• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek kinesio taping

Dalam dokumen TESIS KOMBINASI TEKNIK MULLIGAN (Halaman 42-48)

KAJIAN PUSTAKA

2.4 Kinesio Taping

2.4.2 Efek kinesio taping

a. Pengaruh fisiologis

Kinesio taping ini merangsang atau memfasilitasi beberapa proses fisiologi tubuh

manusia, seperti meningkatkan fungsi otot, menurunkan tonus otot, melancarkan aktivitas sistem limfatik, dan mekanisme analgesic endogen serta meningkatkan

mikrosirkulasi. Hal tersebut dikarenakan kinesio taping akan mengangkat kulit dan memberikan ruang pemisah antara kulit dengan otot, serta meningkatkan aktivitas propioseptif melalui kulit untuk menormalisasikan tonus otot, mengurangi nyeri. (Slupik, et al.,, 2007; Akbas. 2011).

b. Pengaruh neuromuskular

Kinesio taping dapat memberikan rangsangan kepada sistem neuromuskular dalam mengaktifasi kinerja saraf dan otot saat melakukan suatu gerak fungsional pada suatu sendi. Selain itu juga kinesio taping dapat menurunkan tonus otot yang mengalami ketegangan yang berlebih akibat adanya kontrol neuromuskular yang kurang baik. Kinesio taping akan memfasilitasi melalui mekanoreseptor yang berada pada kulit untuk mengarahkan gerakan yang diinginkan dan akan memberikan rasa nyaman pada area yang dipasangkan kinesio taping ini. Pada praktiknya, kinesio taping dapat memfasilitasi suatu gerakan karena adanya tarikan atau penguluran dari kinesio taping itu sendiri baik dari sisi distal ke proksimal dan dari sisi proksimal ke distal, ataupun diberikan kea rah gerakan yang diinginkan.

Dalam sebuah penelitian, kinesio taping secara klinis akan meningkatkan kemampuan bioelektrik otot dengan menggunakan electromyogaphy (EMG) setelah 24 jam pemasangan kinesio taping dan akan menurun fungsinya setelah empat hari pemakaian. Hal tersebut dapat menjelaskan bahwa pemberian kinesio taping cukup sampai dengan tiga hari karena puncak pengaruh dari kinesio taping setelah 24 jam akan memfasilitasi motor unit untuk dapat melakukan kontraksi dan setelah 72 jam tonus otot menurun, sehingga untuk mengurangi dari tonus otot yang belerbih disarankan pemasangan cukup sampai dengan 3 hari (Slupik, et al. 2007).

c. Pengaruh biomekanik

Setelah melihat aktifitas motor unit setelah menggunakan kinesiotaping dengan menggunakan EMG setelah 24 jam terjadi peningkatan yang sangat signifikan. Oleh karena itu aktifitas dari motor unit untuk dapat menggerakkan sendi tentu akan mempermudah gerakan menjadi lebih terbantu dan efisien. Hal tersebut dapat kita lihat dari penelitian oleh Hsu dan rekannya (2008) bahwa kinesio taping memliki pengaruh positif terhadap perubahan gerak scapula pada kasus impingement sendi bahu.

d. Aplikasi dasar penggunaan kinesio taping

Perekat kinesio taping dapat diaplikasikan dalam bentuk “Y”, “I”, “X”, Fan”,

“Web”, dan “Donut”. Bentuk yang dipilit tergantung dari besarnya otot yang terkena dan efek yang diinginkan.

a) Teknik “Y” adalah metode yang paling umum digunakan. Teknik ini digunakan untuk memfasilitasi otot sekitarnya (menghambat rangsangan otot). Prinsip dasar terapeutik dari perekat ini adalah mengendurkan (mengurangi ketegangan) otot disekitar otot yang direkatkan. Pengaplikasian metode “Y” herus sekitar 2 inchi lebih panjang dari otot, diukur dari origo sampai insersio.

b) Metode “I” dapat digunakan di metode “Y” untuk otot yang mengalami cedera akut, yang bertujuan untuk mengurangi oedema dan nyeri.

c) Metode “X” digunakan ketika origo dan insersio otot mengalami perubahan dan dari pola pergerakan sendi (contoh : rhomboid)

d) Metode “FAN” digunakan untuk membantu proses penyaluran limfe ke saluran utama

e) Metode “WEB” merupakan modifikasi dari metode “FAN” yang di potong, kedua ujung strip dibiarkan utuh, dengan strip yang dipotong di bagian tengah.

f) Metode “DONUT” digunakan untuk oedema khususnya untuk atlet olahraga, satu, dua, atau tiga strip di rekatkan secara ditindih (direkatkan ulang diperekat sebelumnya) dan bagian tengahnya dipotong sehingga menyerupai lubang donat, dan direkatkan langsung di area yang di obati.

e. Teknik khusus penggunaan kinesio taping

Aplikasi Kinesio taping dapat dilakukan dengan beberapa teknik, dapat dilakukan secara tunggal ataupun kombinasi tergantung kondisi dan tujuan pemasangan. Teknik-teknik aplikasi Kinesio tapinge berdasarkan letak dan tujuannya antara lain:

1) Mechanichal correction

Hal yang harus diperhatikan pada koreksi mekanik ini adalah posisi jaringan harus dalam keadaan bebas, dan bukan membuat jaringan atau sendi berada dalam posisi terfiksasi. Kinesiotaping diaplikasikan untuk memberikan stimulus pada mechanoreseptor pada jaringan atau sendi. Teknik ini dapat digunakan untuk membantu posisi dari otot, fascia, atau sendi untuk menstimulasi mechanoreseptor sehingga akan membantu tubuh beradaptasi dengan stimulus tersebut

2) Fascia correction

Fascia correction ini diaplikasikan untuk membuat fascia pada posisi yang benar, dan menjaga fascia untuk tidak kembali ke posisi yang tidak diinginkan. Teknik ini dimaksudkan untuk mengurai keterbatasan fascia secara perlahan melalui gerakan kulit dan kemampuan elastisitas dari Kinesiotaping itu sendiri.

Space corection ini diaplikasikan untuk membuat ruang lebih langsung di area nyeri, inflamasi, atau oedem. Ruang yang meningkat akan menurunkan tekanan dengan cara mengkerutkan kulit pada area cidera. Hasil dari penurunan tekanan akan menurunkan tingkat iritasi receptor kimia dan akan menurunkan nyeri.

4) Ligament/ tendon correction

Ligamen/ tendon correction ini diaplikasikan untuk membuat peningkatan pada daerah ligamen atau tendon yang dihasilkan dari peningkatan stimulasi mechanoreceptor. Stimulus ini dipercaya akan dirasakan sebagai propioceptive stimulation yang akan diinterpretasikan oleh otak sebagai tegangan jaringan yang normal.

5) Functional correction

Functional correction digunakan ketika membantu keterbatasan gerak melalui stimulasi sensoris. Kinesiotaping diaplikasikan dengan tanpa tarikan selama gerak aktif. Tegangan yang muncul dipercaya akan memberikan stimulasi pada mechanoreceptor. Persepsi stimulasi dipercaya diinterpretasikan sebagai stimulasi propioceptif yang bertindak sebagai penanda pada posisi akhir gerakan.

6) Lymphatic correction

Lymphatic corection digunakan untuk membantu mengurangi bengkak dengan cara mengarahkan cairan menuju nodus lympatik yang lebih longgar.

Hal yang perlu dipahami pada aplikasi Kinesio taping adalah derajad dari penguluran pada area target. Ada beberapa pembagian penguluran sesuai dengan teknik aplikasi yang diberikan:

b) Berat : 75% c) Sedang : 50% d) Ringan/ Paper off : 15-25% e) Sangat ringan : 0-15% f) Tidak diulur

f. Tujuan aplikasi kinesio taping

Metode kinesio taping dikembangkan berdasarkan struktur jaringan otot sebagai penggerak utama tubuh manusia. Pemasangan Kinesio taping diawali dengan mengukur lembar kinesio taping mulai 2 inci dibawah origo atau 2 inci diatas insersio otot. Pemasangan diharuskan menyesuaikan bentuk anatomis tubuh manusia. Dasar pemasangan Kinesio taping selalu diawali dan diakhiri dan diakhiri tanpa adanya tegangan dari Kinesio taping. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir rasa kurang nyaman dari aplikasi kinesio taping (Kase et. al, 2003)

kinesio taping memiliki 4 fungsi utama yaitu:

1. Supporting muscle

Kinesio taping dapat meningkatkan kemampuan otot yang lemah, mengurangi nyeri

dan rasa lelah, dan menjaga otot dari keadaan kram, ketegangan dan kontraksi yang berlebihan.

2. Melancarkan sistem sirkulasi

Kinesiotaping dapat meningkatkan sirkulasi darah dan sistem limfatik, juga

mengurangi pembengkakan yang terjadi pada jaringan. 3. Mengaktifkan sistem analgesik endogen

Kinesiotaping dapat memfasilitasi tubuh untuk melakukan Self healing dan

memproduksi zat analgesik sehingga dapat mengurangi nyeri. 4. Memperbaiki masalah persendian

Tujuan dari Kinesio taping adalah memperbaiki Range of motion dan menyesuaikan posisi sendi yang salah yang dihasilkan dari otot yang tegang.

Pada penelitian ini penulis menggunakan mechanic correction dan fungsional correction untuk meningkatkan stimulasi mechanoreceptor pada insan stroke.

Mechanoreseptor merupakan salah satu informasi yang diperlukan untuk feedback

sebuah gerakan volunter.

Aplikasi Kinesio taping cukup tiga hari karena sesuai dengan penelitian Slupik et. al (2007) , bahwa berdasarkan data electromyography (EMG) pengaruh puncak dari

Kinesiotaping setelah 24 jam akan memfasilitasi motor unit untuk dapat melakukan

kontraksi, dan akan menurun setelah 72 jam pemakaian.

Dalam dokumen TESIS KOMBINASI TEKNIK MULLIGAN (Halaman 42-48)

Dokumen terkait