• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

POLA PENGGUNAAN INTERNET DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

5.2 Durasi Penggunaan Internet

5.2.2 Durasi Penggunaan Internet menurut Faktor Eksternal

Faktor lain yang diduga mempengaruhi pola mahasiswa dalam menggunakan internet (pada bab ini khususnya durasi penggunaan internet) adalah faktor eksternal. Pada Tabel 15, dapat dilihat sebaran faktor eksternal dan durasi penggunaan internet mahasiswa FEMA IPB tahun 2008.

Tabel 15. Jumlah Mahasiswa FEMA IPB menurut Durasi Penggunaan Internet dan Faktor Ekstenal Tahun 2008 Durasi Penggunaan Internet

Awal Semester Saat Ujian Saat Libur Faktor Eksternal

Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses

Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses

Tinggi Sedang Rendah Tidak Meng- akses Tinggi 12,5 81,3 6,2 0 0 6,2 18,8 75 12,5 75 0 12,5 Sedang 17,6 80,9 1,5 0 4,4 29,4 2,9 63,3 41,2 48,5 0 10,3 Rendah 25 75 0 0 0 33,3 4,2 62,5 45,8 37,5 0 16,7 Peng- hasilan Ayah Tidak Berpeng- hasilan 8,3 91,7 0 0 0 33,3 0 66,7 25 50 8,3 16,7 Tinggi 25 75 0 0 25 12,5 12,5 50 37,5 62,5 0 0 Sedang 13,5 84,6 1,9 0 1,9 28,8 5,8 63,5 34,6 53,8 1,9 9,7 Rendah 12,5 87,5 0 0 0 50 0 50 62,5 25 0 12,5 Peng- hasilan Ibu Tidak Berpeng- hasilan 21,2 76,9 1,9 0 0 25 3,8 71,2 34,6 48,1 0 17,3 Tinggi 16,7 77,8 5,5 0 5,6 16,7 22,2 55,5 38,9 61,1 0 0 Sedang 21,2 77,3 1,5 0 3 28,8 3 65,2 43,9 42,4 1,5 12,2 Keadaan Ekonomi Uang Saku Rendah 11,1 88,9 0 0 0 30,6 0 69,4 22,2 58,3 0 19,5 Teman 13 84,1 2,9 0 1,45 26,1 4,35 68,1 29 59,4 0 11,6 Kerabat 25 75 0 0 0 12,5 31,25 56,25 62,5 25 0 12,5 Dorongan Menggunakan Internet Sendiri 22,9 77,1 0 0 0 37,1 0 62,9 40 42,86 0 17,14 Ya 17,5 81,6 0,9 0 2,6 28,1 5,3 64 35,1 50,9 0,9 13,1 Dorongan Dosen/Asisten Dosen Tidak 16,7 66,6 16,7 0 0 16,7 0 83,3 66,7 33,3 0 0

5.2.2.1 Keadaan Ekonomi

Tabel 15 memaparkan, responden dari ayah yang tidak berpenghasilan, berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah, mayoritas menggunakan internet dengan durasi yang sedang pada awal semester. Responden yang ayahnya tidak berpenghasilan lebih banyak menggunakan internet dengan durasi yang sedang pada awal semester, yaitu sebesar 91,7 persen, dibandingkan responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 81,3 persen), sedang (sebesar 80,9 persen), dan rendah (sebesar 75 persen).

Responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi (sebesar 75 persen) paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian, dibandingkan dengan responden yang ayahnya berpenghasilan sedang (sebesar 63,3 persen), rendah (sebesar 62,55 persen) ataupun tidak berpenghasilan (sebesar 66,7 persen). Masing-masing sebesar 33,3 persen responden yang ayahnya berpenghasilan rendah dan tidak berpenghasilan, lebih banyak menggunakan internet saat ujian dengan durasi sedang, dibandingkan responden yang ayahnya berpenghasilan sedang (sebesar 29,4 persen). Lalu, responden yang ayahnya berpenghasilan tinggi, sebagian besar menggunakan internet dengan durasi rendah saat ujian.

Ternyata, mayoritas responden yang ayahnya memiliki penghasilan tinggi (sebesar 75 persen) dan rendah (sebesar 45,8 persen) menggunakan internet dengan durasi tinggi saat libur, sedangkan responden yang ayahnya berpenghasilan sedang (sebesar 48,5 persen) atau tidak berpenghasilan (sebesar 50 persen) menggunakan internet dengan durasi sedang. Responden yang ayahnya berpenghasilan rendah dan tidak berpenghasilan, dengan persentase masing- masing sebesar 16,7 persen, lebih banyak tidak menggunakan internet saat libur,

daripada responden yang ayahnya memiliki penghasilan tinggi (12,5 persen) dan sedang (sebesar 10,3).

Baik responden dengan penghasilan ibu yang tinggi (sebesar 75 persen), sedang (sebesar 84,6 persen), rendah (sebesar 87,5 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 76,9 persen), sebagian besar menggunakan internet pada durasi yang sedang. Namun, responden dengan penghasilan ibu rendahlah paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang dibandingkan responden yang ibunya memiliki penghasilan tinggi, rendah, dan tidak berpenghasilan. Fakta tersebut membuktikan bahwa bagaimanapun penghasilan ibu responden, tidak membuat akses terhadap internet menjadi terhambat, khususnya pada awal semester, karena responden banyak membutuhkan informasi dari internet untuk mengerjakan tugas kuliah, praktikum ataupun penelitian.

Responden dengan kategori penghasilan ibu apapun, umumnya tidak menggunakan internet saat ujian, tetapi responden yang ibunya tidak berpenghasilan lebih banyak tidak menggunakan internet saat ujian, yaitu sebesar 71,2 persen. Internet masih dibutuhkan oleh mahasiswa, maeskipun sedang ujian. Seperti responden yang ibunya memiliki penghasilan rendah, lebih banyak menggunakan internet saat ujian dengan durasi sedang, yaitu sebesar 50 persen), daripada responden yang penghasilan ibunya tinggi (sebesar 12,5 persen), sedang (sebesar 28,8 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 25 persen).

Saat libur, responden yang ibunya berpenghasilan tinggi (sebesar 62,5 persen) paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang dibandingkan responden yang ibunya memiliki penghasilan sedang (sebesar 53,8 persen), dan tidak berpenghasilan (sebesar 48,1 persen). Responden yang ibunya

berpenghasilan rendah cenderung menggunakan internet dengan durasi rendah, yaitu sebesar 62,5 persen). Berdasarkan Tabel 15, responden yang ibunya tidak memiliki penghasilanlah paling banyak tidak menggunakan internet saat libur, yaitu sebesar 17,3 persen.

Tabel 15 menunjukkan, mayoritas responden dengan uang saku tinggi (sebesar 77,8 persen), sedang (sebesar 77,3 persen), dan rendah (sebesar 88,9 persen) tergolong pada durasi penggunaan internet yang sedang. Uang saku ternyata cenderung tidak membatasi durasi penggunaan internet responden pada awal semester, karena responden yang memiliki uang saku rendah paling banyak menggunakan internet dengan durasi sedang. Pada awal semester, responden banyak membutuhkan informasi untuk mengerjakan tugas kuliah, penelitian, dan praktikum, sehingga durasi penggunaan internetnya cenderung sedang.

Umumnya, responden dengan kategori uang saku tinggi (sebesar 55,5 persen), sedang (sebesar 65,2 persen) ataupun rendah (sebesar 69,4 persen) tidak menggunakan internet saat ujian. Berdasarkan Tabel 15, responden dengan uang saku sedanglah paling banyak tidak menggunakan internet saat ujian. Selain tidak menggunakan internet, responden dengan uang saku sedang (sebesar 28,8 persen) dan rendah (sebesar 30,6 persen) umumnya menggunakan internet dengan durasi sedang saat ujian. Responden yang memiliki uang saku tinggi malah menggunakan internet dengan durasi rendah saat ujian, yaitu sebesar 22,2 persen.

Internet juga digunakan oleh responden yang memiliki uang saku tinggi (sebesar 61,1 persen) dan rendah (sebesar 58,3 persen) saat libur, dengan durasi sedang. Namun, responden yang memiliki uang saku sedang menggunakan internet dengan durasi tinggi, yaitu sebesar 43,9 persen.

Hasil uji Korelasi Spearman menunjukkan, nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,477; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,582; dan nilai hubungan antara uang saku dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,66. Berarti, keadaan ekonomi (penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku) berhubungan tidak nyata dengan durasi penggunaan internet pada awal semester, karena bagaimanapun keadaan ekonomi responden, internet akan tetap dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan komunikasi atau interaksi sosial. Keadaan ekonomi yang diukur dari penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester, seperti yang dikemukakan oleh salah seorang informan berikut:

“Keadaan ekonomi gak terlalu berpengaruh deh. Mahasiswa yang mampu atau kurang mampu juga nantinya bakal akses juga ke internet apalagi yang mayor-minor kan isi KRS-nya online, jadi mau mahasiswa itu orang yang mampu atau gak pasti bisa akses internetlah. Buat ngerjain tugas juga kan”. (F, GMSK ’41)

Antara variabel keadaan ekonomi dengan durasi penggunaan internet saat ujian berhubungan tidak nyata. Hasil analisis Korelasi Spearman menunjukkan, nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,235; nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,201; dan nilai hubungan antara uang saku dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,527. Ternyata, keadaan ekonomi (penghasilan ayah, penghasilan ibu, dan uang saku) tidak menentukan durasi penggunaan internet saat ujian, karena baik responden dengan penghasilan

ayah, penghasilan ibu, dan uang saku yang tinggi, sedang, rendah ataupun tidak berpenghasilan, banyak yang tidak menggunakan internet saat ujian.

Nilai hubungan antara penghasilan ayah dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,685; sedangkan nilai hubungan antara penghasilan ibu dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,565. Hasil uji Korelasi

Spearman menunjukkan, antara variabel-variabel tersebut berhubungan tidak nyata. Berarti, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak menentukan durasi penggunaan internet saat libur. Baik penghasilan ayah ataupun penghasilan ibu yang tinggi, sedang, rendah, dan tidak berpenghasilan, tetap membuat sebagian besar responden menggunakan internet saat libur, meskipun masih ada beberapa dari mereka tidak menggunakan internet.

Setiap responden mempunyai kepentingan yang berbeda dalam menggunakan internet saat libur, ada yang sekedar bertukar kabar dengan teman, mencari informasi untuk tugas, dan mencari informasi lainnya, sehingga durasi penggunaan internetnya tidak jauh berbeda. Berikut adalah pernyataan informan mengenai penggunaan internet saat libur:

“Libur tetep pake internet donk. Cari artikel buat tugas, karena kalo lagi libur tetep ada aja tugasnya. Terus buka email, sama buka friendster”. (LA, IKK ’43)

Antara variabel uang saku dengan durasi penggunaan internet saat libur, oleh uji Korelasi Spearman dinyatakan berhubungan secara nyata. Nilai yang diperoleh dari uji statistik adalah 0,032. Artinya, semakin tinggi uang saku responden, maka semakin tinggi pula durasi penggunaan internet saat libur.

Uang saku yang diperoleh mahasiswa saat libur tidak teratur seperti saat berkuliah, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya (termasuk menggunakan internet), mahasiswa harus dapat mengatur uang saku yang dimiliki. Kemudian, beberapa informan juga mengatakan bahwa biaya untuk menggunakan internet melalui warnet yang ada di sekitar rumah mereka lebih mahal daripada warnet di sekitar kampus IPB Dramaga. Berikut petikan pernyataan informan mengenai biaya untuk menggunakan internet:

“Kalo libur gak punya uang, mana mahal lagi warnetnya. Gak kaya warnet di IPB, murah”. (I, KPM ’42)

“Keadaan ekonomi bisa berpengaruh, karena uangnya lebih baik buat makan. Kalo hanya untuk cari literatur bisa minta tolong teman untuk dicarikan atau ke perpustakaan. Penggunaannya mungkin tidak sering saja”. (W, GM ’43)

5.2.2.2 Dorongan Menggunakan Internet

Baik teman dan kerabat, seringkali menjadi sumber informasi ketika ingin menggunakan internet. Namun, dorongan dari diri sendiri terkadang menjadi alasan untukyang cukup kuat untuk menggunakan internet. Responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester, yaitu sebesar 84,1 responden, daripada responden yang menggunakan internet dengan dorongan kerabat (sebesar 75 persen) atau sendiri (sebesar 77,1 persen).

Baik responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman (sebesar 68,1 persen), kerabat (sebesar 56,25 persen), dan sendiri (sebesar 62,9 persen) umumnya tidak menggunakan internet ketika sedang ujian. Saat ujian, responden masih membutuhkan informasi yang tersedia di internet untuk

mengerjakan tugas ataupun sekedar refreshing dan berkomunikasi. Dengan dorongan teman (sebesar 26,1 persen) dan sendiri (sebesar 37,1 persen), mayoritas responden menggunakan internet pada durasi tinggi, sedangkan dengan dorongan kerabat (sebesar 31,25), responden menggunakan internet pada durasi sedang saat ujian.

Umumnya, responden yang menggunakan internet dengan dorongan teman (sebesar 59,4 persen) dan sendiri (sebesar 42,8 persen) menggunakan internet pada durasi sedang, sedang responden yang menggunakan internet dengan dorongan kerabat tergolong pada durasi tinggi saat libur. Sebagian besar responden yang menggunakan internet atas inisiatif kerabat (sebanyak 10 responden) menggunakan internet dengan durasi tinggi saat libur dan masih terdapat 16 responden yang tidak menggunakan internet saat libur. Baik atas dorongan teman (sebesar 11,6 persen), kerabat (sebesar 12,5 persen) ataupun sendiri (sebesar 17,14 persen), responden juga tidak menggunakan internet saat libur.

Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet pada awal semester adalah 0,737 dan nilai hubungan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,384; sehingga hubungan antara variabel tersebut tidak nyata. Artinya, dorongan menggunakan internet tidak menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester dan saat libur. Baik atas dorongan teman, kerabat ataupun sendiri, responden akan tetap menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhannya terhadap komunikasi dan informasi, meskipun durasi penggunaannya tidak jauh berbeda.

Hasil uji statistik juga menunjukkan antara dorongan menggunakan internet dengan durasi penggunaan internet saat ujian berhubungan nyata. Diketahui nilai hasil uji statistik Chi-Square adalah 0,035; maka antara kedua variabel tersebut berhubungan nyata. Saat ujian, sebagian besar responden tidak menggunakan internet, tetapi beberapa responden masih tetap menggunakan internet dan dorongan untuk menggunakan atau tidak menggunakan internet tersebut sebagian besar berasal dari teman. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dorongan menggunakan internet menentukan durasi penggunaan internet saat ujian.

5.2.2.3 Dorongan Dosen atau Asisten Dosen

Ketika mengikuti kegiatan perkuliahan ataupun praktikum, dosen/asisten dosen mendorong mahasiswa untuk menggunakan internet, baik untuk belajar melalui internet, mengirim tugas melalui e-mail, ataupun mencari literatur. Berdasarkan Tabel 15, responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen sebesar 95 persen, sedangkan responden yang menggunakan internet tanpa adanya dorongan dosen/asisten dosen sebesar lima persen. Relevan dengan fakta di atas, responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 81,6 persen) lebih banyak menggunakan internet dengan durasi sedang pada awal semester daripada responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 66,6 persen).

Mayoritas responden dengan atau tanpa dorongan dosen tidak menggunakan internet saat ujian. Sebesar 64 persen responden atas dorongan dosen/asisten dosen dan sebesar 83,3 persen responden tanpa dorongan

dosen/asisten dosen, tidak menggunakan internet saat ujian. Dengan dorongan dosen/asisten dosenlah responden lebih banyak menggunakan internet saat ujian pada durasi sedang, yaitu sebesar 28,1 persen, dibandingkan responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen (sebesar 16,7 persen). Responden yang menggunakan internet atas dorongan dosen/asisten dosen menggunakan internet dengan durasi sedang saat libur, yaitu sebesar 50,9 persen, sedangkan responden yang menggunakan internet tanpa dorongan dosen/asisten dosen tergolong pada durasi tinggi, yaitu sebesar 66,7 persen.

Hasil uji statistik menunjukkan, nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet saat ujian adalah 0,784 dan nilai hubungan antara dorongan dosen/asisten dosen dengan durasi penggunaan internet saat libur adalah 0,433; kedua hubungan antara variabel- variabel tersebut tidak nyata. Dorongan dosen/asisten dosen tidak mempengaruhi durasi penggunaan internet saat ujian dan saat libur, karena sebagian besar responden yang menggunakan internet dengan atau tanpa dorongan dosen/asisten dosen, tidak mengakses internet saat ujian, dan saat liburpun masih ada responden yang tidak menggunakan internet. Berarti, dorongan dosen/asisten dosen tidak menentukan durasi penggunaan internet saat ujian dan libur.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa dorongan dosen/asisten dosen berhubungan nyata dengan durasi penggunaan internet pada awal semester. Hasil yang diperoleh dari uji statistik Chi-Square adalah 0,013, sehingga dorongan dosen/asisten dosen dapat menentukan durasi penggunaan internet pada awal semester. Pada awal semester, dosen/asisten dosen banyak memberikan informasi kepada responden untuk melihat jurnal/artikel, mengirim tugas atau penelitian

melalui e-mail, dan sebagainya, sehingga hal tersebut dapat membuat durasi penggunaan internet pada awal semester menjadi sedang, seperti yang dikatakan oleh salah satu dosen KPM berikut:

“Sebenarnya, tujuan saya mendorong mahasiswa itu, pertama untuk bimbingan, karena tidak bisa selalu tatap muka. Biasanya via e-mail, karena saya bisa langsung beri comment untuk perbaikan. Kedua, untuk penulisan tugas yang dikirim via email. Gunanya juga untuk dosen agar tidak boros dan mempersingkat waktu mahasiswa. Kegiatan tersebut juga berguna agr dosen dan mahasiswa tidak GapTek (Gagap Teknologi: sebutan untuk orang yang tidak terdedah dengan teknologi)”. (Bapak MS, Dosen)