• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. PEMBAHASAN

5.1. Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dalam

Perlakuan dan Kontrol

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok ibu bersalin dan efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap sikap ibu bersalin dan yang mempunyai bayi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil uji pair-t test untuk kelompok perlakuan diperoleh nilai p=0,012, artinya terdapat perbedaan efektifitas pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan simulasi, sedangkan pada kelompok

kontrol diperoleh nilaip=0,161 (p.>0,05), artinya tidak terdapat efektifitas perubahan pengetahuan secara signifikan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah.

Pemberian intervensi simulasi seperti penyuluhan, phantom dan demostrasi ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu di Kecamatan Bilah Barat. Hal ini senada dengan penelitian Sri (2009) yang membuktikan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah terhadap pengetahuan ibu.

Penguatan pemberian metode simulasi tentang persalinan dengan penyuluhan, phantom dan demostrasi dipengaruhi oleh karakteristik responden seperti umur, pendidikan dan jumlah anak. Sebagian besar responden berumur 26 tahun (35,5%) yaitu usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar tamat SMP namun karena sumber informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan dan media elektronik dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan, sedangkan akibat umur mereka yang mayoritas muda sebagian besar mereka punya anak kurang lebih 2 anak (64,5%).

Berdasarkan penelitian di lapangan banyak ibu bersalin yang kurang mengetahui pemeriksaan kehamilan sesuai standar yaitu 5T dan kanker payudara terjadinya karena usia dan pemakaian obat-obatan serta diet yang tidak seimbang, sedangkan yang mereka ketahui adalah periksa kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan dan manfaat periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah agar ibu hamil selalu sehat, bayi yang dilahirkan sehat dan dapat mengatasi keluhan-keluhan selama hamil.

Selanjutnya setelah terpapar dengan metode simulasi yang diberikan mereka jadi tahu periksa kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan, manfaat periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan adalah agar ibu hamil selalu sehat, bayi yang dilahirkan sehat dan dapat mengatasi keluhan-keluhan selama hamil, dan persalinan aman adalah semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi, sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar yaitu 5T. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu sebelum (80,6%) dan sesudah metode simulasi (100,0%) pada kelompok perlakuan, sedangkan pengetahuan pada kelompok kontrol juga terdapat perubahan pengetahuan ibu sebelum (74,2%) dan sesudah (87,1%).

Kebiasaan seperti itu masih banyak kita jumpai saat ini khususnya mayarakat desa, mereka memandang dukun bayi tersebut sebagai hal yang wajar karena telah di lakukan secara turun-temurun dan dukun bayi itu cenderung lebih tua. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat informasi yang baik dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperolehnya dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

Senada dengan penelitian Facturahman, dan Bulkani (2006) bahwa penggunaan metode simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap upaya penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan, dengan perbedaan rerata nila 59,0 sebelum dilakukan intervensi menjadi 73,5 setelah dilakukan intervensi simulasi dan secara statistik dengan uji pair t-test menunjukkan pada nilai p=0,004 terdapat perbedaan signifikan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan intervensi simulasi, dan hasil ujipair t-testjuga menunjukkan pada nilai t=64,319 menunjukkan terdapat pengaruh metode simulasi dengan pengetahuan siswa tentang penanggulangan narkoba dan pencegahan kehamilan tidak diinginkan.

5.2 Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif sebelum dan sesudah Dilakukan Metode Simulasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada kelompok perlakuan paling banyak ibu ketahui adalah inisiasi Menyusui Dini dilakukan setelah 1 jam bayi lahir (90,3%), sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah posisi ibu untuk pemberian ASI dini adalah berbaring telentang dan setengah duduk (74,2%). Pada kelompok kontrol paling banyak mereka ketahui adalah pemberian makanan tambahan pada bayi sering mengalami penyakit diare (61,3%), sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah keuntungan menyusu dini untuk bayi adalah meningkatkan kecerdasan (77,4%).

Setelah dilakukan metode simulasi diperoleh bahwa pada kelompok perlakuan paling banyak mereka ketahui adalah inisiasi menyusui dini dilakukan setelah 1 jam bayi lahir (100,0%), sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif adalah ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri, menekan angka kematian dan kesakitan bayi dan MP-ASI adalah makanan tambahan pada bayi karena ibu tidak memiliki air susu yang cukup (22,6%). Pada kelompok kontrol paling banyak mereka ketahui adalah pemberian makanan tambahan pada bayi sering mengalami penyakit diare (83,9%), sedangkan yang mereka tidak ketahui adalah keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif adalah ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri, menekan angka kematian dan kesakitan bayi (77,4%).

Terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif sebelum (74,2%) pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol (58,1%), sedangkan sesudah (100,0%) dan pada kelompok kontrol (74,2%). Berdasarkan hasil uji pair-t test diperoleh nilai p=0,003 untuk kelompok perlakuan, artinya secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan efektifitas pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan simulasi, sedangkan pada kelompok kontrol dengan nilai p=0,134 (p.>0,05 ), artinya tidak terdapat efektifitas perubahan pengetahuan secara signifikan pada kelompok kontrol.

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) (2009) menyatakan bahwa cakupan ASI eksklusif di Indonesia baru pencapai angka 14%. Itu pun hingga sang bayi berusia empat bulan. Penyebabnya karena ketidaktahuan sang ibu atau karena minimnya sarana menyusui, khususnya bagi wanita pekerja

Belum lagi gencarnya iklan susu formula membuat sebagian kaum hawa tidak lagi memberi ASI eksklusif. Padahal peluang kematian bayi yang diberi susu formula pada bulan pertama kelahirannya 25 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif.

Peran serta petugas kesehatan atau Bidan sangat penting untuk mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Tenaga Kesehatan yang membantu proses kelahiran harus mempunyai kemampuan untuk menjelaskan pentingnya ASI eksklusif, manfaatnya bagi bayi dan Ibu serta bahaya yang mungkin terjadi bila tidak melaksanakan ASI eksklusif.

Keadaan ini memberikan gambaran bahwa intervensi simulasi sangat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan ibu dalam persalinan dan pemberian ASI eksklusif, meskipun masa evaluasi terhadap pengetahuan ibu dilakukan selama beberapa hari, karena dalam metode simulasi ini kecenderungan ibu untuk memahami tentang muatan informasi lebih mudah karena disertai dengan contoh-contoh dan alat peragaan seperti gambar. Simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada pembelajar untuk meniru satu kegiatan yang dituntut dalam pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari atau yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.

Proses simulasi ini secara aktif merangsang ibu untuk lebih fokus memahami informasi yang diberikan, sehingga tingkatan pengetahuan ibu tidak hanya sekedar tahu, tetapi sampai pada tahap analisis. Yaitu ibu mampu menjabarkan dan menganalisis keseluruhan informasi dengan keadaan yang ditemui di lapangan, dan

masa bebrapa hari sebelum dilakukan evaluasi, ibu dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar, sehingga tahapan pengetahuan ke tahap sintetis secara perlahan mulai terbentuk, sehingga ketika dilakukan evaluasi pengetahuan kembali terjadi peningkatan pemahanan keseluruhan indikator pengetahuan persalinana dan pemberian ASI ekkslusif.

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Firman (2005) menunjukkan bahwa pendidikan peer education dengan menggunakan alat peraga dan simulasi mampu meningkatkan pengetahuan siswa sebesar 68,2% dan secara statistik dengan nilai p=9,037 dengan uji-indepndent test menunjukkan terdapat pengaruh signifikan peer education dan simulasi dengan pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan reproduksi.

Keadaan ini menyampaikan informasi kepada peneliti bahwa intervensi metode simulasi tentang persalinan dan pemberian ASI eksklusif efektif meningkatkan pengetahuan ibu terkait persalinan dan pemberian ASI eksklusif, hal ini dikarenakan metode simulasi tidak hanya dilakukan satu arah tetapi juga dilakukan partisipatif. Persalinan dan pemberian ASI eksklusif merupakan wadah yang sangat penting bagi ibu untuk mengatasi kompleksnya masalah yang dihadapi oleh karena itu, ibu membutuhkan suatu upaya penanggulangan yang efektif melalui program KIA.

Menurut Sullivan (1997) peningkatan pengetahuan setelah dilakukan intervensi pendidikan khususnya dengan metode partisipatif cenderung lebih meningkat meskipun dilakukan evaluasi setelah 1 minggu, namun setelah hari ke-30, informasi

yang diperoleh tersebut hanya tersimpan sebesar 30-40 persen. Kemungkinan bahwa segala sesuatu yang pernah dipelajari masih tersimpan di dalam memori menunggu isyarat pengambilan yang benar, sebagian informasi hampir dipastikan hilang dari penyimpanan.

5.3 Efektifitas Metode Simulasi terhadap Sikap Ibu dalam Persalinan sebelum

Dokumen terkait