• Tidak ada hasil yang ditemukan

DPD Republik Indonesia (IIN) : Interupsi Pimpinan

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 38-42)

Kalau DPD mau besok, setelah selesai dari Partai gerindra boleh dengan Gerindra, habis itu kita sepakati besok siang, setelah Fraksi dan DPD memberikan tanggapan baru kita langsung memasuki tanggapan pemerintah. atas pandangan dari Fraksi-fraksi.

KOMITE I DPD Republik Indonesia (IIN) : Interupsi Pimpinan.

Kami DPD minta waktu untuk malam ini kami sudah siap, tidak untuk besok.

KETUA RAPAT :

37

ARSIP DPR RI

Ya, dipersilakan sekarang kalau sudah siap, kami persilakan.

KOMITE I DPD RI:

Pandangan DPD RI

Terhadap Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota serta Perpu Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

juru bicara Insiawati Ayus didampingi Ketua Komite I Akhmad Muqowam Asalamualaikum wrwb.

Salam sejahtera untuk kita semua, Om Suawasti Astu.

Saudara pimpinan dan anggota komisi II DPR RI yang kami hormati;

Saudara Menteri Hukum HAM dan Menteri Dalam Negeri yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia;

Mengawali pendapat DPD yang akan kami sampaikan maka pada kesempatan ini marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas ijinnya, kita dapat mengikuti rapat kerja guna Satu mendengarkan penjelasan pemerintah atas Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota serta Perpu Nomor 2 tahun 2014 tentang pemerintah daerah tadi sudah sampaikan Kedua, mendengarkan Pandangan fraksi-fraksi dan kali ini kami DPD menyampaikan tentang dan terhadap kedua Perpu tersebut dalam keadaan sehat serta suasana dan semangat kebersamaan, guna memenuhi tugas Konstitusi semoga Tuhan Yang Maha Esa, memberikan rahmatNya kepada kita sehingga seluruh agenda hari ini dapat diselesaikan dengan baik. Undang-Undang NUndang-undang Nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati dan walikota yang antara lain mengatur mekanisme pemilihan kepala daerah secara tidak langsung.

Melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah mendapatkan penolakan yang luas oleh rakyat.

Atas dasar tersebut dengan alasan hal ikhwal kegentingan yang memaksa maka pada tanggal 2 Oktober 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati dan walikota yang antara lain mengembalikan mekanisme pemilihan kepala daerah secara langsung konsekwensi dari lahirnya Perpu Nomor 1 tahun 2014 berimplikasi pada lahirnya Perpu Nomor 2 2014 tentang pemerintahan daerah terutama yang mengatur kewenangan DPRD penetapan Perpu dengan alasan kegentingan yang memaksa, secara konstitusional diatur dalam Pasal 52 Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan Undang-Undangan. Namun demikian mengenai kriteria jal ikhwal kegentingan yang memaksa tidak diatur secara detil, yang menjadi perspektif, subyektif Presiden. Seiring dengan dinamika politik yang berkembang, bertepatan dengan pergantian pemerintah dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Joko Widodo dan juga adanya pergantian anggota legislatif 2014 -2019 secara linier hal tersebut membuat

38

ARSIP DPR RI

kedua Perpu belum ditetapkan sebagai landasan hukum penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. Pada saat bersamaan proses penentuan daerah sudah akan berlangsung pada tahun 2015, guna menjamin adanya keberlanjutan pembangunan dan pelayanan publik di daerah menurut data Kemendagri yang kami kutip bahwa pada akhir tahun 2015 terdapat 8 Gubenur dan 196 Bupati Walikota yang akan mengakhiri masa jabatannya. Dengan belum ditetapkannya landasan Hukum tersebut akan berkomplikasi pada proses pemilihan kepala daerah tahun 2015 ini.

Pemilihan kepala daerah pada prinsipnya diatur dalam Pasal 18 Ayat (4) Undang-Undang Dasar1945 yang menyebutkan gubernur bupati dan walikota masing-masing, sebagai kepala pemerintahan daerah propinsi Kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. Mengacu pada pasal tersebut, maka pemberian kepala daerah dapat dilaksanakan melalui mekanisme pemilihan langsung maupun tidak langsung melalui perwakilan.

Praktik demokrasi yang berjalan selama lebih dari satu dasawarsa pasca reformasi, mekanisme pemilihan langsung telah berjalan dan menjadi pilihan politik, meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak persoalan yang harus dibenahi untuk mewujudkan pemilihan kepala daerah yang ideal, seperti yang di cita-citakan dalam pandangan kami, baik pemilihan langsung maupun tidak langsung, tetap tidak mengurangi kadar constitution alasan presiden mengeluarkan Perpu Nomor 1 tahun 2014 sebagaimana tertuang dalam konsideran huruf c yaitu telah menimbulkan kegentingan yang memaksa, sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138 2009 dalam putusan MK tersebut ada beberapa syarat penerbitan Perpu, yaitu adanya keadaan yaitu kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat berdasarkan Undang-Undang.

Dua, Undang-Undang yang dibutuhkan tersebut belum ada, sehingga terjadi kekosongan Hukum atau ada Undang-Undang tetapi tidak memadai Tiga, kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan cara membuat Undang-Undang secara prosedur biasa, karena akan memerlukan waktu yang cukup lama sedangkan keadaan yang mendesak tersebut perlu kepastian untuk diselesaikan.

Dasar putusan MK mengenai syarat penerbitan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 menjadi justifikasi perspektif subyektif Presiden dalam menafsirkan hal ikhwal kegentingan yang memaksa.

Bapak, Ibu yang kami hormati.

Atas dasar pertimbangan dan pandangan di atas dan kita baru melakukan reses kami telah menyerap menghimpun, aspirasi masyarakat daerah yang terbentang dari Aceh sampai ke Papua, maka DPD RI menyatakan menerima Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 tentang Pemilihan Daerah Kepala Daerah namun demikian pemerintah daerah maafkan kami ralat namun demikian DPD RI meminta klarifikasi dari pemerintah terhadap hal-hal sebagai berikut: Satu kewenangan subjectif Presiden untuk menyatakan hal ikhwal kegentingan memaksa yang menjadi dasar Presiden berhak menetapkan Perpu karena dalam undang-undang karena dalam Pasal 22 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 52 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan tidak diatur secara detil hal mana, agar ada objektifikasi terhadap Perpu tersebut Kedua, kami mohon

39

ARSIP DPR RI

penjelasan dari pemerintah tentang penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2014 yang bersamaan waktunya dengan penetapan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur bupati dan walikota. Bapak, Ibu yang kami hormati.

Demikianlah pandangan DPD RI terhadap Perpu Nomor 1 tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 Tahun 2014. DPD RI berharap, pelaksanaan pemilihan kepala daerah ke depan jauh lebih demokratis, dalam menghasilkan kepala daerah yang berkualitas dan berintegritas.

Cukup singkat kami sampaikan.

dan Wassalamu'alaikum warohmatullahi wb.

Salam sejahtera Om Santi Santi Santi Om.

Insiawati Ayus Akhmad Muqowam Ketua Komite I DPD RI, terima kasih.

Izin kami menyampaikan didampingi, karena kami dapat arahan dari Sekretariat.

KETUA RAPAT :

Untuk 2 kursi saja, jadi lebih afdol dan ideal kalau 2 kursi yang untuk DPD bisa hadir ke sini eloknya sepasang, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih .

Jurubicara dari DPD Ibu Ayus yang didampingi ada pendampingnya Saudara yang terhormat Pak Muqowam oleh karena itu kita skors, rapat ini. Sampai besok jam 14, acara pertama adalah Pandangan Fraksi Partai Gerindra. Setelah itu adalah langsung pandangan tanggapan, pemeritah, kita kerucutkan baru kita runding besok, kita tetapkan sebagaimana yang sudah selesai pandangan pemerintah besok.

Dengan mengucap Alhamdulillahirrobil'alamin rapat diskors.

F-PDIP (ARIF WIBOWO):

Interupsi Ketua, bisa Interupsi sebentar sekedar masukan saja karena ini menyangkut pandangan yang ujungnya adalah menyatakan sikap persetujuan, terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang maka sebenarnya menyangkut soal yang teknis bisa dilakukan kemudian, menyusul , kalau boleh kami minta, malam ini bisa diselesaikan semuanya. Yang kemudian secara tehnis nanti akan disusulkan kemudian menyangkut pandangan yang sifatnya tertulis. Tentu saya kira sesuatu yang lazim yang biasa kita, lakukan selama ini karena toh pada hari ini sebenarnya undangan resmi yang diterima oleh masing-masing anggota, itu adalah penyampaian pendapat fraksi, yang sebenarnya sejak awal tadi saya bermaksud ingin menyampaikan, bahwa tidak perlu lagi ditawarkan karena memang semua anggota komisi II yang hadir dan berdasarkan kelompok fraksinya masing-masing, memang dimintakan untuk persiapkan dirinya menyampaikan pandangan fraksinya terhadap keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Perpu Nomor 1 dan Nomor 2 tahun 2014. Jadi dengan demikian, kita

40

ARSIP DPR RI

bisa memanfaatkan waktu ini dengan baik dan kemudian bisa kita lanjutkan dengan satu kegiatan yang lain, yang lebih maju dari sekedar hanya untuk mendengarkan persetujuan dan pandangan fraksi-fraksi yang meskipun menurut hemat kami adalah penting dan strategis agar semua orang bisa mengetahuinya dengan seluas luasnya, saya kira itu Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Saudara Arif Wibowo saya kira tadi Partai Gerindra meminta besok dan kita setujui. Tidak salah juga besok setelah tanggapan pemerintah, kita duduk sebentar, kita selesaikan apakah hari Selasa mau kita ambil langsung dalam Paripurna keputusan, besok kita bicarakan ini sudah jam 10.00 tata tertib mengatakan jam 22.30 sudah pas, kalau tidak kita perpanjang, jadi kita skors rapat ini besok kita bicarakan jam 14.00. Pemerintah juga sudah setuju . Dan silakan Fraksi Partai Gerindra untuk melakukan mempersiapkan secara tertulis untuk kita ikuti besok, termasuk DPD juga kita minta mendengarkan tanggapan pemerintah.

Mohon ijin karena sudah 10.30. Saudara Arif, kita skors sidang ini sampai besok jam 14.00 di tempat yang sama. Setuju ya? kita skors ya?

Terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

(RAPAT DISKORS PUKUL : 22.28 WIB)

Jakarta, 15 Januari 2015 KABAG SET KOMISI II DPR RI

TTD.

MINARNI, SH

NIP. 19650620 199302 2 001

41

ARSIP DPR RI

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 38-42)

Dokumen terkait