• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Efek Merokok Terhadap Jaringan Periodontal

2.3.1 Mikrobiologi dan Pembentukan Plak Akibat Merokok

Merokok memiliki efek yang cukup penting terhadap mikroorganisme rongga mulut.32 Peningkatan prevalensi dan keparahan penyakit periodontal yang berhubungan

dengan merokok menunjukkan adanya interaksi pejamu-bakteri yang menyebabkan

kerusakan jaringan periodontal yang lebih luas. Ketidakseimbangan antara bakteri dan

respon pejamu dapat disebabkan oleh perubahan komposisi plak subgingiva dengan

peningkatan jumlah dan virulensiorganisme patogen, perubahanrespon pejamu terhadap bakteriataukombinasi keduanya.25

Merokok dapat menyebabkan penurunan potensi oksidasi-reduksi yang dapat menyebabkan peningkatan plak bakteri anaerob. Secara statistik, ada peningkatan yang signifikan pada proporsi bakteri gram-positif menjadi bakteri gram-negatif dalam 3 hari pada plak seorang perokok dibandingkandenganbukan perokok.25,32

Asap rokok yang dihasilkan mengandung fenol dan sianida yang memiliki sifat toksik. Secara signifikan, perokok memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi Tannerella forsythensis dibandingkan bukan perokok. Selain itu, Porphyromonas gingivalis pada subgingiva lebih dominan dalam menimbulkan infeksi pada perokok dibandingkan bukan perokok. Namun,tidak adarisiko yang relatiflebih tinggiuntuk infeksidenganbakteri ini.32 Tingkat debris dalam rongga mulutperokok lebih tinggidibandingkan dengan bukan perokok, hal ini mungkin terjadi karena perbedaan kebiasaan menjaga kebersihan mulut, peningkatan tingkat pembentukan plak, atau kombinasi keduanya. Wilson cited Torkzaban dkk menjelaskan bahwa deposit gigi pada perokok menyebabkan permukaangigi menjadi tidak rata sehingga plak gigi lebih mudah melekat pada permukaan gigi.34 Meskipun perokok memiliki lebih banyak plak dibandingkan bukan perokok, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwamerokok dapat meningkatkanperkembangan plak.32

Beberapa hasil penelitian yang kontroversial mengenai hubungan merokok dan peningkatan plak. Bergstrom dkktidak menemukan perbedaan skor indeks plak pada 285 perokok dan bukan perokok. Selain itu, peneliti tidak menemukan adanya perbedaan

kuantitatif pada tingkat pertumbuhan plak antara perokok dan bukan perokok.34

Sebaliknya, penelitian lain telah menunjukkan perbedaan komposisi bakteri pada plak subgingiva pada perokok dibanding bukan perokok.Pada sisi lain, beberapa penelitian telah gagal membuktikan adanya perbedaan tingkat akumulasi plak pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Hal ini menunjukkan bahwa jika terdapat perubahan respon mikroba pada perokok, hal itu merupakan perubahan plak secara kualitatif, bukan kuantitatif.25

2.3.2 Pembentukan Kalkulus pada Perokok

Merokok tembakau sering dikaitkan dengan peningkatan akumulasi kalkulus supragingiva dan subgingiva pada gigi. Perokok memiliki lebih banyak kalkulus dibandingkan dengan bukan perokok. Hal ini disebabkan oleh pH asap rokok yang dihirup dan terpapar dalam rongga mulut.32,34 Pembentukan kalkulus lebih banyak pada perokok juga mungkin disebabkan karena laju aliran saliva yang meningkat. Konsentrasi kalsium meningkat dalam saliva perokok. Nikotin memengaruhi kelenjar eksokrin dengan peningkatan inisial dalam saliva dan sekresi bronkus yang diikuti oleh penghambatan sekresi. Fosfat kalsium ditemukan dalam kalkulus supragingiva berasal dari saliva. Selain itu, ditemukan komponen organik berupa protein dan polipeptida. Jumlah tersebut meningkat pada kalkulus yang ditemukan pada perokok disebabkan oleh efek dari asap rokok dan perubahan pada saliva.32

Ada efek yang kuat antara merokok tembakau terhadap deposisi kalkulus subgingiva. Peningkatan kalkulus subgingiva terjadi dengan meningkatnya paparan rokok sesuai dengan banyaknya dosis yang terpapar. Ada hubungan kuat antara merokok tembakau dan kalkulus supragingiva. Pembentukan dan keparahan kalkulus supragingiva serupa antara orang-orang yang telah berhenti merokok dan yang tidak pernah merokok.34

2.3.3 Inflamasi dan Perdarahan Gingiva Akibat Merokok

Inflamasi gingiva berkembang melalui beberapa tahap dan akhirnya berubah menjadi periodontitis. Perubahan pada pembuluh darah muncul sebagai manifestasi awal inflamasi gingiva, adanya dilatasi kapiler dan meningkatkan aliran darah. Pada lesi awal, infiltrasi inflamasi juga meningkat secara klinis sehingga menimbulkan pembesaran gingiva. Hal ini diikuti dengan perubahan populasi sel dengan peningkatan jumlah limfosit dan makrofag. Lesi berkembang sebagai konsekuensi dari adanya akumulasi plak bakteri yang dapat menembus ke dalam jaringan. Meningkatnya jumlah sel dalam inflamasi kronis diikuti oleh hilangnya kolagen pada jaringan ikat yang terkena. Namun, dalam tahap ini, masih belum ada kehilangan tulang atau perlekatan jaringan ikat.34

Selain itu, merokok tembakau dapat mengurangi permeabilitas pembuluh darah perifer. Efek yang dihasilkan mungkin dikaitkan dengan tingkat menghirup asap

rokok dan penyerapan nikotin. Nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah

perifer yang merusak pembuluh darah gingiva dan mengurangi jumlah oksigen, akibatnya terjadi perdarahan pada saat probing.32,34 Nikotin dari rokok merangsang ganglia simpatik untuk menghasilkan neurotransmitter termasuk katekolamin. Hal ini memengaruhi reseptor alfa pada pembuluh darah yang pada gilirannya menyebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi yang dihasilkan oleh nikotin bertanggung jawab terhadap penurunan aliran darah gingiva.32

Perdarahan gingiva pada perokok bukan hanya disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh darah gingiva saja, tetapi mungkin juga disebabkan oleh adanya keratinisasi gingiva yang terjadi pada perokok.32

Merokok biasanya tidak menyebabkan perubahan yang mencolok pada gingiva. Perokok beratmungkin memilikiperubahan warnakeabu-abuandanhiperkeratosisgingiva, peningkatan jumlah sel keratin ditemukan pada gingiva perokok. Perubahan jaringan epitel digambarkan sebagai keratosis, hiperkeratosis dan hiperplastik. Perdarahan dari margin gingiva merupakan tanda awal terjadinya gingivitis, dan perdarahan gingiva pada

saat probing banyak digunakan dalam pemeriksaan klinis sebagai tanda dalam mengidentifikasilesiaktif dalampenyakit periodontal.32,34

Tabel 1. Efek Merokok terhadap Prevalensi dan Keparahan Penyakit Periodontal25

Penyakit Periodontal Efek yang Ditimbulkan

Gingivitis Menurunkan inflamasi gingiva dan perdarahan pada probing

Periodontitis - Meningkatkan prevalensi dan keparahan kerusakan jaringan periodontal

- Meningkatnya kedalaman poket, kehilangan perlekatan, dan kehilangan tulang alveolar

- Meningkatkan kerusakan jaringan periodontal - Meningkatkan prevalensi periodontitis

- Tingginya angka kehilangan gigi

- Meningkatkan prevalensi sejalan dengan bertambahnya jumlah rokok yang dikonsumsi per hari

Dokumen terkait