• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V bab ini adalah penutup yang merupakan kesimpulan dari keseluruhan bab terdahulu yang mana didalamnya juga dikemukakan saran-saran sebagai jalan

PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA RANGKABITUNG TERHADAP IZIN POLIGAMI

B. Deskripsi Putusan Pengadilan Agama Rangkasbitung

1. Duduk Perkara

Satibi bin Mohamad Yunus, umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, berstatus menikah dengan Eka Agustiana binti Endang Jaelani Kawi, umur 34 tahun, agama Islam, pekerjaan mengurus rumah tangga, berstatus

50

Pengadilan Agama Rangkasbitung, Artikel diakses pada 06 mei 2014 dari http://pa-rangkasbitung.net/index.php/profil/sejarah

menikah dengan Satibi bin Mohamad Yunus, dengan kutipan akta nikah Nomor 39/34/II/2004 tanggal 09 Februari 2004 yang diterbitkan oleh kantor Urusan Agama Rangkasbitung. Bahwa setelah menikah pemohon dan termohon mengambil tempat di kediaman pemohon di Kampung Empang Muara Ciujung Barat dan selanjutnya tinggal di alamat tersebut di atas sebagai tempat kediaman bersama terakhir dan selama pernikahan tersebut pemohon dengan termohon telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai dua orang anak yang bernama: Siti Fatihatul Mutia Kawi, perempuan lahir tanggal 4 Februari 2005 dan Muhammad Zaidan Mauludin, laki-laki lahir tanggal 16 Maret 2008. Pada suatu saat Satibi bin Mohamad Yunus berkenalan dengan perempuan yang bermana Ai Nuraeni binti Afif, umur 23 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta tempat kediaman di Kampung kadulimus RT. 002 RW. 005 Desa

Kadulimus Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang, sebagai “calon istri kedua pemohon”, yang akan dilangsungkan dan dicatatkan di hadapan pegawai pencatat

nikah kantor urusan agama Banjar Pandeglang, dengan status perawan dan tidak terikat pertunangan dengan laki-laki lain. Mereka sepakat untuk membina hubungan mereka ke jenjang pernikahan meskipun tahu bahwa Satibi bin Mohamad Yunus telah mempunyai istri dan anak, dan calon istri kedua juga menyatakan tidak akan menganggu gugat harta benda yang sudah ada selama ini, melainkan tetap utuh sebagai harta bersama antara pemohon dengan termohon.

Tersebutkan bahwa Satibi bin Mohamad Yunus serta Ai Nuraeni binti Afif sebagai calon istri kedua pemohon. Pemohon meminta izin kepada Pengadilan

Agama untuk menikah kedua kali dengan cara poligami dengan alasan pemohon bahwa yang dijadikan alasan pemohon poligami adalah:

d. Pemohon merasa sanggup untuk berbuat adil terhadap istri-irti pemohon

e. Pemohon ingin membantu sebuah keluarga/calon istri ke-2 dari segi ekonomi

f. Pemohon sangat kawatir apabila antara pemohon dengan calon istri pemohon tidak segera melangsungkan pernikahan akan terjadi hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum Islam.

2. Pertimbangan

Pertimbangan-pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Rangkasbitung dalam perkara poligami yakni, mengabulkan permohonan pemohon dan menetapkan memberi izin kepada pemohon untuk menikah lagi (poligami) dengan seorang perempuan bernama Ai Nuraeni binti Afif. Didasari atas pertimbangan pemohon merasa sanggup berlaku adil terhadap istri-istrinya dan mendapat persetujuan dari istri pertamanya. Dan pemohon telah menyatakan kesediaan atas tanggung jawab dalam membina rumah tangganya di masa yang akan datang.

Pertimbangan selanjutnya yaitu Majlis Hakim menimbang keterangan saksi-saksi yaitu dari tetangga pemohon dan termohon yang sekaligus guru agama pemohon dan termohon menyatakan sesuai sebagaimana pemohon nyatakan. Setahu saksi, pemohon adalah orang yang bertanggung jawab dan perhatian terhadap termohon dan anak-anaknya karena sampai sekarang pemohon masih lancar memberi nafkah dan juga telah membuatkan rumah untuk termohon dan

anak-anaknya. Kemudian saksi ke dua dan ke tiga sebagai kakak ipar dan kakak kandung dari termohon dan tetangga dekat pemohon juga menyatakan sesuai sebagaimana saksi pertama pemohon uraikan. Pertimbangan poligami sendiri dikuatkan dengan jawaban lisan yang pada pokoknya disimpulkan bahwa termohon membenarkan dalil-dalil pemohon serta tidak keberatan atau memberi izin kepada pemohon untuk menikah lagi dengan perempuan yang bernama Ai Nuraeni binti Afif demi membahagiakan kehidupan pemohon, serta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan pemohon tetap dengan permohonanya, setelah Majelis Hakim mendengar pernyataan saksi agar lebih baik jika pemohon diizinkan, Majelis Hakim juga melihat tidak adanya larangan

secara syar’i maupun peraturan perudang-undangan, maka Majlis Hakim mengabulkan permohonan tersebut.

Dalam pertimbangan ini, Hakim mengambil istinbat bahwa pemohom, termohon, calon isteri, dan bukti-bukti telah nyambung semua, artinya apabila salah satu dari bukti di atas tidak ada dalam persidangan maka besar kemungkinan permohonan izin poligami tidak akan dikabulkan karena untuk keyakinan Hakim antara pemohon, termohon, calon isteri, dan bukti-bukti harus nyambung semua.51 C. Landasan Yuridis Putusan Izin Poligami dan Penetapan Pengadilan

Agama Rangkasbitung

Izin berpoligami itu tidak akan diberikan melainkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang sangat matang melalui prosedur undang-undang yang berlaku. Proses pertimbangan izin tersebut merupakan langkah Hakim Pengadilan Agama

51

dalan rangka menjalankan sistem perundang-undangan yang formal dan juga sebagai upaya memperlihatkan eksistensi absolut Hakim sebagai penengah atau pemberi solusi hukum.

Adapun persyaratan perkawinan yang dalam hukum Islam yaitu beragama Islam, baligh (bagi laki-laki yang ditandai dengan keluarnya air mani dan bagi perempuan ditandai dengan keluarnya haidh), berakal, (dewasa pikiran) dan seksual, tidak terdapat halangan perkawinan atau perwalian. Syarat yang paling penting dalam perkawinan adalah adanya mahar (mas kawin).52

Lain halnya dengan persyaratan perkawinan yang dimaksud dalam hukum positif yaitu harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik memenuhi persyaratan materil dan persyaratan formil. Permohonan izin poligami melakukan poligami dalam ilmu hukum tersebut dengan istilah voluntaire jurisdiktie yaitu suatu perkara yang berisi tuntutan hak dan tidak mengandung sengketa.53

Hal-hal yang menjadi pertimbangan hakim dalam pemberian izin poligami di Pengadilan Agama Rangkasbitung dalam menjatuhkan putusan tersebut yaitu:

a. Untuk bisa mengajukan izin poligami, pemohon telah menyerahkan alat-alat bukti berupa:

1. Asli dan Foto copy Kutipan Akta Nikah pemohon dengan termohon nomor 39/34/II/2004 tanggal 09 Februari 2004 yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Rangkasbitung (bukti P. 1) ;

52

Kamarusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet Ke-1 h. 6

53

2. Surat pernyataan tidak keberatan untuk dimadu (model A.3) tanggal 15 Agustus 2013 (bukti P.2) ;

3. Surat pernyataan berlaku adil (model A.4) tertanggal 28 Agustus 2013 (bukti P. 3) ;

4. Surat keterangan beda nama yang dilakukan oleh kepala kelurahan Maura Ciujung Barat tanggal 28 Agustus 2013 Nomor : 148.4/72-Kel/VIII/2013

– (bukti P. 4) ;

5. Surat keterangan usaha pemohon, yang dikeluarkan oleh Kepala Keluraham Maura Ciujung Barat tanggal 28 Agustus 2013 Nomor : 148.4/73-Kel/VIII/2013 – (bukti P. 5) ;

6. Surat keterangan laba usaha/penghasilan setiap bulan pemohon; (bukti P. 6)

b. Pertimbangan Majlis Hakim merujuk pada ketentuan undang-undang Nomor 1 tahun 1974, undang-undang ini merupakan bentuk hasil usaha dalam mengatur permasalahan perkawinan atau sejenisnya dalam kerangka hukum baku, yang bisa menjadi pedoman atau acuan menyelesesaikan permasalahan perkawinan. Dalam undang-undang ini poligami diatur dalam pasal 3 ayat (2), pasal 4 ayat (1) dan (2), dan pasal 5 ayat (1) dan (2)

c. Pertimbangan Majelis Hakim merujuk pada peraturan pemerintah Nomor 9 tahun 1975, peraturan pemerintah ini adalah penjelasan atau lebih tepatnya pelaksanaan undang-undang Nomor 1 tahun 1974 berikut ketentuan pidana jikalau terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya.

d. Pertimbangan Majelis Hakim merujuk pada Kompilasi Hukum Islam (KHI), KHI lahir dari gejolak para ulama yang tersebar diseluruh Nusantara. Tujuan

utamanya adalah selain mempositifkan syari’at Islam dalam bidang keperdataan,

juga mengkodifikasikan dan menyeragamkan kitab fiqih yang digunakan di Pengadilan Agama

e. Al-Qur’an surat an-Nisa’ (4) ayat 3 sering dijadikan dalil oleh sebagian umat

Islam dalam melakukan poligami. Hal ini juga telah diakui oleh Pengadilan Agama Rangkasbitung sehingga Majelis Hakim Pengadilan Agama dalam setiap pemberian izin poligami mengambil sandaran hukum pada ketentuan ayat di atas.

Penetapan perkara izin poligami dalam perkara perdata umumnya mengandung amar penetapan tunggal, yaitu penetapan yang berupa pengabulan atau penolakan permohonan pemohon untuk melakukan perubahan hukum.

1. Mengabulkan atau menolak permohonan pemohon untuk menikah lagi

2. Mengabulkan atau menolak permohonan izin poligami yang diajukan oleh pemohon.

Selanjutnya terhadap putusan poligami di atas dengan Nomor 0390/pdt.G/2013/PA.Rks, mutlak dikabulkan melalui pertimbangan-pertimbangan yang panjang, karena semua prosedur yang harus dijalankan pemohon sudah terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penetapan Majelis Hakim dalam putusan yang berbunyi:

1. Mengabulkan permohonan pemohon

2. Memberi izin kepada pemohon (Satibi bin Muhamad Yunus) untuk menikah lagi (poligami) dengan calon isteri kedua bernama Ai Nur Aeni binti Afif

3. Menghukum pemohon untuk berlaku adil kepada isteri-isteri dan anak-anaknya

4. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 191.000,- (seratus sembilan puluh satu rupiah)

Dokumen terkait