan, tidak lebih buruk, dan tidak lebih baik. Outer loop PC dibutuhkan
pada uplink dan downlink. Uplink outer loop PC ditempatkan pada RNC dan downlink
outer loop PC pada MS [2].
Gambaran dari uplink outer loop PC ditunjukkan pada Gambar 2.6. Kualitas
uplink diamati setelah mengkombinasikan diversitas makro pada RNC dan SIR
dikirim ke Node
B. Diversitas adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan
unjuk kerja sistem dengan cara menggabungkan sejumlah sinyal yang membaca
informasi yang sama. Pada diversitas makro, setiap penerima hanya terdiri dari satu
SPA
Fast power control 1,5 kHz
Kombinasi diversitas makro
Outer loop power control
RNC
Node-B #1
Node-B #2 Iub
Target SIR dengan frekuensi 10-100 Hz
Data yang diterima
berbeda dengan penerima yang lain. Algoritma outer loop PC secara umum
ditunjukkan pada Gambar 2.7 [1].
Gambar 2.6 Uplink outer loop PC pada RNC [1].
Kualitas yang
diterima lebih
baik daripada
kualitas yang
dibutuhkan
Ya
Tidak
Penambahan
SIR
Pengurangan
SIR
14
2.2.2.1
Gain
dari
Outer Loop Power Control
Bagian ini menganalisis berapa banyak SIR yang perlu disesuaikan ketika
kecepatan UE atau lingkungan multipath berubah. Istilah SIR dan E
b/N
o(bit energy
per noise spectral density) diasumsikan sama. Persamaan (2.3) menunjukkan
hubungan antara SIR dan Eb/No [8].
) ( )
(i
Eb
/
No
iSIR
=
(2.3)
dengan SIR
(i)adalah nilai SIR, dan Eb/No
(i)adalah nilai Eb/No.
Contoh hasil simulasi dengan layanan bicara
AMR dan BLER =1 %
ditunjukkan pada Tabel 2.2 dengan outer loop PC. Tiga profil multipath yang berbeda
digunakan, yaitu kanal non-fading menyesuaikan komponen line-of-sight yang kuat,
kanal fading ITU Pedestrian A, dan kanal fading 3-jalur dengan menyesuaikan power
rata-rata dari komponen multipath [1]. Untuk layanan bicara AMR, nilai Eb/No yang
diterima sebesar kurang lebih 5 dB [1].
Tabel 2.2 Target E
b/N
orata-rata pada lingkungan yang berbeda [1].
Multipath profile
Kecepatan UE
(km/jam)
Rata-rata target E
b/N
oyang dibutuhkan (dB)
Non-fading
- 5,3
ITU Pedestrian A
3
5,9
ITU Pedestrian A
20
6,8
ITU Pedestrian A
50
6,8
ITU Pedestrian A
120
7,1
Power persamaan 3- jalur
3
6,0
Power persamaan 3- jalur
20
6,4
Power persamaan 3- jalur
50
6,4
2.2.2.2
Penaksiran Kualitas yang Diterima
Kualitas yang diterima dapat ditaksir berdasar pada beberapa informasi [1],
yaitu :
o
Penaksiran BER (Bit Error Rate)
o
Penaksiran BLER (Block Error Rate)
o
E
b/N
oyang diterima
Penaksiran dari kualitas diilustrasikan pada Gambar 2.8 [1].
SPA
Dekoder kanal penerima
Outer loop power control
berdasarkan informasi penaksiran kualitas yang diterima Iub
Informasi penaksiran kualitas yang diterima UE
Node-B
RNC
Gambar 2.8 Penaksiran kualitas pada outer loop PC pada RNC [1].
2.2.2.3
Algoritma
Outer Loop Power Control
Algoritma outer loop PC ditunjukkan pada Gambar 2.9. Step size dari outer
loop
PC adalah 0,3 dB. Algoritma outer loop PC berdasarkan pada informasi
penaksiran kualitas yang diterima [1].
Gambar 2.9 Algoritma outer loop PC [1].
Step_down=BLER *Step_size;Eb/No_ (n+1)=Eb/No (n)-Step_down; ELSE
Step_up=Step_size- BLER*Step_size; Eb/No (n+1)=Eb/No (n)+Step_up; END
Where
16
2.3
Handover Control
(HC)
Handover berarti switching panggilan di antara kanal radio pada sel yang sama
atau switching panggilan dari satu sel ke sel lain tanpa interupsi dari sel. Handover
adalah penting untuk menjamin mobilitas dari pelanggan. Pada WCDMA, handover
secara umum dapat dibagi ke dalam soft handover dan hard handover. Hard handover
pada WCDMA terdiri dari handover antar frekuensi dan handover antar sistem. Hard
handover yang dibahas di sini adalah handover antar sistem [4].
2.3.1
Soft Handover
Handover yang sering terjadi pada WCDMA adalah soft handover.
Soft
handover dibutuhkan dengan tujuan mobilitas dari UE. Pada soft handover, sebuah
MS secara serentak pada frekuensi yang sama dihubungkan ke lebih dari satu BS. UE
harus dihubungkan dengan Node-B terbaik untuk menjauhkan diri dari masalah
jauh-dekat dan interferensi berlebihan dari sel tetangga [9].
2.3.1.1
Prinsip
Soft Handover
Proses
soft handover berbeda dari proses hard handover. Pada periode soft
handover,
mobile
berkomunikasi secara serentak dengan semua BS pada set aktif .
Gambar 2.10 menunjukkan proses dasar dari hard
dan soft handover (kasus 2-jalan).
Diasumsikan perpindahan mobile dari sel 1 ke sel 2, BS
1adalah mobile
semula yang
melayani BS. Sementara berpindah, mobile secara terus-menerus mengukur kekuatan
sinyal
pilot yang diterima dari BS terdekat. Dengan hard handover ditunjukkan pada
Gambar 2.10 (a), acuan dari handover
dapat digambarkan secara sederhana sebagai
dengan (pilot_Ec/Io)
1dan (pilot_Ec/Io)2 adalah pilot
Ec/Io yang diterima dari BS
1dan BS
2berturut-turut, dan D adalah batas hysteresis.
Gambar 2.10 Perbandingan antara hard dan soft handover [2].
(a)
Hard handover.
(b)
Soft handover.
Alasan dari pengenalan batas hysteresis pada algoritma hard handover adalah
untuk menghindari “efek ping-pong”, yaitu kejadian saat mobile berpindah masuk dan
keluar dari batas sel yang seringkali terjadi hard handover. Dengan mengenalkan
batas
hysteresis, efek “ping-pong” dapat dikurangi karena mobile
tidak dapat
handover
dengan segera ke BS yang lebih baik. Jika batas hysteresis
lebih besar,
maka efek “ping-pong” menjadi lebih kecil. Akan tetapi, dengan batas hysteresis yang
besar, berarti lebih banyak delay yang terjadi. Selain itu, mobile
menyebabkan
18
terjadi
hard handover,
traffic link semula dengan BS
1diputuskan dalam batas
hysteresis sebelum pengaturan link baru dengan BS
2sehingga hard handover adalah
proses dari ”memutus sebelum membuat” [2].
Kasus
soft handover ditunjukkan pada Gambar 2.10 (b). Sebelum
(pilot_Ec/Io)
2melebihi (pilot_Ec/Io)
1selama kondisi pemicu soft handover dipenuhi,
mobile
memasukkan keadaan soft handover dan
link
baru dibuat. Sebelum BS
1diputuskan, mobile berkomunikasi dengan kedua BS
1dan BS
2secara serentak. Akan
tetapi, tidak seperti hard handover, soft handover adalah proses dari “membuat
sebelum memutus” [2].
2.3.1.2
Algoritma
Soft Handover
Soft handover menggunakan secara khusus CPICH (Common Pilot Channel)
E
c/I
o( = pilot E
c/I
o) sebagai kuantitas pengukuran handover yang disinyalkan untuk
RNC [6]. Ec/Io adalah carrier energy per interference.
Terminologi yang digunakan pada deskripsi handover [2], yaitu :
Set aktif adalah daftar sel-sel yang mempunyai koneksi soft handover ke UE.
Set kandidat adalah daftar sel-sel yang tidak digunakan pada koneksi soft
handover,
tetapi mempunyai nilai pilot
Ec/Io yang tidak cukup kuat untuk
ditambahkan ke set aktif.
Set tetangga/set monitored adalah daftar sel-sel yang diukur oleh UE secara
terus-menerus, tetapi mempunyai nilai Ec/Io yang tidak cukup kuat untuk ditambahkan
Algoritma
soft handover pada WCDMA ditunjukkan pada Gambar 2.11 dan
dideskripsikan mengikuti :
o
Jika Pilot_ E
c/I
o> Best_Pilot_ E
c/I
o– (AS_Th – AS_Th_Hyst) untuk sebuah
periode dari
Δ
T dan set aktif tidak penuh, sel ditambahkan ke set aktif.
Kejadian ini dinamakan Event 1A atau Radio Link Addition.
o
Jika Pilot_ E
c/I
o< Best_Pilot_ E
c/I
o– (AS_Th + AS_Th_Hyst) untuk sebuah
periode dari
Δ
T, kemudian sel dipindahkan dari set aktif. Kejadian ini
dinamakan Event 1B atau Radio Link Removal.
o
Jika set aktif penuh dan Best_Candidate_Pilot_ E
c/I
o> Worst_Old_Pilot_E
c/I
o+ AS_Rep_Hyst untuk sebuah periode dari
Δ
T, kemudian sel terlemah pada
set aktif digantikan dengan sel calon terkuat (yaitu sel terkuat pada set
monitored). Kejadian ini dinamakan Event 1C atau Combined Radio Link
Addition and Removal.
Gambar 2.11 Algoritma soft handover WCDMA [2].
Keterangan dari Gambar 2.11, yaitu :
o
AS_Th adalah threshold dari diversitas makro (reporting range)
20
o
Hysteresis_event1A adalah penambahan Hysteresis
o
Hysteresis_event1B adalah pemindahan Hysteresis
o
AS_Rep_Hyst adalah penggantian Hysteresis
o
Δ
T adalah waktu picu
o
AS_Max_Size adalah ukuran maksimum dari set aktif
o
AS_Th – AS_Th_Hyst juga dinamakan Th_add atau window_add
o
AS_Th + AS_Th_Hyst juga dinamakan Th_drop atau window_drop
o
Best_Pilot_ E
c/I
oadalah Ec/Io dari CPICH (Common Pilot Channel) terkuat
pada set aktif
o
Worst_Old_Pilot_E
c/I
oadalah Ec/Io dari CPICH terlemah pada set aktif
o
Best_Candidate_Pilot_ E
c/I
oadalah sel yang diukur terkuat pada set monitored
o
Pilot_ E
c/I
oadalah Ec/Io dari CPICH yang diterima dari BSi
Nilai khusus untuk parameter Window_add dan Window_drop ditunjukkan pada Tabel
2.3. Untuk layanan bicara AMR, dengan CPICH nilai Ec/Io yang diterima lebih dari
-20 dB (Ec/Io > --20 dB) [1].
Tabel 2.3 Parameter handover khusus [1].
Window_add Window_drop
1 - 3 dB
2 - 5 dB
2.3.2
Handover
antar Sistem antara WCDMA dan GSM
Standard WCDMA dan GSM memungkinkan handover
di antara WCDMA
dan GSM. Handover ini dapat digunakan untuk coverage atau alasan keseimbangan
muatan. Pada permulaan penyebaran WCDMA, handover ke GSM dibutuhkan untuk
menyediakan coverage terus-menerus [1].
Handover dari GSM ke WCDMA dapat digunakan untuk merendahkan
pada jaringan WCDMA meningkat, maka penting untuk mempunyai handover alasan
muatan ke kedua arah. Untuk layanan bicara AMR, nilai kapasitas maksimal
WCDMA sebesar 66 user. Sedangkan coverage
maksimal WCDMA untuk layanan
bicara AMR sebesar 2,5 km [1].
Gambar 2.12 Handover antar sistem antara GSM dan WCDMA [1].
GSM
GSM
GSM
GSM
GSM
GSM
WCDMA
WCDMA
WCDMA
Handover GSM
→
WCDMA
untuk perluasan kapasitas
Handover
WCDMA
→
GSM untuk
perluasan
coverage
2.4
Admission Control
(AC)
2.4.1
Prinsip
Admission Control
Sebelum menerima UE baru, AC perlu memeriksa bahwa admitansi tidak akan
mengorbankan area coverage yang direncanakan atau kualitas dari koneksi yang ada.
AC secara fungsional ditempatkan pada RNC. Pada RNC, muatan informasi dari
beberapa sel dapat diperoleh. Algoritma AC menaksir peningkatan muatan secara
terpisah untuk arah uplink dan downlink. Permintaan dapat diterima hanya jika AC
kedua uplink dan downlink menerimanya. Jika tidak, permintaan akan ditolak karena
interferensi berlebih yang akan dihasilkan pada jaringan [1].
22
2.4.2
Strategi
Admission Control
Berdasarkan strategi AC, pada uplink
dan downlink, permintaan baru user
tidak diterima dalam jaringan akses radio jika load
total lebih tinggi daripada nilai
threshold.
Diterima :
η
total_old+
Δ
L
<
η
threshold(2.6)
dengan
η
adalah penaksiran faktor muatan sebelum penerimaan koneksi baru [1].
2.4.3
Prosedur
Admission Control
Pemeriksaan pertama pada skema AC adalah ketersediaan power
yang cukup
pada BS untuk mendukung layanan yang diminta. Jika di sana tidak tersedia power
yang cukup pada BS, panggilan diblokir dari masukan sistem. Kemudian dilakukan
pengaturan
power threshold (P
thresh) untuk memungkinkan terjadinya traffic. Oleh
karena itu, user dengan kebutuhan power lebih dari power threshold tidak dibolehkan
masuk ke dalam sistem. Prosedur ini adalah untuk panggilan suara saja [6].
2.5
Visual Basic
Visual Basic merupakan pemrograman berorientasi obyek (Object Oriented
Programming/OOP), artinya melihat suatu masalah dari obyek-obyek yang terdapat
dalam masalah tersebut. Visual Basic menyediakan obyek-obyek yang sangat kuat,
berguna, dan mudah digunakan. Pada Visual Basic yang dikerjakan pertama kali
adalah membuat tampilan program terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
membuat kode yang akan digunakan oleh program [10]. Tampilan dasar Visual Basic
Gambar 2.14 Tampilan dasar Visual Basic dengan form sebagai area kerja.
Beberapa
window yang terdapat pada tampilan dasar Visual Basic yang
ditunjukkan pada Gambar 2.14, antara lain :
1.
Window utama
Pada bagian judul window ini tertulis Microsoft Visual Basic [Design]. Dari
window ini, semua kegiatan pembuatan program dilakukan. Menu-menu yang terdapat
pada
window ini digunakan selama perancangan program. Di bawah menu terdapat
toolbar yang digunakan sebagai pemercepat (shortcut) dalam pengaksesan beberapa
menu yang sering digunakan [10].
Menu merupakan salah satu bentuk komponen yang dapat digunakan untuk
menjembatani antara form satu dengan form lain dalam satu program. Salah satu jenis
menu yaitu menu pop-up. Dengan menggunakan menu pop-up, kita dapat
meminimalkan tempat yang digunakan untuk penghubung antar form program. Dalam
satu group menu kita dapat membuat hyperlink (penghubung) dengan berbagai form
24
2.
Window toolbox
Window toolbox digunakan untuk memilih control-control yang akan
digunakan oleh program yang akan dirancang. Toolbox adalah kotak alat yang berisi
icon-icon untuk memasukkan obyek tertentu ke dalam jendela form. Untuk
memodifikasi
toolbox, misalnya menambah komponen icon dengan cara mengklik
kanan pada toolbox, lalu memilih komponen [10].
3.
Window properti
Window properti digunakan untuk mengatur sifat (properti) dari form atau
control-control. Isi dari window properti ini berubah-ubah sesuai dengan form atau
control yang dipilih, karena masing-masing form atau control memiliki properti yang
berbeda. Window properti terdiri dari tiga bagian, yaitu :
•
Bagian untuk memilih obyek
Bagian untuk memilih obyek digunakan untuk memilih obyek (form atau
control) yang akan diubah propertinya. Bagian ini akan berubah secara
otomatis jika telah dilakukan pemilihan pada control yang terdapat pada form
[10].
•
Bagian untuk pengaturan nilai-nilai properti
Bagian untuk pengaturan nilai properti digunakan untuk mengubah
nilai-nilai properti obyek yang dipilih [10].
•
Bagian untuk memilih properti sebuah obyek
Bagian untuk memilih properti sebuah obyek digunakan untuk menampilkan
daftar properti yang dimiliki sebuah obyek. Daftar properti ini tidak sama
antara satu obyek dengan obyek lainnya. Pemilihan properti pada daftar ini
4.
Window project
Project
adalah sekumpulan modul. Window project digunakan untuk
manajemen proyek yang digunakan dalam pembuatan program. Program yang besar
dibagi-bagi dalam beberapa modul, dan daftar modul ini diletakkan pada window
project ini. Project disimpan dalam file berakhiran .VBP [10].
Pada
window project terdapat tiga icon yaitu icon VIEW CODE untuk
menampilkan jendela editor kode program, VIEW OBJECT untuk menampilkan form,
dan TOGGLE FOLDERS untuk menampilkan folder (tempat penyimpanan file) [10].
5.
Window kerja (form)
Form adalah suatu obyek yang digunakan sebagai tempat bekerja pembuatan
program. Pada form dapat diletakkan control dan kode program [10].
Control merupakan obyek untuk interaksi antara program dengan pemakai.
Obyek ini dapat berupa suatu tools yang digunakan untuk input maupun output, atau
hanya sebagai pesan yang ditampilkan ke layar (bersifat statis). Control pada window
toolbox yang digunakan pada pembuatan program visualisasi resource management
pada jaringan WCDMA, yaitu :
1.
Control label
Control label digunakan untuk menampilkan tulisan pada form. Pemakai tidak
dapat mengubah tulisan tersebut secara langsung [10].
2.
Control text box
Control text box digunakan sebagai tempat input atau juga dapat digunakan
untuk menampilkan teks dan pemakai dapat mengubah-ubah tulisan yang
26
3.
Control command button (tombol)
Control command button (tombol) digunakan untuk menjalankan suatu
tindakan jika pemakai telah melakukan pilihan dengan menekan tombol ini
[10].
4.
Control frame
Control frame digunakan untuk membingkai dan mengelompokkan obyek
tertentu [10].
5.
Control option button
Control option button digunakan untuk melakukan pemilihan yang hanya
boleh memilih satu pilihan saja. Bagi sebagian pemrogram, juga disebut
dengan radio button [10].
6.
Control check box
Kegunaan piranti check box hampir sama dengan option button. Bedanya
adalah
check box dapat dipilih beberapa pilihan sekaligus dalam satu grup
pilihan. Perbedaan yang lain adalah nilai jika suatu pilihan diberikan. Pada
check box, nilai pilihan adalah 0 untuk tidak dipilih, 1 untuk dipilih, dan 2
untuk warna kelabu [10].
7.
Control image
Control image digunakan untuk menampilkan gambar (image) di form [12].
8.
Control shape
Control shape digunakan untuk menampilkan shape di form [12].
9.
Control line
10.
Control animation GIF
Control animation GIF digunakan untuk menampilkan gambar animasi di
form [12].
11.
Control MSChart
Control MSChart digunakan untuk mendesain suatu grafik. Control MSChart
tidak cukup hanya diatur dengan propertinya saja karena menyangkut
pengaksesan data. Oleh karena itu, diperlukan penulisan kode-kode program
dengan mengaktifkan metode-metode yang telah disediakan Visual Basic 6
[13].
12.
Control timer
Control timer adalah sebuah pengukur waktu tersembunyi yang memberikan
akses ke dalam sistem waktu dari program yang dibuat. Control timer ini
menggunakan jam internal yang terdapat pada komputer yang digunakan.
Selain itu, control timer dapat digunakan seperti pengukur waktu untuk
menghitung mundur dari waktu tertentu yang menyebabkan penundaan pada
BAB III
PERANCANGAN PROGRAM
Program simulasi ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.
Program dibuat dengan komputer yang menggunakan prosesor Intel Pentium 4, dan
RAM sebesar 512 MB. Resource management yang akan disimulasikan terdiri dari
Power Control (PC), Handover Control (HC), dan Admission Control (AC).
3.1
Diagram Alir Program Keseluruhan
Pada menu utama program disediakan tiga pilihan utama simulasi, yaitu
simulasi visualisasi Power Control (PC), Handover Control (HC),
dan Admission
Control (AC). Diagram alir program keseluruhan yang akan disimulasikan dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram alir program keseluruhan.
3.2
Diagram Alir Program
3.2.1
Power Control
(PC)
Ada 2 tipe power control pada sistem WCDMA yang akan disimulasi pada
tugas akhir ini, yaitu closed loop/fast power control dan
outer loop power control.
Diagram alir power control secara keseluruhan yang akan disimulasikan dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram alir power control (PC) secara keseluruhan.
Mulai
Selesai Downlink?
Downlink Uplink
Tidak
Ya
30
3.2.1.1
Fast/Closed Loop Power Control
Fast/closed loop power control dibagi dalam dua arah, yaitu downlink dan
uplink. Diagram alir fast/closed loop power control secara keseluruhan yang akan
disimulasikan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Mulai
Selesai
Tidak Ya
Masukkan golongan,
stepsize, nilai SIR, dan nilai PTx
i=0
Ya
Tidak Penentuan nilai SIRtar berdasar
golongan ? % 1 , 0 ) ( ≤ − i tar SIR SIR ? )
(i SIRtar
SIR >
stepsize P
PTx(i+1)= Tx(i)− PTx(i+1)=PTx(i)+stepsize
i=i+1 tar i Tx i Tx i SIR P P SIR ) 1 ( ) ( ) 1 ( + + = Tampilkan pengiriman SIR dari BS ke MS
Tampilkan nilai SIRtar, PTx(i),
nilai SIR(i), dan visualisasi
perbandingan SIR(i)dan SIRtar
3.2.1.1.1
Downlink Fast Power Control
Proses downlink fast power control pada dasarnya sama dengan proses uplink
fast power control. Diagram alir proses downlink fast power control ditunjukkan pada
Gambar 3.4.
Dalam perancangan downlink fast power control, data masukan adalah
golongan, step size, nilai SIR yang diterima (SIR), dan nilai transmitter power (P
Tx).
Karena masukan nilai SIR dan PTx sebesar kurang lebih 5 dB, maka diasumsikan
jangkauan nilainya sebesar 3 dB sampai 10 dB. Sedangkan nilai target SIR yang
dibutuhkan (SIR
tar) ditentukan sesuai golongan yang dimasukkan. Data target SIR
ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Setelah golongan, step size, nilai SIR yang diterima, dan transmitter power
dimasukkan, dilakukan penentuan nilai target SIR yang dibutuhkan sesuai dengan
golongan yang telah dimasukkan. Setelah SIR dikirim dari BS ke MS, MS
membandingkan SIR yang diterima dari BS dengan target SIR yang telah ditentukan
dengan menggunakan toleransi 0,1%.
BS menyesuaikan transmitter power dengan perintah TPC dari MS. Jika nilai
mutlak dari selisih antara nilai target SIR dan SIR lebih besar dari toleransi 0,1%
(
SIR
tar−
SIR
(i)>
0
,
1
%
) dan nilai SIR yang diterima lebih baik daripada target SIR
(
), maka MS mengirim sebuah perintah TPC “0” ke BS lewat downlink
dedicated control channel. Tetapi jika nilai SIR yang diterima lebih rendah daripada
target SIR (
tar i
SIR
SIR
()>
tar i
SIR
SIR
()<
), maka MS mengirim sebuah perintah TPC “1” ke BS.
Perintah TPC “0” berarti mengurangi transmitter power. Perintah TPC “1” berarti
menambah transmitter power. Power disesuaikan menggunakan step size 0,5 dB atau
1 dB sesuai dengan masukan step size.
Penyesuaian
transmitter power berdasar pada persamaan (2.1), sehingga
diperoleh
stepsize
P
32
dengan P
Tx(i)adalah transmitter power lama (pada saat i), P
Tx(i+1)adalah transmitter
power baru (pada saat i+1), stepsize = +0,5 dB atau +1 dB jika SIR
(i)< SIR
tar, dan
stepsize = -0,5 dB atau -1 dB jika SIR
(i)> SIR
tar.
Setelah
transmitter power disesuaikan, nilai SIR dihitung berdasarkan
persamaan (2.2), sehingga diperoleh
tar i
Tx i Tx
i
SIR
P
P
SIR
) 1 (
) ( )
1 (
+
+
=
(3.2)
dengan P
Tx(i)adalah transmitter power lama (pada saat i), P
Tx(i+1)adalah transmitter
power baru (pada saat i+1), SIR
taradalah target SIR yang dibutuhkan, dan SIR
(i+1)adalah SIR sekarang (pada saat i+1). Penyesuaian nilai transmitter power dilakukan
secara terus-menerus sampai nilai mutlak dari selisih antara nilai target SIR dan SIR
tidak lebih dari toleransi 0,1% (
SIR
tar−
SIR
(i)≤
0
,
1
%
). Setelah nilai mutlak dari
selisih antara nilai target SIR dan SIR tidak lebih dari toleransi 0,1%, maka nilai
target SIR, transmitter power, SIR, dan visualisasi perbandingan nilai SIR dan target
SIR ditampilkan.
3.2.1.1.2
Uplink Fast Power Control
Diagram alir proses uplink fast power control ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Dalam perancangan uplink fast power control, data masukan sama dengan pada
perancangan
downlink fast power control, yaitu golongan, step size, nilai SIR yang
diterima (SIR), dan nilai transmitter power (P
Tx). Karena masukan nilai SIR dan PTx
sebesar kurang lebih 5 dB, maka diasumsikan jangkauan nilainya sebesar 3 dB sampai
10 dB. Sedangkan target SIR yang dibutuhkan (SIR
tar) ditentukan sesuai golongan
? % 1 , 0 ) ( ≤
− i
tar SIR
SIR
? )
(i SIRtar
SIR >
stepsize P
PTx(i+1)= Tx(i)−
tar i Tx
i Tx i SIR
P P SIR
) 1 (
) ( ) 1 (
+ + =
stepsize P
PTx(i+1)= Tx(i)+
Setelah golongan, step size, nilai SIR yang diterima, dan transmitter power
dimasukkan, dilakukan penentuan nilai target SIR yang dibutuhkan sesuai dengan
golongan yang telah dimasukkan. Setelah SIR dikirim dari MS ke BS, BS
membandingkan SIR yang diterima dari MS dengan target SIR yang telah ditentukan
dengan menggunakan toleransi 0,1%.
Gambar 3.5 Diagram alir proses uplink fast power control.
MS menyesuaikan transmitter power dengan perintah TPC dari BS. Jika nilai
34
(
SIR
tar−<