• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

HASIL STUDI EHRA

3.4 Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Tabel 3.3 : Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kab. Tulungagung

Tahun 2016

2. AIR LIMBAH DOMESTIK.

VARIABEL KATEGORI Strata Desa/Kelurahan Total

1 2 3 4

n %

n % n % n % n %

2.1 Tangki septik suspek

aman Tidak aman 619 53.4 880 51.2 548 44.2 370 54.4 2417 50.4 Suspek aman 541 46.6 840 48.8 692 55.8 310 45.6 2383 49.6 2.2 Pencemaran karena

pembuangan isi tangki septik

Tidak, aman 87 87.9 102 68.5 59 72.8 53 65.4 301 73.4 Ya, aman 12 12.1 47 31.5 22 27.2 28 34.6 109 26.6 2.3 Pencemaran karena

SPAL Tidak aman 572 49.3 784 45.6 714 57.6 404 59.4 2474 51.5 Ya, aman 588 50.7 936 54.4 526 42.4 276 40.6 2326 48.5 Dari tabel 3.3 diatas terlihat bahwa terdapat 50,4% tangki septik suspek tidak aman, 73,4% pencemaran karena pembunagan isi tangki septik dan 51,5% pencemaran karena SPAL.

3.4 Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Dalam rangka persiapan pelaksanaan pembangunan prasarana pembangunan Kabupaten Tulungagung secara terpadu, untuk pekerjaan fisik salah satu pendekatan program yang dilaksanakan yaitu pembenahan system drainase. Sebagaimana diketahui bersama bahwa permasalahan banjir yang ada di kawasan kota Kabupaten Tulungagung, khususnya pada system drainase pada saluran wilayah Kecamatan Kota Tulungagung di karenakan kondisi system drainase yang belum optimal, terjadinya perubahan land use (dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri, perdagangan dan permukiman), serta kondisi topografi yang relative rendah dan datar.

Masalah banjir timbul ketika lahan dataran banjir telah berkembang menjadi kawasan budidaya seperti untuk pemukiman, perkotaan, perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.Banjir bisa terjadi kapan saja dengan kuantitas yang merupakan fungsi dari intensitas hujan dan karakteristik Daerah Pengaliran Sungai.

Mengatasi masalah banjir, tidak cukup hanya dengan upaya yang bersifat struktur tapi juga perlu ditunjang dengan upaya yang bersifat non-struktur, sehingga membentuk upaya terpadu dan menyeluruh.

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

39 Dalam survei EHRA ini dilakukan wawancara mengenai lokasi genangan di sekitar lingkungan rumah, ulasan topografi dan mengenai keberadaan saluran drainase lingkungan. Di samping itu dilakukan pengamatan mengenai kondisi drainase lingkungan.

Berdasarkan hasil survei EHRA mengenai kejadian banjir/ genangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.10 : Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Pada gambar 3.10 di atas terlihat bahwa persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir pada skala kabupaten mayoritas rumah tangga tidak pernah mengalami banjir ( 88,6% ), beberapa kali dalam setahun ( 5,6% ) dan sekali dalam setahun ( 4,3% ). Sedangkan pada masing – masing strata, persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir dapat dilihat bahwa pada strata 1 mayoritas rumah tangga tidak pernah mengalami banjir ( 90,3% ) dan sekali dalam setahun/ beberapa kali dalam setahun ( 4,3% ). Pada strata 2 mayoritas rumah tangga tidak pernah mengalami banjir (90,8%) dan sekali dalam setahun ( 3,8% ). Pada strata 3 mayoritas rumah tangga tidak pernah mengalami banjir ( 86,6% ) dan beberapa kali dalam setahun ( 7,3% ). Sedangkan pada strata 4 mayoritas rumah tangga tidak pernah mengalami banjir ( 84,1% ) dan beberapa kali dalam setahun (10,1%). Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa mayoritas wilayah di Kab. Tulungagung sudah bebas dari banjir yang hal ini dimungkinkan karena semakin baiknya sistem drainase lingkungan.

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

40 Dari kejadian banjir diatas, rumah tangga yang mengalami banjir rutin dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.11 : Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Dari gambar 3.11 di atas terlihat bahwa persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin pada skala kabupaten sebagian besar tidak mengalami banjir secara rutin ( 54,9% ) sedangkan sisanya mengalami banjir secara rutin ( 45,1% ). Pada masing masing strata, persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin pada strata 1 mayoritas tidak mengalami banjir rutin sebanyak 64,6%, strata 2 mayoritas tidak mengalami banjir rutin sebanyak 66,7%, strata 3 mayoritas tidak mengalami banjir rutin sebanyak 51,2% dan pada strata 4 mayoritas mengalami banjir rutin sebanyak 66,7%. Dari data diatas dapat dilihat bahwa banjir yang terjadi mayoritas tidak rutin dialami oleh rumah tangga di Kab. Tulungagung.

Sedangkan lama air menggenang bila terjadi banjir dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini :

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

41

Gambar 3.12 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Dari gambar 3.12 di atas dapat dilihat bahwa lama air menggenang jika terjadi banjir pada skala kabupaten sebagian besar antara 1 - 3 jam ( 34,4% ), kurang dari 1 jam ( 18,8% ) dan lebih dari 1 hari (18,8%). Sedangkan pada masing – masing strata terlihat bahwa lama air menggenang jika terjadi banjir pada strata 1 yang terbanyak responden menjawab tidak tahu ( 50% ) dan kurang dari 1 jam/ lebih dari 1 hari ( 25% ). Pada strata 2 yang terbanyak adalah kurang dari 1 jam ( 38,1% ) dan antara 1 – 3 jam ( 28,6% ). Pada strata 3 yang terbanyak adalah lebih dari 1 hari ( 31,6% ) dan antara 1 – 3 jam (26,3%). Sedangkan pada strata 4 yang terbanyak adalah antara 1 – 3 jam ( 55% ) dan lehih dari 1 hari ( 15% ).

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

42 Gambar 3.13. : Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah di Kab. Tulungagung

Tahun 2016

Dari gambar 3.13 diatas dapat dilihat bahwa lokasi genangan di sekitar rumah pada skala kabupaten mayoritas berada di halaman rumah ( 58,3% ), di dekat kamar mandi ( 25,1% ) dan di dekat dapur ( 18,2% ). Sedangkan untuk masing – masing strata terlihat bahwa lokasi genangan di sekitar rumah pada strata 1 yang terbanyak adalah di halaman rumah ( 42,9% ) dan di dekat dapur ( 17,1% ). Pada strata 2 yang terbanyak adalah dihalaman rumah ( 54,5% ) dan di dekat kamar mandi ( 34,1% ). Pada strata 3 yang terbanyak adalah di halaman rumah ( 61,6% ) dan d dekat kamar mandi ( 17,2% ). Sedangkan pada strata 4 yang terbanyak adalah di halaman rumah ( 75,7%) dan di dekat kamar mandi (31,4%).

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

43 Gambar 3.14 : Grafik Persentase Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah

di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Dari gambar 3.14 diatas dapat dilihat bahwa persentase kepemilikan SPAL pada skala kabupaten mayoritas rumah tangga memiliki SPAL ( 85,3% ) dan sisanya tidak memiliki ( 14,7% ). Sedangkan pada masing - masing strata terlihat bahwa persentase kepemilikan SPAL pada strata 1 mayoritas adalah memiliki sebanyak 81,1%, strata 2 mayoritas adalah memiliki sebanyak 90,6%, strata 3 mayoritas adalah memiliki sebanyak 80,9% dan pada strata 4 mayoritas adala memiliki sebanyak 87,4%.

Berdasarkan hasil pengamatan, akibat tidak memiliki SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah ) rumah tangga dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

44 Gambar 3.15 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Dari gambar 3.15 diatas dapat dilihat bahwa akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga pada skala kabupaten mayoritas tidak ada genangan yaitu sebanyak 92,5% dan sisanya ada genangan sebanyak 7,5%. Sedangkan pada masing - masing strata dapat terlihat bahwa akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga pada strata 1 mayoritas tidak ada genangan sebanyak 94%, strata 2 mayoritas tidak ada genangan sebanyak 92,8%, strata 3 mayoritas tidak ada genangan sebanyak 92% dan strata 4 mayoritas tidak ada genangan sebanyak 89,7%.

Berdasarkan hasil pengamatan, persentase SPAL yang berfungsi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

45 Gambar 3.16 : Grafik Persentase SPAL Yang Berfungsi di Kab. Tulungagung

Tahun 2016

Dari gambar 3.16 di atas dapat dilihat bahwa persentase SPAL yang berfungsi pada skala kabupaten sebagian besar berfungsi ( 68,4% ), tidak ada saluran ( 28,6% ) dan tidak berfungsi ( 1,7% ). Sedangkan pada masing – masing strata terlihat bahwa persentase SPAL yang berfungsi pada strata 1 sebagian besar adalah berfungsi ( 53,6% ) dan tidak ada saluran ( 44,8% ). Pada strata 2 sebagian besar adalah berfungsi ( 77,2% ) dan tidak ada saluran ( 19,8% ). Pada strata 3 sebagian besar adalah berfungsi ( 67,3% ) dan tidak ada saluran ( 28,5% ). Sedangkan pada strata 4 sebagian besar adalah berfungsi ( 73,5% ) dan tidak ada saluran ( 23,5% ).

Berdasarkan hasil pengamatan, pencemaran SPAL yang terjadi di rumah tangga dapat dilihat pada gambar dibawah ini

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

46 Gambar 3. 17 : Grafik Pencemaran SPAL di Kab. Tulungagung Tahun 2016

Dari gambar 3.17 diatas pencemaran SPAL pada skala kabupaten yang terbanyak adalah ada pencemaran ( 51,5% ) sedangkan sisanya tidak ada pencemaran ( 48,5% ). Sedangkan pada masing – masing strata pencemaran SPAL pada strata 1 mayoritas tidak ada pencemaran sebesar 50,7%, strata 2 mayoritas tidak ada pencemaran sebesar 54,4%, strata 3 mayoritas ada pencemaran sebesar 57,6% dan strata 4 mayoritas ada pencemaran sebesar 59,4%.

Area berisiko genangan air berdasarkan hasil studi EHRA Kab. Tulungagung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4 : Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kab. Tulungagung Tahun 2016

4. GENANGAN AIR.

VARIABEL KATEGORI

Strata Desa/Kelurahan Total

1 2 3 4

n % n % n % n % n %

4.1 Adanya

genangan air Ada genangan air

(banjir) 154 13.3 262 15.2 223 18.0 143 21.0 782 16.3 Tidak ada

genangan air 1006 86.7 1458 84.8 1017 82.0 537 79.0 4018 83.7

Dari tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa ada genangan air ( banjir ) sebesar 16,3% sedangkan sisanya sebesar 83,7% tidak ada genangan air.

LAPORAN STUDI EHRA KAB. TULUNGAGUNG TAHUN 2016

47

Dokumen terkait