BAB I PENGANTAR D. Drug Related Problems EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ANAK DENGAN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS RK CHARITAS PALEMBANG PERIODE JULI - DESEMBER 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Adelia Desti Endah Sari NIM: 118114121 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ii EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN ANAK DENGAN ASMA DI INSTALASI RAWAT INAP RS RK CHARITAS PALEMBANG PERIODE JULI - DESEMBER 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Adelia Desti Endah Sari NIM: 118114121 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA v HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya kecil ini bagi Allah Bapa di Surga, Yesus Kristus, dan Bunda Maria Bapak, ibu serta adik-adikku Sahabat-sahabatku serta vii PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Anak dengan Asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang Periode Juli - Desember 2013” sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik berupa moral, materiil maupun spiritual. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Sr. M. Paulina FCh., selaku Ketua Yayasan Charitas yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. 2. Prof.dr. Hardi Darmawan, MPH&TM, FRSTM selaku Direktur Utama RS RK Charitas Palembang yang memberikan izin untuk melakukan penelitian di RS RK Charitas Palembang. 3. Sr. M. Silvestra FCh., Ibu Yogia Simanjuntak dan seluruh staff bagian Rekam Medis RS RK Charitas Palembang yang telah membantu dalam proses penelusuran dan pencarian rekam medis 4. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi atas viii perhatian, kesabaran, bimbingan, masukan, dan motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi. 6. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses pembuatan skripsi. 7. Bapak Dominikus Suparno dan Ibu Monica Tarminah yang tercinta, atas kasih sayang, doa, dukungan, semangat, dan pengertian serta berbagai bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Adik-adikku tersayang,Vicentia Septiana, Vicenti Septiani, dan Raimundus Brilian Danu, yang telah menjadi inspirasi, memberikan keceriaan, dan terus memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. 9. Sahabat yang selalu mendukung dari jauh, Elis, Destrie, Lili, Stefani, Budi, Roebel, Hendra, Harry, Anggiat, yang senantiasa memberikan dukungan tiada henti bagi penulis. 10.Teman-teman seperjuangan #DeRealPrincesses, Lulik, Jeje, dan Anes, untuk semangat,dukungan, kerjasama, bantuan, dan informasi yang selalu di bagikan dalam proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. 11.Sahabat sekaligus tetangga setia, Renata Sri Yuliani, Fransiska Yonita, dan Seravina Maria, terima kasih untuk tawa dan semangat selama pengerjaan skripsi ini. ix 12.Teman-teman sepermainan, Bintang, Ester, Andung, Caesar, Henzu, Gomes, Alex, Nino, Rigel, Handy, Levina, Betzy, Leo, Tina, Asri, Desi, Rosi, dll, untuk semangat bermain yang tak pernah padam. 13.Teman-teman FSM C 2011, FKK B 2011, dan seluruh angkatan 2011, untuk kebersamaan dan semua kisah yang telah kita lalui. 14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut serta membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak dan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian Yogyakarta, 21 Januari 2015 xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii HALAMAN PENGESAHAN ... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi PRAKATA ... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... x DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii INTISARI ... xviii ABSTRACT ... xix BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang ... 1 1. Rumusan Masalah ... 3 2. Keaslian Penelitian ... 3 3. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis ... 5 b. Manfaat Praktis ... 5 B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum ... 5 2. Tujuan Khusus ... 5 xii BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Asma ... 6 B. Terapi Asma ... 12 C. Pasien Anak ... 14 D. Drug Related Problems ... 14 E. Keterangan Empiris ... 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18 B. Variabel Penelitian ... 18 C. Definisi Operasional... 19 D. Subjek Penelitian ... 21 E. Bahan Penelitian... 21 F. Instrumen penelitian ... 21 G. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 22 H. Tata Cara Penelitian 1. Persiapan ... 22 2. Analisis Situasi ... 22 3. Pengumpulan Data ... 22 4. Analisis Data ... 23 I. Tata Cara Analisis Hasil... 24 J. Keterbatasan Penelitian ... 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien ... 27 B. Pola Pengobatan ... 29 C. Evaluasi Drug Related Problems ... 37 D. Rangkuman Evaluasi Drug Relaed Problems ... 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA ... 55 xiii xiv DAFTAR TABEL Tabel I. Klasifikasi asma menurut derajat serangan ... 11 Tabel II. Profil penggunan obat pada pasien asma anak di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 29 Tabel III. Penggunaan obat yang bekerja pada sistem pernapasan pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 30 Tabel IV. Penggunaan kortikosteroid pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 33 Tabel V. Penggunaan vitamin dan mineral pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 33 Tabel VI. Penggunaan obat antiinfeksi pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 34 Tabel VII. Penggunaan obat alergi dan sistem imun pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas xv Tabel VIII. Penggunaan obat sistem gastrointestinal dan hepatobilier pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 36 Tabel IX Penggunaan obat berdasarkan rute pemberian pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 37 Tabel X. Gambaran DRPs pada pasien asma anak di instalasi rawat inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 38 Tabel XI. Kejadian DRPs efek samping obat pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 41 Tabel XII. Kejadian DRPs dosis kurang pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 43 Tabel XIII. Kejadian DRPs obat tidak dibutuhkan pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 45 Tabel XIV. Kejadian DRPs dosis berlebih pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 46 Tabel XV. Hasil Evaluasi Drug Related Problems(DRPs) ... 47 xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Mekanisme umum reaksi hipersensitivitas tipe I ... 7 Gambar 2. Inflamasi dan remodeling pada asma ... 8 Gambar 3. Ilustrasi kondisi patologis bronkus normal dibandingkan dengan bronkus asma dan airway remodeling ... 10 Gambar 4. Algoritma penatalaksanaan asma di rumah sakit ... 13 Gambar 5. Skema pemilihan subjek penelitian di RS RK Charitas Palembang ... 23 Gambar 6. Distribusi pasien berdasarkan usia pada pasien asma anak di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013 ... 27 Gambar 7. Distribusi pasien asma anak berdasarkan jenis kelamin pada pasien asma anak di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi kasus Drug Related Problems ... 58 Lampiran 2. Permohonan izin penelitian dan pengambilan data ... 108 Lampiran 3. Izin penelitian dan pengambilan data di RS RK Charitas Palembang ... 109 Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 110 xviii INTISARI Asma merupakan penyakit kronis dengan jumlah penderita sekitar 300 juta individu di seluruh dunia dengan prevalensi yang terus meningkat selama 20 tahun terakhir. Prevalensi asma pada anak cukup tinggi sehingga membutuhkan perhatian serius. Selama proses terapi dengan obat, ada kemungkinan ditemui drug related problems (DRPs) yang pada pasien anak sangat mungkin ditemui karena fungsi fisiologis tubuh yang belum berjalan normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi DRPs pada pasien anak yang dirawat inap dengan diagnosis asma. Penelitian ini termasuk non eksperimental deskriptif dengan rancangan case series. Data diperoleh dengan pendekatan retrospektif dari lembar rekam medis pasien anak usia ≤ 12 tahun dengan diagnosis asma yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap RS RK Charitas Palembang periode Juli-Desember 2013. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan metode SOAP (subjective, objective, assessment, plan/recommendation) untuk mengevaluasi DRPs. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diagram disertai pembahasan. Terdapat 25 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan ditemui DRPs yang bersifat potensial meliputi 100% efek samping, 28% obat tidak dibutuhkan, dan 4% dosis berlebih, serta DRPs yang bersifat aktual meliputi 56% dosis kurang, 12% dosis berlebih, dan 4% membutuhkan tambahan obat. Kata kunci: drug related problems, asma, pasien anak, terapi farmakologis, rawat inap xix ABSTRACT Asthma is a chronic disease with an estimated 300 million individuals affected worldwide andits prevalence has increased over the past 20 years. The prevalence rate of asthma is highest in children and need serious concern. Drug Related Problems (DRPs) can occur during drug therapy especially in pediatrics whose physiological function have not been as normal as adults. The aims of this study is to identify and evaluate DRPs in pediatrics hospitalized with asthma. This study is a non-experimental descriptive with case series design. Data collection was done retrospectively on medical record of hospitalized asthma patient age 12 years and younger in RS RK Charitas Palembang during period July-December 2013. The data obtained then were analyzed descriptively using SOAP (subjective, objective, assessment, plan/recommendation) method and the result present in tables and diagrams followed by discussion. There are 25 cases who met the inclusion criteria. The DRPs that found in this study consist of potential DRPs including 100% adverse drug reaction, 28% unnecessary drug, and 4% dosage too high, and also actual DRPs including 56% dosage too low, 12% dosage too high, and 4% need additional drug therapy. Key word: drug related problems, asthma, pediatrics, drug therapy, hospitalization 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan global yang serius dengan jumlah penderita sekitar 300 juta individu di seluruh dunia. Prevalensi asma terus meningkat selama 20 tahun terakhir. Prevalensi asma paling tinggi di Amerika Serikat adalah pada anak usia 5-17 tahun, yaitu sebesar 9,6%. Asma merupakan penyakit kronis yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dan merupakan faktor utama penyebab morbiditas akibat penyakit kronis serta menyebabkan peningkatan ketidakhadiran di sekolah, kunjungan ke unit gawat darurat, serta rawat inap (Global Initiative for Asthma, 2014; American Lung Association, 2006). Asma termasuk dalam peringkat sepuluh besar penyakit tidak menular (PTM) penyebab pasien rawat inap rumah sakit di Indonesia (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Hasil survei asma pada anak sekolah di beberapa kota di Indonesia seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, dan Denpasar, menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (6 sampai 12 tahun) berkisar antara 3,7-6,4% (Baratawidjaja, Soebaryo, Kartasasmita, Suprihati, Sundaru, Siregar, dkk., 2006). Berdasar data-data tersebut, terlihat bahwa asma merupakan masalah kesehatan di masyarakat yang membutuhkan perhatian serius. Apoteker memiliki peran dalam peningkatan kualitas hidup pasien melalui pelayanan kefarmasian, salah satunya melalui penyelesaian Drug Related Problems (DRPs). Secara sederhana yang dimaksud dengan DRPs adalah masalah yang terjadi selama proses terapi pengobatan yang memiliki potensi menghambat mencapai hasil terapi yang diinginkan (Pharmaceutical Care Network Europe, 2010; Cipolle, Strand, Morley, Ramsey, and Lamsam, 2004). Hasil penelitian Pratiwi, Ikawati dan Kusharwanti (2012) menemukan adanya pemberian obat dengan indikasi tidak perlu sebesar 18,18%, obat salah sebesar 4,54%, dosis terlalu tinggi sebesar 13,63%, interaksi obat sebesar 50%, dan ketidakpatuhan sebesar 4,54 % pada pasien anak dengan asma yang dirawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta. Berdasarkan penelitian tersebut, terlihat bahwa terdapat DRPs pada pasien asma anak rawat inap. DRPs sangat mungkin ditemui pada pasien anak karena kondisi fisiologi yang belum sempurna sehingga farmakokinetika obat tidak bisa disamakan dengan dewasa. Prevalensi asma pada anak di Sumatera Selatan pada tahun 2013 sebesar 2,5% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Berdasarkan penelusuran peneliti, asma merupakan satu dari sepuluh besar penyakit pada pasien anak rawat inap di RS RK Charitas yang terletak di kota Palembang, Sumatera Selatan. Rumah Sakit RK Charitas Palembang merupakan rumah sakit swasta tertua di kota Palembang dan juga di Sumatera Selatan serta merupakan rumah sakit tipe B yang mampu menampung rujukan dari rumah sakit kabupaten. Berdasarkan penelusuran pustaka, penelitian mengenai Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak dengan diagnosis asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi DRPs pada pasien anak dengan diagnosis asma. Hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi terkait kerasionalan penggunaan obat pada pasien asma anak yang dievaluasi dengan mengidentifikasi DRPs. 1. Rumusan Masalah a. Seperti apa karakteristik pasien anak dengan diagnosis asma yang menjalani rawat inap di RS RK Charitas periode Juli-Desember 2013 meliputi jenis kelamin dan kelompok usia? b. Seperti apa gambaran umum peresepan obat pada pasien anak dengan diagnosis asma meliputi jenis obat dan rute pemberian obat? c. Apakah terdapat DRPs pada peresepan pasien anak dengan diagnosis asma? 2. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan evaluasi DRPs pada pasien anak dengan diagnosis asma yang pernah dilakukan antara lain: a. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta bulan Januari-Desember 2009 yang dilakukan oleh Handayani (2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat DRP efek samping dan interaksi obat sebesar 31,35% pada pasien asma bronkial. b. Identifikasi Drug Related Problems pada Pasien Asma Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2009 yang dilakukan oleh Hidayat dan Prasetyo (2012), dengan hasil 55% pasien mengalami DRP dengan jumlah 75 kejadian meliputi membutuhkan tambahan terapi obat sebesar 16,0%, obat tanpa indikasi dan duplikasi terapi sebesar 21,3%, obat salah sebesar 10,7%, dosis terlalu rendah sebesar 18,7%, interaksi obat sebesar 12,0% dan dosis terlalu tinggi sebesar 21,3%. c. Kajian Drug Related Problems pada Pasien Anak dengan Infeksi Saluran Napas Bawah dan Asma Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 1 Januari 2006 – 30 Juni 2006 yang dilakukan oleh Pratiwi, Ikawati dan Kusharwanti (2012). Hasil penelitian DRPs untuk pasien anak dengan infeksi saluran napas bawah adalah obat dengan indikasi yang tidak perlu sebesar 20%, obat yang salah sebesar 12,72 %, dosis terlalu rendah sebesar 7,27 %, dosis terlalu tinggi sebesar 21,81%, dan interaksi obat sebesar 12,72%. Hasil penelitian DRPs pasien anak dengan asma adalah obat dengan indikasi yang tidak perlu sebesar 18,18%, obat yang salah sebesar 4,54%, dosis terlalu tinggi sebesar 13,63%, interaksi obat sebesar 50%, dan ketidakpatuhan sebesar 4,54 %. Penelitian mengenai Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang belum pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada subjek yang diteliti, periode penelitian, dan tempat penelitian. Persamaan dengan penelitian terdahulu terletak pada topik penelitian, yaitu evaluasi DRP pada pasien dengan diagnosis asma yang menjalani rawat inap. 3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan sumber pembelajaran mengenai DRPs pada pasien anak dengan asma. b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi RS RK Charitas Palembang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada pasien anak dengan asma. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengevaluasi drug related problems (DRPs) pada pengobatan pasien asma anak. 2. Tujuan Khusus a. Memberi gambaran karakteristik pasien anak dengan asma. b. Memberi gambaran pola peresepan obat pada pasien anak dengan asma. c. Memberi gambaran drug related problems (DRPs) pada peresepan pasien 6 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A.Asma Asma merupakan penyakit heterogen yang umumnya dicirikan dengan adanya inflamasi kronis jalan napas yang ditegaskan lebih lanjut dengan adanya riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak dada, dan batuk yang berbeda-beda intensitasnya serta terjadi dari waktu ke waktu, bersamaan dengan variabel keterbatasan aliran udara ekspirasi (Global Initiative for Asthma, 2014). Gejala dan keterbatasan aliran udara ini bersifat reversibel (Global Initiative for Asthma, 2014; Kelly and Sorkness, 2008). Asma biasanya berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan napas terhadap rangsangan langsung maupun tak langsung serta inflamasi kronis jalan napas (Kelly and Sorkness, 2008). Faktor yang dapat mempengaruhi asma secara umum adalah faktor host/inang dan faktor lingkungan (Global Initiative for Asthma, 2014). Faktor inang yang mempengaruhi perkembangan asma meliputi genetik asma, alergi, hiperresponsivitas jalan napas, obesitas, ras, dan jenis kelamin (Global Initiative for Asthma, 2012; Graham and Gordon, 2008). Faktor lingkungan berupa alergen yang berasal dari dalam maupun luar ruangan, infeksi, asap rokok, polusi udara, dan diet turut mempengaruhi perkembangan asma (Global Initiative for Asthma, 2012; Graham and Gordon, 2008; Kelly and Sorkness, 2008). Asma merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang dicirikan dengan adanya keterlibatan sel TH2 dan IgE (Bogaert, Tournoy, Naessens, and Grooten, 2009). Reaksi hipersensitivitas adalah adanya reaksi berlebih tubuh terhadap antigen. Comb dan Gell membagi reaksi hipersensitivitas menjadi 4 tipe (Janeway, 2001). Asma merupakan salah satu contoh manifestasi klinis reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang bersifat anafilaksis lokal, artinya reaksi hanya terjadi pada jaringan atau organ spesifik dan umumnya diturunkan, disebut sebagai atopi. Paparan alergen pertama kali akan menyebabkan aktivasi sel TH2 dan menstimulasi sel B untuk memproduksi IgE. IgE akan membentuk ikatan dengan reseptor Fc pada sel mast maupun basofil, yang disebut sensitisasi (Abbas, Lichtman, and Pillai, 2007). Paparan alergen selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya crosslinking pada ikatan IgE yang akan mengaktivasi sel mast. Degranulasi sel mast memicu pelepasan mediator dari sel mast yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot halus, peningkatan permeabilitas vaskuler, dan vasodilatasi (Kindt, Osborne, and Goldsby, 2006). . Gambar 1. Mekanisme umum reaksi hipersensitivitas tipe 1 (Abbas, Lichtman, and Pillai, 2007) Patofisiologi asma secara umum dibagi menjadi 2, yaitu inflamasi dan airway remodelling. Berdasarkan derajat inflamasinya, asma dibagi menjadi inflamasi akut dan inflamasi kronis. Inflamasi akut terdiri dari reaksi asma tipe cepat dan reaksi asma tipe lambat. Pada reaksi asma tipe cepat, alergen akan terikat pada IgE yang menempel pada sel mast dan terjadi degranulasi sel mast. Degranulasi tersebut mengeluarkan mediatorseperti histamin, protease, leukotrin, prostaglandin, dan PAF (platelete activating factor) yang menyebabkan kontraksi otot polos bronkus, sekresi mukus, dan vasodilatasi. Reaksi asma tipe lambat timbul antara 6-9 jam setelah provokasi alergen dan melibatkan pengerahan serta aktivasi eosinofil, sel T CD4+, neutrofil, dan makrofag. Pada inflamasi kronik berbagai sel terlibat dan teraktivasi, antara lain limfosit T, eosinofil, makrofag, sel mast, sel epitel, fibroblas dan otot polos bronkus (Kelly and Sorkness, 2008; Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Gambar 2. Inflamasi dan remodeling pada asma (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003) Proses inflamasi pada asma akan menimbulkan kerusakan jaringan yang secara fisiologis akan diikuti oleh proses penyembuhan yang menghasilkan perbaikan dan pergantian sel-sel mati/rusak dengan sel-sel yang baru. Proses penyembuhan tersebut melibatkan regenerasi jaringan yang rusak dengan jenis sel parenkim yang sama dan pergantian jaringan yang rusak dengan jaringan peyambung yang menghasilkan jaringan skar. Pada asma, kedua proses tersebut berkontribusi dalam proses penyembuhan dan inflamasi yang kemudian akan menghasilkan perubahan struktur yang mempunyai mekanisme sangat kompleks dan banyak belum diketahui dikenal dengan airway remodeling. Mekanisme tersebut sangat heterogen dengan proses yang sangat dinamis dari diferensiasi, migrasi, maturasi, diferensiasi sel sebagaimana deposit jaringan penyambung dengan diikuti oleh restitusi/pergantian atau perubahan struktur dan fungsi yang dipahami sebagai fibrosis dan peningkatan otot polos dan kelenjar mukus (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Pada asma terdapat saling ketergantungan antara proses inflamasi dan remodeling. Infiltrasi sel-sel inflamasi terlibat dalam proses remodeling, juga komponen lainnya seperti matriks ekstraselular, membran retikular basal, matriks interstisial, fibrogenic growth factor, protease dan inhibitornya, pembuluh darah, otot polos, dan kelenjar mukus (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003). Gambar 3. Ilustrasi kondisi patologis bronkus normal dibandingkan dengan bronkus asma akibat inflamasi dan airway remodeling (Kelly and Sorkness, 2008) Asma dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi, berat penyakit, maupun pola keterbatasan aliran udara. GINA membagi asma menjadi 4 klasifikasi yaitu asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten berat. Berbeda dengan GINA, Pedoman Nasional Asma Anak (2003) membagi asma menjadi 3 yaitu asma episodik ringan, asma episodik sedang, dan asma Dalam dokumen Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak dengan asma di Instalasi Rawat Inap RS RK Charitas Palembang periode Juli - Desember 2013. (Halaman 2-38)