• Tidak ada hasil yang ditemukan

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 25-30)

ARSIP DPR RI

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT

Edy Baskoro Yudhoyono Didi Mukrianto

Ketua Sekretaris

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih juru bicara fraksi Partai Demokrat. Kita lanjutkan jadi kita simak semua, dan kita lanjut sekarang kepada Fraksi Partai Amanat Nasional.

F-PAN (H. YANDRI SUSANTO, S. pt):

Ya terima kasih pimpinan

Pandangan fraksi partai amanat Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

terhadap

Rancangan Undang-Undang tentang Penatapan Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dan Perpu Nomor 2 tahun 2014

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dibacakan oleh Yandri Susanto nomor Anggota 494

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota Komisi II DPR.

Yang kami hormati Anggota Komite I DPD RI;

Yang kami hormati Saudara Menteri Dalam Negeri beserta jajaran;

Yang kami hormati Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajaran.

24

ARSIP DPR RI

Marilah kita sanjungkan puji dan syukur kehadirat Alloh SWTyang telah melimpahkan taufik, hidayah dan inayah Nya kepada kita semua , sehingga kita bisa melaksanakan sidang yang terhormat ini. Pimpinan dan Anggota Komisi II yang kami hormati, hadirin yang berbahagia. Perpu Nomor 1 tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 merupakan Perpu yang mencabut Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Perpu ini secara konstitusional adalah hak subyektif Presiden. Dan sudah memiliki kekuatan hukum, mengikat, meskipun belum mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, sebagaimana ditentukan dalam pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Fraksi PAN memandang bahwa ke dua Perpu ini memiliki implikasi dan konsekwensi hukum, sehingga perlu mendapat perhatin yang sangat serius dari Dewan Perwakilan Rakyat. Konsekwensi yang paling krusial yang sekaligus menjadi perhatian publik adalah menyangkut mekanisme penyelenggaraan kepala daerah dan penghapusan tugas dan kewenangan DPRD propinsi dan DPRD kabupaten kota dalam mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah.

Fraksi PAN menilai bahwa khusus menyangkut Perpu Pilkada, menyetujui atau tidak menyetujui Perpu tersebut oleh DPR secara pasti akan menyisakan permasalahan hukum, apabila tidak menyetujui maka akan menimbulkan kekosongan hukum, sementara bila menyetujui maka akan diperhadapkan pada persoalan tentang institusi apa yang akan menyelenggarakan Pilkada, sebab dalam Perpu disebutkan secara tersurat bahwa penyelenggara Pilkada dilakukan oleh KPU dan KPU daerah sementara sesuai amar keputusan Mahkamah konstitusi yang pada pokoknya telah menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi tidak berwenang mengadili dan memutuskan perkara-perkara Pilkada, sebab Pilkada tidak termasuk dalam rezim Pemilu sebagaimana diatur dalam Pasal 22 e Undang-undang Ddasar 1945 yang menegaskan bahwa KPU, hanya menyelenggarakan Pemilu untuk memilih DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden serta DPRD.

Melainkan pilkada menjadi bagian dari rezin pemerintahan daerah, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Ayat (4) Undang-Undang 1945 yang pada pokoknya menegaskan bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih secara demokratis. Oleh karena demikian agar proses pemilihan kepala daerah tetap bisa berjalan secara demokratis dan berkualitas, maka penting perlunya kesepahaman konsepsional agar permasalahan ini dapat diselesaikan secara komprehensip dan bersifat solutif. Mengingat pada tahun 1015 terdapat 204 kepala daerah yang masa jabatannya berakhir.

Pimpinan, Menteri yang kami hormati, seluruh hadirin yang berbahagia.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Mengharap Ridha Allah Swt. Fraksi PAN berpandangan bahwa Rancangan Undang-Undang tentang penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang umur 22 tahun204 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

25

ARSIP DPR RI

Daerah perlu segera dibahas dalam masa sidang ini Insya Allah menjadi sebuah keputusan yang membuat bangsa dan negara ini, laju demokrasi kita menjadi lebih baik terima kasih,

Wassalammualaikum warohmatullahi Wabarukatuh.

Jakarta 15 Januari 2015

Pimpinan Fraksi Partai Amanat Nasional Dewan perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Ir. Catur Sapto Edy, Ir. Teguh Juarno,

Ketua Sekretaris

Terima kasih,

KETUA RAPAT :

Berikutnya Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Saudara Yanuar.

F-PKB (H. YANUAR PRIHATI, M.Si):

Terima kasih pimpinan .

Pendapat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa atas Rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Perpu Nomor 1 tahun 2014.

Tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota serta Perpu Nomor 2 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang.

Disampaikan oleh Yanuar Prihatin, A-49 Partai Kebangkitan Bangsa.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh.

Pimpinan sidang beserta Anggota komisi II yang terhormat;

Saudara Menteri Dalam Negeri beserta jajaran;

Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya;

Anggota DPD yang hadir dan hadirin sekalian.

Pada kesempatan ini perkenankanlah kami mengajak seluruh yang hadir, untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. Oleh karena pada malamini, kita semua bisa hadir dan berkumpul di dalam rangka membahas satu agenda penting sekali untuk masa depan bangsa kita. Terkait dengan Rancangan Undang-Undang tentang Perpu Nomor 1 tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 tahun 2014 shalawat dan

26

ARSIP DPR RI

salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Dan kita semua berharap, menjadi bagian dari umat yang selalu mengikuti tuntunannya. Pimpinan dan hadirin yang terhormat, sebelum kami menyampaikan sikap atas 2 Perpu tersebut perkenankanlah kami menyampaikan sedikit review tentang perjalanan Perpu ini kita semua tahu bahwa pasca-reformasi ini, situasi politik, iklim demokrasi kita telah tumbuh dengan baik tumbuh dengan maju dan pada saat pada saat itulah kita mulai mengenal sebagai bangsa pemilihan kepala daerah secara langsung. Namun tentu saja kita semua mengakui bahwa proses perjalanan pelaksanaan pemilu pemilihan kepala daerah bersifat langsung itu, berjalan dengan catatan di sana sini tetapi prinsipnya bahwa kita sebagai bangsa telah mencatat satu perubahan besar, dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Kita semua mengakui bahwa penataran tentang pemilihan kepala daerah secara langsung masih terus diupayakan, masih terus diusahakan dengan perbaikan di sana sini.

Baik menyangkut aspek, pelaksanaan, struktur pelaksanaan, tahapan-tahapan pelaksanaan, pengawasan, sampai kepada penetapan hasil perhitungan suara. Dan itu kita akui sebagai capaian yang kita capai bersama. Namun tiba-tiba kemudian ada jeda, kemudian tiba-tiba agak koma, evoria pelaksanaan pemilukada secara langsung tersebut kemudian terhenti, pada saat selesai pemilu pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden tahun 2014. Kita masuk kepada satu pembahasan dan bahkan satu penetapan dimana pemilihan kepala daerah, kita alihkan menjadi pemilihan kepala daerah secara tidak langsung, dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 2014. Pada saat itu kita akhirnya kembali kepala pemilihan kepala daerah sebelum orde reformasi.

Tentu saja ini adalah satu arus balik, dimana kemudian muncul gelombang protes, muncul gelombang keberatan, muncul berbagai situasi, di mana beberapa kelompok masyarakat menganggap bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung, tetap jauh lebih baik. Dan Partai Kebangkitan Bangsa sejak awal sudah memiliki sikap bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung, tetap jauh lebih baik. Karena sesuai dengan perkembangan dan dinamika politik di masyarakat serta lebih cocok untuk pengembangan demokrasi ke depan. Pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat. Dengan keluarnya Perpu tentu saja kita dihadapkan pada situasi pilihan yang, sangat tegas antara menerima atau menolak Perpu. Namun demikian, Perpu yang sudah dikeluarkan oleh Presiden oleh Pemerintah Partai Kebangkitan Bangsa meskipun dasarnya adalah menerima, pemilihan kepala daerah secara langsung, tapi tentu saja tidak serta merta substansi, isi yang ada di dalam Perpu ini kita terima dengan begitu saja.

Kami tentu memberikan beberapa catatan sebagaimana halnya fraksi-fraksi lain juga memberikan catatan atas isi Perpu ini. Kita mencatat beberapa hal baru di dalam Perpu ini yang berbeda dengan ketentuan sebelumnya. Di dalam Perpu ini ada uji publik tentu ini sesuatu yang baru dimana uji publik ditangani oleh satu panitia yang independen, satu panitia yang mandiri, kita juga mencatat di situ pasangan calon tidak lagi kita kenal, karena yang diusulkan hanya gubernurnya saja. Bupatinya saja, atau walikota tanpa ada wakil. Bahkan kita mengenal juga di sini satu, hal baru dimana Wakil Gubernur, Wakil Bupati atau Wakil Walikota bisa lebih dari satu.

Sesuai dengan jumlah penduduk. Beberapa hal lain juga adalah hal yang baru,

27

ARSIP DPR RI

penanganan sengketa pemilukada ada di lembaga lain yang sebelumnya ada di Mahkamah Konstitusi.

Begitu juga hal lain juga masih memerlukan pendalaman, catatan dan kearifan kita untuk mengkaji lebih jauh. Termasuk salah satunya dalam pandangan PKB adalah soal persyaratan kepala daerah. Salah satu yang perlu kita perhatikan adalah misalnya syarat tentang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi PKB ini syarat maha penting sekali, tetapi di dalam perjalanan kita selama ini, syarat ini seringkali hanya sebagai lips service, seringkali hanya simbolik, seringkali hanya normatif dan tanpa memiliki efek apapun kepada penetapan bakal calon menjadi calon kepala daerah.

Karena itu syarat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ke depan harus kita kaji ulang lebih jauh, karena kenapa syarat ini ada tetapi kepala daerah justru banyak yang bermasalah. Bermasalah dengan Hukum, sebagian besar di antaranya bahkan harus terpaksa melepaskan jabatan dengan tidak hormat, karena tersangkut masalah hukum. Lantas dimana posisi syarat bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa tentu saja ini ke depan adalah agenda penting untuk kita apalagi kita semua mengakui Indonesia adalah negara religius, tapi anehnya syarat ini syarat pertama yang paling di abaikan oleh kita semua.

Dan ini hampir seluruh persyaratan tentang pemilihan orang syarat ini ada tetapi yang paling sering diabaikan tentu saja ada hal lain yang bersifat baru di dalam Perpu ini, dan memerlukan pendalaman lebih lanjut. Namun demikian Partai Kebangkitan Bangsa meskipun memiliki beberapa catatan penting atas Peru itu , ini tidak mengurangi rasa atau tidak mengurangi prinsip dasar kita, bahwa pemilihan kepala daerah secara langsung adalah tetap lebih utama.

Dengan sejumlah perbaikan baik yang bersifat teknis, prosedural, persyaratan, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilukada. Pimpinan sidang dan hadirin yang terhormat. Atas dasar pertimbangan tersebut, dengan memohon ridho Allah Swt. Fraksi Kebangkitan Bangsa menyatakan, menyetujui, Rancangan Undang-Undang tentang Perpu Nomor 1 tahun 2014 dan Perpu Nomor 2 tahun 2014, untuk dibahas lebih lanjut, dan bisa diselesaikan pada masa sidang ini. Dengan berharap bahwa fraksi-fraksi bisa tetap berpegang kepadaah pemilihan kepala daerah secara langsung, Gubernur, Bupati dan Walikota tetap dipilih oleh rakyat secara langsung sesuai dengan asas demokrasi sesuai dengan sila keempat dari Pancasila ideologi bangsa kita.

Demikian, pendapat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, semoga Allah meridhoi atas segala usaha, niat yang kita lakukan bersama menuju kepada perbaikan demokrasi Indonesia di masa depan.

Allohumafiq Illaaquamithoriq;

Wassalamu'alaikum warohmatullah wb.

Jakarta 15 Januari 2015, Pimpinan Praksi PKB

Ir.H. Ahmad Faisal Jaini, H. Jajilul Fawaid

28

ARSIP DPR RI

Ketua Sekretaris

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi wb.

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 25-30)

Dokumen terkait