• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN

Dalam dokumen MANUAL SISTEM MANAJEMEN BATAN (Halaman 29-37)

BATAN menyediakan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan serta dalam rangka menetapkan, menerapkan dan meningkatkan secara berkelanjutan SMB, berupa: anggaran, SDM, sarana dan prasarana.

7.1.1. Anggaran

Sumber anggaran BATAN diperoleh dari dalam negeri dan/atau luar negeri. Sumber anggaran dalam negeri berasal dari DIPA BATAN (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan non DIPA BATAN. Kebutuhan anggaran direncanakan dan disusun oleh setiap unit kerja dan dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Perencanaan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. Sumber anggaran luar negeri antara lain berupa bantuan teknik, hibah, beasiswa, pelatihan, kontrak riset, dan alih teknologi. Peluang mendapatkan sumber anggaran luar negeri direncanakan dan disusun oleh setiap unit kerja dan dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. Penggunaan anggaran dalam negeri maupun luar negeri dilakukan oleh Kepala unit kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran dan dipertanggungjawabkan kepada Kepala BATAN dan diketahui oleh Settama/ Deputi terkait, secara berkala sesuai dengan format dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kerja sama dalam negeri dilaksanakan dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, kalangan dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan yang bersifat saling menguntungkan.

Perumusan kerja sama dalam negeri dilaksanakan oleh unit kerja dengan mitra kerja, dan dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama mempertanggungjawab kan kemajuan dan hasil kepada Pimpinan BATAN sesuai format, mekanisme, dan jadwal yang ditetapkan. MoU ditindaklanjuti dengan program dan kegiatan dalam

kurun waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama. Kerja sama luar negeri dilaksanakan dengan organisasi internasional dalam bentuk kerja sama bilateral dan/atau multilateral. Perumusan kerja sama luar negeri dilaksanakan oleh setiap unit kerja beserta mitra kerjanya dan dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku, dan diketahui oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Perencanaan. Dalam aspek teknis, unit kerja atau tim yang ditugasi dapat melaksanakan hubungan langsung dengan mitra kerja di luar negeri dengan memberitahukan kepada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama. Hasil dan kemajuan pelaksanaan kerja sama luar negeri dikoordinasikan oleh Sestama/Deputi terkait. Pelaksanaan kerja sama luar negeri dievaluasi oleh unit kerja pelaksana dan unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Kerja Sama, serta dilaporkan kepada Pimpinan BATAN. Jika kerja sama dalam atau luar negeri menghasilkan hibah masuk/keluar atau pinjam pakai Barang Milik Negara (BMN), maka harus ditatausahakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan dilaporkan kepada unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Perlengkapan.

7.1.2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kegiatan BATAN secara manajerial dilakukan oleh pejabat struktural, sedangkan secara teknis dilakukan oleh berbagai jenis pejabat fungsional. Perencanaan SDM dilakukan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

Perencanaan SDM mempertimbangkan data dan informasi seperti berikut:

a. Profil SDM secara menyeluruh;

b. Hasil Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK);

c. Data SDM yang akan pensiun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan;

d. Riwayat pelatihan

e. Arahan Pimpinan BATAN f. Masukan dari Kepala unit kerja.

Pengadaan SDM dilakukan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia melalui penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dan

Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja secara terbuka serta dengan berdasarkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. Kegiatan pengadaan SDM dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan BATAN.

7.1.3. Sarana Dan Prasarana

BATAN menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana, berupa: gedung, instalasi, fasilitas, lahan, peralatan, perlengkapan keras maupun lunak, alat transportasi dan teknologi informasi. Sarana dan prasarana dikelola oleh masing-masing unit kerja berdasarkan tata laksana yang telah ditetapkan, mencakup proses:

perencanaan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pengamanan, pemeliharaan, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, pengawasan dan pengendalian, ganti rugi dan sanksi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Seluruh sarana dan prasarana dipastikan agar selalu siap pakai, memenuhi standar, beroperasi secara handal, serta memenuhi persyaratan yang berlaku. Pengelolaaan sarana dan prasarana BATAN secara keseluruhan dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Perlengkapan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

7.2. Lingkungan Untuk Operasi

Setiap unit kerja menetapkan, menerapkan dan mengevaluasi tata laksana dan kegiatan pengendalian K3 dan/atau Lingkungan untuk mengelola kondisi tempat kerja yang sehat, selamat dan berwawasan lingkungan, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan tempat kerja masing-masing. Kegiatan pengendalian dapat dilaksanakan oleh bidang/bagian, bidang/subbidang, unit atau tim yang ditetapkan oleh Kepala unit kerja.

7.3. Sumber Daya Pengukuran Dan Mampu Telusur Pengukuran

BATAN menyediakan sumber daya untuk melaksanakan pengukuran, agar kegiatan, produk atau layanan dapat selalu memenuhi persyaratan. Sumber daya tersebut dikelola oleh unit kerja, unit atau Tim pelaksana pemantauan dan pengukuran, sesuai dengan jenis pemantauan dan pengukuran yang dilakukan. Apabila mampu

telusur pengukuran dipersyaratkan, maka setiap metode, instrumen, alat uji atau alat ukur yang dimiliki unit kerja, akan selalu dipastikan keabsahan hasil atau keluarannya melalui kalibrasi, validasi atau tindakan lain yang meyakinkan. Tindakan pemastian mampu telusur dilakukan berdasarkan tata laksana yang ditetapkan oleh masing-masing unit kerja, yang setidaknya mencakup ketentuan tentang:

a. Metode, waktu dan acuan kalibrasi b. Identifikasi masa kalibrasi

c. Menjaga alat ukur dari penyetelan yang tidak sesuai.

d. Validasi hasil pengukuran

Unit kerja, unit maupun tim membuat dan memelihara rekaman tindakan pemastian mampu telusur yang dilakukan.

7.4. Pengelolaan Pengetahuan Organisasi

BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan pengetahuan seperti Kekayaan Intelektual (Paten, Hak Cipta, dan Perlindungan Varietas Tanaman) dan Karya Tulis Ilmiah (makalah, jurnal, standar, buku dan artikel). Kekayaan Intelektual (KI) yang dihasilkan menggunakan sumber daya BATAN menjadi milik BATAN. Apabila KI dihasilkan dari kerja sama dengan mitra BATAN, maka kepemilikan KI tersebut tergantung pada kesepakatan para pihak yang tertuang dalam perjanjian kerja sama.

Proses perlindungan, pengelolaan, dan pembiayaan KI dikoordinasikan oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Hukum berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. KI yang proses pencapaiannya menggunakan anggaran negara, baik ATB (Aset Tak Berwujud) maupun AB (Aset Berwujud) dicatat sebagai kekayaan negara di BATAN dan menjadi Barang Milik Negara. Untuk menunjang produktivitas dan nilai tambah produk atau layanan ketenaganukliran, serta perlindungan bagi masyarakat diperlukan kegiatan standardisasi ketenaganukliran yang meliputi kegiatan perumusan, penerapan, pembinaan dan pengawasan standar iptek nuklir yang dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Standardisasi dan Mutu Nuklir berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

7.5. Kompetensi

Kompetensi BATAN terdiri dari 6 (enam) bidang keahlian, yaitu: Isotop dan Radiasi Nuklir, Daur Bahan Bakar Nuklir dan Bahan Maju, Rekayasa Perangkat dan Fasilitas Nuklir, Reaktor Nuklir, Keselamatan dan Keamanan Nuklir, serta Manajemen.

Kompetensi lembaga tersebut menjadi acuan bagi unit kerja untuk menetapkan standar kompetensi unit kerja yang kemudian secara hierarkis dijabarkan dan ditetapkan menjadi dokumen kelompok kompetensi (Pejabat Tinggi Pratama), spesialisasi kompetensi (Pejabat Administrator), kriteria tugas (Pejabat Pengawas) dan hingga tingkat pelaksana dalam bentuk dokumen Informasi Jabatan yang secara umum menggambarkan uraian tugas, syarat jabatan yang spesifik.

Jika sebuah kegiatan mempersyaratkan pemenuhan kebutuhan kompetensi tertentu, termasuk terkait aspek mutu, lingkungan maupun K3, maka akan diuraikan di dalam SOP masing-masing kegiatan atau dokumen lain. BATAN maupun unit kerja mengidentifikasi kebutuhan pembinaan sumber daya yang dibutuhkan, termasuk kebutuhan kompetensi untuk menerapkan SMB. Pembinaan SDM dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, coaching-mentoring serta on the job training (magang).

Pelatihan yang diselenggarakan meliputi pelatihan berbasis kompetensi, pengembangan jabatan fungsional, dan kerja sama pendidikan dan pelatihan.

Pelatihan berbasis kompetensi meliputi Pelatihan Pemagangan, Pelatihan Kompetensi Kenukliran, Pelatihan Kompetensi Penunjang, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Fungsional, Pelatihan Perilaku Kerja, Pelatihan Prajabatan, dan Pelatihan Kerja Sama Regional. Pendidikan formal dilaksanakan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Pelatihan, coaching-mentoring dan magang dilakukan secara swakelola oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Pendidikan dan Pelatihan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. Selain swakelola, unit kerja juga dapat melakukan pelatihan, coaching-mentoring, dan magang secara mandiri atau ke lembaga eksternal sesuai kebutuhannya. Untuk meningkatkan kompetensi khusus yang dibutuhkan untuk menerapkan SMB, unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Standardisasi dan Mutu Nuklir melakukan kegiatan pembinaan ke seluruh unit kerja BATAN dalam bentuk pelatihan, bimbingan teknis, workshop dan konsultasi. Unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Pendidikan dan Pelatihan, unit kerja yang

bertanggung jawab terhadap Mutu Nuklir maupun unit kerja memelihara rekaman tentang rencana, pelaksanaan dan hasil evaluasi setiap tindakan peningkatan kompetensi.

7.6. Komunikasi

Sesuai dengan semangat BATAN Incorporated, seluruh unit kerja BATAN berkomitmen memperkuat kerjasama, gotong royong dan sinergi dalam melaksanakan program dan kegiatan, agar mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. BATAN membangun budaya komunikasi melalui rapat, sarasehan, briefing, telepon, surat-menyurat, email, media sosial, website, sistem informasi manajemen litbang iptek nuklir (SIMLIN) dan lain-lain. Pengelolaan budaya komunikasi internal unit kerja dikoordinasi oleh masing-masing unit kerja.

BATAN sebagai lembaga publik berkewajiban menyampaikan informasi dan membuka akses bagi setiap pemohon untuk memperoleh segala informasi tentang BATAN. Kegiatan penyampaian informasi dapat dilakukan melalui jurnal, majalah populer, brosur, website, media sosial, media massa, baik media cetak maupun elektronik. Komunikasi dengan pihak eksternal juga dapat dilakukan dengan cara rapat, FGD, ceramah, seminar, menerima kunjungan ke fasilitas nuklir, lokakarya, demonstrasi teknologi, pelatihan, iklan layanan masyarakat, pameran, open house, tulisan ilmiah popular atau semi popular, penerbitan buku, media cetak, media elektronik, telepon, email, surat-menyurat dan perpustakaan. Penyampaian informasi publik dan komunikasi eksternal dikoordinasikan oleh masing-masing unit kerja maupun oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Humas, unit kerja yang bertanggung jawab terhadapDiseminasi dan Kemitraan, sertaunit kerja yang bertanggung jawab terhadap Pengembangan Informatika,sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

7.7. Kepedulian

BATAN mengkomunikasikan dan memastikan seluruh pegawai mengetahui tentang SMB, Kebijakan SMB, Sasaran SMB (Indikator Kinerja Utama, Indikator Kinerja Kegiatan, sasaran kinerja pegawai) aspek mutu, K3 dan lingkungan setiap kegiatan, serta konsekuensi jika seorang pegawai tidak mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Upaya menumbuhkan kepedulian dilakukan dengan cara:

a. Melakukan pembinaan terkait penerapan SMB yang dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Standardisasi dan Mutu Nuklir berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

b. Membuat dokumentasi tentang SMB.

c. Menjabarkan Sasaran SMB secara hierarkis, terinci dan mengerucut, mulai dari tingkat BATAN, tingkat Settama/Deputi, unit kerja, pejabat administrator, pejabat pengawas hingga tingkat pegawai pelaksana.

d. Melakukan sosialisasi baik langsung maupun tak langsung (dokumen, poster, website, sistem informasi).

e. Melakukan pengawasan penerapan SMB secara hierarkis dari Kepala BATAN hingga pejabat pengawas.

7.8. Partisipasi Dan Kepedulian

Unit kerja mendorong keterlibatan dan mengupayakan konsultasi bagi pegawai, kontraktor maupun pemangku berkepentingan dalam hal-hal khusus berikut ini:

a. Melibatkan pegawai yang terkait dalam identifikasi risiko, penilaian risiko dan penetapan pengendalian terhadap aspek mutu, lingkungan dan K3

b. Melibatkan pegawai yang sesuai dalam penyelidikan insiden

c. Melibatkan pegawai dalam mengembangkan dan meninjau kebijakan dan Sasaran SMB

d. Konsultasi dengan pegawai dan kontraktor tentang perubahan yang berpengaruh terhadap aspek mutu, lingkungan dan K3

e. Jika diperlukan, konsultasi atau diskusi kepada pemangku berkepentingan tentang agenda maupun isu K3

7.9. Informasi Terdokumentasi

BATAN melakukan pengendalian terhadap seluruh informasi terdokumentasi terkait penerapan SMB. Tindakan pengendalian mencakup pembuatan, identifikasi, format, pengesahan, distribusi, penyimpanan, perubahan, kaji ulang dan pemusnahan.

Tindakan pengendalian setiap jenis informasi terdokumentasi dilakukan oleh masing-masing koordinator sesuai dengan kebutuhan, kepemilikan, kewenangan serta ketentuan yang berlaku. Informasi terdokumentasi SMB terdiri dari:

a. Peraturan perundang-undangan, dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Hukum berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku, meliputi:

- UU/Perppu

- Peraturan Pemerintah - Peraturan Presiden

- Peraturan Menteri/ Lembaga - Peraturan Kepala BATAN

Seluruh peraturan perundang-undangan diidentifikasi, disimpan dan dikelola di dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum BATAN (JDIH BATAN).

b. Manual dan Kebijakan SMB dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Mutu Nuklir.

c. Sasaran SMB dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Perencanaan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

d. SOP BATAN (SOP Generik) dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia dan Organisasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku. Seluruh SOP BATAN disimpan dan diidentifikasi di dalam database yang terintegrasi dengan website BATAN.

e. Pedoman dan SOP unit kerja dikoordinasi oleh masing-masing unit kerja.

f. Standar dikoordinasi oleh unit kerja yang bertanggung jawab terhadap Standardisasi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan dan tata laksana yang berlaku.

g. Rekaman kegiatan dikoordinasi oleh masing-masing unit kerja pelaksana atau penanggung jawab kegiatan, yang berupa: logbook, surat, notulen, foto/video, sistem informasi, formulir, laporan, karya ilmiah, konten website dan press release.

8. OPERASI

Dalam dokumen MANUAL SISTEM MANAJEMEN BATAN (Halaman 29-37)

Dokumen terkait