• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSIP DPR RI

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi wb.

KETUA RAPAT:

Terima kasi fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

Yang terhormat Saudara Yanuar. Kita lanjutkan fraksi partai keadilan sejahtera.

F-PKS (Dr. H. SA'ADUDDIN, MM):

Baik Pak.

Bismillahirrahmanirrahim.

Pendapat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Terhadap

Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014

tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota disampaikan oleh Sa'aduddin Nomor Anggota A-104

Yang kami hormati, Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR RI;

Menteri Dalam Negeri beserta jajaran;

Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya;

Hadirin sekalian yang berbahagia.

Assalamu'alaikum Wr Wb puji syukur kita panjatkan kepada Allo SWT Sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Seiring do'a, semoga kerja danikhtiar kita dan mengemban amanah rakyat, melaksanakan tugas-tugas konstitusional sebagai wakil rakyat, dimudahkan oleh Alloh SWT dan bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengawali penyampaian pendapat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera terhadap Rancangan Undang-Undang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota perkenankan kami mengucapkan selamat datang kepada para Menteri mitra komisi II, beserta jajarannya dan hadirin, pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan kemitraan kita kedepan semakin kondusif dan mewujudkan tata kelola yang lebih baik baik di pusat maupun di daerah.

29

ARSIP DPR RI

Yang bersih, dan demokrasi. Hadirin yang kami hormati. Selanjutnya perkenankan kami menyampaikan pandangan dan pendapat Fraksi PKS terhadap Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubenur Bupati dan Walikota sebagai berikut: Pertama penerbitan Perpu Nomor 1 tahun 2014 ini merupakan peristiwa ketatanegaraan yang tidak biasa, dan terasa istimewa mengingat Perpu resmi dikeluarkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 2 Oktober 2014, tepat pada hari dan tanggal yang sama dimana Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota di undangkan oleh pemerintah sementara Perpu sensiri mencabut dan menyatakan tidak berlaku Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tersebut, peristiwa ini sebagai kita ikuti bersama menimbulkan polemik dan debat publik. Bukan semata soal materi, muatan yang diatur dalam Perpu akan tetapi juga menyangkut teknis prosedural dan politis yang dikeluarkan oleh Perpu itu sendiri terlebih Perpu dikeluarkan oleh Presiden SBY. Di akhir masa jabatannya dan harus ditanggung oleh Presiden berikutnya yaitu Presiden Jokowi. Untuk diminta persetujuan kepada DPR yang juga baru, hasil pemilihan yang baru. Kedua.

Menyangkut materi muatan Perpu Nomor 1 tahun 2014 Fraksi PKS kembali harus menyampaikan betapa Perpu ini terasa berbeda dan istimewa karena Perpu Nomor 1 tahun 2014 tidak sekedar mencabut Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 yang lalu. Dan memberlakukan ketentuan sebelumnya tidak hanya melakukan perubahan penyempurnaan terhadap sejumlah pasal, ketentuan pada Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014, akan tetapi Perpu mencabut dan menyatakan tidak berlaku Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 dan membuat aturan yang baru sama sekali yang mengatur secara luas, dalam bentuk pasal, ketentuan. Sehingga lebih terlihat seperti Undang-Undang baru, bukan seperti materi muatan Perpu yang lazimnya selama ini yang substansinya singkat, dan terbatas untuk hal-hal tertentu Ketiga Fraksi PKS tentu berharap perubahan, perbaikan, regulasi mulai Perpu ini akan memperkuat penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, melalui peningkatan kualitas demokrasi, berorientasi pada penyelesaian permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan pilkada selama ini, serta mampu mengantisipasi tantangan baru demokrasi ke depan Hadirin yang kami hormati.

Secara konsional yuridis berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang NKRI tahun 1945. Penerbitan Perpu merupakan hak dan kewenangan presiden dan mengatasi hal ikhwal kepentingan yang memaksa saya ulangi, kegentingan yang memaksa.

Undang-Undang Dasar selanjutnya mengatur bahwa Perpu harus mendapatkan persetujuan DPR, dan jika tidak mendapatkan persetujuan Perpu itu harus dicabut kembali. Ketentuan prosedural pembahasan Perpu tersebut, diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011, tentang pembentukan peraturan Perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan Pasal 52 Undang-Undang tersebut DPR hanya memberikan persetujuan dan tidak memberikan persetujuan terhadap Perpu, dan masing-masing dituangkan dalam rancangan Undang-Undang untuk disahkan di dalam Paripurna DPR menjadi Undang-Undang. Hadirin yang terhormat.

Berdasarkan pandangan di atas dengan memohon taufik Alloh SWT dan mengucapkan bismilahhirohmanirrahim fraksi PKS menyatakan setuju untuk membahas lebih lanjut Rancangan Undang-Undang tentang penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2014 sebelum diambil keputusan Fraksi PKS berharap pembahasan dilakukan secara cermat, dan teliti dalam waktu yang efektif mengingat substansi Perpu yang sangat luas dan komprehensip serta mengaturhal ikhwal, yang sangat

30

ARSIP DPR RI

fundamental bagi proses demokrasi dan transisi kepemimpinan di daerah. Demikian Pendapat Fraksi PKS, semoga Alloh SWT meridhoi dan mencatat ikhtiar kita bersama, dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang ini sebagai bagian dari amal baik kita semua, kemajuan bangsa dan kemajuan Indonesia yang kita cintai.

Bilahittaufiq Walhidayah Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Jakarta 24 Rabiul Awal 1436 Hijriyah. 15 Januari 2015 Masehi. Pimpinan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Dewan Perwakilan rakyat republik Indonesia. Ketua, H. Jazuli Juwaeni, Lc, MA. Nomor Anggota A-117. Sekertaris, KH. Ir.

Abdul Hakim, MM. Nomor Anggota A-94 ditandatangani. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, saudara yang terhormat Sa'duddin, dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera . Yang berikutnya adalah Fraksi Partai Persatuan Pembangunan .

F-PPP (DRS.H. Mz. AMIRUL TAMIM, M.Si):

Pimpinan yang kami hormati ,

Menteri Hukum dan HAM Menteri Dalam Negeri, DPD serta Hadirin sekalian yang kami hormati.

Izinkan kami untuk membacakan,

Pandangan Akhir Fraksi Partai Persatuan Pembangunan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, , Bupati dan Walikota serta Perpu Nomor 2 tentang Pemerintahan Daerah tahun

2014 menjadi Undang-Undang.

disampaikan oleh Amirul Tamim Nomor Anggota 544.

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah nya sehingga pada hari ini kita dapat bersama-sama hadir dalam keadaan sehat walafiat tanpa kurang satu apa pun dalam rangka melaksanakan tugas konstitusional kita . Pimpinan dan Anggota Komisi II , bapak Menteri dan DPD yang kami hormati . Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada penghujung Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perpu Nomor 1 Tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 .

31

ARSIP DPR RI

Berdasarkan ketentuan Pasal 22 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 juncto Pasal 52 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan . bahwa dalam keadaan kegentingan yang memaksa maka Presiden dapat menerbitkan Perpu dan selanjutnya Perpu tersebut harus mendapat persetujuan DPR. Pimpinan dan Anggota Komisi II serta hadirin yang kami hormati. Apabila kita cermati alasan penerbitan Perpu ini adalah adanya penolakan yang kuat dari masyarakat luas berkenaan diundangkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota yang mengatur mekanisme pemilihan secara langsung melalui lembaga perwakilan di daerah dan merubah ketentuan Pilkada sebelumnya yang dilakukan secara langsung oleh rakyat.

Selain itu berkenaan dengan alasan penerbitan Perpu juga mengacu pada putusan MK yang menegaskan bahwa syarat penerbitan Perpu dapat dilakukan apabila terjadi keburtuhan Hukum yang mendesak untuk menyelesaikan masalah Hukum secara cepat berdasarkan Undang-Undang sementara Undang-Undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga menjadi kekosongan Hukum yang tidak dapat dipenuhi dengan cara membuat Undang-Undang secara prosedural biasa yang membutuhkan waktu lama. Sementara pada saat yang sama perlu kepastian yang bersifat segera untuk diselesaikan dengan mendasarkan pada pertimbangan di atas dan melihat kondisi faktual adanya potensi kekosongan Hukum yang terjadi maka Fraksi PPP pada dasarnya dapat memahami alasan penerbitan Perpu tersebut .

Pimpinan, Bapak Menteri dan Anggota Komisi II serta DPD yang kami hormati.

Memperhatikan penjelasan Pemerintah dan melihat, mempelajari serta mengkaji secara seksama dalam penilaian kami terdapat beberapa materi yang penting diatur dalam Perpu dalam rangka menjamin pelaksanaan Pilkada yang lebih demokratis berkualitas antara lain sebagai berikut Pertama, sebagai penanggung jawab pelaksanaan pemilihan ditentukan adalah KPU bersama dengan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota secara rinci telah diatur kewenangan masing-masing sehingga dalam pelaksanaannya dapat saling bersinergi .

Kedua, dalam rangka pengawasan pemilihan untuk menjamin terlaksananya Pilkada dengan baik ditugaskan kepada Bawaslu , Panwaslu Provinsi dan Panwaslu Kabupaten/Kota panwa Secam dan pengawas pemilihan lapangan secara khusus Bawaslu propinsi diberi kewenangan untuk dapat mengupayakan penyelesaian sengketa administrasi sebelum masuk ke ranah pengadilan.

Ketiga, tahapan pencalonan memberlakukan mekanisme baru yaitu dilakukan uji public terhadap calon yang akan didukung oleh partai politik , maupun perseorangan untuk mengetahui kapabilitas para kandidat. Uji public ini dilakukan oleh panitia yang independen dengan unsur-unsur dari kalangan akademisi , tokoh masyarakat dan perwakilan KPU Propinsi, Kabupaten/Kota .

Keempat, dalam hal pemberian suara selain menggunakan metode pemberian suara pada kertas suara juga dimungkinkan adanya pemberian suara melalui peralatan elektronik, divoting . Pola ini memungkinkan adanya kemajuan dalam penggunaan teknologi namun dengan catatan masih bersifat opsional. Yaitu

32

ARSIP DPR RI

sepanjang terdapat kesiapan sarana dan prasarananya. Kelima, berkaitan dengan penanganan sengketa pemilihan dia atur secara lebih rinci baik sengketa tata usaha negara maupun sengketa hasil pemilihan untuk penanganan sengketa hasil pemilihan dilakukan oleh Pengadilan Tinggi yang ditunjuk oleh Mahkamah Agung.

Sedangkan sengketa-sengketa tata usaha negara oleh Pengadilan Tata Usaha Negara . Satu hal yang baru adalah dikenalnya upaya Hukum bagi para pihak dalam hal keberatan terhadap hasil putusan Pengadilan Tinggi Maupun putusan PTUN dengan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung .

Keenam, Pelaksanaan Pilkada secara serentak pada tahun 2015 dan tahun 2018 untuk daerah yang masa jabatannya berakhir pada Tahun 2016 dilaksanakan pungutan suara pada tahun 2015 dan untuk daerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada tahun 2016 tahun 2017 dan tahun 2018 pungutan suara serentak dilaksanakan pada tahun 2018.

Dihadapkan putaran berikutnya penyelenggaraan Pilkada dapat dilaksanakan secara serentak untuk seluruh daerah pada tahun 2020. Ketujuh, penyelenggaraan Pilkada secara serentak pada tahun 2015 dan tahun 2018 memiliki beberapa konsekwensi antara lain : adanya kekosongan jabatan kepala daerah, pada sejumlah daerah yang berakhir masajabatannya di Tahun 2016 dan Tahun 2017 sehingga akan ada banyak pejabat kepala daerah yang nantinya ditunjuk , tentu dengan pengalaman yang ada bahwa pejabat-pejabat yang ditunjuk adalah birokrasi-birokrasi senior sehingga dianggap dapat mengawal mempersiapkan Pemilihan Umum serentak pada tahun 2020 .

Pimpinan dan Anggota Komisi II yang kami hormati.

Berdasarkan uraian diatas dan pertimbangan yang obyektif serta kajian yang mendalam dengan penuh kesadaran akan perlunya segera ada kepastian payung Hukum bagi penyelenggaraan Pilkada dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahiim Fraksi Partai Persatuan Pembangunan menyatakan menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 untuk dibahas pada sidang -sidang selanjutnya Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati. Demikianlah Pandangan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan terhadap rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi untuk pembahasan lebih lanjut dan demikianlah semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada kita sekalian dan memberikan suatu komitmen bersama mudah-mudahan pembahasan ini dalam waktu yang singkat dan kita semua mmpunyai pandangan yang sama hanya ada satu kata menyetujui daripada Perpu ini pada massa yang akan datang, terima kasih.

Wassalamualaikum warohmatullahi wb.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Amirul Tamim.

33

ARSIP DPR RI

F-PG (DRS.H. DADANG.S. MUCHTAR):

Yang terhormat Amirul Thamrin dari fraksi partai persatuan pembangunan.

Jadi tadi, bukan mau saya koreksi tidak ujungnya mengatakan menyetujui. Untuk dibahas, setelah itu disebut Penandatangannya PPP menyetujui diselesaikan pada masa sidang Nah itu. (Tadi bukan begitu itu) mudah-mudahan pada pembahasan ini ujungnya menyetujui. jadi untuk lebih tegas lebih awal PPP ujungnya menyetujui.

KETUA RAPAT :

Baik kita lanjutkan ini ada 3 lagi yang satu besok, apakah pas jam 10 kita akhiri besok kita, sebab masih Partai Gerindra besuk Partai Gerindra besuk, tidak boleh ditinggal. Lanjut Partai Nasdem, kalau sudah siap

F-NASDEM (SYARIF ABDULLAH):

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Selamat malam dan salam sejahtera, yang saya hormati, pimpinan rapat

Yang saya hormati Bapak Menteri Saudara Menteri Dalam Negeri dan Saudara Menteri HAM dan rekan-rekan yang terhormat, Komite I DPD RI. E Komite DPD RI yang kami hormati.

Pandangan Fraksi Partai Nasdem RI terhadap keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupat,i dan walikota dan Rancangan Undang-Undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah menjadi Undang-Undang disampaikan oleh H. Syarif Abdullah Alkadrie, SH., MH Nomor Anggota A-29 Yang terhormat Pimpinan anggota komisi II DPR RI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM RI, Komite I DPD RI, hadirin yang berbahagia.

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan limpahan dan Rahmat serta Hidayah nya kepada kita semua sehingga kita dapat mengikuti rapat kerja dengan Menteri Dalam Negeri RI, Menteri Hukum dan HAM RI dan Komite I DPD RI dalam rangka membahas tentang penetapan Rancangan Undang-Undang tentang peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan gubenur, bupati dan walikota serta Rancangan Undang tentang Peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah untuk menjadi Undang-Undang melalui komisi II DPR RI Pimpinan dan Anggota komisi II DPR RI, Menteri Dalam Negeri RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Komite I DPD RI, Hadirin yang berbahagia. Fraksi Parrtai Nasdem menilai bahwa Rancangan peraturan pemerintah pengganti

Undang-34

ARSIP DPR RI

Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang pemilihan gubenur bupati dan walikota. Merupakan kebijakan Pemeritah dalam respon proses demokrasi yang terus mengalami gerakan perubahan dan perbaikan dalam sistem ketatanegaraan. Khususnya dalam menjawab kepentingan rakyat Indonesia atas hak untuk berperan aktif dalam demokrasi melalui pemilihan kepala daerah secara langsung. Prinsip demokrasi bahwa pemimpin yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat tetap perlu dipertahankan dan dilaksanakan dengan mekanisme pemilihan langsung dimana pemimpin berasal dari rakyat yang memperoleh dukungan dari rakyat dan partai politik. Yang dipilih oleh rakyat untuk mengabdi kepada rakyat dan negara khususnya rakyat di daerah pimpinan dan anggota komisi II DPR RI, Menteri Dalam Negeri RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Komite I DPD RI, hadirin yang berbahagia Rancangan Undang-Undang Perpu Nomor 1 Tahun 2014 yang mengatur beberapa materi penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yaitu azas dan prinsip pelaksanaan persyaratan calon kepala daerah penyelenggara pemilihan, pendaftaran bakal calon, uji publik, Pendaftaran calon Gubernur.

Calon bupati dan calon Walikota varivikasi dukungan calon dan penelitian kelengkapan persyaratan calon, penetapan calon, hak memilih dan penyusunan data pemilih, kampanye, perlengkapan pemilihan, pemungutan suara perhitungan suara, pemungutan suara ulang, perhitungan suara ulang dan rekapitulasi hasil hasil perhitungan suara ulang pemilihan lanjutan dan pemilihan susulan, pemantau, partisipasi masyarakat dalam penyelenggara pemilihan. Penanganan laporan, pelanggaran pemilihan, pelanggaran kode etik.

Pelanggaran administrasi penyelesaian sengketa, tindak pidana pemilihan sengketa tata usaha negara dan perselisihan hasil pemilih pengesahan pengangkatan dan pelantikan, pengisian wakil gubernur, wakil bupati dan wakil wali kota ketentuan pidana, ketentuan lain serta Perpu Nomor 2 Tahun 2014 yang merubah materi pokok merubah Pasal 101 dan Pasal 154 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dengan menghapus tugas dan wewenang DPRD propinsi untuk memilih gubernur menghapus tugas dan wewenang DPRD Kabupaten kota untuk memilih bupati dan wakil bupati. Merupakan bagian konsistensi atasPerpu Nomor 1 Tahun 2014 yang menyelenggarakan pemilihan gubernur dipilih oleh rakyat di propinsi.

Pemilihan bupati walikota dipilih oleh rakyat di Kabupaten kota. Perubahan ini sejalan dengan perjuangan Partai Nasden untuk memberikan peran yang akatif kepada rakyat dalam menentukan kepala daerah pilihan rakyat melalui pilkada langsung. Setelah fraksi Partai Nasdem mempelajari dan mengkaji Rancangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan perUndang-Undangan yang membutuhkan Persetujuan DPR Republik Indonesia.

Pimpinan dan anggota komisi II DPR, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM Komite I DPD RI, hadirin yang berbahagia Fraksi Partai Nasdem berpandangan bahwa pemilihan kepala daerah perlu dilakukan perbaikan dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah melalui Undang-Undang yang mengatur tentang pemilihan Gubenur, Bupati dan Wakil Bupati khususnya bagaimana azas dan prinsip pelaksana pemilih kepala daerah sungguh-sungguh, dilakukan dengan

35

ARSIP DPR RI

transparan dan bertanggungjawab pendidikan politik bagi pemilih dan peserta pemilih, kepala daerah perlu dijadikan materi, dalam Undang-Undang tentang pemilihan kepala daerah. Sehingga gerakan perubahan demokrasi kearah lebih baik membulat pemilihan cerdas dan peserta pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab Pelaksana Pilkada yang akan dilakukan serentak perlu disesuaikan dengan kesiapan daerah dalam melaksanakan pilkada. Dan dalam rangka Supremasi Hukum dalam penyelenggaraan pilkada, maka penyelenggara dan peserta pemilihan yang melakukan tindakan pelanggaran hukum, harus benar-benar dilakukan penindakan secara tegas. Sesuai dengan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku. Demi menghormati dan menghargai hak demokrasi rakyat.

Pimpinan dan anggota, hadirin yang kami hormati.

Sikap, Fraksi Partai Nasdem terhadap keterangan pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tetap menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dan Rancangan Undang tentang peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Partai Nasdem dengan berkeyakinan bahwa untuk Rancangan Perpu ini dapat disetujui untuk dilanjutkan pembahasanya sesuai dengan tahapan dan mekanisme pembentukan peraturan perUndang-Undangan, sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Demikian pandangan Farksi Partai Nasdem semoga Tuhan Yang Maha Esa HidayahNya kepada kita sekalian, dalam menjalankan tugas dan fungsi kita sebagai hamba Allah.

Sekian Allohumafiq Ilaquamithorik.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat malam dan salam sejahtera.

KETUA RAPAT : Terima kasih.

Saudara yang terhormat Syarif Abdullah Alkadrie dari Fraksi Partai Nasdem.

Berikutnya adalah Fraksi Partai Hanura.

F-HANURA (RUFINUS HOTMAULANA HUTAURUK, SH, MM, MH):

Terima kasih Pimpinan.

Ini banyak, saya sangat senang malam ini banyak sekali kemajuan, karena sudah menunjukkan ada pandangan fraksi yang seharusnya kan kita hanya menanggapi penjelasan daripada pemerintah. Ini saya sangat senang sekali namun demikian, saya tepap konsisten akan menanggapi apa yang sudah disampaikan oleh pemerintah di dalam penjelasannya tadi. Tanpa harus menyinggung materi seperti mana tadi yang sudah jelaskan oleh teman-teman. Ijinkan kami dari 4 fraksi Partai

36

ARSIP DPR RI

Hanura untuk memberi pandangan terhadap keterangan pemerintah atas Rancangan Undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang.

Dan Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang perubahan atas Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah menjadi Undang-Undang. Tadi sudah dijelaskan, kepada Pimpinan dan anggota komisi II Republik Indonesia yang saya hormatii, Pimpinan dan anggota Komite I DPD RI kepada Bapak Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Pandangan Fraksi Hanura terhadap penjelasan pemerintah tentang pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota yang saya sebutkan tadi, Fraksi Hanura memandang dalam sidang Yang Mulia ini memang perlu untuk melakukan pembahasan selanjutnya hal ini untuk menguji sampai sejauhmana sebenarnya, Perpu tersebut dapat dilaksanakan sebagai landasan hukum pada pemilihan langsung Gubernur, Bupati maupun Walikota di Negara yang tercinta ini pentingnya pembahasan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota adalah ditujukan untuk menjad, adanya suatu jaminan agar pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dapat terlaksana secara demokratis, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 18 Ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 untuk itu mengingat waktu yang sangat pendek, dan kami sudah menginventaris berbagai masalah yang masih harus kita lakukan penjelasan, atau pengolahan atau mungkin perubahan. Maka saya tidak berpanjang lebar, Fraksi Partai Hanura kalau perlu langsung besuk dii buat panja Pak untuk segera, jadi bukan hanya sekedar menyetujui tetapi, langsung

Pandangan Fraksi Hanura terhadap penjelasan pemerintah tentang pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota yang saya sebutkan tadi, Fraksi Hanura memandang dalam sidang Yang Mulia ini memang perlu untuk melakukan pembahasan selanjutnya hal ini untuk menguji sampai sejauhmana sebenarnya, Perpu tersebut dapat dilaksanakan sebagai landasan hukum pada pemilihan langsung Gubernur, Bupati maupun Walikota di Negara yang tercinta ini pentingnya pembahasan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota adalah ditujukan untuk menjad, adanya suatu jaminan agar pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dapat terlaksana secara demokratis, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 18 Ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 untuk itu mengingat waktu yang sangat pendek, dan kami sudah menginventaris berbagai masalah yang masih harus kita lakukan penjelasan, atau pengolahan atau mungkin perubahan. Maka saya tidak berpanjang lebar, Fraksi Partai Hanura kalau perlu langsung besuk dii buat panja Pak untuk segera, jadi bukan hanya sekedar menyetujui tetapi, langsung

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 30-38)

Dokumen terkait