• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

Dalam dokumen MANUAL SISTEM MANAJEMEN BATAN (Halaman 9-14)

1.4. Profil BATAN

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan tenaga nuklir. Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia hanya diarahkan untuk tujuan damai dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Komitmen ini secara tegas dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan meratifikasi Traktat Pencegahan Penyebaran Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1978, dan meratifikasi Traktat mengenai Kawasan Asia Tenggara Bebas dari Senjata Nuklir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 1997. Kemudian sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013, dalam melaksanakan tugasnya tersebut BATAN menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN;

3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

4. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BATAN;

6. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu nuklir;

7. Pembinaan pendidikan dan pelatihan;

8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan

9. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Untuk melaksanakan kegiatan ltbangyasa iptek nuklir telah dibangun dan dilengkapi berbagai fasilitas/sarana penelitian dan administrasi yang tersebar di beberapa lokasi yaitu Kawasan Kantor Pusat, di Mampang - Jakarta, Kawasan Nuklir Serpong di Kawasan Puspiptek, Kawasan Nuklir Bandung, Kawasan Nuklir Yogyakarta, Kawasan Nuklir Pasar Jumat di Jakarta, Stasiun Pemantauan Gempa Mikro dan Meteorologi di ujung Watu dan Ujung Lemah Abang Jepara, dan unit Penelitian Eksplorasi Penambangan Uranium di Kalan, Kalimantan Barat.

a. Kawasan Kantor Pusat Mampang

BATAN memiliki kantor pusat yang berkedudukan di daerah Mampang, Jakarta Selatan. Kawasan kantor pusat terdiri dari unit kerja yang terutama bertanggung jawab melaksanakan kegiatan BATAN yang bersifat administrasi maupun kelembagaan, misalnya dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, perencanaan, pengawasan intern pemerintah, arsiparis, hukum, kerjasama, hubungan masyarakat dan organisasi. Selain itu ada terdapat juga kegiatan teknis lain seperti kajian energi nuklir dan laboratorium kalibrasi.

b. Kawasan Nuklir Serpong

Salah satu fasilitas nuklir Batan yang dibangun untuk melaksanakan kegiatan Litbangyasa iptek nuklir adalah Kawasan Nuklir Serpong. Kawasan Nuklir Serpong merupakan kawasan pusat Litbangyasa iptek nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoperasian PLTN di Indonesia. Pembangunan instalasi dan laboratorium Kawasan Nuklir Serpong dilaksanakan melalui 3 (tiga) fase yang dimulai sejak tahun 1983 dan selesai secara keseluruhan pada tahun 1992. Luas kawasan mencapai sekitar 25 hektare dan terletak di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong. Fasilitas utama yang terdapat di kawasan ini adalah Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) engan daya 30 MW, Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor, Fasilitas

Penembangan Informatika, Instalasi Mekano Elektronik Nuklir, Instalasi Spektrometri Neutron serta Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Bahan Terkontaminasi.

c. Kawasan Nuklir Pasar Jumat

Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta dibangun pada tahun 1966 dan menempati area sekitar 20 hektare. Berbagai Kegiatan penelitian yang dilakukan du kawasan ini meliputi litbang radioisotop dan radiasi serta aplikasinya di berbagai bidang, litbang eksplorasi dan pengolahan bahan nuklir, kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta kegiatan sosialisasi dan diseminasi hasil litbangyasa iptek nuklir BATAN kepada masyarakat. Fasilitas yang terdapat di kawasan ini antara lain Iradiator Gamma (ɣ) 60CO, mesin berkas elektron, laboratorium pengolahan uranium, perangkat alat ukur radiasi, laboratorium kimia, biologi, proses dan hidrologi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, serta gedung pertemuan peragaan sains dan teknologi nuklir (Perasten).

d. Kawasan Nuklir Yogyakarta

Kawasan Nuklir Yogyakarta dibangun pada tahun 1974 dan menempati area sekitar 8,5 hektare. Kegiatan yang dilakukan meliputi litbang fisika, kimia nuklir, teknologi akselerator zarah energi rendah dan menengah, teknologi proses, analisis bahan nuklir dan reaktor, serta pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan pembinaan keahlian. Disamping itu dilakukan pula pengawasan keselamatan kerja terhadap radiasi dan pengawasan radioaktivitas lingkungan. Terdapat juga sebuah perguruan tinggi yang digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan program D4 di bidang iptek nuklir. Fasilitas yang ada di kawasan ini adalah Reaktor Kartini dengan daya 100 kW, perangkat subkritik, laboratorium penelitian bahan murni, akselerator, laboratorium fisika dan kimia nuklir, fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan, fasilitas perpustakaan, serta fasilitas laboratorium untuk pendidikan. Reaktor Kartini merupakan reaktor Kartini perekayasaannya murni dilakukan 100% oleh putra putri bangsa. Teras reaktor Kartini merupakan teras reaktorTriga Mark II Bandung yang tidak terpakai saat dilakukan peningkatan daya reaktor Bandung.

e. Kawasan Nuklir Bandung

Kawasan Nuklir Bandung dibangun pada tahun 1966 yang menempati area sekitar 3 hektare berlokasi di seberang kampus ITB tepatnya di Jalan Tamansari dan

merupakan tempat dibangunnya reaktor pertama di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan meliputi pendayagunaan reaktor untuk penelitian dan pembinaan keahlian, litbang bahan dasar, radioisotop dan senyawa bertanda, instrumentasi dan teknik analisis radiometri, pengawasan keselamatan kerja terhadap radiasi dan lingkungan.

Kedokteran nuklir pertama kali dikembangkan di Kawasan Nuklir Bandung yang merupakan embrio dari kedokteran nuklir di Indonesia. Saat ini kegiatan kedokteran nuklir dikembangkan lebih lanjut di beberapa rumah sakit di Indonesia. Untuk mendukung pelaksanaan litbang, Kawasan Nuklir Bandung dilengkapi dengan berbagai fasilitas antara lain Reaktor Triga Mark II dengan daya 250 kW (1965).

Daya reaktor ini pada tahun 1971 ditingkatkan menjadi 1000 kW dan kemudian menjadi 2000 kW pada tahun 2000. Fasilitas lain yang terdapat di kawasan ini adalah laboratorium fisika, kimia dan biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda.

1.5. Maksud Dan Manfaat

BATAN merupakan instansi pemerintah yang memiliki peran strategis dengan struktur organisasi yang terdiri dari 23 unit kerja yang tersebar di 5 kawasan. Setiap unit kerja memiliki tugas, fungsi dan wewenang masing-masing yang bersifat unik.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan iptek nuklir, BATAN wajib mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun seluruh kesepakatan internasional tentang nuklir untuk tujuan damai. Selain itu masyarakat dari berbagai elemen dan instansi pemerintah yang lain, sebagai pelanggan dan pemangku kepentingan BATAN memiliki persyaratan dan harapan yang selalu menjadi pertimbangan BATAN dalam menentukan arah organisasi.

Untuk mengelola pemenuhan setiap peraturan perundang-undangan, persyaratan dan harapan pelanggan serta pemangku kepentingan tersebut, BATAN mengembangkan suatu sistem manajemen yang mengintegrasikan unsur mutu, keselamatan, kesehatan dan lingkungan, yang disebut dengan Sistem Manajemen BATAN.

1.6. Maksud

Sistem Manajemen BATAN dimaksudkan menjadi kerangka berfikir dan kerangka kerja sistematis bagi BATAN dalam melaksanakan seluruh kegiatan, agar senantiasa dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan, memenuhi persyaratan mutu, keselamatan, kesehatan, lingkungan, peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta memenuhi persyaratan pelanggan dan harapan pemangku kepentingan BATAN.

1.7. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari penerapan Sistem Manajemen BATAN yang berkomitmen, konsisten dan meningkat secara berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pola kerja dan pola fikir berbasis risiko baik mutu, K3 maupun lingkungan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, sehingga meminimalkan kejadian yang berdampak negatif bagi organisasi.

2. Meningkatkan partisipasi individu dalam pencapaian visi, misi, kebijakan dan sasaran BATAN.

3. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar unit kerja dalam menghadapi kendala dan tantangan bersama, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing (BATAN incorporated)

4. Mengurangi duplikasi dan tumpang tindih sasaran, proses atau informasi terdokumentasi yang sejenis (peraturan perundang-undangan, SOP, pedoman, rekaman dsb).

5. Meningkatkan efektivitas penerapan sistem manajemen, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengukuran hingga peningkatan.

6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas sumber daya, baik anggaran, SDM maupun sarana dan prasarana.

Dalam dokumen MANUAL SISTEM MANAJEMEN BATAN (Halaman 9-14)

Dokumen terkait