• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PUTUSAN

A. Duduk Perkara

Terkait dengan Kompetensi Pengadilan Niaga dalam mengadili serta memeriksa perkara kepailitan ini, terdapat hal menarik untuk di analisis yaitu Putusan No.65/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Adapun duduk perkaranya adalah sebagai berikut :

1. PT. BANK CIMB NIAGA Tbk., beralamat di Graha Niaga, Jalan Jenderal

Sudirman Kaveling 58 Jakarta 12190, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.008/Ska/DIR/VIII/2010 tertanggal 09 agustus 2010, untuk selanjutnya disebut sebagai Pemohon Pailit I;

2. PT. ARITA PRIMA PERKASA, BERALAMAT DI Kompleks Bilal harmonis

No. 05 Kel.P.Brayan darat I, kec.Medan Timur, Kodya Medan, Sumatera Utara, berdasarkan surat Kuasa Khusus tertanggal 13 agustus 2010 untuk selanjutnya disebut sebagai Pemohon Pailit II;

Dalam hal ini Pemohon I dan II diwakili oleh kuasanya PETRUS CKL BELLO,SH., FITRI SAFITRI.,SH., AHMAD ZULKIPLI,SH, para advokat dan konsultan Hukum dari Firma hukum Bello & Partners Advocates & Legal

Consultants, beralamat di Gedung Arthaloka Lt.7 Suite 707 Jalan.Jenderal

Sudirman Kav-2 Jakarta Pusat 10220, berdasarkan surat kuasa khusus masing- masing: (untuk Pemohon I tertanggal 09 Agustus 2010, untuk Pemohon II

tertanggal 13 agustus 2010) secara bersama-sama disebut sebagai “Para

Pemohon Pailit”.

Gugatan permohonan Pailit ini diajukan Terhadap :

PT.MESTIKA SAWIT INTIJAYA, berlamat di Jalan Tembakau Deli I No.4-1,

Kab.Deli serdang, Sumatera Utara, selanjutnya disebut dengan “Termohon Pailit”.

Pemohon telah mengajukan surat permohonan pernyataan Pailit tertanggal 18 Agustus 2010 dan didaftarkan di Kepaniteraan Niaga Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 19 Agustus 2010/PN.NIAGA.JKT.PST., dengan mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :

I. Kedudukan Hukum Pemohon Pailit I

Pemohon Pailit I adalah perseroan terbuka yang berusaha di bidang perbankan yang merupakan penggabungan PT.BANK CIMB NIAGA Tbk., dengan PT.BANK LIPPO Tbk, berdasarkan Akta Penggabungan No.37 tanggal 18 Juli 2008 dihadapan Dr. Amrul Partomuan Pohan,S.H., Notaris di Jakarta dan tunduk pada peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Terkait dengan hak penagihan piutang PT.LIPPO BANK Tbk, (selanjutnya disebut LB) terhadap seluruh debitor termasuk namun tidak terbatas terhadap termohon Pailit telah beralih kepada PT.BANK CIMB NIAGA Tbk, (Pemohon Pailit I), sesuai dengan ketentuan Pasal 13.8.a Akta Penggabungan No.37 tanggal 18 Juli 2008 yang menerangkan sebagai berikut:

a. LB dengan ini memberi kuasa dan wewenang penuh kepada CIMB NIAGA, dengan diberi hak untuk memindahkan kuasa ini kepada pihak lain, atau untuk menunjuk substitusi/pengganti :

(1) Untuk melakukan dan mengerjakan tindakan atau perbuatan berupa apapun untuk memberitahukan kepada, atau memperoleh pengakuan dari pihak manapun yang dapat ditetapkan oleh CIMB NIAGA, mengenai peralihan hak menurut hukum atas aktiva dan passiva LB termasuk tidak terbatas tagihan/piutang LB kepada CIMB NIAGA berdasarkan kesepakatan penggabungan yang termaktub dalam Akta Penggabungan ini;

(2) Untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama LB dimanapun dan dihadapan siapapun, atau pejabat, badan atau instansi yang berwenang siapapun dan dimanapun;

Berdasarkan Pasal 122 ayat 1 s/d ayat 3 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas sebagai berikut :

Pasal 122

(1) Penggabungan dan Peleburan mengakibatkan Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum;

(2) Berakhirnya Perseroan sebagaimana dimaksud pada (1) terjadi tanpa dilakukan likuidasi telebih dahulu;

a. Aktiva dan pasiva Perseroan yang mengabungkan atau meleburkan diri beralih karena hukum kepada perseroan yang menerima penggabungan atau Perseroan hasil Peleburan; dan

b. Pemegang saham Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan hasil Peleburan; dan

c. Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri berakhir karena hukum terhitung sejak tanggal Penggabungan atau Peleburan mulai berlaku;

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Pemohon Pailit I memiliki kepentingan dan kedudukan hukum (Legal Standing) yang cukup untuk mengajukan permohonan Pailit aquo.

II. Yurisdiksi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Dalam Perkara Aquo

Berdasarkan ketentuan Pasal 7 ayat (4) Perjanjian Kesepakatan Bersama Mengenai Penyelesaian Pinjaman tertanggal 22 Desember 2009 antara pemohon Pailit dengan termohon Pailit telah sepakat memilih kediaman hukum yang tetap, selengkapnya menerangkan sebagai berikut :

“PARA PIHAK sepakat untuk memilih kediaman hukum yang tetap dan sah di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di Jakarta namun hal ini tidak membatasi hak Bank untuk mengajukan gugatan/tuntutan di Pengadilan Lainya di dalam maupun diluar wilayah hukum Republik Indonesia”;

Berdasarkan ketentuan tersebut, Pemohon Pailit I beranggapan dengan diajukanya gugatan ini ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat merupakan tindakan yang tepat.

III. Para Pemohon Pailit Sebagai Kreditur Dari Termohon Pailit

Dalam Akta No.200 tanggal 01 Juli 2008 dihadapan John Langsung,SH. Notaris di Medan, Termohon Pailit telah menerima fasilitas kredit pinjaman tetap angsuran dari LB sejumlah Rp.40.000.000.000,-(empat puluh milyar rupiah);

addendum perjanjian kredit No.0344/Addendum/ PK/ MDP/2008 telah disepakati antara termohon Pailit dan LB adalah sebagai berikut :

a. Penambahan fasilitas kredit yaitu :

(1) Pinjaman rekening koran sebesar Rp.5.000.000.000,- (Lima milyar rupiah);

(2) Treasury Pre-settlement line/Baru sebesar Rp.2.432.000.000,- (dua milyar empat

ratus tiga puluh dua juta rupiah);

b. Penyerahan jaminan atas perjanjian kredit tersebut berupa: (1) Sertifikat Hak Milik (SHM) No.246, Desa Pematang Seleng; (2) SHM No.342, Desa Pematang Seleng;

(3) SHM No.65, Desa Pematang Seleng;

(4) Lembar daftar mesin-mesin milik Termohon Pailit senilai Rp.51.096.086.000,- (lima puluh satu milyar sembilan puluh enam juta delapan puluh enam ribu rupiah);

(5) Lembar stock barang milik termohon Pailit senilai Rp.18.045.537.022,- (delapan belas milyar empat puluh lima juta lima ratus tiga puluh tujuh ribu dua puluh dua rupiah);

(6) Jaminan pribadi WIJAYANTO berdasarkan Akta no.204 tertanggal 31 Juli 2008 dihadapan notaris John Langsung,SH.

(7) Satu lembar bilyet deposito PT.BANK LIPPO Tbk, No.BD.1198636 (854-20- 00326-9) Rp.5.000.000.000,- atas nama WIJAYANTO;

Untuk menjamin kedudukan pemohon Pailit I sebagai kreditur termohon Pailit terhadap jaminan tersebut diatas telah diikat dengan sertifikat jaminan dengan rincian sebagai berikut :

(1) Sertifikat Hak Tanggungan No.537/2009 atas Hak Milik No.246/ desa Pematang Seleng, Hak Milik No.342/desa Pematang Seleng dan Hak Milik No.65/desa Pematang seleng;

(2) Sertifikat Fidusia No. W2-1936 AH.05.01.TH.2009/STD atas seluruh stock barang milik termohon Pailit.

(3) Sertifikat Fidusia No. W2-0151 AH.05.01.TH.2009/STD atas mesin-mesin milik termohon Pailit;

Dalam Addendum perjanjian Kredit No.339/ Addendum/ PK/ MDP/VII/2009 tertanggal 24 Juli 2009, Pemohon Pailit I telah sepakat dan selanjutnya memberi izin kepada termohon Pailit untuk menarik salah jaminan yaitu satu lembar bilyet deposito

PT.BANK LIPPO Tbk No.BD.1198636 (854-20-00326-9) Rp.5.384.993.104,37- atas nama WIJAYANTO;

Dalam Perjanjian Kesepakatan Bersama Mengenai Penyelesaian Pinjaman tertanggal 22 Desember 2009, termohon Pailit telah mengakui utang kepada pemohon Pailit I dengan rincian sebagai berikut :

(1) Kewajiban pokok fasilitas kredit investasi sejumlah Rp.33.333.336.336,- (tiga puluh tiga milyar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh enam rupiah);

(2) Kewajiban Bunga fasilitas kredit investasi sejumlah Rp.3.100.332.358, (tiga milyar seratus juta tiga ratus tiga puluh dua ribu tiga ratus lima puluh delapan rupiah);

(3) Kewajiban denda sejumlah Rp.1.302.379.603,-(satu milyar tiga ratus dua juta tiga ratus tujuh puluh sembilan ribu enam ratus tiga rupiah);

Dalam Perjanjian Addendum dan Perjanjian kesepakatan tersebut diatas termohon Pailit dan pemohon pailit I telah sepakat dan setuju tentang hal-hal apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pihak termohon Pailit maupun pemohon Pailit I;96

Kedudukan Pemohon Pailit II Sebagai Kreditur Termohon Pailit

Termohon Pailit mempunyai utang kepada pemohon Pailit II sebesar Rp.6.072.000,-(enam juta tujuh puluh dua ribu rupiah) sebagaimana ternyata dalam       

96

Surat Faktur No.004130 tanggal 22 Juli 2009 dan Surat Faktur no.004540 tanggal 01 Juli 2009;

Hingga permohonan Pailit aquo diajukan, termohon Pailit tidak pernah melakukan pembayaran kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kesepakatan bersama tersebut kepada pemohon pailit I dan juga kepada pemohon Pailit II berdasarkan surat faktur tersebut, sehingga para pemohon Pailit terpaksa menempuh jalur hukum Kepailitan terhadap termohon untuk melindungi kepentingan hukum para pemohon sebagai kreditur;

Berdasarkan uraian di atas, terbukti dengan jelas dan secara hukum bahwa “PARA PEMOHON PAILIT SEBAGAI KREDITUR DARI TERMOHON PAILIT” sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan kewajiban Pembayaran Utang.

IV. Tentang Adanya Utang Termohon Pailit Kepada Para Pemohon Pailit.

Hingga tanggal permohonan Pailit ini diajukan, total utang termohon Pailit kepada Pemohon Pailit sebagai berikut :

-Utang pokok = Rp.33.333.333.336,- -Bunga = Rp. 5.231.789.148,- -Denda = Rp. 5.489.042.750,- Total = Rp.44.054.165.234,-

Dalam Perjanjian Kesepakatan Bersama tersebut, baik termohon Pailit maupun Pemohon Pailit tidak lagi mempersoalkan eksistensi atau keberadaan jumlah

utang dan ketentuan Perjanjian Pernyelesaan Utang ini mengikat termohon Pailit dan pemohon Pailit sebagaimana ditentukan oleh Pasal 1338 KUHPerdata;

Berdasarkan ketentuan tersebut, Menurut Para Pemohon Pailit telah terbukti dan sah menurut hukum bahwa termohon Pailit mempunyai utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih sebesar Rp.44.054.165.234,- (empat puluh empat milyar lima puluh empat juta seratus enam puluh lima ribu dua ratus tiga puluh puluh empat rupiah) kepada pemohon Pailit I;

Menurut Pemohon Pailit, termohon Pailit juga terbukti dan sah menurut hukum memiliki utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih sebesar Rp.6.072.000,- (enam juta tujuh puluh dua ribu rupiah) kepada pemohon pailit II;

V. Adanya Kreditur Lain Dari Termohon Pailit

Selain kepada Para pemohon Pailit, ternyata termohon Pailit juga mempunyai utang kepada kreditur lain yaitu LIM LEE HONG, beralamat di Jalan KL.Y.Sudarso No.209.D, Pulo Brayan, Kodya Medan, Sumatera Utara, dimana termohon Pailit mempunyai hutang sebesar Rp.12.043.000,-(dua belas juta empat puluh tiga ribu rupiah) sebagaimana ternyata dalam Surat Faktur No.004519 tanggal 22 Juni 2009 dan surat Faktur No.004122 tanggal 15 Juli 2009.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, pemohon Pailit memohon kepada Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar berkenan menjatuhkan putusan yaitu :

b. Bahwa untuk melindungi kepentingan kreditor pada umumnya dan pemohon Pailit pada khususnya selama penetapan/putusan atas permohonan pernyataan Pailit terhadap termohon Pailit belum belum dikeluarkan, maka sesuai dengan ketentuan pasal 10 ayat (1) dan (2) UUK-PKPU, pemohon dengan ini mohon dengan hormat kepada majelis hakim untuk menunjuk kurator sementara guna mengawasi pengelolaan usaha termohon, pengalihan atau penggunaan kekayaan termohon selama pemeriksaan atas termohon aquo berlangsung; c. Mengangkat saudara Jamaslin Purba,S.H., dengan nomor pendaftaran di

Departemen Kehakiman dan hak Asasi Manusia R.I.,No.AHU.AH.04.03-11 tanggal 12 Februari 2010 dari Kantor advokat James Purba & Partners, beralamat di Wisma Nugra Santana lt.12 Suite 1205, Jl.Jend.sudirman Kav 7- 8, Jakarta dan saudara Jandri Siadari,S.H.,LL.M dengannomor pendaftaran

di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RL,No.AHU.AH.04.03-65 tanggal 31 Juli 2008 dari Kantor Advokat Siadari & Partners beralamat di Gedung Manggala Wanabakti,Blok IV,lt.7, Room 718, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat sebagai tim kurator sementara dalam Kepailitan ini; d. Selanjutnya mengangkat saudara Jamaslin Purba, dengan nomor pendaftaran

di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi manusia R.I.,No.AH.AH.01.03-11 tanggal 12 Februari 2010 dari kantor Advokat James Purba & Partners, beralamat di Wisma Nugra Santana lt.12 Suite 1205, Jalan.Jend.sudirman Kav 7-8, Jakarta dan saudara Jandri Siadari,SH.,LL.M dengan Nomor Pendaftaran di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI, No.AHU.AH.04.03-65

tanggal 31 Juli 2008 dari kantor Advokat Siadari & Partners beralamat di Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV,lt.7,Room 718, Jalan.Jend.Gatot Subroto, Jakarta Pusat sebagai tim kurator dalam kepailitan ini dan menetapkan besarnya imbalan jasa kurator yang bersangkutan.

Selanjutnya, maka pemohon Pailit memohon kepada majelis hakim yang terhormat agar berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pailit untuk seluruhnya.

2. Menyatakan termohon Pailit berada dalam keadaan pailit dengan segala akibat hukumnya.

3. Mengangkat hakim pengawas dari lingkungan Hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai hakim pengawas dalam kepailitan ini.

4. Mengangkat saudara Jamaslin Purba,S.H. dengan nomor pendaftaran di

Departemen Kehakiman dan hak Asasi Manusia R.I.,No.AHU.AH.04.03-11 tanggal 12 Februari 2010 dari Kantor advokat James Purba & Partners, beralamat di wisma Nugra Santana lt.12 Suite 1205, Jl.Jend.sudirman Kav 7- 8, Jakarta dan saudara Jandri Siadari,S.H.,LL.M dengannomor pendaftaran

di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RL,No.AHU.AH.04.03- 65 tanggal 31 Juli 2008 dari Kantor Advokat Siadari & Partners beralamat di Gedung Manggala Wanabakti,Blok IV,lt.7, Room 718, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, sebagai Tim Kurator sementara selama pemeriksaan

5. Mengangkat saudara Jamaslin Purba,S.H. dengan nomor pendaftaran di

Departemen Kehakiman dan hak Asasi Manusia R.I.,No.AHU.AH.04.03-11 tanggal 12 Februari 2010 dari Kantor advokat James Purba & Partners, beralamat di Wisma Nugra Santana lt.12 Suite 1205, Jl.Jend.sudirman Kav 7- 8, Jakarta dan saudara Jandri Siadari,S.H.,LL.M dengannomor pendaftaran

di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RL,No.AHU.AH.04.03- 65 tanggal 31 Juli 2008 dari Kantor Advokat Siadari & Partners beralamat di Gedung Manggala Wanabakti,Blok IV, lt.7, Room 718, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat , sebagai Tim Kurator dalam Kepailitan ini;

6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara.97

Dokumen terkait